BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi saat ini telah banyak membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan mereka sehingga menjadi lebih mudah, cepat dan hasil yang memuaskan. Salah satu teknologi itu adalah komputer. Dalam sebuah instansi saat ini, komputer merupakan sebuah alat atau sarana yang sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dibidangnya masing-masing. Hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, karena dengan menggunakan komputer pekerjaan kantor dapat diselesaikan dengan cepat dan dengan hasil yang sangat memuaskan. Semua organisasi dalam pembangunan dan pengembangannya memerlukan informasi agar dapat memaksimalkan pengambilan keputusan, baik yang bersifat operasional maupun yang bersifat strategis untuk semua masalah disetiap fungsi manajemen. Diperlukan kecepatan dan ketepatan informasi ketika berbagai masalah berikut tingkat kompleksitasnya perlu diolah agar bisa mendapatkan solusi yang diperlukan secara efektif, efisien dan sistemik bagi setiap masalah. Seperti yang pada umumnya dipahami, peranan teknologi informasi diperlukan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan tepat tersebut. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
1
2
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, serta Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, salah satu tugas DPRD Kabupaten Bintan adalah melakukan Pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Selanjutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, menindaklanjuti dalam bentuk yang lebih operasional bahwa dalam proses penyusunan APBD, diawali dengan penyusunan RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Nota Kesepakatan KUA (Kebijakan Umum Anggaran) dan Nota Kesepakatan PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara). Nota Kesepakatan ini yang kemudian menjadi acuan Kepala Daerah dalam membuat Pedoman Penyusunan RKA SKPD yang menjadi pedoman bagi setiap kepala SKPD dalam menyusun RKA SKPD. Setelah RKA SKPD disusun kemudian dilakukan persiapan dan pembahasan Raperda APBD, serta dilakukan penyusunan dan penetapan Raper Kepala Daerah (KDH) tentang Penjabaran APBD. Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) beserta lampirannya kepada DPRD untuk mendapatkan persetujuan bersama. Sebelum proses pengambilan keputusan tersebut, DPRD memiliki tugas untuk melakukan pembahasan Ranperda APBD. Proses pembahasan dimulai dari pembahasan SKPD dengan Komisi DPRD, selanjutnya hasil Pembahasan Komisi diserahkan kepada Badan Anggaran DPRD sebagai rekomendasi untuk dibahas dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Pada proses pembahasan ini tugas Sekretariat DPRD adalah mendampingi pembahasan dan membuat laporan
3
pembahasan. Penyusunan laporan saat ini masih dilakukan secara manual dengan mencatat pada buku dan merekam pembahasan selanjutnya diputar ulang untuk disusun laporannya.
Melihat
kondisi tersebut
Sekretariat
DPRD
ingin
mengembangkan Sistem Informasi yang dapat membantu dalam proses Pembahasan APBD oleh Badan Anggaran DPRD, diharapkan dengan adanya aplikasi dapat menghasilkan laporan pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bintan, sehingga laporan dapat disusun secara cepat dan akurat serta efisien. Sehingga berdampak pada peningkatan efektifitas pekerjaan pada Sekretariat DPRD Kabupaten Bintan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul dalam penyusunan skripsi ini yaitu “APLIKASI PEMBAHASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) OLEH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KABUPATEN BINTAN” .
1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah proses pengenalan masalah. Adapun beberapa masalah yang penyusun menemukan dalam skripsi ini, antara lain : 1.
Sering terjadi keterlambatan dalam penyusunan dan pembuatan laporan hasil pembahasan pada tingkat Komisi DPRD disebabkan proses masih dilakukan secara manual.
4
2.
Kesulitan dalam penyusunan dan pembuatan laporan hasil pembahasan pada tingkat Badan Anggaran disebabkan proses masih dilakukan secara manual.
3.
Sering terjadi kesalahan dalam penghitungan perubahan plafon anggaran (bertambah atau berkurang) disebabkan karena proses pencatatan dilakukan secara manual.
1.3. Rumusan Masalah 1.
Mengapa terjadi keterlambatan dalam penyusunan dan pembuatan laporan hasil pembahasan pada tingkat Komisi DPRD?
2.
Mengapa terjadi kesulitan dalam penyusunan dan pembuatan laporan hasil pembahasan pada tingkat Badan Anggaran?
3.
Mengapa terjadi kesalahan dalam penghitungan perubahan plafon anggaran (bertambah atau berkurang)?
1.4. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud dari skripsi ini yaitu membangun suatu Aplikasi Pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bintan dengan tujuan untuk membantu petugas Sekretariat DPRD Kabupaten Bintan dalam mengolah dan memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat.
5
2. Tujuan a.
Bagi Sekretariat DPRD Kabupaten Bintan Sebagai bahan masukan dalam upaya membangun suatu aplikasi yang dapat mempermudah dan mempercepat dalam pengolahan, pengontrolan, hingga pelaporan dari data yang diinginkan dan dapat diperoleh secara cepat, tepat dan akurat.
b. Bagi Mahasiswa Untuk memperluas cara berpikir secara ilmiah sebagai bahan pembanding antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi secara nyata dan sebagai referensi untuk mengaplikasikan teori tersebut dalam penelitian.
1.5. Batasan Masalah Batasan masalah adalah proses pengenalan ruang lingkup masalah, yang bertujuan agar proses perancangan dan pembuatan aplikasi agar lebih terarah, dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun ruang lingkup masalah yang penyusun batasi, antara lain : 1.
Input data pagu awal anggaran.
2.
Input data hasil pembahasan Komisi I, Komisi II dan Komisi III.
3.
Input data hasil pembahasan akhir Badan Anggaran.
4.
Laporan data pagu awal anggaran, pembahasan di tingkat Komisi I, Komisi II dan Komisi III dan pembahasan akhir Badan Anggaran.
6
5.
Berbasis clien-server sehingga bisa diakses bersama di masing-masing Komisi.
Dan dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak membahas proses atau aktifitas lain selain dari kelima point diatas.
1.6. Metodologi Penelitian Metodologi
penelitian
merupakan
suatu
teknik
atau
cara
untuk
mengumpulkan data atau fakta yang nantinya akan dipelajari dan akhirnya sebagai bahan untuk dianalisa serta digunakan untuk memudahkan pemecahan suatu masalah. Adapun metodologi penelitian yang penyusun gunakan yaitu, metode pengumpulan data dan metode pengembangan perangkat lunak. 1.
Metode Pengumpulan Data a.
Observasi Melakukan observasi atau peninjauan tempat sebelum pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dengan mengadakan pengenalan terhadap objek skripsi, aktivitas kerja dan bahan kajian.
b. Studi Kepustakaan Melakukan pengumpulan data secara tidak langsung dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan datadata dan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. 2.
Metode Pengembangan Perangkat Lunak Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam
membangun sistem informasi ini menggunakan model Waterfall (Classic
7
Life Cycle) yang menyarankan pengembangan perangkat lunak secara sistematik dan berurutan yang dimulai dari tingkatan sistem tertinggi dan berlanjut ke tahap analisi, desain, pengkodean, pengujian dan pemeliharaan. Kelebihan dari metode ini adalah terstruktur, dinamis, dan sequential. Metode Waterfall dapat di lihat pada gambar 1.1, yang diambil oleh Adi Nugroho dari buku Object Oriented Programming With C++ tulisan Balagurusamy (1999)1 :
System Engineering Analysis Design Coding Testing Maintenance
Gambar 1.1. Diagram Waterfall (Balagurusamy, 1999)
Paradigma dari tahapan model waterfall adalah sebagai berikut : a.
Sistem Engineering Tahap dimana menentukan kebutuhan-kebutuhan bagi seluruh elemen-elemen sistem, kemudian mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan-kebutuhan tersebut bagi perangkat. Gambaran sistem merupakan hal yang penting pada saat perangkat lunak harus berinteraksi dengan elemen sistem lain seperti perangkat keras,
1
Adi Nugroho, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek [Bandung, Informatika Bandung, Jilid I, 2005], hal.125.
8
manusia dan database. Sistem Engineering mencakup kumpulan kebutuhan pada setiap tingkat teratas perancangan dan analisis. b.
Analysis Tahap dimana kita menterjemahkan kebutuhan pengguna kedalam spesifikasi kebutuhan sistem atau SRS (Sistem Requirement Spesification). Spesifikasi kebutuhan sistem ini bersifat menangkap semua yang dibutuhkan sistem dan dapat terus diperbaharui secara iterative selama berjalannya proses pengembangan sistem.
c.
Design Tahap dimana dimulai dengan pernyataan masalah dan diakhiri dengan rincian perancangan yang dapat ditransformasikan ke sistem operasional.
Transformasi
ini
mencakup
seluruh
aktivitas
pengembangan perangkat lunak serta pengujiannya. d.
Coding Melakukan penghalusan rincian perancangan ke penyebaran sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Transformasi ini juga mencakup perancangan peralatan yang digunakan, prosedurprosedur
pengoperasian,
deskripsi
orang-orang
yang
akan
menggunakan sistem, dan sebagainya. e.
Testing Merepresentasikan penginstalan perangkat lunak dalam lingkungan dengan sistem operasional. Dalam hal ini, juga dilakukan penyesuaian dengan sistem operasional yang sudah atau akan
9
berjalan guna memastikan perangkat lunak yang dibuat sesuai dengan apa yang diharapkan. f.
Maintenance Melakukan pemeliharaan atau perawatan terhadap perangkat lunak dimana kita mulai melakukan pengoperasian sistem dan jika diperlukan kita melakukan perbaikan-perbaikan kecil. Kemudian, jika waktu penggunaan sistem habis maka kita akan masuk lagi pada tahap perencanaan.
1.7. Perencanaan Jadwal skripsi Juni
Juli
Agustus
Kegiatan 1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Pengumpulan data, pemahaman cara kerja sistem, dan peralatan Analisis Kebutuhan Sistem Perancangan Implementasi Testing
1.8. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi enam bab, yaitu :
10
BAB I PENDAHULUAN, Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, perencanaan jadwal skripsi dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI, Bab ini menguraikan tentang defenisi aplikasi, defenisi Client-Server, arsitektur jaringan Client-Srever pada aplikasi Pembahasan APBD oleh DPRD Kabupaten Bintan, defenisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), konsep permodelan aplikasi, konsep basis data dan perangkat lunak yang digunakan. BAB III ANALISA SISTEM, Bab ini menguraikan tentang tujuan analisa sistem, analisa prosedur yang sedang berjalan, konsep kegiatan analisis dan tujuan kenapa langkah analisis perlu dilakukan terhadap sistem, evaluasi terhadap sistem yang sedang digunakan pada saat ini serta analisis terhadap kebutuhan desain sistem baru yang akan digunakan demi tercapainya tujuan yang sesuai dengan kebutuhan. BAB IV PERANCANGAN SISTEM, Bab ini menguraikan konsep permodelan proses sistem yang dibuat menggunakan permodelan flowmap, Data Flow Diagram (DFD), media penyimpan data Entity Relational Diagram (ERD), Tabel-tabel yang digunakan, Struktur Menu, Struktur Program, Perancangan antar muka (Interface) formform yang akan dibuat dalam aplikasi dan alasan kenapa pemodelan sistem perlu dilakukan.
11
BAB V IMPLEMENTASI
SISTEM,
Bab
ini
menguraikan konsep
pengujian sistem dan konsep pengujian program. BAB VI PENUTUP, Bab ini berisikan kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat menjadi pertimbangan lebih lanjut.
1.9. Daftar Pustaka Merupakan bahan referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.