BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Kondisi
persaingan
dunia
usaha
yang sangat
di
ketat.
Indonesia
dihadapkan
Perkembangan
di
era
pada
keadaan
globaliasi
masa
sekarang ini telah mengubah wajah dunia kearah kehidupan yang lebih instan, dinamis serta selalu mengedepankan tingkat efektifitas dan efisien yang tinggi dalam berbagai bidang kehidupan. Hal itu tidak terkecuali dengan perkembangan kebutuhan manusia yang beraneka ragam maka setiap
orang
keluarganya
dituntut
untuk
masing-masing.
dapat
memenuhi
Masyarakat
melalui aktifitas atau pekerjaaan mereka.
kebutuhan
perkotaan
pada
hidup
dan
khususnya,
Selain itu, para pengusaha
dihadapkan pada tantangan yang lebih keras di dalam menjalan kan roda usahanya
yang
bukan
saja
untuk
mendapatkan
keuntungan
seoptimal
mungkin melainkan juga untuk dapat bertahan hidup di tengah persaingan yang sangat ketat. Persiapan
penerapaan
berbagai
kesempatan
perdagangan
di
era
globalisasi berkeyakinan bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproteksi sama sekali tersebut, tumpuan perusahaan untuk tetap mampu bertahan hidup adalah pelanggan yang loyal ( Gilbert ; 2000: 178) untuk itulah,
perusahaan
dituntut
untuk 1
mampu
memupuk
keunggulan
2
kompetitifnya
masing-masing
melalui
–
upaya
upaya
yang
kreatif,
inovatif serta efisien, sehingga menjadi pilihan dari banyak pelanggan yang pada gilirannya nanti diharapkan loyal, (Griffin, 2008:33). Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan.
Tetapi
kebanyakan
perusahaan
tidak
mengetahui
bahwa
loyalitas konsumen dapat dibentuk melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari calon konsumen potensial sampai dengan advocate customers yang
akan
membawa
keuntungan
bagi
ditujukan dengan pembelian rutin,
perusahaan.
didasarkan pada
Loyalitas unit
lebih
pengambilan
keputusan ( Griffin, 2008 : 34) Loyalitas perusahaan,
pelanggan
mempertahankan
memiliki
peran
mereka
penting
berarti
dalam
sebuah
meningkatkan
kinerja
keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi
alasan
utama
bagi
perusahaan
untuk
menarik
dan
mempertahankan mereka. Usaha memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari
pelanggan
potensial
sampai
memperoleh
partners.
(
Griffin,
2008 : 36) Dengan mengetahui pentingnya atribut – atribut yang ada dalam suatu produk yang diharapkan oleh konsumen serta dengan mengetahui sejauh mana produk yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan apa yang diharapkan
pelanggan,
maka
perusahaan
diharapkan
dapat
mengetahui
3
dengan
cara
konsumennya
apa
ia
bahkan
dapat
memuaskan
sekaligus
kebutuhan
meningkatkan
dan
loyalitas
keinginan pelanggan
terutama yang berhubungan dengan makanan. Mulyaswara
(2013) melakukan penelitian mengenai atribut produk
terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Firmasnyah (2005) melakukan penelitian yang sama yaitu mengenai atribut produk terhadap loyalitas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa atribut produk silverqueen berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen Di indonesia, mie instan seringkali digunakan sebagai makanan pengganti nasi, karena makanan ini murah dan mudah ditemukan dimana-mana. Penduduk Indonesia merupakan penduduk yang rata-rata mengkonsumsi makanan pokok lebih dari satu jenis atau variatif. Di Indonesia sendiri terdapat 4 jenis makanan pokok yaitu, Nasi,Sagu,Ubi, dan terakhir mie Instan. Menurut sumber World Instant Noodle Association (WINA) 2010, Indonesia menempati urutan ke – 2 sebagai negara yang penduduknya gemar mengkonsumsi mie instant setelah China.
4
Tabel 1.1 Tabel Konsumsi Mi Instan di Dunia
Sumber : (www.financetoday.com/ 29 januari 2013) Produsen melihat hal ini sebagai peluang pasar untuk meraih untung sehingga
pasar
mie
instant
menarik
bagi
banyak
Indofood, Wingsfood, Olagafood, Nissin dan ABC
pemasar.
Tercatat
sebagai pemain di
industri ini . Tabel 1.2 Merek Mie Instan yang beredar di Pasaran Tahun 2008 Merek
Perusahaan
Indomie
PT Indofood Sukses Makmur
Sarimi
PT Indofood Sukses Makmur
Supermi
PT Indofood Sukses Makmur
Sakura
PT Indofood Sukses Makmur
5
Mie Sayap
PT Indofood Sukses Makmur
Mie Sedaap
PT Wingsfood
Selera Rakyat
PT Golongan OrangTua
Gaga 100
PT Jakarana Tama
Mie ABC
PT ABC President
Alhamie
PT Olaga sukses Mandiri
Salamie
PT Sentrafood
Sumber: www.swa.co.id/28/03/2008
Tabel 1.3 Tabel Bobot Persentase Konsumsi Mie Instan Berdasarkan Merek Merek Mie Instan
Bobot
Indomie
62,9 %
Mie Sedaap
25,9 %
Supermie
4,2 %
Sarimi
1,9 %
Mie Kare
1,4 %
Lainnya
3,7 %
Sumber: www.swa.co.id/28/06/2008
6
Indomie sudah ada di industri mie instant lebih dari 30 tahun lamanya dan telah menjadi pemimpin pasar di industri ini. Kalau kita melihat pasar mie instant di Indonesia, sudah banyak sekali pemain dalam pasar
ini,
tingkat
persaingannya
tinggi,
akibatnya
peperangan
untuk
memperebutkan pasar menjadi intens dan terbuka. Banyak pemasar mie instant yang ingin meerebut pangsa pasar pasar Indomie namun ternyata Indomie masih menjadi pemenangnya. Awal tahun 2003 tepatnya di bulan
April
2003
Wingsfood
masuk
ke
pasar
mie
instant
dengan
mengusung merek Mie Sedaap. Varian rasa yang ditawarkan adalah Mie Sedaap
goreng,
rasa
soto,
rasa
kari
ayam
dan
ayam
bawang.(
journal.unpar.ac.id/diakses 10 September 2013) Kemunculan Mie sedaap ini tampak merepotkan Indomie. Apalagi dalam hal ini, Indofood selaku produsen utama Indomie lengah dalam berinovasi produk sehingga datanglah mie sedaap yang siap menggilas kedigdayaan Indomie. Menurut sumber survei Frontier tahun 2005/2006 atau 2 tahun setelah diluncurkannya produk mie instan mengatakan bahwa saat ini penguasaan Indofood terhadap pasar mie instan menurun
dai 90 %
menjadi 75 %. Dari segi perbandingan produk antara Indomie goreng andalan Indofood sukses makmur dengan mie sedaap andalan Wingsfood diuraikan menjadi beberapa faktor:
7
Faktor Pilihan rasa PT Indofood tidak mau kalah dan tidak bisa kalah jika menyangkut hal yang satu ini. Bagaimana tidak,Indomie memiliki lebih dari 6 jenis pilihan rasa untuk Mie goreng dan 10 jenis untuk pilihan Kuah,sedangkan mie sedaap mereka masih kurang memanjakan lidah masyrakat dengan hanya 2 pilihan rasa untuk mie goreng dan 6 rasa untuk mie kuah. Faktor Harga Untuk ukuran harga mereka masih bersaing. Dari segi harga produk Indomie masih bersaing tipis dengan Mie Sedaap. Tabel 1.4 Daftar Harga per bungkus Produk Mie Instan Mie Sedaap Nama Barang
Harga
Mie Sedaap Goreng 91 gr
Rp 1300
Mie Sedaap Ayam Bawang 70 Rp 1200 gr Mie Sedaap Soto 75 gr
Rp 1200
Mie Sedaap Kari Ayam 72 gr
Rp 1200
Rata-Rata
RP 1225
8
Tabel 1.5 Daftar Harga per bungkus Produk Mie Instan Indomie Nama Barang
Harga
Mie Goreng
Rp 1500
Indomie Kari ayam
Rp 1400
Indomie Ayam Bawang
Rp 1300
Indomie Soto
Rp 1300
Rata – Rata
Rp 1375
Sumber : www. daftar-harga-biaya.ptjj.org/2012 Berdasarkan
data-data
dan
tabel-tabel
tersebut
diatas
terlihat
bahwa Indomie memang masih diunggulkan dan masih paling banyak diminati
konsumennya
konsumen
dengan
karena
produk
atribut-atribut
yang
tersebut
memenuhi
disediakan
untuk
kebutuhan konsumen
setianya sehingga akan selalu melakukan pembelian, serta loyal kepada Indomie. Hal ini bisa dilihat bahwa konsumen masih banyak dan setia mengkonsumsi Indomie meskipun banyak sekali produk-produk sejenis yang bermunculan di pasaran karena telah memberikan sesuatu yang berbeda dalam atribut Produk Mie instan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perkembangan zaman dalam hal makanan. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat mengidentifikasi secara jelas unsur mana yang berpengaruh
terhadap
loyalitas
sehingga
pembelian ulang pada produk Indomie.
konsumen
tetap
melakukan
9
Sangat disadari bahwa atribut produk akan sangat berpengaruh terhadap
loyalitas
konsumen.
Dengan
mengetahui
pentingnya
atribut-
atribut mana yang diharapkan konsumen serta mengetahui sejauh mana atribut produk yang ditetapkan perusahaan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen bahkan sekaligus dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka penulis bermaksud untuk
melakukan
Terhadap
penelitian
Loyalitas
“
mengenai
Konsumen
pada
Pengaruh
Produk
Mie
Atribut
Produk
Instan
Indomie
Goreng Di Kalangan Mahasiswa Kota Bandung ”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas maka penulis perlu
mengidentifikasi
maslah
yang
timbul.
Hal
ini
digunakan
untuk
menyederhanakan permasalahan dan memperjelas arah penelitian sesuai dengan judul
yang dikemukakan
diatas.
Permasalahan yang akan
di
identifikasi sebagai berikut: 1. Bagaimana
tanggapan
konsumen
mengenai
atribut
pada
produk
terhadap
produk
Indomie goreng di kalangan mahasiswa kota Bandung? 2. Bagaimanakah
loyalitas
konsumen
yang
ada
Indomie goreng di kalangan mahasiswa kota Bandung?
10
3. Seberapa besar pengaruh atribut produk mempengaruhi loyalitas konsumen produk Indomie goreng.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atribut produk
terhadap mahasiswa
loyalitas di
kota
konsumen Bandung
pada ,
produk
disamping
itu
Indomie
di
sebagai
kalangan
syarat
untuk
mencapai gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk
mengetahui
tanggapan
konsumen
tentang
atribut
produk
yang ada pada produk Indomie goreng di kalangan mahasiswa kota Bandung. 2. Mengetahui loyalitas konsumen yang ada terhadap produk Indomie goreng di kalangan mahasiswa kota Bandung. 3. Mengetahui mempengaruhi
dan
memahami
loyalias
seberapa
konsumen
besar
terhadap
atribut produk
produk Indomie
goreng. 1.4
Kegunaan Penelitian Adapun maksud penulis melaksanakan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai atribut produk Indomie dan pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen di kalangan mahasiswa kota
11
Bandung
yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menyusun
skripsi. 1. Kegunaan akademis Bagi perguruan tinggi dan lingkungan akademis, penelitian ini dapat
bermanfaat
bagi
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
aplikasinya dibidang Manajemen Pemasaran khususnya mengenai teori perilaku konsumen, baik motif pembelian serta pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian. 2. Kegunaan praktis a) Bagi pihak perusahaan, penelitian ini memberikan informasi mengenai atribut produk yang telah ditawarkan, apakah mampu membuat konsumen loyal terhadap produk Mie instan tersebut. b) Bagi pihak peneliti, peneliti ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penerapan pelaksanaan teori yang selama ini penulis peroleh dari bangku kuliah serta pelaksanaanya secara langsung di lapangan khusunya yang berkaitan dengan atribut produk terhadap loyalitas konsumen.
1.5
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Tujuan perusahaan adalah memasarkan produknya dengan tingkat
laba yang tinggi. Tetapi dengan adanya perusahaan-perusahaan sejenis, menimbulkan
persaingan
perusahaan. Dalam
iklim
yang
ketat
persaingan
dan
merupakan
tersebut
ancaman
perusahaan
harus
bagi dapat
12
membujuk dan menarik minat konsumen agar membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan. Pada dasarnya
pemasaran adalah suatu pertukaran nilai
antara
individu – individu maupun organisasi- organisasi. Penanganan proses pertukaran
memerlukan
pengendalian.
Disinilah
analisa,
perencanaan,
pentingnya
manajemen
pelaksanaan
pemasaran.
dan
Perubahan
dan pergeseran nilai – nilai terhadap suatu produk yang dipersepsikan oleh
masyarakat
budaya,
disebabkan
ekonomi
dan
menyebabkan tuntutan suatu
produk
atribut
yang
karena
ilmu
berkembangnya
pengetahuan
terhadap produk
mengharuskan disediakan
suatu
kepada
lingkungan
sosial,
teknologi
yang
serta
semakin tinggi.
perusahaan
konsumen
Perkembangan
menetapkan
sesuai
dengan
atribut
–
kebutuhan.
Manfaat suatu produk tersebut dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut produk. Menurut Tjiptono (2006:103) atribut produk : Unsur – unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Unsur merek,
–
kemasan,
unsur
produk
pemberian
menurut label,
Tjiptono
jaminan
(2006:103)
(garansi)
dan
meliputi layanan.
Sedangakan Kotler dan Amstrong (2008:347) mengelompokkan atribut produk dalam 3 unsur penting, yaitu produk (Produk Quality), fitur produk (Product features), gaya dan desain (style and design). Atribut
13
produk tersebut
sangat
berpengaruh
terhadap reaksi
pelanggan
dalam
pembelian suatu produk. Jeffrey Gitomer mengatakan customer satisfaction is worthless – tidak ada artinya, customer loyality is priceless – tidak ternilai, kepuasan pelanggan
menjadi
meningkat.
Dalam
generik
karena
pasar
dengan
ekspektasi tingkat
pelanggan persaingan
yang yang
terus tinggi
(Hypercompetitive) kesulitan perusahaan untuk menarik pelanggan baru membuat
pemasar dituntut
proaktif dalam
memahami
dan memenuhi
kebutuhan serta keinginan konsumen dengan baik agar pelanggan yang puas menjadi pelanggan yang setia. Menurut Farid Subhan (MarkPlus & Co) menyatakan : Dulu orang menganggap tujuan utama pemasar ialah mencapai
kepuasan
maksimal
pelanggan,
namun
tujuan
seperti itu sudah bergeser karena yang lebih penting justru loyalitas konsumen.
Menurut Oliver yang dikutip dari Ratih Hurriyati (2005:128) mengungkapkan
definisi
loyalitas
pelanggan
tersebut
adalah
sebagai
berikut: Loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalan
untuk
berlanggannan
kembali
atau
melakukan
pembelian ulang produk / jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha –
14
usaha
pemasaran
mempunyai
potensi
untuk
menyebabkan
perubahan perilaku.
Dengan sejauh
mana
Apabila
demikian, pengaruh
atribut
konsumennya perusahaan
penting atribut
produk
pengusaha
produk
terhadap
telah
ditawarkan
yang
berpengaruh dapat
bagi
terhadap
meningkatkan
loyalitas
tingkat
untuk
mengetahui
loyalitas
konsumen.
produsen
kepada
konsumen,
maka
penjualan
yang
akan
diatas
maka
memperbesar keuntungan yang diterima perusahaan. Melihat
hal-hal
yang
diamati
dan
dikemukakan
penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “ Terdapat hubungan yang
positif
antara
atribut
produk
dengan
loyalitas
konsumen”.
Berdasarkan hipotesis diatas, penelitian ini mempelajari hubungan dua variabel. Variabel pertama adalah atribut produk sebagai variabel bebas yang diberi simbol X. Variabel kedua adalah loyalitas konsumen, sebagai variabel terikat dengan simbol Y.
1.6
Metode Penelitian Metode
merupakan
cara
utama
yang
dipergunakan
untuk
mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara tersebut dipergunakan selama serta
penelitian situasi
memperhitungkan
penelitian.
Dalam
kewajaran melakukan
ditinjau penelitian
dari ini,
penelitian penulis
15
menggunakan
metode
penelitian
explanatory.
Penelitian
explanatory
menurut Zulganef (2008:11) adalah : Penelitian
yang
bertujuan
menelaah
kausalitas
antar
variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Dimana
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
membuktikan
hubungan atau pengaruh antar variabel 1.7
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah :
1.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis langsung dari responden Konsumen
Indomie Goreng dalam bentuk wawancara serta tanggapan
tertulis responden terhadap sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penelitian. 2.
Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh penulis dari beberapa sumber yang dinilai mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
1.8
Populasi dan Sampel Penelitian yang menggunakan metode survey, tidak harus meneliti
seluruh individu dalam populasi yang ada karena akan membutuhkan biaya yang besar dan juga waktu yang lama. Penelitian dapat dilakukan dengan diperoleh
meneliti dapat
sebagian mewakili
populasi sifat
(sampel), atau
diharapkan
karakteristik
hasil
yang
populasi
yang
bersangkutan. Populasi yang dimaksud disini adalah konsumen Indomie goreng di kalangan mahasiswa Kota Bandung
16
Pengertian populasi menurut Sekaran yang dikutip oleh Zulganef (2008:133) adalah : Populasi sebagai keseluruhan kelompok orang , kejadian, atau hal-hal menarik bagi peneliti untuk ditelaah. Sedangkan definisi sampel Zulganef (2008:134) adalah : bagian atau subset dari populasi yang terdiri dari anggota-anggota populasi yang terpilih. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan Non Probability Sampling. Menurut Sekaran yang dikutip Zulganef (2008:146) non probability sampling adalah sebagai berikut : Metode penarikan sampel yang dilakukan ketika unsur-unsur populasi tidak diketahui atau tidak mempunyai peluang yang sama untuk dipilh menjadi sampel. untuk
lebih
memudahkan
penulis
menetapkan
sampel,
penulis
menggunakan teknik pengambilan sampel Quota random sampling. Menurut Zulganef (2008:147) Quota random sampling adalah : Suatu bentuk pro portionate stratified random sampling dimana suatu proporsi awal ditentukan terlebih dahulu sebagai sampelnya terhadap kelompok yang berbeda berdasarkan convinience, tidak random
17
Pada penelitian ini, jumlah konsumen pengguna produk Indomie Goreng diasumsikan tidak diketahui dengan pasti sehingga untuk menghitung jumlah sampel yang dibutuhkan digunakan dengan mengacu pendapat Aaeker dan Kumar dalam dalam Arikunto, (2002 : 116 : 32) Berdasarkan pendapat tersebut apabila jumlah populasi tidak diketahai maka sebaiknya menggunakan minimal 30 responden. Oleh karena itu, penulis menggunakan sampel sebanyak 200 responden dengan populasi mahasiswa kota Bandung.
1.9
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data informasi guna penyusunan skripsi mengenai
atribut produk mie instan Indomie Goreng terhadap loyalitas konsumen, maka penulis melakukan penelitian pada konsumen kalangan mahasiswa di beberapa universitas mewakili masing-masing rayon wilayah di Kota
Bandung.
Pelaksanaan penelitian oleh penulis dari bulan Oktober 2013 sampai dengan selesai.