BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia sangat pesat, hal ini ditunjukkan dari total aset perbankan syariah, dari bulan Juni 2011 pengimpunan dana pihak ketiga sebesar dua ratus tiga puluh milyar rupiah dan pembiayaan sebesar empat ratus sebelas milyar rupiah dengan total asset sebesar empat ratus dua puluh dua milyar rupiah. Pada tahun 2012, menurut cetak biru Bank Indonesia mengenai perbankan syariah, diproyeksikan perbankan syariah akan memiliki pangsa pasar sebesar 9.3%.1 Pada umumnya, perbankan syariah merupakan salah satu alternatif untuk menyimpan uang (investasi) maupun melakukan pembiayaan/pinjaman karena praktik, produk dan jasa dengan hukum Islam.
perbankan yang ditawarkan disesuaikan
Sehingga, siapa pun dapat menjadi nasabah Bank
Syariah sepanjang dapat mengikuti persyaratan yang ada. 2 Produk-produk perbankan syariah tidak hanya ditujukan bagi orang Islam, hakikatnya untuk semua orang dan semua golongan. Terbukti dari tingginya pangsa pasar penyaluran kredit melalui konsep syariah, secara relatif yakni 2,13% dibandingkan dengan pangsa pasar total aset yang hanya 1,3% dari seluruh total perbankan di Indonesia. 3
1 2 3
http : //www.Replubika/bursa-syariah, akses tanggal 28 November 2011, pukul 10.00 WIB. Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), 45. http://www.karimconsulting.com/artikel perbankan syariah-alfi wijaya, akses tanggal 31 Mei 2011, pukul 21.00 WIB.
1
2
PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) didirikan pada tanggal 19 Juni 2010 setelah memisahkan diri (spin off) sebagai anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (BNI’46) Persero, Tbk. Sebelum beroperasi sebagai Bank Umum Syariah (BUS) yang berdiri secara independen, BNI Syariah telah beroperasi sebagai unit bisnis BNI selama 10 tahun dengan menawarkan berbagai produk perbankan syariah sesuai dengan prinsip syariah yang diatur oleh DSN-MUI Pusat (Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia). BNI Syariah saat ini melayani nasabah melalui 59 kantor cabang di seluruh Indonesia yang didukung oleh jaringan cabang, ATM, internet banking, dan call center. Seiring dengan perluasan cabang, maka salah satu cabang BNI Syariah yang berada di kota Pekalongan juga melakukan berbagai upaya untuk mengenalkan jasa perbankan, diantaranya melayani nasabah yang melakukan transaksi dalam pengiriman uang karena mayoritas nasabah di kota Pekalongan adalah wirausaha dengan ditandai banyaknya industri tekstil, jasa dan perdagangan. Mencermati potensi tersebut menjadikan pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan berusaha untuk mendekatkan diri dengan nasabah dan calon nasabah melalui pengenalan produk atau jasa perbankan yang sesuai dengan kriteria masyarakat sekitar. Salah satu produk atau jasa layanannya adalah inkaso. Inkaso merupakan jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan berupa warkat/surat berharga yang tidak dapat diambil alih atau dibayarkan segera kepada pemberi amanat untuk keuntungannya. Pada dasarnya inkaso di bank konvensional dan di bank
3
syariah tidak ada bedanya. Hanya yang membedakan adalah konsep dan biaya jasa yang ditetapkan oleh bank tersebut. Untuk mengetahui gambaran inkaso secara umum dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1.1 Mekanisme Inkaso Secara Umum Nasabah
Nasabah memberi amanat kepada bank untuk menagih melalui bank tertarik
Bank A
Bank B
Secara konsep syariah memakai konsep akad wakālah (perwakilan) yaitu aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya untuk melakukan pekerjaan jasa tertentu.4 Melihat hal tersebut, maka penulis berusaha untuk mencari tahu bagaimana penerapan akad wakālah terhadap layanan jasa bank (inkaso) ini dari tinjauan secara umum dan secara kaidah syariah yang diterapkan di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang penerapan akad wakālah dalam operasional inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan menjadi penting, sebagai penjelas perbedaan antara inkaso di bank konvensional dan bank syariah. Dengan ini penulis mengambil judul “ Penerapan Akad Wakalah dalam Operasional Inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan ”.
4
http://www.bnisyariah.co.id/lap.manajemen , akses tanggal 10 Agustus 2011, pukul 16.00 WIB.
4
B. RUMUSAN MASALAH Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana operasional inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan ? 2. Bagaimana penerapan akad wakālah pada produk inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan ?
C. PENEGASAN ISTILAH Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, untuk menghindari
kesalahpahaman dalam
menafsirkan judul penelitian,
maka penulis
menegaskan beberapa istilah. 1. Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan; pemanfaatan keterampilan dan pengetahuan baru untuk suatu kegunaan dengan tujuan khusus.5 2. Akad adalah perjanjian atau persetujuan. Sementara akad menurut istilah adalah keterikatan keinginan diri dengan keinginan orang lain dengan cara yang memunculkan adanya komitmen tertentu yang disyariatkan.6 3.
Wakalah7secara bahasa adalah al-hifdz, al-kifayah, al-dhaman dan tafwidh (penyerahan, pendelegasian, dan pemberian mandat). Secara istilah adalah pemberian kewenangan/kuasa kepada pihak lain tentang hal yang harus dilakukannya dan penerima kuasa menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas waktu yang ditentukan.
5
6 7
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka,1993), hlm.453 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 5 Ibid .
5
4.
Operasional 8 Adalah cara kerja/langkah yang digunakan untuk mengelola dan mengatur suatu usaha atau kegiatan tertentu
5. Inkaso adalah fasilitas perbankan bagi para nasabah bank untuk melakukan penarikan/penagihan warkat-warkat kliring yang diperoleh dari luar wilayah kliring bank yang bersangkutan. 9
D. TUJUAN PENELITIAN Sejalan dengan rumusan di atas, tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana operasional inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan akad wakālah pada produk inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
E. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Secara Praktis Penelitian ini disusun guna memenuhi syarat menyelesaikan program D3 Perbankan Syariah dalam memperoleh gelar ahli madya (A.Md) Perbankan Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan.
8
9
J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:PT. Kompas Media Nusantara, 2003), hlm. 149 Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah (Teori, Praktik, dan Peranannya), (Jakarta:PT. Senayan Abadi, 2007), hlm. 23
6
2. Secara Teoritis a. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. b. Untuk memberikan gambaran mengenai inkaso yang ada di BNI Syariah Cabang Pekalongan. c. Untuk mengembangkan pemikiran, kemampuan dan pengetahuan penulis yang sesuai dengan jurusan yang telah diambil sehingga dapat mempersiapkan diri dalam dunia Perbankan Syariah pada umumnya dan lembaga keuangan pada khususnya.
F. TELAAH PUSTAKA Untuk mendukung dalam penyusunan tugas akhir ini, maka penulis perlu merujuk dari beberapa buku dan hasil penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, diantaranya : 1.
Berbasis Literatur Pertama, menurut Rimsky, 10 menjelaskan bahwa inkaso adalah fasilitas
perbankan
bagi
nasabah
bank
untuk
melakukan
penarikan/penagihan warkat-warkat kliring yang diperoleh dari luar wilayah kliring bank yang bersangkutan. Kedua, menurut Adiwarman A. Karim, 11 menjelaskan bahwa di bank syariah, wakālah secara luas sebagai transaksi utama digunakan untuk transfer uang.
10 11
Rimsky K. Judisseno, Sistem Moneter....., hal. 200. Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta:Gema Insani, 2001), hal. 113.
7
Ketiga, menurut Muhammad Syafi’i Antonio,12 yang menjelaskan wakālah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan. 2.
Hasil Penelitian Terdahulu Pertama, menurut Melly Meilani, 13 menjelaskan bahwa inkaso adalah fasilitas perbankan bagi nasabah bank untuk melakukan penarikan /penagihan warkat-warkat kliring yang diperoleh dari luar wilayah kliring bank yang bersangkutan dan digunakan untuk transfer uang. Kedua, menurut Anita Dwi Rakhmawati14 memaparkan bahwa dengan adanya inkaso sebagai jasa pelayanan yang diberikan oleh PT. BNI (Persero)Tbk Cabang Mojokerto dapat memberikan manfaat besar bagi nasabah dalam penagihan warkat menjadi lebih mudah dan cepat, dan merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat. Ketiga, menurut Anomin Hidayat 15 menjelaskan, inkaso merupakan suatu bagian penagihan premi kepada pihak nasabah atau tertanggung untuk melakukan pembayaran premi yang telah jatuh tempo. Di dalam kegiatannya inkaso menggunakan media berupa warkat-warkat yang diinkasokan (cek, bilyet giro), telepos biasa atau facsimile. Penggunaan
12
13
14
15
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta:Gema Insani, 2001), hal. 120. Melly Meilani, Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Ditinjau dari Undang-Undang No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Kajian Inkaso, (Medan:Skripsi Ilmu Hukum Perdata USU tidak diterbitkan, 200), hlm. 27 Anita Dwi Rakhmawati, Mekanisme Pelaksanaan Inkaso Keluar Dalam Negeri Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Cabang Mojokerto, (Malang:TA DIII Keuangan_Perbankan UMM tidak diterbitkan, 2005), hlm. 44 Anomin Hidayat, Tinjauan Mengenai Sistem Kerja Inkaso pada PT.Asuransi Jasindo (Persero) Kanca Bandung (Bandung:DIII Manajemen-Univ. Widyatama TA tidak diterbitkan, 2008), hlm. 44
8
media ini akan menimbulkan biaya dan biaya ini dibebankan kepada pihak ketiga yang memberi amanat inkaso. Keempat, menurut Riyani Dwi Jayanti16, mekanisme inkaso bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesulitan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup yang dilakukan dengan jalan memakai jasa bank dalam penagihan warkat yang tidak dapat dijangkau tempatnya. Persamaan dari penelitian yang terdahulu dengan penelitian yang penulis teliti adalah sama-sama berkaitan dengan konsep akad wakālah terhadap inkaso. Perbedaannya terletak pada objek penelitian dan belum ada yang membahas mengenai penerapan akad wakālah dalam operasional inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan, terhadap manfaat dan kegunaan bagi nasabah itu sendiri, terkait dengan hubungan antara konsep wakālah terhadap inkaso secara umum.
G. KERANGKA TEORI Inkaso sendiri memiliki pengertian pemberian kuasa pada bank oleh perusahaan/perorangan untuk menagihkan atau memintakan persetujuan pembayaran (akseptasi) atau menyerahkan begitu saja kepada pihak yang bersangkutan (tertarik) di tempat lain (dalam/luar negeri) atas surat-surat berharga dalam rupiah atau valuta asing seperti wesel, cek, kwitansi, surat aksep (promisorry notes), dan lain-lain. 16
Riyani Dwi Jayanti, Mekanisme Inkaso dalam Perbankan Syariah (studi kasus di BSM Cabang Pekalongan, (Pekalongan:TA STAIN tidak diterbitkan, 2009), hlm. 24
9
Wakālah merupakan salah satu akad yang menurut kaidah Fiqh Muamalah dapat diterima, selain akad-akad lainnya seperti akad murabahah, akad mudharabah, akad musyarakah dan akad-akad lainnya. Secara etimologis wakālah berarti (al-tafwidh) yang diartikan pendelegasian dengan memberikan kuasa atau mewakilkan. Adapun konsep di dalam syariah, mengenai hubungan wakālah dengan inkaso di mana wakālah ialah aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya untuk menarikkan atau menagihkan warkat-warkat yang diperoleh dari luar wilayah bank yang bersangkutan. Perbedaan antara inkaso di bank konvensional dan di bank syariah adalah konsep dan biaya jasa yang ditetapkan oleh bank tersebut sesuai dengan sistem inkaso yang ditetapkan. Sistem inkaso ini merupakan sistem informasi yang digunakan untuk menangani kegiatan inkaso yang berada di Bagian Administrasi Penagihan dan Piutang. Sistem informasi ini digunakan untuk memudahkan kegiatan penulisan Laporan tentang warkat yang sudah dibayar lunas dengan kata lain untuk mengecek warkat yang sudah ditagihkan kepada para pengguna jasa inkaso. Sistem ini akan menjembatani bagian Manajemen Keuangan dengan Bagian Administrasi Penagihan dan Piutang sehingga informasi yang ada sudah diselesaikan oleh Bagian Administrasi Penagihan dan Piutang sampai ke Bagian Manajemen Keuangan dengan baik dan tepat waktu.
10
H. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) artinya data-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil studi lapangan yang mengambil lokasi di BNI Syariah Cabang Pekalongan Jl. Hayam Wuruk, Kota Pekalongan, dengan pertimbangan bagi penulis yakni lokasi strategis mudah dijangkau dan belum ada yang meneliti. 2. Pendekatan dalam Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis pendekatan kualitatif yang mempunyai tujuan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati secara alamiah.17 3. Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber data utama yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek dengan sumber informasi yang dicari. 18 Sumber data ini diperoleh dengan cara mengumpulkan dan mengolah secara langsung dari sumbernya melalui wawancara maupun dokumentasi berupa informasi dari pihak BNI Syariah Cabang Pekalongan tentang inkaso dalam perbankan syariah.
17 18
Lexy J.Moleong, Metodologi ... , hlm. 5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm 157
11
b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari pihak lain yang bertujuan menganalisis data primer. 19 Sumber ini digali melalui buku-buku profil, literatur, majalah, publikasi data dari surat kabar, dan sumber lain yang relevan dengan pembahasan masalah yang akan diteliti. 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Observasi Observasi adalah teknik atau cara-cara menganalisa dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.20Teknik ini digunakan untuk memperoleh data seperti, gambaran umum, produk-produk, sistem manajemen, dan yang lebih khusus lagi penulis mendatangi Bank untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan. b. Interview Interview adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab dan dikerjakan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan
19 20
Ibid, hlm 159 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung:Remaja Rosda Karya, 1998), hlm 193.
12
penyelidikan. 21 Penulis menggunakan metode ini untuk mendapat datadata mengenai inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan, melalui pertanyaan tentang bagaimana mekanisme atau alur kegiatan inkaso, manfaat inkaso dan data lain. Data diperoleh dari hasil interview dengan manajer, pegawai bagian operasional, nasabah dan calon nasabah serta masyarakat sekitar. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah studi mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda rapat tahunan.22 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum inkaso dalam perbankan syariah. 5. Metode Analisis Data Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode data kualitatif, setelah data terkumpul kemudian diuraikan dan dikumpulkan dengan metode induktif, yang berangkat dari fakta atau peristiwa kongkrit atau khusus kemudian ditarik suatu generalisasi yang bersifat umum. 23 Dalam metode ini konsep inkaso dalam perbankan syariah yang masih umum diuraikan dan dikaji lagi terkait khusus pada inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan.
21
22 23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research,, (Yogyakarta:Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1990), hlm. 193 Ibid Masri Mangaribuan, Metodologi Survey, (Yogyakarta:UGM Press, 1979), hlm. 37
13
I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Untuk mendapat gambaran dan informasi yang jelas tentang tugas akhir ini, maka penelitian ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut. Bab Pertama, merupakan pendahuluan. Pada bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab Kedua, merupakan tinjauan umum terhadap akad wakālah dalam operasional inkaso perbankan syariah. Pada bab ini berisi tentang landasan teori pengertian wakālah, rukun dan syarat wakālah, dasar hukum wakālah, hubungan wakālah dengan inkaso, pengertian inkaso dan operasional inkaso. Bab Ketiga, merupakan gambaran umum BNI Syariah Cabang Pekalongan. Pada bab ini berisi tentang sejarah berdiri, visi dan misi, struktur organisasi, dan produk-produk BNI Syariah Cabang Pekalongan. Bab Empat, merupakan analisis operasional inkaso dan penerapan akad wakālah di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Pada bab ini berisi tentang Operasional Inkaso di BNI Syariah Cabang Pekalongan dan Penerapan akad wakālah di BNI Syariah Cabang Pekalongan. Bab Kelima, dalam bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan atas hasil penelitian serta rekomendasi. Daftar Pustaka.