BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Seiring
dengan
mengingat kembali kehidupan,
kebutuhan
untuk
menyerap
dan
berbagai informasi dalam menjalani
khususnya
sebagai
seorang
pembelajar
sepanjang hayat, dibutuhkan kapasitas intelektual atau kecerdasan yang baik, sehingga tidak heran bila banyak orang
menempuh
kecerdasannya.
berbagai
tentang
memori,
Ilmuwan
kecerdasan
yang
intelektual
cara
pun sangat dan
untuk
tidak erat
meningkatkan
hentinya
meneliti
kaitannya
merupakan
menjalani kehidupan secara bermanfaat.
dengan
kunci
untuk
Disamping itu,
setiap orang akan mengalami berbagai persoalan dalam hidupnya
yang
dapat
menimbulkan
stres
sehingga
berpengaruh terhadap memori. Selama mampu
ini
membantu
telah
digunakan
meningkatkan
suplemen
kecerdasan
saraf
yang
intelektual,
seperti panax ginseng dan ginkgo biloba. Namun tumbuhan ini ternyata sulit didapat, dan harganya relatif mahal. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa ada tumbuhan lain yang berpotensi untuk meningkatkan fungsi memori, yaitu tumbuhan pegagan (Centella asiatica sp.).
1
2
Tumbuhan pegagan merupakan tanaman tradisional di China,
India,
Sri
Lanka
dan
Indonesia,
serta
telah
ditanam di berbagai negara berkembang lainnya. Centella asiatica
sp.
sering
digunakan
karena
diketahui
mempunyai banyak manfaat, khususnya dalam menyembuhkan luka dan stimulan otak (meningkatkan pertumbuhan otak, memperbaiki
pembelajaran
dan
memori)
dan
memiliki
toksisitas yang rendah pada manusia (Rao et al., 2005 ; Gupta et al., 2002). Efek
Pegagan
sebagai
stimulan
otak
sering
disebutkan dalam kedokteran China dan India. Centella asiatica sp. memiliki banyak efek terhadap Sistem Saraf Pusat (SSP), yaitu sebagai stimulatori, nervine tonic, rejuvenant, sedatif atau obat penenang, khususnya dalam memperbaiki memori dan intelejensi (Zheng & Qin, 2007). Pemberian
oral
menunjukkan dikaitkan
ekstrak
efek
dengan
air
C.asiatica
meningkatkan mekanisme
pada
kognitif,
antioksidan
tikus
efek
dalam
ini
Sistem
Saraf Pusat (SSP) yang dapat mencegah dan mengurangi kerusakan
akibat
pentylenetetrazole sebagai
dasar
stres (PTZ),
terapi
oksidatif sehingga
antiepilepsi
dapat untuk
diinduksi digunakan mencegah
perkembangan gangguan kognitif (Gupta et al., 2002). Penemuan ilmiah lainnya melaporkan bahwa ekstrak daun C.asiatica tidak hanya mampu memperbaiki spatial
3
learning, tetapi juga meningkatkan retensi memori pada tikus neonatal selama growth spurt period, dan efisien dalam
meningkatkan
arborisasi
dendritik
sel
CA3
hippocampus tikus. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tumbuhan pegagan memiliki efek pada learning dan memori (Rao, 2005). Penelitian fitokimia menunjukkan adanya kandungan β-karoten,
β-sitosterol,
caempferol, pentasiklik besar
campesterol,
stigmasterol, (centelloid),
yaitu
asiaticoside,
asam
saponin
flavonoid,
asiatic,
madecassoside,
kamper,
triterpenoid tetapi
asam
sebagian
madecassic,
centellasaponin,
dan
beberapa terpenoid lainnya(Inamdar et al., 1996). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
yang dilakukan Rao et al.(2005),
pengaruh jumlah
variasi
pemilihan
dosis lengan
dengan pada
adanya
dosis
yang
lebih tinggi pada uji radial maze. Tingkatan dosis yang digunakan
dalam
penelitiannya
adalah
200
mg/kgBB,
500 mg/kgBB, 700 mg/kgBB, dan 1000 mg/kgBB. Dosis 200 mg/kgBB diketahui efektif dan aman untuk penelitian
nootropik,
hasilnya
signifikan
dalam
mempersingkat waktu untuk menyelesaikan tes pada uji radial
arm
maze.
Disebutkan
pula
bahwa
pemberian
ekstrak C.asiatica 200 mg/kgBB selama periode neonatal
4
dapat memperbaiki learning dan memori pada tikus (Rao, 1999). Selain itu dosis 300 mg/kgBB ekstrak C.asiatica memiliki efek menurunkan lipid hidroperoksida (LPO) dan protein
karbonil,
yang
merupakan
produk
peroksidasi
lipid dan menjadi ukuran untuk produksi radikal bebas. Superoksida menggunakan
dismutase
mengalami juga
anion
yaitu
superoksida
peningkatan
terjadi
(SOD),
pada
yang
enzim
sebagai
signifikan.
glutathione
yang
hanya
substratnya, Hal
peroxidase
tersebut
(GPx)
yang
memproteksi sel-sel dan neuron terhadap kerusakan oleh radikal bebas (Nagaraja & Kumar, 2009). Pemberian
ekstrak
etanol
pegagan
dengan
dosis
300 mg/kg/hari selama 4 dan 6 minggu dengan maze radial delapan
lengan,
dapat
meningkatkan
jumlah
neuron
pyramidalis CA3 hippocampus pascastres listrik kronik. Namun, pemberian selama 6 minggu menunjukkan hasil yang lebih signifikan (Astari et al., 2012). Penelitian ekstrak
etanol
memperbaiki
lain
mengungkapkan
pegagan
memori
dosis
spasial
tikus
bahwa
150
pemberian
mg/kgBB
pascastres
mampu (Sari,
2012). Variasi dosis pada penelitian yang dilakukan Rao (2005) menunjukkan adanya peningkatan pada panjang dan percabangan dendrit di apikal dan basal.
5
Peningkatan apical dendritic intersection pada kelompok tikus yang diterapi dengan dosis C.asiatica 6 ml/kg selama 4 dan 6 minggu lebih tinggi yang
diberi
dosis
dibanding kelompok
C.asiatica
4
ml/kg.
Namun basal dendritic intersections pada kelompok tikus dengan dosis C.asiatica 6 ml/kg selama 4 minggu tidak jauh berbeda dengan kelompok 4 ml/kg. Paradigma
yang
paling
sering
digunakan
untuk
investigasi memori adalah Morris water maze, terutama untuk spatial learning yang menguji kapasitas hewan uji dalam
mengingat isyarat spasial yang dibutuhkan untuk
menemukan permukaan
pijakan air
dikemukakan
(platform)
(Lynch,
oleh
Porte
2004). (2008),
tersembunyi Hal
yang
memori
dibawah
serupa spasial
juga dapat
dinilai dengan Morris water maze, performa atau proses belajar tikus diindikasikan dengan memendeknya waktu yang diperlukan tikus untuk mencapai hidden platform dari hari pertama hingga hari keenam. I.2. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah
pengaruh
pemberian
ekstrak
etanol
pegagan (Centella asiatica sp.) terhadap memendeknya escape latency time pascastres listrik kronik?
6
2. Bagaimanakah pengaruh pemberian dosis 150 mg/kgBB dibandingkan 4 minggu
dengan
dosis
300
mg/kgBB
selama
terhadap escape latency time? I.3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica sp.) terhadap escape latency time pada tikus putih (Sprague dawley) pascastres listrik kronik. 2. Membandingkan efek pemberian ekstrak etanol pegagan dosis 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB selama 4 minggu terhadap escape latency time. I.4. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai efek terapetik pegagan telah banyak dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2008) mengenai efek pemberian ekstrak etanol pegagan (Centella asiatica sp.) yang dapat memperbaiki memori spasial
pascastres
norvegicus) 6
minggu.
dengan
listrik dosis
Penelitian
300
serupa
pada
tikus
mg/kgBB juga
(Rattus
selama
telah
Kusumadewi (2008), mengenai pengaruh pemberian
4
dan
dilakukan ekstrak
etanol pegagan (Centella asiatica) 150 mg/kgBB
dan
300 mg/kgBB selama 4 minggu pascastres terhadap memori
7
spasial tikus (Rattus norvegicus)
menggunakan
arm
dapat
maze
pertumbuhan
8
lengan. saraf
dan
Pegagan
arborisasi
radial
meningkatkan
neuronal,
serta
meningkatkan retensi memori (Rao et al., 2006). Pegagan memiliki efek neuroprotektif baik in vitro maupun in vivo (Bonfill et al., 2006) dan pemberian pegagan
dapat
meningkatkan
performance
and
behavior
pada anak–anak retardasi mental (Rao et al., 2005). Pegagan dapat juga meningkatkan superoksida dismutase (SOD) dan glutathione peroxidase (GPx) yang memproteksi sel-sel
dan
neuron
terhadap
kerusakan
oleh
radikal
bebas (Nagaraja dan Kumar, 2009). Pada penelitian ini dilakukan pengamatan tentang efek
protektif
ekstrak
etanol
daun
pegagan
terhadap
gangguan memori yang disebabkan oleh stres listrik pada tikus dewasa dengan menggunakan uji Morris water maze berdasarkan parameter escape latency time pada metode hidden platform test untuk mengukur proses belajar. I.5.Manfaat Penelitian Manfaat
teoritis
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui pengaruh pemberian pegagan terhadap memori. Hal ini dapat menyumbang informasi neurofarmakologis dalam bidang biomedis.
8
Manfaat menentukan
praktis dosis
yang
penelitian tepat
dalam
ini
adalah
pemberian
untuk pegagan
untuk mencegah penurunan memori yang disebabkan oleh stres kronik.