BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Gerakan reformasi pada tahun 1998 telah memicu perkembangan industri media massa khususnya Televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru (Metro, Trans, TV7, Lativi, dan Gobal) serta beberapa televisi daerah yang saat ini jumlahnya mencapai puluhan stasiun televisi lokal. Tidak ketinggalan pula munculnya televisi berlangganan yang menyajikan berbagai program dalam dan luar negeri.1 Setelah Undang-Undang penyiaran disahkan pada tahun 2002, jumlah televisi baru di Indonesia diperkirakan akan terus bermunculan, khususnya di daerah, yang terbagi dalam empat kategori yaitu, televisi publik, swasta, berlangganan dan komunitas. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia mencapai 25 juta. Kini penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi. Televisi merupakan salah satu medium terfavorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat
1
Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi, Jakarta: Kencana 2009, hal 10
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya, televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja. Kemajuan teknologi komunikasi pada saat ini mendukung proses komunikasi, seorang (komunikator) dapat berbicara dengan ribuan bahkan jutaan orang (komunikan) secara serentak dan serempak, ciri utamanya adalah keserempakan.2 Artinya suatu pesan dapat diterima oleh komunikasi yang jumlahnya relatif banyak pada saat yang bersamaan. Fenomena yang terjadi sekarang pada industri pertelevisian membawa konsekuensi pada pengelolaan stasiun televisi bersaing dengan ketat dalam menyuguhkan program-programnya yang membidik penonton dengan berbagai segmen. Para praktisi penyiaran televisi berlomba menayangkan program menarik mulai dari format hiburan : musik, drama, sinetron, film, komedi, quiz, kesenian tradisional, dan lain-lain. serta format informasi seperti : berita (kriminal, gosip), diskusi (dialog, seminar), wawancara (wawancara dengan terpidana, presiden), dan olahraga (sepak bola, tinju). Kreatifitas format program tersebut dikembangkan oleh para praktisi penyiaran televisi sesuai keinginan dan kebutuhan khalayak yaitu di produksi dengan berbagai format yang menarik seperti misalnya : variety show. Hampir semua stasiun televisi memiliki program
2
Onong Ucjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya1993, hal 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
lawak atau komedi. Program-program komedi tampaknya menjadi andalan stasiun televisi. Melalui tayangan-tayangan komedi itu ternyata menempati peringkat acara yang digemari dan menjadikan acara (rating) yang tinggi. Waktu penayangannya pun biasanya ditempatkan pada
jam padat
penonton
(primetime). Sehingga banyak pemasang iklan yang berebut untuk bisa menayangkan programnya di acara-acara komedi tersebut. Fenomena di atas tentu saja tidak dibiarkan oleh para stasiun televisi swasta yang memang memiliki orientasi untuk menghasilkan laba. Stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia pun berlomba-lomba untuk menayangkan tayangan variety show, entah di produksi sendiri atau membelinya dari rumah-rumah produksi. Tayangan variety show dengan cepat menyebar nyaris pada semua stasiun televisi. Berbagai tema pun diambil untuk dijadikan tayangan variety show. Contohnya “OVJ” di TRANS 7, “Teater Komedi” di TRANS TV, dan “Pesbukers” di ANTV. Namun sayangnya dalam program komedi tersebut banyak sekali komodifikasi kekerasan verbal yang sengaja dibuat untuk menaikan rating program
tersebut.
Komodifikasi menurut
Grame
Burton3
menyatakan
komodifikasi merupakan sesuatu dimana televisi telah disokong karena televisi merupakan cerminan dari masyarakat materialistis. Segala sesuatu bisa dikomodifikasikan oleh industri televisi dalam rangka mendukung dan menjaga eksistensinya. Pada televisi, program yang bertemakan kekerasan seolah 3
Fajar Junaedi, Komodifikasi Budaya dalam Media Massa, Surakarta: Sebelas Maret University Press2005, hal 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
menjadi trend karena kekerasan tidak lagi disajikan dalam bentuk berita kriminalitas tetapi juga menjadi keharusan pada setiap acara hiburan, baik sinetron, film kartun anak, dapat kita lihat sekarang yang sedang marak yaitu adegan kekerasan pada acara komedi di televisi. Komedi situasi adalah cerita lucu yang kelucuannya bukan saja berasal dari para pemain, melainkan karena situasi. Situasi komedi merujuk pentingnya tokoh dalam memecahkan narasi tersebut. Ciri tokoh yang membuat kita tertawa, ciri yang juga kerap menyebabkan munculnya masalah dan solusi. Kata-kata seperti: “setan lu, kambing lu, dasar bencong”, dengan mudah dapat ditemui melalui acara-acara komedi di televisi. Sekarang makin beragam dengan adanya pantun-pantun yang isinya berupa ejekan. Kata-kata itu sepertinya sepele dan mengundang tawa, tetapi dibalik itu melalui kata-kata tersebut menjadi sarana sosialisasi kekerasan verbal. Atas dasar itulah peneliti mengambil topik penelitian mengenai bagaimana kekerasan verbal yang terjadi mampu membuat masyarakat sering kali luput memperhatikan kekerasan verbal melalui komedi karena dianggap sebagai sesuatu yang tidak sungguh-sungguh. Namun disisi lain, justru karena tidak dianggap serius, kekerasan verbal itu terus dipompa, sehingga potensial menjadikan anak-anak dan remaja tumbuh dengan sikap yang tidak sensitif terhadap bentuk-bentuk penghinaan, pelecehan, dan perendahan harga diri manusia. Anak-anak dan remaja secara tidak sadar perasaan dan hati nuraninya menjadi tumpul.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Seperti di Indonesia, program acara di televisi pun semakin beragam jenisnya, salah satunya adalah variety show yang banyak di konsumsi oleh khalayak pada saat ini. Variety show pada saat ini lebih banyak dikemas dalam bentuk komedi seperti program acara “PESBUKERS” di ANTV. Pesbukers (sebelumnya Pesta Buka Bareng Selebriti) merupakan sebuah acara televisi yang ditayangkan oleh ANTV setiap Senin hingga Jumat pada awalnya, ditayangkan pada pukul 18:00 - 19:00 WIB. Acara ini pertama kali dimulai pada tanggal 25 Juli2011. Yang berisi acara yang berhubungan dengan anak gaul (ABG) dan disiarkan selama 60 menit (15 Menit sebelum Adzan Maghrib, dan dilanjutkan 3 menit kemudian setelah Iklan). Pada awalnya, Pesbukers hanya disiarkan selama 1 1/2 jam setiap hari selama bulam ramadhan yang mulanya dirintis oleh Olga Syahputra, Jessica Iskandar, Raffi Ahmad, Opie Kumis, dan Kubil yang hanya menjadi acara unggulan selama menunggu berbuka puasa. kemudian, setelah menayangkan edisi spesial lebaran, Pesbukers kini tayang selama 2 jam, mulai 28 Oktober, dan tentunya lebih variatif. PESBUKERS adalah sketsa reality, guyonan segar mereka seperti pantun jenaka dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia ANTV. Acara ini terilham dari jejaring sosial yang amat populer saat ini yaitu Facebook. Dan nama acara Pesbukers sendiri dari nama Facebooker (sebutan
untuk orang yang biasa
bermain facebook) namun dipelesetkan dan dibaca dalam
bahasa
Indonesia
menjadi Pesbukers. Menampilkan komedian-komedian ternama yang akan beraksi dalam cerita-cerita segar yang menghibur. Dalam tiap adegan akan ada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
lagu-lagu lucu (baik full atau potongan) yang dibawakan oleh Teamlo yang berkolaborasi dengan pemain lainnya. Part lagu akan menjadi mini cabaret atau drama komedi dengan sentuhan berbeda. Pengisi acara Pesbukers antara lain Raffi Ahmad, Olga Syahputra, Jessica Iskandar, Denny Cagur, Oppie Kumis, serta diisi oleh bintang tamu lainnya disetiap episodenya.
Tayangan ini pun seolah mendapat tempat dihati pemirsa, terbukti acara ini dapat bertahan dengan banyaknya program sejenis yang tayang di televisi berbeda. Acara Pesbukers mendapatkan Rating & Share yang tinggi, yaitu Rating : 1.8 & Share : 8.3.Acara Pesbukers ini juga tayang secara live setiap jam 18.00 WIB, jadi sangat berbeda dengan program
lain
yang
lebih
sering melakukan tayang tapingdaripada live. Acara Pesbukers ini awalnya dibuat untuk mengisi Bulan Ramadhan 2011 saja, tetapi karena banyak penonton yang suka dan senang dengan program ini, maka Pesbukers tetap tayang sampai saat ini.Meskipun tayangan komedi ini dikemas dengan penuh humor, komedi situasi ini perlahan menjadi bercandaan yang kasar. Hampir setiap episode tersisip adegan kekerasan, para pengisi acara memukul dengan benda yang dibentuk dari sterofoam, menempelang kepala, saling mendorong dengan pemain lain, memasukkan sesuatu kedalam mulut secara paksa, terkadang mengeluarkan kata-kata kasar untuk melecehkan lawan mainnya, serta disetiap akhir segmen terdapat adegan mendorong dan memberi pantun kepada orang yang selalu menjadi biang kesalahan dari setiap segmen, pantun tersebut berisi ejekan mengenai wajah dari orang yang “disiksa” dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
tidak lupa juga orang tersebut setelah diberi pantun kemudian disiram bedak ke kepalanya sebagai bentukhiburan agar penonton terhibur.
Seperti yang peneliti jelaskan sebelumnya, tayangan komedi situasi ini menyisipkan adegan-adegan memukul, mendorong, menendang, dan menghina. Yang seolah menjadi hal wajar untuk membuat orang lain tertawa. Kekerasan seperti ini dilegalkan dan layak untuk dinikmati oleh penonton sebagai tayangan yang lucu. Seharusnya tayangan komedi memang menghibur pemirsa dan bisa membuat tertawa, tetapi dengan cara-cara yang lebih cerdas tentu tanpa kekerasan. Selain itu kekerasan dalam Pesbukers seolah dibangun oleh para produsen acara, bahwa kekerasan adalah suatu hal tak wajar yang kemudian menjadi wajar. Kekerasan menjadi daya tarik bagi pemirsa dalam beberapa tayangan televisi.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis Program Pesbukers dengan kajian semiotik,
karena dengan kajian ini penulis berharap mampu
mendefinisikan tanda-tanda atau simbol-simbol yang digunakan oleh tayangan tersebut demi mentransformasikan pesan yang hendak diberi kepada penontonnya. Dalam program Pesbukers, banyak adegan-adegan ataupun dialog yang mengandung arti dan makna tersendiri yang apabila dikaji lebih dalam, program ini memiliki banyak kekerasan yang penonton tidak mengetahuinya. Kajian semiotik ini, mampu mengungkap keseluruhan dari isi cerita program
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Pesbukers setiap episodenya, karena dengan kajian ini seluruh isi cerita baik tersirat maupun tersurat dapat dibahasakan dengan baik.
Program Pesbukers juga sudah lebih dari sekali menerima teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Beberapa contoh teguran oleh KPI untuk Pesbukers:
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat pada 18 Agustus 2011 memberikan sanksi administratif teguran tertulis kepada ANTV. Program Siaran “Pesbukers (Pesta Buka Bareng Selebriris)” yang tayang pada tanggal 2 Agustus 2011 mulai pukul 17.00 WIB ditemukan telah melangga Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS).
Dalam episode tersebut ditayangkan kata-kata dan adegan yang memuat penghinaan, perendahan, dan/atau yang dilakukan antar tokoh. Pada 2 Agustus 2011, Olga mengeluarkan kata-kata “Pak RT baru beli musang?” sambil menunjuk ke Opie. Selanjutnya Deny juga melakukan pelanggaran yang sama dengan mengucap kata-kata: “kapan lagi saya nyuapin biawak” kepada Narji, Kemudian dalam segmen lain, Deny mengucapkan kata-kata: “jangan kebanyakan lari, ntar muka jadi varises” kepada Opie. Pada 4 Agustus 2011 juga terdapat pelanggaran yang sama, yaitu Deny mengucapkan “makan golek” makan kue cucur, lu udah jelek, muka ancur” kepada Opie. Olga juga melakukan hal yang sama kepada Jessica dengan mengucapkan kata-kata: “Gue pikir begonya di Tv doang”.Dalam tayangan tersebut, Olga juga
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
menjambak kumis Opie dengan sangat kasar dan Raffi memasukkan sesuatu ke mulut seseorang. Sedangkan dalam tayangan 3 Agustus 2011, pelanggaran sejenis dilakukan oleh Deny dengan mengeluarkan kata-kata: “muke lu kayak botol ketoprak” kepada seorang pemain serta menyebut seseorang dengan “boneka panda”
Jenis pelanggaran yang telah dilakukan secara umum terkait dengan penyangan norma kesopanan, perlindungan anak dan remaja serta penggolongan siaran. Dalam surat tertanggal 18 Agustus 2011 dan ditandatangani Dadang Rahmat Hidayat, Ketua KPI Pusat disebutkan pelanggaran di atas telah melanggar P3 Pasal 8 ayat (2), pasal 10 dan pasal 17 ayat (1) serta SPS Pasal 9 dan Pasal 39 ayat (5) huruf a.4
Program Pesbukers mendapat teguran lain pada tanggal 12 Januari 2012: Program acara “Pesbukers” yang tayang di ANTV mendapatkan teguran tertulis kedua dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat. Teguran diberikan karena ditemukan pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) pada tayangan 12 Januari 2012 pukul 18.04 WIB.
4
http://www.kpi.go.id/index.php?opinion=com_content&view=article&id=30123%3Apesbukers-antvkena-tegur-kpi&catid=14%3Adalam-negeri-umum&lang=id Tuesday, February 21, 2012 20.21 WIB
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Pelanggaran terjadi pada adegan gerakan tubuh atau tarian salah satu seorang pengisi acara (Nikita Mirzani) yang dinilai dapat membangkitkan gairah seksual. Adegan tersebut ditampilkan juga eksplotasi tubuh bagian paha.
Pelanggaran atas penayangan adegan yang dimaksud telah melanggar P3 Pasal 8, Pasal 10, Pasal 13, dan Pasal 17 ayat (1) serta SPS Pasal 9, Pasal 13 ayat (1), Pasal 17 huruf a dan c, dan Pasal 39 ayat (5) huruf a. Sebelumnya, pada 18 Agustus 2011 KPI juga telah memberikan teguran pertama pada program ini.5
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Bab IV tentang Kesopanan, Kepantasan, dan Kesusilaan, pada bagian pertama tentang kekerasan, khususnya pasal 32 menyatakan: (1) program atau promo program yang mengandung muatan kekerasan secara dominan atau mengandung adegan kekerasan eksplisit dan vulgar, hanya dapat disiarkan pada jam tayang di mana anak-anak pada umumnya diperkirakan sudah tidak menonton televisi, yakni pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan, (2) lembaga penyiaran dilarang menyajikan program dan promo program yang mengandung adegan yang dianggap di luar prikemanusiaan atau sadistis, (3) lembaga penyiaran dilarang menyajikan program yang dapat dipersepsikan sebagai mengagung-agungkan kekerasan atau menjustifikasi kekerasan sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hri dan (4) lembaga penyiaran dilarang 5
http://www.tabloidbintang.com/film-tv-musik/kabar/20861-qpesbukersq-kena-tegur-kpi-gara-garatarian-sensual-nikita-mirzani-.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
menyajikan lagu-lagu atau klip video musik yang mengandung muatan pesan menggelorakan atau mendorong kekerasan. Selain itu, isi siaran yang mendorong atau mengajarkan tindakan kekerasan atau penyiksaan terhadap binatang juga dilarang (pasal 37). Demikian halnya dengan siaran langsung pertandingan tinju dalam negeri yang dilangsungkan malam hari (pasal 39)6
Rupanya teguran dari pihak KPI tidak mempengaruhi Rating & Share, terbukti program acara komedi Pesbukers yang ditayangkan di Antv ini berhasil menyabet piala Panasonic Gobel Award 2013 kategori program komedi terfavorit pada tanggal 30 Maret 2013.
1.2
Perumusan Masalah
Televisi sebagai media massa yang cukup efektif dalam menyampaikan pesanyang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Masyarakat atau audiens yang menonton program Pesbukers akan terhibur dengan kelucuan, guyonan, pantun jenaka dan rayuan gombal tetapi di dalam kelucuan dan guyonan tersebut terdapat kekerasan dalam bentuk komunikasi verbal.Berdasarkan latar belakang diatas, studi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis semiotic. Dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tetap terarah dan fokus sehingga penelitian tidak menjadi terlalu luas
6
Sunarto, Televisi, Kekerasan dan Perempuan, Jakarta: Kompas 2009, hal 114
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
dan berkembang jauh. dapat dilihat bahwa banyak program acara yang semakin beragam. Sesuai latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dari penelitian ini adalah bagaimana Komodifikasi Kekerasan Verbal dalam Program Pesbukers di ANTV (Tanggal 04 – 08 Maret 2013) ?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Komodifikasi Kekerasan Verbal dalam Program Pesbukers di ANTV (Tanggal 04 – 08 Maret 2013).
1.4
Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Teoritis Sebagai bahan masukan pengetahuan khususnya bagi fakultas ilmu
komunikasi Universitas Mercu Buana dan Fakultas Ilmu Komunikasi lainnya di Indonesia.
Penelitian
ini
diharapkan
mampu
memberikan
sumbangan
pengetahuan dibidang komunikasi terutama pada proses penyampaian pesan media televisi dalam analisis semiotika.
1.4.2
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi industri
hiburan khususnya dalam mengemas tayangan komedi di televisi. Masukan kepada produser dan tim kreatif agar mengevaluasi dan memperhatikan isi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
tayangan dalam program komedi Pesbukers di masa yang akan datang. Serta stasiun televisi ANTV lebih memperhatikan program yang mereka tayangkan agar sesuai dengan standar program siaran yang sudah ada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/