22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komunikasi tidak jauh dari perkembangan teknologi komunikasi yang berdampak pada cara berkomunikasi. Semua berawal saat kita mengenal media sebagai pemberi informasi. Sebagian orang dapat menikmati media dengan surat kabar, radio, televisi dan telepon dalam memenuhi kebutuhan. Kita disuguhkan dengan media nirkabel, yaitu internet yang dikemas dengan berbagai macam jenis media. Menurut Mcluhan (1964) dengan bukunya Understanding Media mengemukakan bahwa: Teknologi komunikasi memainkan peranan penting dalam tatanan sosial dan budaya baru membawa perubahan dari media cetak ke media elektronik. Ada tiga bagian penting dari konsep ini, yaitu sebuah bentuk baru organisasi sosial yang muncul ketika media elektronik mengikat seluruh dunia dalam satu tatanan. Kondisi ini akan membawa perubahan proses distribusi pesan, bentuk media baru mentransformasi pengalaman individu dan masyarakat tentang pesan media, media telah memperpendek pandangan, pendengaran dan sentuhan melalui ruang dan waktu (Tamburaka, 2013). Definisi di atas memberikan pandangan bahwa teknologi komunikasi juga mengubah cara berkomunikasi bagi tiap individu. Secara garis besar media baru membawa pengaruh pada cara
kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan
menggunakan media. Media ikut campur tangan dalam kehidupan saat ini. Perubahan cara berkomunikasi tidak hanya pada interaksi, namun juga dalam mendapatkan informasi dan mencari kesenangan bagi masyarakat.
23
Teknologi komunikasi membawa perubahan pada cara berinteraksi maupun berkomunikasi. Salah satunya dengan komunikasi bermedia. Komunikasi bermedia adalah penggunaan pesan elektronik untuk menciptakan makna. Komunikasi bermedia kita membuat perbedaan antara komunikasi massa dan komunikasi melalui komputer. Komunikasi massa adalah proses di mana komunikator profesional menggunakan teknologi untuk berbagi pesan melalui jarak yang jauh untuk mempengaruhi khalayak yang besar. Komunikasi dalam Internet disebut sebagai computer mediated communication (CMC). Menurut Shaff, Martin dan Gay mendefinisikan computer mediated communication atau CMC sebagai interaksi antar manusia dengan menggunakan komputer berjaringan Internet. (Pearson, 2006: 267) Internet sudah menjadi kebutuhan manusia akan komunikasi melebihi kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan fisik akan makanan, pakaian maupun kebutuhan dasar lainnya. Internet merupakan media yang digunakan oleh semua orang tanpa memandang usia dan pendidikan. Orang-orang muda, yang berpendidikan lebih sering mengakses internet karena merupakan sumber informasi yang tak terbatas. Ada sesuatu yang menarik, orang lebih sering menggunakan internet, untuk melakukan aktifitas sehari-hari, mulai untuk mencari informasi, berita, melakukan bisnis dengan berbagai kalangan, melakukan transaksi, dan kegiatan lainnya. Menurut Miller, CMC adalah saluran interaktif yang memungkinkan pengguna untuk aktif dan terlibat dalam komunikasi dua arah. CMC mendukung berbagai macam situs yang terakomodasi melalui web di Internet, seperti situs berita, situs perbankan, dan situs media sosial atau social media. (Pearson, 2006:
24
267). Contohnya, ketika mengirim e-mail kepada orang lain, maka orang tersebut akan langsung dapat merespon pesan, ketika terlibat dalam sebuah obrolan online, maka orang lain dapat berinteraksi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan atau menanggapi pernyataan yang dikirim, aplikasi yang lebih canggih bahkan dapat digunakan untuk memfasilitasi diskusi tatap muka melalui internet. Situasi ini, komunikasi menjadi interaktif. Internet merupakan jaringan komunikasi tercanggih dan digemari saat ini. Intensitas adalah bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer (dengan berbagai varian manfaat), televisi, radio, dan telepon. Internet kemudian berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, tetapi juga mampu menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas materialitis yang tercipta dalam dunia maya. Internet juga sebagai salah satu yang dapat mengakses melalui perangkat mobile seperti smartphone, laptop (notebook), dan perangkat non handphone lainnya. Internet yang biasa diakses secara mobile atau lebih dikenal dengan sebutan internet mobile telah menjadi bagian hidup sehari‐hari. Teknologi ini memungkinkan kita melakukan berbagai aktivitas seperti, chatting, mengakses jejaring sosial, games, music, video, video call bahkan untuk mencari atau memuat berbagai informasi dengan lebih efisien. Secara garis besar kemajuan teknologi komunikasi memberikan keuntungan bagi masyarakat, terutama pada para pelajar. Karena mempermudah mencari tugas, menambah wawasan dalam informasi, berkomunikasi jarak jauh. Jumlah pengguna internet mobile merupakan faktor utama meningkatnya jumlah netter yang mengakses internet via ponsel. Gabungan ponsel dengan
25
komputer bergerak, menjadi pilihan individu maupun masyarakat. Kemudahan yang diberikan smartphone membuat individu maupun masyarakat bebas melakukan apapun dengan aplikasi-aplikasi yang diberikan oleh media baru ini. Berikut adalah pengertiannya : “Smartphone adalah sebuah telepon seluler dengan aplikasi dan akses internet. Smartphone menyediakan layanan suara digital, serta pesan teks, e -mail, web-browsing ,dan kamera, video, MP3 player dan video dan bahkan menonton TV. Selain itu, smartphone dapat menjalankan aplikasi, mengubah ponsel menjadi komputer bergerak” (http://www.pcmag.com). Definisi di atas tidak jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya bahwa smartphone merupakan gabungan dari telepon dan komputer, memiliki fitur yang canggih dengan berbagai layanan internet, mudah dibawa kemana saja, dimana pun dan kapan pun. Adanya jaringan internet maka dengan smartphone mampu membuka seluruh jendela untuk mendapatkan dan mencari informasi, video, foto, layanan jejaring sosial dan lainnya tanpa diketahui oleh siapapun, baik keluarga maupun orang tua. Singkatnya smartphone menjadi masa depan pada teknologi seluler saat ini, karena menawarkan berbagai fitur yang multifungsi. Pelajar merupakan pengguna internet aktif, dengan meliputi kelompok usia 10 – 19 tahun dari 43,5 juta anak-anak dan remaja. Temuan tersebut merupakan studi pendukung UNICEF dengan program Digital Citizen Safety dan dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Sekitar 80% anak-anak dan remaja menggunakan internet untuk mencari data dan informasi, khususnya tugas-tugas sekolah, bertemu teman online sebesar 70% melalui media sosial, mengklik musik sebesar 65% dan situs video sebesar
26
39%. Banyak anak dan remaja juga menggunakan komputer (69%), laptop (34%) untuk mengakses internet dan menggunakan smartphone (52%). Kepemilikan smartphone di Indonesia juga dua kali lipat antara tahun 2012 dan 2013 menjadi 24% (http://www.unicef.org). Berdasarkan temuan tersebut bahwa penggunaan smartphone semakin meningkat dikalangan pelajar. Peningkatan kesadaran pelajar akan penggunaan smartphone juga sebaiknya diawasi agar pelajar berhati-hati. Penelitian berikut yang dilakukan oleh Yahoo dan Mindshare tentang pengguna smartphone di Indonesia. Survei yang dilakukan pada pertengahan tahun 2013 tersebut, terdapat 41 juta orang yang memiliki smartphone. Segmen anak muda masih menjadi basis kuat perangkat pintar ini. Sebanyak 39%, alias terbesar dalam survei, penggunanya adalah anak muda di kisaran usia 16 sampai 21 tahun, mengingat anak muda adalah segmen yang amat adaptif terhadap teknologi baru (http://www.the-marketeers.com ). Informasi di atas setidaknya sudah memberikan kesimpulan bahwa pelajar saat ini aktif dalam menggunakan smartphone. Hal ini dikarenakan smartphone merupakan alat yang mudah dibawa, dan tidak merepotkan bagi penggunanya, serta merta menawarkan fitur yang multifungsi sesuai dengan selera dan gaya hidup anak muda. Riset TRU yang dikutip oleh Reuters bahwa: Smartphone digunakan di rumah untuk mengerjakan tugas sekolah oleh 39% pelajar berusia 11-14 tahun, 31% responden mengerjakan tugas pada tablet, sedangkan 65% menggunakan laptop. Penggunaan sejumlah perangkat tersebut lebih rendah di sekolah, dengan 31% siswa mengatakan menggunakan laptop,
27
18% bekerja dengan tablet dan 6% memakai perangkat smartphone. Survei yang dilakukan terhadap 1.000 siswa ini menunjukkan bahwa penggunaan smartphone meningkat sesuai umur, naik dari 42% untuk siswa kelas VI sampai 57% untuk siswa kelas delapan (http://www.cuplik.com). Penelitian tersebut mewakili bahwa para pelajar sudah banyak menggunakan smartphone. Sama halnya dengan penelitian Pew Research Centre yang menunjukkan bahwa pengguna smartphone semakin meningkat dan dilakukan pada 2.252 pelajar Amerika pada tahun 2013. Gambar 1.1 Kepemilikan Smartphone di Amerika Tahun 2013.
Sumber : Pew Research Center’s Internet & American Life Project
Penggunaan smartphone yang semakin berkembang di kalangan pelajar, menimbulkan berbagai pertanyaan termasuk dalam penelitian ini tentang penggunaan smartphone terhadap perilaku di kalangan pelajar. Apa yang didapat oleh pelajar, sejauhmana pelajar mencari kebutuhan pada smartphone dan apa yang mendasari penggunaan smartphone tersebut. Adapun salah satu informasi yang dilakukan oleh www.ictwatch.com mengenai smartphone yang menyatakan, bahwa pelajar Amerika sudah tidak suka untuk bertatap muka dalam berkomunikasi. Saat ini generasi muda kian terbiasa dengan komunikasi menggunakan teks melalui email, layanan pesan instan, atau telepon. Menurut Pew Research Center, sebesar 95% pelajar di Amerika Serikat saat ini sudah online. Dari jumlah itu,
28
sebanyak 63% lebih suka berkomunikasi menggunakan pesan teks seperti email, SMS, layanan chatting, atau social media. Bahkan komunikasi dengan telepon pun sudah dianggap primitive oleh mereka, dengan fakta sebanyak 20% dari mereka malas menelepon. Memang hal ini masih terjadi di negara maju seperti Amerika. Namun bukan tidak mungkin akan merambah ke Indonesia juga (http://ictwatch.com). Penelitian
Smallwood
(2006)
menyatakan
bahwa
pelajar
mampu
menghabiskan waktu menggunakan internet lebih dari 4 jam per minggunya. Persentase 85% digunakan untuk bermain game, 80% untuk email dan 60% untuk IM, berbagai alasan yang ditemukan dengan berbagai dampak. Smartphone digunakan untuk menjalin hubungan dan bersosialisasi dengan berbagai kalangan, baik hubungan keluarga semakin dekat jika salah satu keluarga jauh, hubungan pertemanan, hubungan romansa dan hubungan dengan orang yang baru dikenal. Dampak positif dalam berinternet adalah 92% pelajar hanya sekedar menyapa teman dan 88% untuk merencanakan menghabiskan waktu bersama teman. Dampak negatif juga bisa terjadi yaitu dengan 60% bisa melakukan kegiatan penipuan, 42% menceritakan yang tidak seharusnya diceritakan kepada orang lain, dan 24% saat bersedih atau putus dengan seseorang. Chassin (2008) dalam penelitiannya bahwa cara memandang karakter dari remaja adalah dengan memperbolehkan mereka untuk memahami dan bertanggung jawab pada resiko dari sikap diri mereka sendiri : meningkatkan sensitifitas untuk hal-hal yang berguna, fokus pada teman dan sosial yang berguna dan bermanfaat, berkedewasaan dan proses untuk mengatur diri sendiri,
29
meningkatkan kemungkinan resiko dan keingintahuan serta kesulitan dalam mengendalikan mood . Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2007:26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Para pelajar memiliki perkembangan yang dianggap sebagai masa badai topan karena mereka ingin memiliki kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Pelajar merupakan remaja yang sedang berada di dalam krisis identitas, cenderung mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba halhal baru, mudah terpengaruh dengan teman-teman sebayanya (peer groups), dan juga mulai suka memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan (Sarwono, 2004: 24). Perkembangan smartphone yang cukup pesat disertai minat yang besar, dapat memberikan hasil yang baik maupun buruk bagi mereka, tergantung dari aktivitas online yang mereka lakukan sewaktu mereka mengakses internet. Semua baik dan buruk juga tergantung dengan lingkungan pelajar yang nantinya juga akan mengubah perilaku pelajar terhadap smartphone. Walgito (2003) perilaku yang berlaku pada individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan, baik itu stimulus eksternal maupun internal. Perilaku dapat diobservasi, baik secara langsung seperti tertawa, minum dan sebagainya maupun secara tidak langsung seperti pikiran dan perasaan, perilaku juga terbentuk dari lingkungan.
30
Lain halnya menurut Notoadmodjo (2003) perilaku adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: bekerja, kuliah, membaca, menulis dan sebagainya. Dan dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas yang diamati langsung maupun yang tidak langsung oleh pihak luar. Perilaku tidak timbul dengan sendirinya, namun kegiatan yang diamati langsung maupun tidak langsung. Beberapa pendapat maupun penelitian di atas menjadi perhatian peneliti untuk melakukan penelitian pada pelajar pengguna smartphone dan peneliti merasa sangat tertarik untuk meneliti kehidupan para pelajar pengguna smartphone. Meningkatnya para pelajar pengguna smartphone menjadi perhatian peneliti, karena banyaknya aplikasi maupun fitur smartphone serta apa yang mereka dapatkan melalui smartphone tersebut. Alasan peneliti melakukan penelitian terhadap pelajar di SMA Negeri I Medan, menurut observasi selain SMA Negeri I menjadi salah satu sekolah favorit di kota Medan juga umumnya pelajar SMA Negeri I Medan memiliki tingkat perekonomian diatas rata-rata, dimana letak lokasi yang strategis di pusat Kota Medan. Secara signifikan menunjukkan bahwa hampir keseluruhan siswa-siswi SMA Negeri I sudah menggunakan smartphone. Smartphone seakan telah menjadi predikat “must have” bagi siswa-siswi di sekolah tersebut. Smartphone telah menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Bahkan terkadang pelajar kurang bijaksana dalam pemakaian smartphone. Baik dalam penggunaan waktu saat pemakaian, penggunaan uang untuk kebutuhan smartphone dan penggunaan smartphone itu sendiri yang tidak dimanfaatkan sesuai dengan fasilitas yang ada
31
di smartphone. Sebagai contoh, dalam hal penggunaan waktu, waktu yang dimanfaatkan oleh para siswa untuk beraktivitas dengan smartphone yaitu mulai dari pagi hari hingga malam hari. Pada umumnya mereka melakukan aktivitas sms, telepon, internetan. Dan kegiatan- kegiatan tersebut telah menjadi semacam rutinitas sehari-hari. Sehingga jika tidak beraktivitas dengan smartphone satu hari saja seakan ada sesuatu yang hilang dan berbeda. Dari observasi peneliti banyak diantara para siswa menggunakan waktu-waktu penting mereka sebagai pelajar untuk kegiatan menggunakan smartphone misalnya : ber sms pada saat jam-jam belajar, bersosial media pada saat guru menjelaskan dan sebagainya. Hal tersebut cenderung karena merasa bosan dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru, atau guru yang mengajar menyebalkan serta membosankan. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul komunikasi bermedia penggunaan smartphone terhadap perilaku pelajar di SMA Negeri I Medan.
1.2 Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana penggunaan smartphone di SMA Negeri I Medan ? 2) Bagaimana perilaku pelajar pengguna smartphone di SMA Negeri I Medan ? 3) Sejauhmanakah hubungan penggunaan smartphone terhadap perilaku pelajar SMA Negeri I Medan ?
32
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan mengurai apa yang akan dicapai dan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain yang berhubungan dengan penelitian tersebut, yaitu : 1) Untuk mengetahui penggunaan smartphone SMA Negeri I Medan. 2) Untuk mengetahui perilaku pelajar pengguna smartphone SMA Negeri I Medan. 3) Untuk mengetahui hubungan penggunaan smartphone terhadap perilaku pelajar SMA Negeri I Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah : 1) Secara akademis diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan kajian ilmu komunikasi khususnya dalam bidang perkembangan teknologi komunkasi. 2) Secara teoritis diharapkan penelitian ini dapat membantu membuka wawasan pembaca dalam penggunaan smartphone untuk kegiatan positif. Penelitian ini dapat mejadi acuan literatur bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan smartphone maupun tentang teknologi komunikasi. 3) Secara praktis penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam penggunaan smartphone sebagai salah satu teknologi komunikasi kearah yang positif.