DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
DINAMIKA
BAHASA MEDIA TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
i
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terbit sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ii
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
DINAMIKA
BAHASA MEDIA TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
ARON MEKO MBETE, MADE JIWA ATMAJA, I MADE SUJAYA , I WAYAN PASTIKA, I KOMANG SULATRA, NI MADE DHIANARI, NI PUTU SRI MAHAYANI
EDITOR PROF. DR. I WAYAN PASTIKA, M.S.
UDAYANA UNIVERSITY PRESS 2013
iii
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
DINAMIKA
BAHASA MEDIA TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR Penulis Aron Meko Mbete, Made Jiwa Atmaja, I Made Sujaya , I Wayan Pastika, I Komang Sulatra, Ni Made Dhianari, Ni Putu Sri Mahayani Editor Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. Cover & Ilustrasi Repro Lay Out Putu Mertadana Diterbitkan oleh Udayana University Press Kampus Universitas Udayana Denpasar Jl. P.B. Sudirman, Denpasar - Bali, Telp. 0361 255128 Fax. 0361 255128 Email:
[email protected] http://penerbit.unud.ac.id Cetakan Pertama 2013, xvi + 225 hlm, 15 x 23 cm ISBN: 978-602-7776-27-2 Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang : Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
iv
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
PRAKATA
B
uku bertajuk “Dinamika Bahasa Media” ini menguraikan variasi bahasa media dari tiga jenis media massa: televisi, surat kabar, dan internet. Variasi bahasa media penting dibahas mengingat perkembangan media massa dewasa ini sangat pesat, baik dilihat dari keberagaman isi maupun sarana teknologi yang menunjangnya. Media massa mempunyai peran yang sangat penting dalam memberi informasi kepada masyarakat dan sekaligus dapat menggiring pandangan mereka terhadap suatu persoalan, walaupun sesungguhnya fungsi media massa adalah menguraikan fakta dan kenyataan kepada masyarakat dan menyampaikan pendapat publik tentang suatu persoalan. Namun, harus diakui bahwa media juga mempunyai ruang untuk menyampaikan pandangannya terhadap fakta atau persoalan yang sedang terjadi, misalnya melalui ruang Tajuk Rencana. Dalam ruang semacam ini, ulasannya tetap saja harus disampaikan secara objektif, berimbang, bertanggung jawab dan beretika. Bahasa pengantar yang digunakan oleh media massa bukan semata-mata diperlakukan sebagai alat penyampai pesan, tetapi juga sebagai ciri kekuatan verbal media itu. Media massa yang berkualitas tidak hanya dilihat dari isi pesan atau informasi yang disampaikan, tetapi juga menyangkut bagaimana informasi itu disampaikan. Media massa yang menggunakan bahasa acak-acakan akan dianggap media yang tidak berkualitas, sementara media yang mampu menyampaikan pesan dengan bahasa yang teratur: mengikuti aturan tata bahasa, bertata krama sosial,
v
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
menyampaikan pesan secara jelas dan sederhana, memiliki sudut pandang terhadap informasi yang disampaikan, akan dianggap media yang berkualitas. Namun, dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, khususnya di Indonesia, ada gejala pada sebagian media massa khususnya media televisi, radio dan intenet kurang menaruh perhatian pada pengembangan jatidiri bahasa Indonesia. Para pegiat atau pengakses media tersebut kurang memperhatikan unsur-unsur linguistik dan kesantunan berbahasa. Unsur-unsur bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, banyak dicampur ke dalam bahasa Indonesia, meskipun unsur-unsur asing tersebut ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Dalam hal kesantunan, acapkali kita mendengar ungkapan-ungkapan bernuansa kasar dalam bentuk umpatan, pelecehan dan hinaan; sementara bahasa verbal dan nonverbal yang mengandung makna cabul juga tidak kalah beraninya. Semua itu disajikan pada saat anak-anak sekolah meluangkan waktunya untuk menyaksikan acara televisi. Semua aspek ini akan dibahas dalam tujuh bab buku “Dinamika Bahasa Media” ini, yang secara ringkas dipaparkan di bawah ini. Dalam Bab I dibahas “Media sebagai Sarana Pengembangan dan Pembinaan Bahasa” oleh Aron Meko Mbete. Tajuk ini menguraikan secara komprehensif peran media massa baik media cetak maupun media elektronik dalam menjadikan bahasa sebagai sarana verbal tidak hanya untuk menyampaikan informasi tetapi juga untuk memengaruhi masyarakat berdasarkan ideologi yang dianut media tersebut. Dalam kegiatan tersebut tidak jarang sebuah media dapat berperan positif atau negatif dalam pengembangan bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa Indonesia baik dilihat dari mutu pemakaian maupun peningkatan jumlah penggunanya tidak dapat dilepaskan dari peran positif media. Kemunculan kosakata baru, misalnya, canggih, nirlaba, dirumahsakitkan, dipolisikan, digadang, pengembang, keberlanjutan, tahun jamak, dana talangan, dan sebagainya tidak terlepas dari peran media setelah diketahui bahwa sebagian mesyarakat menggunakan istilah asing. Namun, ketika jumlah dan variasi media cetak (surat kabar dan majalah), media elektronik (radio dan televisi), dan teknologi informasi komunikasi (internet)
vi
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
semakin meningkat dan canggih, perkembangan bahasa Indonesia agak sulit dikendalikan karena tiap-tiap media mempunyai kebijakan kebahasaan yang tidak selaras. Untuk jenis media internet hampir tidak mungkin dilakukan pengendalian bahasa karena akses dapat dilakukan secara pribadi. Namun, pengaruh media internet ini sangat besar karena terjadi interaksi langsung antara pengguna internet dan program yang diakses; lihaat, misalnya, media jejering sosial surat elektronik atau secara popular dikenal email (dalam bentuk mailing list), Facebook, Twitter, Kaskus, dan sebagainya. Mereka memiliki kecenderungan memberi peluang terlalu besar pada bahasa nasional yang dicampur bahasa asing. Pada dua jenis media massa pertama, gejala semacam ini sesungguhnya tidak merupakan ancaman yang merisaukan apabila terjadi pada ranah hiburan, misalnya, sinetron, lawakan, obrolan dan sejenisnya. Variasi bahasa campuran akan menjadi ancaman besar bagi perkembangan bahasa Indonesia apabila menjadi kebiasaan setiap pegiat media dan tokohtokoh masyarakat yang sering tampil di media. Salah satu contoh yang sangat mengancam perkembangan bahasa Indonesia adalah penggunaan kata kami. Di media televisi sering dapat saksikan seorang pewawancara dan yang diwawancarai menggunakan kata kami, padahal yang dimaksud adalah kita. Kata ganti kami adalah kata ganti orang pertama jamak ekslusif, yang artinya, lawan bicara tidak terwakili. Sebaliknya, kata kita adalah orang pertama jamak inklusif, yang artinya, lawan bicara ikut terwakili. Selanjutnya, tajuk “Isi dan Misi Media Massa” pada Bab II yang ditulis oleh Made Jiwa Atmaja menjelaskan secara menarik tentang dualisme kepentingan dari pengelola media. Di satu pihak media massa seperti surat kabar, majalah, televisi dan radio dibangun atas dasar suatu idealism tertentu, misalnya, media penegak demokrasi, media mencerdaskan masyarakat, ideology agama dan budaya, san sebagainya. Di pihak lain, sebuah media harus bisa menghasilkan keuntungan ekonomi sehingga modal uang dan SDM dapat tumbuh dan berkembang. Para pekerja media: pemimpin redaksi, editor, wartawan harus tunduk pada kebijakan yang ditetapkan oleh media tempatnya bekerja, walaupun para pegiat media tersebut
vii
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
juga memiliki idealisme jurnalistik. Mereka melaksanakan tugas dengan menampiilkan fakta atau kenyataan secara deskriptif tanpa memasukkan pandangan pribadi dan tidak berpihak pada kekuatan tertentu yang menguntungkannya. Deskripsinya juga harus bercirikan bahasa yang satun, memenuhi kaidah kebahasaan baik secara gramatikal maupun leksikal, tanpa kehilangan ciri kejurnalistikannya: singkat, padat, lugas, sederhana, menarik, jelas dan tipografis. “Dinamika Redaksional dan Etika Komunikasi Media Massa” merupakan tajuk berikut yang ditulis oleh I Made Sujaya. Bab III ini menjelaskan informasi atau berita yang digali oleh reporter di lapangan dan kemudian ditulis oleh wartawan tidak serta merta dapat langsung dimuat atau disuguhkan kepada masyarakat. Diperlukan kerja penyuntingan oleh seorang wartawan senior yang menduduki posisi editor atau redaktur. Dia bertanggungjawab pada tiga hal ketika tulisan wartawan disunting: bahasa, teknik penyajian, dan isi atau materi berita. Sebuah berita harus memiliki ciri kejurnalistikan baik standar yang berlaku umum maupun standar internal yang berkaitan dengan gaya dan kekhasan media bersangkutan. Dia juga bertugas menghilangkan unsur-unsur yang bernuansa kebohongan, fitnah, pelanggaran hukum, dan menjaga etika masyarakat. Dalam soal bahasa, misalnya, pengggunaan atau tanpa penggunaan kata sapaan “pak” atau “bapak” antara satu media dengan media yang lain dapat merupakan satu pilihan yang menunjukkan sikap media itu. Kata sapaan “Pak Harto” yang digunakan oleh editor Media Indonesia pada judul bertitanya “Pak Harto Berpulang” (28 Juni 2008) ketika memberitakan kematian mantan Presiden Suharto mengandung makna ilokusi yang berbeda dengan sapaan “Suharto” yang digunakan oleh editor Kompas pada perisiwa itu. Secara sosiolinguistik dapat ditapsirkan bahwa sapaan dengan “Pak” mengandung rasa hormat karena orang itu mempunyai posisi sosial yang tinggi di masyarakat, sementara sapaan dengan nama diri saja tanpa “Pak” mengandung pesan bahwa setiap orang diperlakukan sama, sehingga pesan itu juga menjaga perasaan orang biasa. Mulai Bab IV kajian bahasa media lebih menukik pada
viii
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
persoalan kebahasaan di media cetak yang dalam bab ini dikhususkan pada analisis kesalahan bahasa dan juga kekhasan variasinya. Bab ini bertajuk “Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia Media Cetak Nasional Terbit di Bali” ditulis oleh I Wayan Pastika. Ada dua belas jenis kesalahan yang ditemukan dalam bahasa media cetak: struktur kalimat, kehematan, kohesi, ejaan, pilihan kata, ketepatan makna, pola pikir, struktur paragraph, struktur morfologi, penulisan data dan fakta, penggunaan ragam lisan, dan penulisan judul. Tiga jenis kesalahan yang paling tinggi terjadi pada struktur kalimat, kehematan dan kepaduan tulisan. Maksud wartawan dan editor media adalah menyampaikan informasi secara singkat, jelas, lugas, dan sederhana sebetulnya sangat terganggu apabila penulisnya tidak menguasai kaidah struktur kalimat, strategi menghemat pilihan kata dan memadukan hubungan antarkalimat dan antarpargraf menjadi tulisan yang utuh. Dari jenis-jenis kesalahan yang ditemukan, I Wayan Pastika memberikan saran perbaikan dan menunjukkan bahwa penerapan kaidah bahasa yang baik dan benar sanngat membantu penulisnya untuk menghasilkan tulisan yang efektif dan efisien. Menurutnya bahwa kesalahan itu dapat diperbaiki apabila pegiat media memberikan perhatian yang sungguh-sungguh pada penguasaan pengetahuan kebahasaan. Selain penggunaan bahasa di media cetak, dalam Bab V buku ini juga dibahas secara khusus penggunaan bahasa di media televisi untuk ranah hiburan sinetron. Judul bab ini adalah “Penonjolan Unsur Bahasa Asing, Bahasa Kasar, dan Bahasa Cabul dalam Acara Hiburan Televisi” yang ditulis oleh I Komang Sulatra. Aspek-aspek yang dibahas berkaitan dengan bahasa verbal para tokoh dalam cerita-cerita film televisi terutama kecenderungan penggunaan unsur bahasa asing, bahasa daerah, bahasa kasar dan bahasa cabul. Ada kekhawatiran penulisnya bahwa interferensi bahasa Inggris dan bahasa kreol Melayu-Jakarta secara dominan, akan merusak perkembangan bahasa Indonesia karena pada akhirnya generasi muda akan menganggap bahwa variasi bahasa gaya sinetron sebagai variasi bahasa Indonesia umum yang berterima untuk segala situasi. Di samping itu, kegemaran pelaku film
ix
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
televisi atau sinetron menampilkan cerita yang berisi umpatan, hinaan, pelecehan, olok-olok, dan ungkapan-ungkapan cabul juga dikhawatirkan oleh penulisnya karena kebiasaan itu dapat merusak perkembangan kejiwaan anak. Anak-anak sebagai pemirsa televisi merupakan penonton setia karena penayangan sinetron justru pada waktu mereka keluar sekolah. Sulatra mencatat bahwa teguran yang disampaikan oleh lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) hampir tidak pernah diperhatikan oleh pengelola televisi, terbukti bahwa pelanggaran kesantuan kebahasaan semacam itu tetap saja menjadi suguhan keseharian film televisi atau sinetron. Dengan semakin majunya perkembangan teknologi informasi komunikasi, pengguna media dapat mengembangkan komunikasinya secara lebih intensif dan lebih beragam melalui media internet. Bab yang membahas bahasa media di internet adalah bab VI yang bertajuk “Bahasa Plesetan dan Bahasa Gambar pada Media Internet Jejaring Sosial” yang ditulis oleh Ni Made Dhianari. Dhianari mencatat bahwa hubungan pertemanan dapat dijalin melalui media internet dalam ranah media jejaring sosial. Media jejaring sosial dewasa ini berkembang sangat pesat, di antaranya, Facebook, Twitter, Friendster, MySpace, YouTube, Flickr, dan Kaskus. Jenis jejaring sosial yang disebutkan terakhir ini bercirikan Indonesia karena didirikan oleh tiga pemuda Indonesia, menggunakan bahasa utama bahasa Indonesia, dan mengangkat topik-topik tentang Indonesia dan juga topik-topik dari belahan dunia lainnya. Dalam hal penggunaan bahasa, media jejaring sosial ini memiliki ciri tersendiri, yakni, anggotanya suka menggunakan bahasa plesetan. Bahkan bahasa plesetannya merupakan ciri khusus bahasa Kaskus sehingga bentukbentuk bahasa yang digunakan lebih banyak dipahami hanya oleh para anggotanya. Bentuk plesetan yang merupakan ciri media jejaring sosial Kaskus adalah: (i) plesetan dalam bentuk singkatan, contohnya, “BB+17” berarti ‘buka-bukaan 17 tahun ke atas’; “BP” berarti ‘berita dan politik’; (ii) plesetan dalam bentuk akronim, contohnya, “Delon” berarti ‘derita lo nyet’; (iii) plesetan dalam bentuk ringkas, contohnya, kata “juragan” diplesetkan agan atau gan, (iv) plesetan kata secara untuh, contohnya, maintenis adalah plesetan
x
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
dari kata Inggris maintenance; (v)plesetan dengan penyederhanaan pelafalan, contohnya, thank you dilafalkan tengkyu; (vi) penggunaan bahasa gambar yang mengekspresikan perasaan yang dalam dunia maya dikenal dengan istilah emoticon yang diartikan sebagai ikon emosi. Bab yang terakhir menyangkut bahasa yang digunakan dalam Iklan Layanan masyarakat bertajuk “Kekuatan Bahasa Verbal dan Nonverbal dalam Iklan Layanan Masyarakat” yang ditulis oleh Ni Putu Sri Mahayani. Tajuk ini penting diangkat mengingat bahasa iklan memiliki kekhasan tersendiri jika dilihat dari bentuk, pesan, sasaran, tujuan dan ideologi. Dalam Bab ini Mahayani menguraikan bagaimana pilihan bentuk bahasa digunakan oleh pembuat iklan untuk membujuk masyarakat agar mau melakukan perubahan atau mengikuti pesan yang disampaikan. Pilihan bahasa itu tidak hanya berbentuk bahasa verbal tetapi juga nonverbal. Dalam bentuk bahasa verbal pembuat iklan mempunyai gaya tersendiri dari pemilihan huruf, pilihan kata, kontruksi kalimat dan hubungan antar kalimat sehingga membentuk suatu teks verbal yang utuh. Dalam hal bahasa nonverbal, pembuat iklan memanfaatkan warna, komposisi dan gambar yang tidak jarang merupakan suatu metafora. Gambar metaforis itu dipilih tentu merupakan imaji yang diakrabi oleh masyarakat sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan tepat sasaran. Keutuhan pesan verbal akan lebih lengkap dan lebih menarik perhatian apabila ditunjang oleh aspek-aspek nonverbal yang kreatif. Melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang telah menyediakan dana untuk Kelompok Penelitian yang ada di universitas tercinta ini. Salah satu Kelompok Penelitian itu disebut dengan Kelompok Penelitian Bahasa Media yang tugasnya melaksanakan penelitian, penulisan ilmiah, dan pengabdian masyarakat tentang penggunaan bahasa dalam media massa. Penerbitan buku yang bertajuk “Dinamika Bahasa Media” ini merupakan salah satu hasil dari kegiatan tersebut. Ucapan terima kasih yang tulus sepatutnya juga diberikan
xi
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
kepada para penulis bab buku ini, dengan nama dan judul babnya telah disebutkan di atas. Berkat kerja keras mereka, buku ini dapat terwujud. Ucapan yang sama juga diberikan kepada semua rekan sejawat, khususnya di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Udayana, yang telah memberikan dukungan moral dan material demi terwujudnya buku ini.
Editor Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S.
xii
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
DAFTAR ISI
PRAKATA ..........................................................................................
v
BAB I MEDIA SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Aron Meko Mbete ............................................................................ Pendahuluan ........................................................................... Budaya Media dan Persoalan Kehidupan Masyarakat ..... Nasionalisme Kebahasaan dan Peran Media dalam Pendidikan Bahasa ..................................................... Peran Media Massa dalam Pengembangan Bahasa........... Peran Media dalam Pembinaan Bahasa .............................. Kesimpulan .............................................................................
6 9 12 13
BAB II ISI DAN MISI MEDIA MASSA Made Jiwa Atmaja ............................................................................ Antara Misi dan Kepentingan .............................................. Isi yang Deskriptif .................................................................. Isi yang Persuasif .................................................................... Kesimpulan ............................................................................
16 16 22 26 35
xiii
1 1 3
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
BAB III PENGUNGKAPAN DAN PENYUNTINGAN ISI I Made Sujaya ................................................................................... Pendahuluan ........................................................................... Wartawan sebagai Penggali Berita ....................................... Editor sebagai Penyunting Naskah Media ......................... Wartawan dan Editor dalam Dinamika Redaksional........ Pentingnya Etika Komunikasi bagi Media Massa .............
38 38 38 43 48 53
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MEDIA CETAK NASIONAL TERBIT DI BALI I Wayan Pastika ................................................................................ Pendahuluan ........................................................................... Analisis Kesalahan dan Kekerapannya .............................. Kehematan ............................................................................... Kohesi ...................................................................................... Ejaan Pilihan Kata ............................................................................. Kekaburan Makna .................................................................. Penalaran ................................................................................. Struktur Paragraf .................................................................... Struktur Morfologi ................................................................. Data dan Fakta ....................................................................... Penggunaan Ragam Lisan .................................................... Penulisan Judul ...................................................................... Kesimpulan .............................................................................
60 60 64 76 79 85 93 98 103 109 113 116 118 122 124
xiv
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
BAB V PENONJOLAN UNSUR BAHASA ASING, BAHASA KASAR , DAN BAHASA CABUL DALAM ACARA HIBURAN TELEVISI I Komang Sulatra ............................................................................. 127 Media Televisi ......................................................................... 129 Unsur Bahasa Asing ............................................................... 132 Unsur Bahasa Daerah ............................................................ 139 Unsur Kekerasan .................................................................... 140 Bahasa Cabul .......................................................................... 149 Peranan Komisi Penyiaran Indonesia .................................. 153
BAB VI BAHASA PLESETAN DAN BAHASA GAMBAR PADA MEDIA INTERNET JEJARING SOSIAL Ni Made Dhianari ............................................................................ 161 Jenis-Jenis Media Jejaring Sosial dan Cirinya ..................... 161 Facebook .................................................................................... 162 Twitter ....................................................................................... 163 Friendster ................................................................................. 164 Myspace .................................................................................... 164 Youtube ..................................................................................... 166 Flickr 166 Kaskus sebagai Jenis Jejaring Media Sosial ....................... 167 Loe-Ke-Loe ............................................................................. 169 Cas-Cis-Cus ............................................................................ 169 Kaskus Corner .......................................................................... 170 Kaskus dengan Bahasa Plesetan .......................................... 171 Kaskus dengan Bahasa Gambar ........................................... 172
xv
DINAMIKA BAHASA MEDIA | TELEVISI, INTERNET DAN SURAT KABAR
BAB VII KEKUATAN BAHASA VERBAL DAN NONVERBAL DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Ni Putu Sri Mahayani...................................................................... Pendahuluan .......................................................................... Variasi Bahasa Verbal ILM ................................................... Variasi Bahasa Nonverbal ILM ............................................ Kemampuan ILM Mempengaruhi Khalayak ..................... Dan Jenis Khalayak yang Disasar Jenis-Jenis ILM ........................................................................ Perkembangan Bahasa Pada Suatu ILM ............................. Iklan Layanan Kesehatan Masyarakat ................................ ILM Mengenai Lingkungan Hidup .................................... ILM Anti Korupsi .................................................................. Kesimpulan ............................................................................
197 197 198 205 208 210 216 216 218 219 220
Tentang Penulis ................................................................................ 223
xvi