Bab I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki
lebih dari 17.000 pulau, juga
dikenal sebagai negara " multi cultural " yang memiliki lebih dari 250 kelompok etnis dengan lebih dari 500 bahasa yang berbeda. Keberadaan keanekaragaman budaya ini bertumpu pada keberadaan masyarakat adat yang hidup dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Diperkirakan bahwa dari sekitar 210 juta penduduk Indonesia, antara 50 sampai 70 juta diantaranya adalah masyarakat adat, yaitu " penduduk yang hidup dalam satuan-satuan komunitas berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan masyarakatnya " (Nababan , 2002).
Ruang lingkup informasi data spasial pertanahan meliputi seluruh wilayah Indonesia yang bersifat negara kepulauan, yang melingkupi luas wilayah daratan sekitar 190 juta hektar (Depdagri, 2007). Dalam wilayah tersebut terdapat luas wilayah hutan yang mencakup luas sekitar 94 juta Ha (Dephut, 2007), yang mana dari jumlah tersebut terbagi atas beberapa jenis hutan antara lain hutan lindung, hutan cagar alam dan hutan produksi . Dengan demikian luas daerah daratan yang dikelola oleh BPN-RI adalah kurang lebih 96 juta Ha. (BPN, 2007) Kaidah hukum yang mengatur tanah pada umumnya terbagi atas dua bagian, yaitu hukum tanah yang tertulis yaitu dibuat oleh pemerintah dan hukum tanah yang tidak tertulis, yaitu kaidah hukum adat yang dibuat oleh masyarakat adat setempat dan yang pertumbuhan, perkembangan serta berlakunya dipertahankan oleh masyarakat adat yang bersangkutan.(Bachsan , 1996) .
Demikian juga halnya dengan masyarakat adat Ciptagelar yang secara administrasi terletak di wilayah Kampung Sukamulya Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi berada dalam kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung 1
Halimun – Salak (TNGHS) mempunyai hukum adatnya sendiri yang berlaku dalam masyarakat dan daerah hukum adatnya .
Batas wilayah suatu daerah merupakan suatu hal yang sangat penting, demikian juga halnya dengan masyarakat hukum adat , oleh sebab batas wilayah terkandung nilai– nilai sosial, budaya, hukum, serta nilai kearifan lingkungan yang sangat berperan dalam proses pelestarian lingkungan . Kasepuhan Ciptagelar yang merupakan suatu masyarakat adat yang telah ada sebelum pemerintah menetapkan sebagai kawasan hutan lindung mempunyai wilayah yang luas di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sering terjadi permasalahan batas sehingga perlu dibuat batas antara masyarakat adat Ciptagelar dengan kawasan hutan lindung tersebut. Oleh karena luas dan belum adanya batas wilayah masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar perlu dilakukan penelitian penentuan batas wilayah tanah adat tersebut .
Untuk memperoleh data spasial yang lengkap, cepat dan up to date pada suatu daerah tidak bisa dilaksanakan secara terestris karena memerlukan waktu yang lama dan biaya yang besar. Akan tetapi dengan perkembangan teknologi sekarang ini bisa dilaksanakan dengan penginderaan jauh. Menurut Lillesand and Kieffer (1979), penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Purwadhi (2001) mengemukakan bahwa interpretasi visual atau manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri (karakteristik) obyek secara keruangan (spatial). Karakteristik tersebut adalah rona atau warna, bentuk, pola, ukuran, letak dan asosiasi kumpulan obyek.
I.2 Identifikasi Masalah
Kasepuhan Ciptagelar merupakan suatu daerah masyarakat adat yang mempunyai wilayah yang luas
terletak di dalam
dan sekitar kawasan hutan lindung Taman
Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dimana kehidupan masyarakat sehari– hari diatur oleh
aturan yang berlaku secara turun temurun 2
dan sebahagian besar
masyarakatnya masih bergantung dengan kawasan hutan sehingga sering menimbulkan masalah dengan kawasan hutan lindung tersebut . Dalam tugas akhir ini mempunyai pertanyaan penelitian (research question) yang menjadi fokus utama yaitu : Bagaimana prosedur pengakuan status hukum masyarakat adat Ciptagelar ? Untuk menjawab pertanyaan utama di atas diperlukan pertanyaan yang mendukung antara lain : 1. Apa kriteria utama disebut masyarakat hukum adat sehingga masyarakat Ciptagelar sah secara hukum memiliki hak ulayat ? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penentuan batas wilayah masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar ? 3. Bagaimana cara mengidentifikasi batas tanah masyarakat adat Ciptagelar ?
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah : 1. Mengidentifikasi batas wilayah tanah masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar yang terletak di Kabupaten Sukabumi yang terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) . 2. Mengetahui konsep masyarakat adat
Kasepuhan Ciptagelar sehingga dapat
diakui keberadaannya sebagai masyarakat adat . Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini adalah : 1. Memberi gambaran umum tentang kehidupan masyarakat adat Kasepuhan Ciptegelar . 2. Dapat membantu pemerintah dalam menentukan arah kebijakan pembangunan pertanahan yang berkelanjutan yang berwawasan kepada hukum adat .
I.4 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup kajian dalam pengerjaan tugas akhir ini meliputi : 1. Daerah yang menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Ciptagelar yang secara administrasi terletak di wilayah Kampung Sukamulya Desa Sirnaresmi Kecamatan 3
Cisolok Kabupaten Sukabumi berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). 2. Membahas keberadaan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar
secara yuridis
ditinjau dari Undang-undang Pokok Agraria dan Undang-undang Pokok Kehutanan 3. Melakukan identifikasi batas tanah adat Kasepuhan Ciptagelar dan sejarah perkembangannya . 4. Membahas secara umum perkembangan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). 5. Visualisasi spasial daerah masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar .
I.5 Hipotesis
Masyarakat adat Ciptagelar yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dapat diidentifikasi batas
wilayah tanah adat
Kasepuhan Ciptagelar dan dapat diakui keberadaannya sebagai masyarakat adat.
I.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dalam tugas akhir ini adalah deskriptif analisis, menggambarkan berbagai fakta kehidupan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar, berangkat dari permasalahan yang ada dan didukung oleh data, proses-proses dari pengolahan data awal sampai dengan pengolahan data akhir, akan menghasilkan tujuan yang diharapkan. Metodologi penelitian ini meliputi lima tahap yaitu : 1. Persiapan, yaitu melakukan identifikasi masalah yang berkaitan dengan topik penelitian dan mempersiapkan perangkat keras maupun perangkat lunak yang akan digunakan. 2. Pengumpulan Data, baik data primer yang diambil langsung di lapangan dan maupun data sekunder berupa data Yuridis, data Ciptagelar yang diambil dari internet, data TNGHS dan data Citra Satelit Landsat TM 3. Pengolahan data :
4
perundang-undangan, yaitu Undang-undang Pokok Agraria dan Undangundang Pokok Kehutanan sebagai konsep legal masyarakat adat .
peta lokasi TNGHS dan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dioverlay dengan citra satelit landsat yang telah dikoreksi .
keberadaan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar dipandang dari legal dan letak wilayah.
4. Tahap analisis penelitian yang meliputi penelitian dari aspek yuridis, aspek teknis dan pranata adat masyarakat Ciptagelar 5. Kesimpulan dan Saran . Untuk lebih jelasnya, metode penelitian tugas akhis ini dapat digambarkan sebagai berikut : Persiapan ‐ Identifikasi Masalah ‐ Penetuan Lokasi
Pegumpulan Data
Data Primer ‐ Wawancara ‐ Observasi ‐ Dokumentasi ‐ Titik Koordinat
Data Sekunder ‐ Data Yuridis ‐ Data Ciptagelar ‐ Data TNGHS ‐ Citra Satelit
Pengolahan Data ‐ Konsepsi dan Aspek Legal Masyarakat Adat ‐ Overlay Peta TNGHS dengan Citra Satelit ‐ Keberadaan Masyarakat adat Ciptagelar
Analisis Penelitian ‐ Aspek Yuridis ‐ Aspek Teknis ‐ Pranata Adat
Kesimpulan
Gambar I.1 Diagram Alir Penelitian 5
I.7
Sistematika Penulisan
Dalam rangka memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang akan diuraikan dalam penelitian ini, maka tugas akhir ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagaimana di bawah ini : a. Bab I Pendahuluan Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup kajian, hipotesis, metodologi penelitian serta sistematika penelitian . b. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini dibahas dan diuraikan mengenai pengertian hukum adat, alasan pemilihan lokasi penelitian , tinjauan umum hukum adat dalam sistem hukum pertanahan di Indonesia, peraturan perundang-undangan mengenai hukum pertanahan adat, konsep batas secara umum, dan citra landsat thematic mapper (TM) serta penelitian terdahulu. c. Bab III Metodologi Penelitian Dalam bab ini dibagi atas tiga bagian besar, yaitu : -
Persiapan : membahas tentang identifikasi masalah, lokasi penelitian dan alat-alat yang dipergunakan untuk penelitian.
-
Pengumpulan data : membahas tentang data primer dan data sekunder
-
Pengolahan data : peta lokasi TNGHS dengan Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, Konsepsi dan Aspek legal masyarakat adat, keberadaan masyarakat adat Ciptagelar.
d. Bab IV Analisis Penelitian Dalam bab ini dibahas dan diuraikan mengenai keberadaan masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar ditinjau dari aspek yuridis, aspek teknis dan pranata adat Kasepuhan Ciptagelar serta Penguatan Status Hukum Masyarakat Ciptagelar. e. Bab V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini disampaikan Kesimpulan dan Saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan . 6