Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Penelitian
Oleh karena adanya upaya membangun dan mengembangkan jaringan irigasi, maka hal yang sangat penting adalah adanya usaha untuk fasilitas-fasilitas perencanaan
bangunan-bangunan
pengukur,
bangunan-bangunan
pengatur,
bangunan-bangunan peredam energi dan bangunan-bangunan terjun, yang sudah ada agar dapat dimanafaatkan dan mendapat pengelolaan yang efektif dan terkendali sehingga semua kegiatan peririgasian terlaksana secara baik dan berkesinambungan serta terencana.
Peranan pengambilan keputusan dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, akan semakin
meningkat dengan adanya dukungan dari sektor-sektor lain dalam
perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun. Prasarana
utama yang berkaitan dengan perencanaan
jaringan irigasi adalah perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, dalam menentukan kemampuan jaringan irigasi tersebut untuk
melayani pengaturan air irigasi mulai dari
penyedian, pengambilan, penggunaan dan pembuangannya. Untuk itu diperlukan perencanaan awal (preliminary) suatu sistem penunjang keputusan perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, yang handal terhadap fasilitas-fasilitas utama dan sistem penentuan fasilitas-fasilitas utama tersebut sehingga kita dapat menentukan jaringan irigasi yang mana yang harus ditingkatkan dari fasilitas-fasilitas utama dalam suatu jaringan irigasi.
Menyadari
akan
pentingnya
fasilitas-fasilitas utama
dalam
perencanaan
bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, maka diperlukan adanya
konsistensi pengambil keputusan dan
kemantapan dalam penentuan perencanaannya. Mengingat pula begitu banyak
1
jaringan irigasi diwilayah Indonesia, maka tentunya membutuhkan banyak tenaga ahli atau pakar dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, dalan jaringan irigasi. Tetapi untuk mendapatkan seorang atau beberapa orang yang ahli dibidang perencanaan jaringan irigasi, bukanlah hal yang mudah dan murah untuk dilaksanakan.
Hal ini disebabkan karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti : a. Kelonggaran pakar dan keahlian pakar yang mahal, sulit mencari seorang pakar yang menguasai semua permasalahan pembangunan suatu perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, atau mencari beberapa pakar yang mempunyai keahlian pada bidang-bidang tertentu dan menggabungkannya dalam satu tim. b. Pihak pengambil kebijakan akan selalu tergantung pada pakar. Sulit mentransfer kemampuan pakar pada bidang pengambilan kebijakkan atau keputusan karena sering kali proses pengambilan keputusan oleh pakar sulit untuk diterapkan kepada orang lain.
Dengan demikian penggunaan pakar menjadi tidak praktis dan mahal. Untuk itu perlu
dikembangkan
suatu
sistem
penunjang
keputusan
yang
dapat
memanfaatkan kemampuan pakar dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan pengukur dan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun pada jaringan irigasi.
Salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah adanya suatu program komputer yang dapat meniru keahlian suatu atau beberapa orang tenaga ahli atau pakar (expert) terutama pada awal pengambilan keputusan dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, yang baru mapun yang sudah ada pada jaringan irigasi.
2
Program tersebut mudah dipergunakan dan dikembangkan dengan bekerja memakai personal komputer biasa, yang cukup banyak dipunyai oleh masyarakat dan instansi-instansi. Program seperti ini dirancang (dibuat) dan dikembangkan dengan menggunakan suatu sistem pemrograman yang disebut sistem pakar (expert system) berbasis pengetahuan. Program komputer ini dikembangkan untuk membantu mengatasi masalah kurangnya sistem penujang keputusan dan tenaga ahli, selain itu pengembangan sistem pakar ini agar membantu seseorang ahli yang menginginkan suatu hasil perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, secara baik dan terkendali sesuai yang diharapkan. Pengembangan sistem pakar sebagai sarana dalam mempelajari dan memahami perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun dalam jaringan irigasi.
I.2 Batasan Masalah
Sesuai dengan judul disertasi yang di pilih, maka permasalahan terhadap penulisan ini membatasi pada Pengenbangan sistem pakar (expert system) untuk perencanaan jaringan irigasi. Dan memberikan batasan dalam penulisan ini yaitu : a. Hanya untuk jaringan irigasi teknis b. Sistem pakar dinamis forward chaining c. Bangunan-bangunan irigasi dalam jaringan irigasi teknis (bangunan pengatur, bangunan pengukur, bangunan pengatur dan pengukur, bangunan terjun dan bangunan peredam energi).
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan pengembangan sistem pakar dalam perencanaan jaringan irigasi terhadap fasilitas utama, saluran irigasi, dan bangunan irigasi adalah : a. Mengembangkan sistem pakar yang dinamis yang dapat digunakan secara mudah dan interaktif (User Friendly). b. Mengintegrasikan GIS pada sistem pakar untuk perencanaan jaringan irigasi.
3
c. Mengembangkan sistem pakar dalam pengambilan keputusan pada perencanaan bangunan pengatur, bangunan pengukur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun dalam jaringan irigasi. d. Memberikan suatu hasil keputusan dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun. e. Membantu memberikan solusi penentuan keputusan kepada para perencana dan disainer baik dari instansi pemerintah maupun swasta dengan mengembangkan sistem pakar untuk pemilihan bangunan irigasi dalam perencanaan jaringan irigasi. f. Memperoleh hasil output disain perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun secara baik dan benar. g. Penyebaran sistem pakar yang langka dan mahal.
Pengembangan sistem pakar untuk perencanaan bangunan pengukur,bangunan pengatur, bangunan pengukur dan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, agar menjawab masalah kelangkaan pakar tanpa kehadiran pakar itu sendiri disebabkan kelangkaan pakar atau hambatan geografis, waktu, biaya, dan sebagainya. Selain itu sistem pakar dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi pemakai. h. Formalisasi pengetahuan sistem pakar. Sistem pakar merupakan piranti lunak yang dirancang dengan berformasi tinggi. Pengembangan sistem pakar memberikan layanan prima, menyediakan pengetahuan yang lebih ekplisit, deskrepsi yang lebih sistematis dengan metoda penalaran yang dipaparkan. i. Integrasi sumber-sumber pengetahuan yang terbesar. Keahlian sejumlah pakar yang dapat diakumulasikan dalam suatu basis pengetahuan menjadi sistem yang terpadu, konsiten dan andal bernalar.
4
Mengembangkan suatu metoda sistem pakar sebagai alat bantu bagi perencana dan disainer dalam mengambil keputusan untuk perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun secara baik dan benar. Mengingat jumlah bangunan air yang sangat banyak berada dan terdapat dalam suatu jaringan irigasi. Memberikan konsep pengambil keputusan berdasarkan parameter-parameter dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun.
Selain tujuan di atas juga untuk memperlihatkan bagaimana suatu basis pengetahuan dapat dikembangkan untuk mendukung pengambil keputusan dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun. Memberikan metoda pengambil keputusan dalam menetukan strategi pengembangan awal perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun yang sudah ada, berkaitan dengan rencana pengembangannya.
I.4 Lingkup Penelitian
Perencanaan suatu daerah irigasi baik secara teknis maupun non teknis, pada umumnya mengacu pada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, terutama dalam merencanakan jaringan irigasi mulai dari bangunan pengambilan, saluran pembawa, saluran pembuang dan bangunan air pelengkap yang dibutuhkan dalam suatu jaringan irigasi meliputi : a. Mengumpulkan basis pengethuan (knowledge base) mengenai jaringan irigasi. b. Mengembangkan model sistm pakar dinamik dengan algoritma forward chaining dengan program visual basic. c. Mengintegrasikan model sistem pakar tersebut kedalam program GIS Arcview. d. Mengaplikasikan model integrasi untuk perencanaan jaringan irigasi Cileuleuy Subang.
5
Berkembangnya
teknologi
perangkat
lunak
yang
turut
mendominasi
pengembangan pengetahuan dalam berbagai-bagai disiplin ilmu pengatahuan, dengan demikian tidak membatasi pula penerapannya pada bidang disiplin ilmuilmu pengairan, yang dalam hal ini mengacu pada penulisan disertasi ini.
Dimana pengetahuan itu sendiri diharapkan memanfaatkan teknologi perangkat lunak yang ada dengan perkembangan yang sangat pesat digunakan dalam penerapannya kepada masing-masing disiplin ilmu untuk lebih memperdalam lagi pengetahuannya ke dalam bidang ilmu tertentu agar pemanfaatannya dapat dinikmati oleh masyarakat.
Sesuai dengan judul yang dipilih, maka permasalahan terhadap penulisan ini dibatasi pada Pengembangan sistem pakar (expert system) untuk perencanaan jaringan irigasi.
I.5 Pengandaian-Pengandaian
Mengandaikan bahwa, pengintegrasian sistem pakar pada perencanaan jaringan irigasi (bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun), akan diperoleh suatu perencanaan jaringan irigasi yang kontinyu, efisiensi dan terkendali.
Dengan integrasi sistem pakar dan Visual basic, diperoleh pengetahuan adanya kemudahan dalam perencanaan jaringan irigasi (bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun).
Penerapan sistem pakar dan Viasual basic dalam perencanaan jaringan irigasi (bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun), sangat tergantung dari basis pengetahuan dan basis data yang dimiliki dan dibutuhkan dalam perencanaan jaringan irigasi.
6
I.6 Hipotesis
Mengintegrasikan sistem pakar dengan Geografis Informasi Sistem (GIS) untuk perencanaan jaringan irigasi dapat memberikan kemudahan dalam proses perencanaan yang tepat dan akurat. Menginputkan basis pengetahuan irigasi untuk pengembangan sistem pakar dalam pengambilan keputusan perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, di utamakan untuk memberikan suatu solusi pengambilan keputusan dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, secara baik dan benar, berdasarkan parameter-parameter penunjang keputusan yang diberikan dan atau dimasukan oleh user atau pemakai ke dalam perangkat lunak (komputer), dengan proses analisis menggunakan parameter prioritas dan point.
Perubahan suatu kondisi area irigasi (pemanfaatan lahan) dimana pengurangan lahan irigasi atau pertanian menjadi pemukiman pada tingkat tertentu dapat memberikan dampak yang relatif sensitif terhadap pentingnya integrasi sistem pakar dan Visual basic dalam perencanaan jaringan irigasi.
I.7 Keluaran Dan Manfaat Penelitian
Keluaran dan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memperoleh suatu skenario pengembangan sistem pakar dalam perencanaan jaringan irigasi meliputi bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun, yang berada pada perangkat komputer (perangkat lunak) yang secara lansung
memberikan kepada manusia skenario pengembangan sistem
pakar di dalam perencanaan bangunan pengukur, bangunan pengatur, bangunan peredam energi dan bangunan terjun tersebut seperti :
a. Terkait dengan pengembangan otonomi daerah dimana SDM di bidang irigasi yang langka, sistem pakar ini dapat mengatasi masalah kelangkaan SDM tersebut.
7
b. Menyimpan basis pengetahuan tentang bangunan irigasi sehingga pengetahuan yang berharga ini tidak hilang. c. Membantu proses pembelajaran bagi praktisi yang masi belum berpengalaman. d. Mengindari overlook dari seorang ahli yang sudah berpengalaman dalam merancang jaringan irigasi. e. Mempercepat dan meningkatkan ketelitian dalam proses perancangan jaringan irigasi. f. Menjadi dasar dalam pengembangan sistem pakar dalam bidang pengembangan sumber daya air (PSDA). g. Memberikan pengetahuan dalam perangkat lunak sebagai penunjang keputusan
yang
memiliki
kecerdasan
dalam
menentukan
sistem
perencanaan jaringan irigasi.
I.8 Sistimatika Penelitian
Bab I Pendahuluan; Membahas tentang Latar belakang penelitian, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Lingkup penelitian, Pengandaian-pengandaian, Hipotesis, Manfaat penelitian, dan Sistimatika penulisan.
Bab II Membahas tentang Tinjauan Pustaka meliputi : Pendahuluan, Penggunaan teori sistem pakar, Bentuk representasi pengetahuan dalam irigasi, Metode teknik inferensi dalam irigasi, Perencanaan pembangunan jaringan irigasi, dan Rangkuman studi terdahulu.
Bab III Membahas tentang Metodologi Penelitian meliputi : Pendahuluan, Kerangka berpikir penelitian, Pengumpulan data, Bentuk data perencanaan bangunan irigasi, Pengolahan data perencanaan, Peta situasi lokasi studi, Persamaan numerik untuk angka kebutuhan air, Kebutuhan air untuk tanaman padi, dan Persamaan aliran untuk bentuk perencanaan bangunan irigasi.
8
Bab IV Membahas tentang Pengembangan Sistem Pakar Untuk Perencanaan Jaringan Irigasi, meliputi : Pendahuluan, Basis data, Alur (Flow Chart) sisten pakar, Tampilan program, Kaidah (Rule) sistem pakar, Spesifikasi sistem pakar dalam perencanaan Irigasi, Bagian awal perencanaan, Bagian login dalam perencanaan, dan Bagian utama perencanaan.
Bab V Membahas tentang Implementasi Sistem Pakar Pada Perencanaan Jaringan Irigasi Cileuleuy, meliputi : Pendahuluan, Bentuk perencanaan jaringan irigasi Cileuleuy, Peta Indonesia, Peta Jawa Barat, Peta Kabupaten Subang, Bagian utama penggambaran skema jaringan irigasi, Demo sistem pakar perencanaan jaringan irigasi, dan Studi kasus jaringan irigasi cileuleuy.
Bab VI Membahas tentang Kesimpulan dan Saran, di dalam bab ini diberikan beberapa kesimpulan dari hasil penulisan disertasi ini, dan juga saran demi pengembangan metoda dalam peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
9