BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Kabupaten Raja Ampat merupakan kabupaten pemekaran dari Kabupaten Sorong dengan wilayah administrasi berupa kepulauan dengan Ibu kotanya terletak di kota Waisai. Sebagai ibu kota kabupaten, kondisi kota Waisai saat ini masih jauh dari memadai baik sarana maupun prasarana pendukungnya sehingga pembangunan fisik di kota Waisai terus dipacu dan salah satunya rencana pembangunan Embung Waigeo (multipurpose). Pembangunan fisik ini tidak bisa hanya semata-mata ditinjau dari pemenuhan aspek teknis saja, namun juga harus ditinjau pemenuhan aspek ekonomis mengingat terbatasnya ketersediaan dana pembangunan sementara di sisi lain aspek kesejahteraan masyarakat harus lebih ditingkatkan. Sebagai kabupaten baru dengan bentuk wilayah kepulauan tentunya banyak permasalahan yang dihadapi antara lain kebutuhan air baku, air irigasi, maupun kebutuhan pangan. Selama ini suplai kebutuhan pokok sehari-hari harus didatangkan dari luar kota menggunakan sarana transportasi laut sehingga menyebabkan harga bahan pokok tersebut menjadi tinggi. 1.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya kajian ini adalah untuk mengkaji Kelayakan Ekonomi terhadap rencana pembangunan Embung Waigeo di Kabupaten Raja Ampat terhadap pemanfaatannya untuk air baku dan pemanfaatan lainnya. Tujuan dilakukannya kajian ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomis rencana pembangunan
Embung
Waigeo
di
Kabupaten
Raja
pemanfaatannya untuk air baku dan pemanfaatan lainnya. I-1
Ampat
terhadap
1.3. 1.3.1.
Ruang lingkup Analisis hidrologi
Studi potensi pengembangan sungai waisai pernah dilakukan oleh Ditjen SDA Departemen PU dengan rekomendasi adalah rencana pembangunan embung waigeo yang dianggap hanya layak untuk alokasi kebutuhan domestik, niaga dan industri namun dianggap tidak layak untuk alokasi irigasi dengan pertimbangan bahwa luas areal potensial irigasi sangat kecil (96,5 Ha) dan letaknya dekat dengan perbatasan Kota Waisai. Untuk itu perlu dilakukan kajian lebih mendalam terhadap pemanfaatan Embung Waigeo ini secara menyeluruh dengan mempertimbangkan juga kemungkinan pemanfaatan lainnya seperti irigasi. Dalam analisis hidrologi ini antara lain dilakukan analisis banjir, ketersediaan air, kebutuhan air dan operasi embung (water balance). 1.3.2.
Analisis manfaat (benefit)
Manfaat investasi dihitung berdasarkan manfaat langsung yaitu peningkatan kebutuhan (demand) air baku dan peningkatan pendapatan masyarakat dari sebelum dibangun Embung dan setelah dibangun Embung nantinya ditinjau dalam kurun waktu tertentu. 1.3.3.
Analisis biaya (cost)
Besarnya biaya Pembangunan Embung yang dihitung adalah biaya perencanaan, biaya konstruksi, biaya pengawasan konstruksi, biaya operasi dan pemeliharaan dan biaya pembebasan lahan / ganti rugi tanaman tumbuh. 1.3.4.
Analisis kelayakan ekonomi
Kegiatan ini menganalisis Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value / NPV), Rasio Manfaat Biaya (Benefit-Cost Ratio / BCR) dan Tingkat Bunga Pengembalian Ekonomi (Economic Internal Rate of Return / EIRR).
1.3.5.
Analisis Sensitivitas Proyek I-2
Analisa ini akan memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan hasil analisa ekonomi teknik akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang mempengaruhi, antara lain perubahan tingkat suku bunga, penundaan pelaksanaan fisik konstruksi, perubahan nilai manfaat (benefit), perubahan nilai biaya (cost) dan juga kombinasi perubahan benefit dan cost sekaligus. 1.3.6.
Analisis SWOT
Kegiatan ini menganalisis strategi pengembangan daerah berdasarkan kondisi dan karakter daerah kajian ditinjau dari aspek internal yaitu Kekuatan (strength)Kelemahan (Weakness), dan aspek eksternal yaitu Peluang (Opportunity)Ancaman (Threat). 1.3.7.
Analisis Hirarki Proses / Analytic Hierarchy Process (AHP)
Kegiatan ini menganalisis prioritas pemanfaatan Embung Waigeo berdasarkan rangking kepentingannya ditinjau dari aspek Sosial, Ekonomi, Teknis, Lingkungan dan Hukum dan Kelembagaan. 1.3.8.
Tinjauan banding terhadap bangunan sejenis yang sudah ada
Kegiatan ini melakukan peninjauan lapangan terhadap bangunan sejenis (waduk lapangan / embung / situ) yang sudah ada dan telah fungsional di sekitar Bandung untuk pembanding analisis ekonomi Embung Waigeo. 1.4. 1.4.1.
Metodologi Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah yang terkait dengan bidang sumber daya air yang ada pada daerah kajian yang berbentuk wilayah kepulauan.
1.4.2.
Tinjauan pustaka I-3
Merupakan kegiatan mengumpulkan teori–teori dan konsep–konsep yang relevan dengan kajian ini untuk menjadi dasar dalam melakukan analisis. 1.4.3.
Pengumpulan data
Data yang dipakai dalam kajian ini adalah data sekunder berupa data hidroklimatologi dan data lainnya dari laporan hasil studi terdahulu maupun dari sumber data lainnya. 1.4.4.
Analisis dan Software
Dalam kajian kelayakan ekonomi Embung Waigeo ini, perangkat lunak (software) utama yang dipakai adalah MS Office. Software lainnya antara lain Surfer8.0, AutoCad2006, MatlabR2007b, SPSS15 dan Expert Choice 11 hanya merupakan tool pembantu untuk penggambaran peta kontur 2D (dua dimensi), visual kontur 3D (tiga dimensi), perhitungan luas genangan, grafik cash flow, grafik 3D (grafik tiga sumbu X-Y-Z) dan pembanding dari hasil perhitungan secara analitis dengan MS Excel 2007.
I-4
1.5.
Bagan Alur pikir
Gambar 1. 1 Bagan alur pikir penulisan I-5
1.6.
Sistematika Penulisan
BAB I
Pendahuluan Berisi tentang Latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metodologi, bagan alur pikir dan sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Pustaka Merupakan kegiatan mengumpulkan teori–teori dan konsep–konsep yang relevan dengan kajian ini untuk menjadi dasar dalam melakukan analisis
BAB III
Deskripsi Wilayah Kajian Berisi gambaran umum dan informasi kondisi daerah kajian.
BAB IV
Analisis Berisi tentang analisis banjir, analisis ketersediaan air, analisis kebutuhan air, operasi Embung, analisis manfaat proyek (benefit), analisis biaya proyek (cost), analisis kelayakan ekonomi, analisis sensitivitas proyek, analisis SWOT dan analisis hirarki proses / Analytic Hierarchy Process (AHP).
BAB V
Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan hasil kajian dan saran.
I-6