BAB I PENDAHULUAN
I. 1
Latar Belakang Dalam kehidupan seni hingga era sekarang ini banyak bermunculan aliran atau pergerakan-pergerakan gaya desain modern salah satu nya yaitu pergerakan gaya desain dadaisme. Dalam penulisan ini, membahas tentang perancangan grafis kaos dengan pengenalan gaya desain dadaisme. Yang membuat saya tertarik untuk membahas dan ikut serta berkarya di jalur dadaisme ialah relevansi dengan keadaan dimana saya berada, terlalu jauh jika saya berbicara tentang pemerintah sementara di lingkungan pendidikan yang saya jalani saja sudah begitu banyak terjadi hal yang berbau korup, arogansi, demokrasi yang begitu menyesatkan dan sikap para petinggi yang hipokrit. Tidak ada alasan yang khusus maupun serius dikarenakan hal-hal tersebutlah yang memberi saya inspirasi dalam berkarya dengan gaya desain dadaisme.
I. 2
Sejarah Kaos Perkembangan kaos (T-shirt) tak lepas dari sejarah kemunculannya, hingga sekarang kaos oblong atau disebut juga sebagai T-shirt masih menajadi pilihan bagi para remaja baik pria maupun wanita. Bahkan menjadi baju yang paling banyak diminati dan menumpuk di lemari. Kaos (T-Shirt) sendiri adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku. Bahan yang biasanya digunakan untuk pembuatan T-Shirt adalah Cotton atau poliester maupun bisa juga gabungan keduanya sehingga bisa menjadi sejuk dan nyaman dipakai. Hal ini yang membuat kaos tidak termakan zaman.
Sejarah kaos (T-shirt) sendiri berawal pada abad 19 sampai awal abad 20, digunakan sebagai pakaian dalam tentara Inggris dan Amerika. Awalnya kaos (T-shirt) terkenal di Amerika Serikat ketika mereka dipopulerkan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat selama atau setelah Perang Spanyol -Amerika. 1 Sebelum-sebelumnya, t-shirt belum menjadi sebuah kata dalam kamus bahasa Inggris sampai 1920-an dan gaya yang tidak masuk mode mainstream sampai pada tahun 1960-an. Kala itu t-shirt masih dipertimbangkan, sampai saatnya John Wayne, Marlon Brando dan James Dean membuat Amerika terkejut dengan memakai “pakaian” mereka di TV Pada tahun 1955, James Dean kala itu membantu menciptakan gaun T-shirt item standard dalam Rebel Without a Cause. Begitu caranya kaos bisa masuk dunia, dan popular sampai dengan sekarang. Kaos oblong pada mulanya digunakan sebagai pakaian dalam. Pada sekarang ini kaos oblong tidak lagi hanya digunakan sebagai pakaian dalam tetapi juga sebagai pakaian sehari-hari. Awal kepopuleran T-shirt alias kaos ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. dan film Rebel Without A Cause (1995) yang dibintangi James Dean. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos polos.
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaus_oblong
( Gambar James Dean) Perlahan namun pasti, T-shirt mulai menjadi bagian dari busana keseharian yang tidak hanya dipakai untuk daleman, tetapi juga menjadi pakaian luaran. Pada pertengahan tahun 50an, T-shirt sudah mulai menjadi bagian-bagian dari dunia fashion. Namun baru pada tahun 60an ketika kaum hippies mulai merajai dunia, T-shirt benar-benar menjadi “State of Fashion” itu sendiri. Sebagai sebuah simbol (lagi-lagi) anti kemapanan, para hippies ini menggunakan T-shirt atau kaos sebagai salah satu simbolnya. Semenjak saat itulah revolusi T-shirt terjadi secara total. Para penggiat bisnis menyadari bahwa T-shirt dapat menjadi medium promosi yang amat efektif serta efesien. Segala persyaratan sebagai medium promosi yang baik ada di T-shirt. Murah, mobile, fungsional, dapat dijadikan suvenir, dan seterusnya. Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintaannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal. Namun demikian, kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwana putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di
badan dan hanya untuk kaum pria. Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain. Dan tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong. 2 I. 3
Sejarah Pergerakan Dadaisme Dada atau Dadaisme merupakan gerakan budaya yang lahir di wilayah netral, yaitu Zürich, Switzerland, selama masa Perang Dunia I (1916-1920). Gerakan ini meliputi seni visual, sastra (puisi, pertunjukan seni, teori seni), teater dan desain grafis. Gerakan ini berfokus pada politik anti perangnya melalui penolakan pada aturan seni yang berlaku melalui karya budaya anti seni. Kegiatan gerakan ini antara lain pertemuan umum, demonstrasi dan publikasi jurnal seni/sastra. Seni, politik, dan budaya menjadi topik utama dalam publikasi mereka. Gerakan ini mengilhami kemunculan gerakan-gerakan sesudahnya: Avant-garde, gerakan musik kota, serta kelompok lain seperti Surrealisme, Nouveau Réalisme, Pop Art dan Fluxus. Dadaisme merupakan aliran pemberontak di antara seniman dan penulis. Dan memiliki semangat yaitu menolak frame berpikir “seni adalah sesuatu yang tinggi, yang mahal, yang serius, complicated, dan eksklusif“. Mereka membenci frame berpikir “seni tinggi” karena seni semacam itu adalah milik kaum menengah ke atas yang memiliki estetika semu. Dada adalah sebuah gerakan seni yang merupakan reformasi dari dunia seni seperti perang yang menyapu pikiran/ingatan masyarakat. Dadaisme membawa hal-hal baru: ide-ide baru, bahan-bahan baru, tujuan-tujuan baru, dan orang-orang baru. Dada tidak memiliki karakteristik/kesatuan bentuk seperti yang dimiliki oleh gerakan-gerakan lainnya. Dadaisme seringkali diartikan seperti mengeluarkan ide-ide celaan dan kemarahan besar lalu memasukkannya ke dalam seni, jadi ini sangat nyata. Ia tetap apresiasi besar hasil karya manusia.
2
(Harian Kompas, 14 Januari 1978)
Dada berkembang di Zurich pada tahun 1915 oleh sekumpulan pelukis, seperti Hans Arp dan ahli puisi Rumania, Tristan Tzara, adalah aliran yang dikatakan banyak mempengaruhi seni modern. Dada itu murni pergerakan baru di masanya. Makanya kritikus seni awal masa pergerakan Dada menilai bahwa karya Dada itu tidak bernilai. Karena setelah abad pencerahan dimana tatanan sosial budaya yang tinggi. Norma norma yang berlaku dan penghargaan tertinggi terhadap karya seni tinggi. Karya - karya Dadaist awal itu merupakan luapan kemarahan, bentuk penolakan keras dari Perang Dunia 1. Chaos atau kekacauan dalam karya - karya dadaist adalah refleksi dari perang itu sendiri. Jauh dari keindahan, anti-Art, Irasional. Jadi bahan yang diusung kaum Dada dalam rangka penolakan Perang Dunia 1.
I. 4
Historiografi Dadaisme Dadaisme? Apa itu dadaisme? 3 Dadaisme sebagai sebuah gerakan seni memiliki peran yang penting bagi pertumbuhan Surealisme, Ekspresionisme Abstrak – dan bahkan Pop Art – di masa sesudahnya. Hal ini berkenaan dengan fondasi kritis yang diletakkan Dadaisme atas arus besar seni Eropa. Secara etimologis diksi Dada sendiri dapat berlainan artinya menurut bahasa yang berbeda. Dalam bahasa Perancis istilah ini berarti kuda mainan atau kata pertama yang diucapkan seorang bayi. Kata ini diambil begitu saja dari kamus JermanPerancis oleh Hugo Ball dan Huelsenbeck sebagai awal dan semangat baru dalam berkesenian (Ades dalam Stangos, 1995: 110). Ada pun Tristan Tzara – salah seorang Dadais terkemuka – menyatakan secara rinci dalam risalah manifesto Dada tahun 1918 4
bahwa kata tersebut memiliki banyak arti seperti nama lembu suci kaum negro di Kroo;
bentuk balok dan panggilan ibu di beberapa daerah di Italia; ungkapan tanda setuju di Rumania dan Rusia; serta nama kuda mainan.
3 4
http://sanjisan.wordpress.com/2008/03/14/dadaisme/ (history dada) http://wikisource.org/wiki/Dada_Manifesto
Gerakan Dada dimulai sekitar awal Pebruari tahun 1916 di Zurich, Swiss saat terjadinya Perang Dunia I (1914-1918) yang merusak semua sendi kehidupan, termasuk sikap kaum intelektual dan seniman Eropa. Perang yang melibatkan banyak negara ini memakan banyak korban, baik karena senjata api, bom, maupun gas beracun. Di manamana didapati mayat bergelimpangan, korban luka-luka, orang yang mentalnya terganggu, dan kota yang luluh lantak. Kondisi ini menimbulkan trauma yang berkepanjangan bagi yang selamat. Swiss sebagai negara netral yang tidak terlibat perang menjadi tempat mengungsi yang aman bagi semua kalangan. Sekelompok pengungsi yang terdiri atas budayawan seperti pelukis dari Alsatia Jean (Hans) Arp, penyair dan filsuf penting Jerman Hugo Ball, Richard Huelsenbeck, perupa Marcel Janco, dan penyair Rumania Tristan Tzara3 mendirikan sebuah kabaret yang dinamai Cabaret Voltaire di sebuah bar bernama Meierei. Tempat yang disewa Ball ini dirancang sebagai „pusat hiburan artistik‟ dan merupakan tempat berkumpulnya para seniman – pelukis, penyair, penyanyi, penari, dramawan – dari berbagai negara yang terkena perang untuk mempertunjukkan kebolehan masing-masing. Mengenai suasana gempita di kabaret tersua di risalah Tzara dalam Zurich Chronicle (dalam Motherwell dalam Ades dalam Stangos. 1995: 110): February 26 – HUELSENBECK ARRIVES – bang! bang! bangbangbang… Gala night – simultaneous poem 3 languages, protest noise Negro music…invention dialogue!! DADA! latest novelty!!! Bourgeois syncope, BRUITIST music, latest rage, song Tzara dance protest – the big drum – red light… Di samping perbedaan latar belakang, kaum Dadais justru memiliki kesamaan cita-cita tentang kesenian dan perasaan khawatir atas terjadinya keguncangan dalam masyarakat akibat mekanisasi dan perkembangan teknologi, terutama penggunaan mesin pembantai dalam perang yang meluas saat itu dan akan membawa peradaban Eropa ke arah kehancuran sendiri (self-destruction). Sikap protes mereka tunjukkan dalam bentuk karya seni yang sinis, banal, nihilistik, intuitif dan emotif, parodistik, aneh, humoristik, anti-kaidah tradisional, melepaskan diri dari otomatisme berkesenian, dan bahkan menjadi antiseni (Ades dalam Stangos. 1995: passim dan Atkins. 1993:86).
Kaum Dadais pertama kali mempertunjukkan karya mereka berupa puisi simultan, komposisi dan konser bisingan (noise), dan komposisi bisingan asintaksis yang di kemudian hari menjadi puisi kongkret di Zünfthaus zur Waag pada tahun 1916. Segera setelah itu berbagai serangan polemik tertuju pada mereka, terutama dari kaum Ekspresionis. Di samping itu, gerakan Dada menarik anggota baru seperti Francis Picabia dan Hans Richter untuk bergabung. Segala hal yang mereka buat, seperti majalah, buku, pameran, dan pesta ditujukan untuk menghadirkan „cita-cita kebudayaan dan seni sebagai bagian dari sebuah pertunjukan‟ (the ideals of culture and art as part of a variety show…) yang merupakan kejujuran mereka menghadapi tantangan zaman (Ball dalam Schneede, 1973:12). Karya-karya mereka yang absurd, mengundang polemik, subversif, irrasional dan provokatif sejatinya ditujukan untuk menyerang masyarakat kelas menengah yang tumbuh pada saat itu. Kaum Dadais menganggap kaum borjuislah yang menyebabkan terjadinya perang yang meluluh lantakkan semua sendi kehidupan masa itu. Semangat perlawanan melalui pendekatan politis ini didasari pandangan Bakunin dan Kropotkin yang mengangkat Anarkisme sebagai alat propaganda politik untuk menentang kaum menengah yang mapan. Logika yang dijadikan kebijakan kaum borjuis termasuk berperang dianggap gagal menjaga martabat manusia sehingga perlu ditentang dengan membangun logika yang berbeda. Resistensi itu dihadirkan melalui senjata yang sepenuhnya dikuasai para seniman, yaitu seni. Selain memajang atau mempertunjukkan karya di Cabaret Voltaire, para Dadais mendirikan Galerie Dada di Zurich pada tahun 1917 yang segera menjadi tempat pengganti kabaret yang tutup. Arp, Ball, dan Tzara berkesempatan memamerkan karyanya pada acara pembukaan. Di sini pula acara bertajuk “Dada Evening” kedua dan ketiga dilangsungkan. Pada tahun-tahun berikutnya Dadaisme semakin berkembang di Eropa seiring dengan berpindahnya para seniman pelopor dari Swiss ke negara lainnya. Pada tahun 1917 Richard Huelsenbeck membawa gagasan ini ke Berlin dan kemudian mengembangkannya bersama Raoul Hausmann, John Heartfield, George Grosz, dan kawan-kawan. Di Berlin mereka sempat mengadakan pameran Dada Internasional yang pertama. Lalu Arp memperkenalkan Dada ke Cologne pada tahun 1919 serta membentuk kelompok bernama W/3 bersama Johannes T. Baargeld dan Max Ernst. Aktivitas kelompok W/3 dengan objek provokatif dan pertunjukan spektakulernya mengejutkan
penduduk Cologne. Kemudian Picabia dan Tzara sekira tahun 1920 memperkenalkan Dadaisme di Paris yang segera menarik Marcel Duchamp (meski sejak semula berkarya dengan kecenderungan anti-seni dengan meninggalkan seni lukis), Man Ray untuk bergabung. Atmosfir berkesenian di Paris yang kondusif di mana kesusastraan dengan tokoh-tokoh seperti Guillaume Apollinaire, Louis Aragon, André Breton, Philippe Soupault menjadi primadona, turut mendorong berkembangnya kembali Dadaisme (Short dalam Sheppard, 1980:77). Aneka kegiatan spektakuler dan manifesto menandai pertumbuhan Dadaisme di kota ini selama kurun tahun 1920-21. Pengaruh gerakan ini hadir pula di Spanyol, Italia, Cekoslowakia, Rusia, dan Yugoslavia. Pada sisi lain, seni rupa justru hanya berkembang dalam kapasitas yang tidak begitu penting dalam gerakan ini namun berperan besar dalam Surealisme pada masa berikutnya. Dadaisme sebagai gerakan seni berakhir secara resmi dengan sebuah pengadilan canda (mock trial) yang dipimpin André Breton terhadap penulis Maurice Barrés pada tanggal 13 Mei 1921 di Hall of Learned Societies. Hal tersebut menyulut penentangan yang kuat dari Tzara. Setahun kemudian Breton mengumumkan rencana kongres internasional kaum intelektual dan seniman yang bertema „arah spirit seni modern‟ yang melibatkan Kubisme, Futurisme, dan Dadaisme. Secara efektif, sebagai sebuah gerakan, Dadaisme sudah berakhir dan menjadi bagian dari sejarah seni modern. Ketika Breton mendeklarasikan gerakan seni baru bernama Surealisme yang menjadi “revolusi kesadaran” baru pada tahun 1924, para Dadais Perancis selain Tzara segera mengikutinya. Beberapa seniman seperti Marcel Duchamp yang bersifat skeptis dan satiris dan beberapa karyanya menjadi fenomenal – dan Francis Picabia tetap berkarya dengan semangat Dada di New York, Amerika Serikat setelah beremigrasi meski Dadaisme dianggap berakhir. Majalah kaum Dadais bernama „391‟ dan Rongwrong yang mereka produksi menjadi media publikasi ide dan karya-karya jenial mereka. Industrialisasi dan mekanisasi yang tumbuh pesat di Amerika Serikat menjadi daya tarik bagi gagasan kreatif keduanya. Jika Duchamp intens mengeksplorasi readymades, maka Picabia menerjemahkannya ke atas kanvas dalam lukisan mecanomorphic-nya (bentukbentuk mekanik). Aktivitas mereka pun ternyata menarik minat seniman avant-garde Amerika seperti Rauschenberg, Kaprow, Oldenburg, Whitman, Jasper Johns, dan Grooms untuk berkreasi dengan spirit „neo-Dada‟ yang antiformalis 5.
Diagram di bawah ini menunjukkan genealogi Dadaisme dan derivatnya. Jika Dadaisme „meminjam‟ teknik berkarya kaum Kubis seperti kolase, maka gerakan seni sesudahnya mengadopsi dekonstruksi pemahaman lama tentang lukisan sebagai fine art. Walhasil, konsep Dadais tentang karya, sikap kritis dan progresif, termasuk wacana, modus maupun visualisasinya, menjadi varian yang dapat ditemui juga pada kecenderungan berikutnya. Pada aliran Surealisme hal tersebut amat kentara karena dasar eksperimentasi dalam hal chance dan accident, readymades/found objects, biomorfisme, otomatisme (asosiasi bebas piktorial) disumbangkan aliran Dadaisme. Sebaliknya corak psikologis,
tepatnya
ide
psikoanalisis
Sigmund
Freud
mengenai
seks,
alam
ketidaksadaran, serta mimpi menarik minat sebagian besar kaum Dadais (Atkins, 1990:156). Di antara keduanya terdapat kesamaan pada sikap politik bahwa kaum borjuis adalah musuh sekalipun teori dan praktik Anarkisme ditolak kaum Surealis.
. I. 5
Tokoh – Tokoh Dadaisme
( Gambar 1.1 Marcel Duchamp) ¾ Marcel Duchamp : (28 Juli , 1887 – 2 Oktober, 1968) adalah seorang seniman Perancis kemudian menjadi warganegara Amerika Serikat di tahun 1955. Karya serta idenya cukup berpengaruh pada perkembangan seni rupa Barat pasca Perang Dunia II. Ia banyak dikaitkan dengan gerakan Dada / Dadaisme dan Surrealisme, tetapi partisipasinya dalam Surrealisme tidak begitu kelihatan. Setelah terlibat dalam gerakan Dada di New York kemudian ia berpartisipasi dalam gerakan Dada di Paris. 5
5
http://id.wikipedia.org/wiki/Marcel_Duchamp (Marcel_Duchamp )
(Gambar 1.1.1 Karya Marcel Duchamp)
( Gambar 1.2 Raoul Hausmann )
¾ Raoul Hausmann : Dari 1913 ia telah melakukan kontak dengan para penulis yang bekerja untuk majalah "Die Aktion" dan lain-lain. Sampai ia bertemu berpikir Dadaist dan ide-ide pada tahun 1917, yang ia diperkenalkan oleh sastra kontemporer seperti majalah "Cabaret Voltaire" di satu sisi dan oleh dokter dan penulis Richard Huelsenbeck di sisi lain, Hausmann adalah pengikut yakin Ekspresionisme. Dari tahun 1918 soirées Dada pertama, di mana Hausmann,
Huelsenbeck, Heartfield dan Grosz berpartisipasi, berlangsung. Tahun itu juga melihat dasar dari "Klub Dada" dan publikasi "Manifesto Dadaist" pertama. 6
(Gambar Karya Raoul Hausmann) 6
http://en.wikipedia.org/wiki/Raoul_Hausmann (Raoul_Hausmann)
( Gambar Johannes Baader )
¾ Johannes Baader (22 Juni 1875, Stuttgart - 15 Januari 1955, Adldorf), awalnya dilatih sebagai seorang arsitek, adalah seorang penulis dan artis terkait dengan Dada di Berlin. Pada tahun 1914, produksi Baader tertulis mulai meningkat. Ia menerbitkan sebuah risalah, Vierzehn Briefe Christi (Empat belas Letters Kristus) tentang Monisme dan selama beberapa tahun ke depan menulis artikel untuk jurnal Die freie Straße (The Street Panduan) dan Der Dada. Pada tahun 1917 di tengah-tengah Perang Dunia Pertama, ia bersertifikat secara hukum gila akibat depresi manik. Baader juga menghasilkan sketsa arsitektur visioner, yang, sama dengan orang-orang dari Hausmann dan Yefim Golïshev, kadang-kadang dipanggil proto-Konstruktivis struktur girderlike. Pada tahun 1919 tepat setahun setelah pelepasan Kaiser, Baader dinyatakan adalah Presiden dari Bumi dan alam semesta. 7
7
http://en.wikipedia.org/wiki/Johannes_Baader (Johannes_Baader)
(Gambar Karya Johaness Baader )
I. 6
Analisa Masalah Di dalam dunia seni rupa, masih banyak orang yang belum mengetahui dadaisme dan bahkan banyak sebagian orang yang lupa atau pun mengetahui hanya sekilas saja. Banyak orang yang meminati di dunia seni, bahkan melakukan dari kegiatan seni tersebut. Mulai dari bermain-main, bereksplorasi bahkan sampai menciptakan karya seni dari hasil inspirasi nya masing-masing. Akan tetapi, sebagian besar dari mereka belum mengetahui jelas tentang adanya pergerakan gaya desain dadaisme. Tujuan dalam perancangan ini ialah mengingatkan dan mengenalkan
kembali tentang pergerakan
dadaisme dengan menggunakan media utama yaitu kaos dan media pendukung lainnya berupa stiker, pin dan kolase.
I. 7
Pemecahan Masalah Fokus permasalahannya yaitu, bagaimana membuat masyarakat umum maupun masyarakat seni mampu mengetahui dengan mudah tentang adanya pergerakan gaya desain dadaisme ini. Memperkenalkan pergerakan ini kepada masyarakat, yaitu dengan cara membuat beberapa desain yang berupa unsur dadaisme dengan media utama kaos dan juga menggunakan media pendukung berupa pin, stiker dan kolase.
I. 8
Peluang dan Tantangan Studi di masa datang I.8.1
Peluang studi di masa datang Adapun peluang studi ini di masa mendatang ialah: •
Munculnya kembali para-para Dadaist (Pembuat karya-karya Dadaism)
•
Menjadikan trending topic dalam dunia seni khususnya, dan memberikan nilai–nilai positif untuk para pengikutnya.
•
Semakin banyak masyarakat umum yang mengetahui bahwa adanya pergerakan seni yaitu Dadaisme, khususnya masyarakat seni yang kehidupannya tergolong pembuat suatu karya seni.
•
Mendirikan komunitas baru untuk pergerakan Dadaisme dan memberikan nilai yang positif untuk para pengikutnya.
•
Pergerakan Dadaisme ini hanya memiliki waktu yang singkat, akan tetapi meninggalkan kesan hingga hari ini. Maka dari itu, peluang .untuk pergerakan ini sangatlah besar untuk diterima oleh masyarakat.
I.8.2
Tantangan studi di masa datang •
Melemahnya informasi tentang pengertian Dadaisme baik dari media cetak, internet maupun dari seminar-seminar yang membahas tentang dunia seni.
•
Banyak masyarakat luas yang belum mengetahui tentang adanya pergerakann Dadaisme, khususnya masyarakat yang tergolong pada seni pun masih banyak yang belum mengetahuinya.
•
Sebagian besar masih banyak masyarakat seni yang tidak mengerti pada karya-karya yang telah dibuat dalam pergerakan Dadaisme ini, maka dari itu pergerakan Dadaisme sering diabaikan oleh masyarakat seni maupun masyarakat umum.