BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hormon testosteron merupakan bagian penting dalam kesehatan pria. Testosteron memiliki fungsi utama dalam proses spermatogenesis dan
pembentukan karakteristik
seksual sekunder pria, namum banyak fungsi lain yang tidak
kalah
penting
seperti:
membantu
meningkatkan
kekuatan tulang dan otot, memperlambat penuaan, mencegah aritmia
jantung,
menurunkan
risiko
infark
myokard,
meningkatkan metabolisme lipid, dan mencegah terjadinya atherosklerosis. Testosteron dihasilkan oleh sel Leydig, yaitu sel yang terletak di instersitial testis, di antara tubulus seminiferus (Mizdak et al., 2009). Namun belakangan
ini
terjadi
peningkatan
prevalensi
hipogonadisme pada populasi lanjut usia, yaitu sebanyak 20% pada pria umur 60-70 tahun dan 50% pada umur lebih dari 80 tahun. (Jia et al., 2015, Herring et al., 2013). World Health Organization (WHO) (2012) menyatakan bahwa satu dari empat pasangan di negara berkembang mengalami infertilitas. Beberapa studi menunjukkan bahwa masalah kesehatan reproduksi pria merupakan penyebab utama yang paling
1
2
umum dialami oleh pasangan dengan kasus infertilitas (Irvine, 1998). Di Indonesia terdapat 12% atau sekitar 3 juta pasangan infertil. Telah diketahui bahwa 30% dari semua kasus pasangan infertil disebabkan oleh pihak pria dan cenderung meningkat menjadi 40% (Sutyarso & Busman, 2003). Penyebab terjadinya infertilitas pada pria antara lain karena infeksi, tumor, ketidakseimbangan hormon, merokok
dan
obesitas
(Mayo
Clinic,
2014).
Penyebab
tersering adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh peningkatan reactive oxygen species (ROS) pada testis dan
penurunan
agen
antioksidan
yang
menyebabkan
terjadinya gangguan pada proses spermatogenesis (Olooto, 2012).
Stres
oksidatif
secara
signifikan
dapat
mengganggu fungsi sperma. Hal ini merupakan tanda awal infertilitas pada pria (Sharma et al., 1999). Salah
satu
senyawa
yang
dapat
menimbulkan
terbentuknya ROS adalah Advanced Glycation End Products (AGE). AGE merupakan senyawa toksik yang berasal dari protein atau lipid yang mengalami proses glikasi setelah berikatan dinding
dengan pembuluh
gula.
AGE
darah,
dapat penyakit
memicu
kerusakan
kardiovaskular,
kelainan neurodegeneratif, kanker dan steatohepatitis
3
nonalkoholik melalui mekanisme inflamasi (Basta et al., 2004; Tahara, 2010). Buah manggis yang bernama latin Garcinia mangostana telah
lama
digunakan
sebegai
obat
untuk
mengatasi
infeksi kulit, luka dan diare di Asia Tenggara karena mengandung
senyawa
antiinflamasi.
Pada
sebuah
penelitian ditemukan bahwa kulit buah manggis mengandung senyawa gamma-mangostin, sebuah derivat xanthone yang dapat mengurangi reaksi inflamasi dengan cara mengurangi pengeluaran Prostaglandin E2 (Nakatani et al., 2004). Penggunaan ekstrak kulit buah manggis yang mengandung gamma-mangostin sudah tidak asing lagi di Indonesia karena dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Mulai
meningkatnya
kasus
infertilitas
yang
disebabkan oleh penurunan hormon testosteron membuat penulis tertarik untuk meneliti kadar testosteron pada kultur sel Leydig tikus Sprague Dawley yang diinduksi Advanced Glycation End Products 200µg/ml dan diberi gamma-mangostin 5µM.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
4
1. Apakah kadar testosteron pada kultur sel Leydig yang diinduksi
Advanced
Glycation
End
Products
lebih
rendah dibanding yang tidak diberi? 2. Apakah pemberian Gamma-mangostin meningkatkan kadar testosteron pada kultur sel Leydig yang diinduksi Advanced Glycation End Products? 3. Apakah rerata kadar testosteron pada semua kelompok masuk dalam rentang kadar yang diharapkan?
C. Tujuan penelitian Tujuan umum: mengkaji efek pemberian gamma-mangostin sebagai agen antioksidan pada kultur sel Leydig Sprague Dawley. Tujuan khusus: 1. Mengkaji efek induksi Advanced Glycation End Products 200µg/mL terhadap kadar testosteron pada kultur sel Leydig dibanding yang tidak diberi. 2. Mengkaji efek induksi Advanced Glycation End Products 200µg/mL terhadap kadar testosteron pada kultur sel Leydig yang diberi gamma-mangostin 5µM.
D. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai kerusakan sel Leydig oleh berbagai macam faktor dan dampaknya terhadap produksi testosteron,
5
dampak AGE pada berbagai kerusakan sel dan beberapa penyakit pada manusia maupun hewan, serta efek pemberian gamma-mangostin antara lain sebagai berikut : Peneliti
Judul Penelitian
Basta et al., 2004
Advanced glycation end products and vascular inflammation: implications for accelerated atherosclerosis in diabetes
Tanikawa et al., 2009
Advanced Glycation End Products Induce Calcification of Vascular Smooth Muscle through RAGE/p38 MAPK
Tahara et al., 2010
Insulin resistance is an independent correlate of high serum levels of advanced glycation end products (AGEs) and low testosterone in non-diabetic men γ–mangostin from Garcinia Mangostana Pericarps as a Dual Agonist That Activates Both PPARα and PPARδ
Matsura et al., 2013
Hasil Penelitian AGE dapat merusak homeostasis dinding vasa dalam lingkungan proatherogenik dengan cara mengganggu permeabilitas vaskular, pelepasan sitokin inflamasi, tonus otot polos, dan meningkatkan molekul adhesi serta kemokin dinding vasa. AGE menginduksi kalsifikasi sel otot polos vaskular dengan cara mempromosikan diferensiasi sel mirip osteoblast. Kadar AGE dalam serum berhubungan dengan kadar testosteron yang rendah pada analisis univariat, tetapi tidak pada analisis multivariat. γ–mangostin mengaktivasi PPARα dan PPARδ. PPARα dan PPARδ berkaitan dengan metabolisme asam lemak dan homeostasis glukosa. Aktivasi simultan ini efektif untuk
6
Dewita, 2015
Effectiveness Of Pericarp Mangosteen Extract As Nefroprotector
Dari peneliti
mengobati sindrom metabolik Salah satu nefroprotektor alternatif adalah ekstrak kulit buah manggis karena mengandung xanthone yang berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi yang dapat menghambat jalur siklooksigenase.
penelitian
tidak
yang
menemukan
telah
adanya
ada
sebelumnya,
penelitian
mengenai
kadar testosteron pada kultur sel Leydig tikus Sprague Dawley yang diinduksi Advanced Glycation End Products dan diberi gamma-mangostin. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran perkembangan kerusakan organ testis yang ditimbulkan oleh
Advanced
Glycation
End
Products
dengan
membandingkan kadar testosteron pada kultur sel Leydig tikus Sprague Dawley yang diberi gamma-mangostin dan tidak
diberi.
Bagi
klinisi
diharapkan
dapat
mengantisipasi terjadinya kerusakan organ pada pasien yang memiliki faktor risiko.