BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Usaha Kecil Menengah atau lazim kita kenal sebagai UKM mempunyai banyak peranan penting dalam perekonomian. UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sejak krisis moneter yang diawali tahun 1997, hampir 80% usaha besar mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Berbeda dengan UKM yang tetap bertahan di dalam krisis dengan segala keterbatasannya. saat ini lembaga-lembaga donor internasional semuanya mendukung perkembangan UKM. Ada yang melihatnya sebagai wahana untuk menciptakan kesempatan kerja (ILO), ada yang melihatnya sebagai penjabaran komitmen mereka (IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia) untuk memerangi kemiskinan di negara-negara berkembang. Di Asia, perkembangan sektor UKM ini juga dilihat sebagai salah suatu jalan keluar dari krisis ekonomi. Para donor multilateral dan bilateral (antara lain Jepang).1 Krisis ekonomi juga telah mengakibatkan jumlah unit usaha menyusut secara drastis, dari 39,77 juta unit usaha pada tahun 1997 menjadi 36,82 juta unit usaha pada tahun 1998 atau berkurang sebesar 7,42%, dan bahkan usaha menengah dan besar mengalami penurunan jumlah unit usaha lebih dari 10%. Usaha menengah ternyata relative lebih lamban untuk pulih dari krisis ekonomi, padahal sektorusaha ini memiliki peran strategis untuk menjaga dinamika dan keseimbangan struktur perekonomian nasional. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah mampu menunjukkan kinerja yang relatif lebih tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang. Kontribusi 1
http://www.depkeu.go.id/ind/Read/?type=ixDaerah&id=24714&thn=2012&name=br_190912_6.ht m diaksespadatanggal 29 april 2013 pukul 8.09wib
1
sektor ini pada perekonomian nasionalpun cukup signifikan. Pada tahun 2005 jumlah UKM tercatat 44,6 juta unit atau 99,99 % dari keseluruhan unit usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7% dari jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 juta orang. Data ini mengindikasikan UKM dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional, walaupun rata-rata produktivitasnya relatif masih rendah. Mengingat struktur UKM yang khas, dengan heterogenitas yang cukup tinggi, maka pendekatan pembangunan UKM melalui sentra/klaster menjadi salah satu langkah yang dianggap strategis. Untuk itu proses pengembangan sentra UKM yang selama ini dilakukan (sejak tahun 2001), disertai dengan memberikan bantuan perkuatan, baik dalam bentuk finansial maupun non finansial. Salah satu hasil kajian terhadap sentra yang dilakukan pada tahun 2003 dan 2004 menunjukkan bahwa: a) paling tidak telah ada dampak positif pengembangan sentra dalam bentuk peningkatan kapasitas sentra, walaupun kondisi itu belum disertai dengan peningkatan produktivitasnya, b) Sudah terjalin kerjasama antar UKM dalam sentra yakni di bidang pemasaran (24%) dan pengadaan bahan baku (19%), c) ditemukan ada persaingan antar UKM dalam sentra yang cukup tinggi. Dari beberapa hal diatas dapat dikatakan bahwa, banyak hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut dalam proses pembinaan dan pengembangan sentrabisnis UKM pasca dukungan perkuatan, termasuk juga keterkaitan sentra dengan lembagalembaga pelaksana yang melakukan dukungan perkuatan antara lain BDS dan KSP/USP. Ragimun menambahkan, dengan peran besar UMKM dianggap sangat berpotensi dalam meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Data penerimaan pajak tahun 2005 sampai tahun 2012 menunjukkan, sebagian besar penerimaan pajak
2
masih didominasi oleh usaha besar. Pada APBN 2012 misalnya, Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas ditargetkan sebesar Rp. 445,7 triliun dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditargetkan sebesar Rp. 336,1 triliun yang sebagian besar diperoleh dari usaha besar. “Dalam kenyataanya, unit usaha besar pada tahun 2010 saja jumlahnya sekitar 4.800 unit dengan sumbangan terhadap PDB sekitar 43 persen, sedangkan UMKM sudah mencapai 53 juta unit dengan sumbangan terhadap PDB sebesar 56 persen” papar Ragimun. Sekitar 99% dari jumlah unit usaha di Indonesia berskala UMKM, dan tercatat mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak sekitar 99,4 juta tenaga kerja. Sementara, usaha besar menyerap sekitar 2,8 juta pekerja (data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2010. Untuk itu, Ragimun berharap, UMKM dapat terus tumbuh sehingga kontribusinya terhadap PDB dan pertumbuhan ekonomi makin besar serta PPN dan PPh dari UMKM dapat terserap dan bisa menambah optimalisasi penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).2 Perlu disadari, UKM berada dalam suatu lingkungan yang kompleks dan dinamis. Jadi, upaya mengembangkan UKM tidak banyak berarti bila tidak mempertimbangkan pembangunan (khususnya ekonomi) lebih luas. Konsep pembangunan yang dilaksanakan akan membentuk ‘aturan main’ bagi pelaku usaha (termasuk UKM) sehingga upaya pengembangan UKM tidak hanya bisa dilaksanakan secara parsial, melainkan harus terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Pengembangan UKM perlu mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan 2
http://www.depkeu.go.id/ind/Read/?type=ixDaerah&id=24714&thn=2012&name=br_190912_6.ht m diaksespadatanggal 29 april 2013 pukul 8.09wib
3
pemerintah ke depan perlu diupayakan lebih kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
UKM.
Pemerintah
perlu
meningkatkan
perannya
dalam
memberdayakan UKM disamping mengembangkan kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Pengembangan terhadap sektor swasta merupakan
suatu hal yang tidak
diragukan lagi perlu untuk dilakukan. UKM memiliki peran penting dalam pengembangan usaha di Indonesia. UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya usaha besar, Hampir semua usaha besar berawal dari UKM. Usaha kecil menengah (UKM) harus terus ditingkatkan (upgrade) dan aktif agar dapat maju dan bersaing dengan perusahaan besar. Jika tidak, UKM di Indonesia yang merupakan jantung perekonomian Indonesia tidak akan bisa maju dan berkembang. Satu hal yang perlu diingat dalam pengembangan UKM adalah bahwa langkah ini tidak semata-mata merupakan langkah yang harus diambil oleh Pemerintah dan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah. Pihak UKM sendiri sebagai pihak yang dikembangkan, dapat mengayunkan langkah bersama-sama dengan Pemerintah. Selain Pemerintah dan UKM, peran dari sektor Perbankan juga sangat penting terkait dengan segala hal mengenai pendanaan, terutama dari sisi pemberian pinjaman atau penetapan kebijakan perbankan. Lebih jauh lagi, terkait dengan ketersediaan dana atau modal, peran dari para investor baik itu dari dalam maupun luar negeri, tidak dapat pula kita kesampingkan. PT. Pegadaian sebagai salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran pinjaman yang memiliki tujuan khusus yakni penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang bertujuan untuk mencegah praktek ijon, Pegadaian gelap, serta pinjaman tidak wajar lainnya. Berdasarkan peraturan
4
pemerintah No 103/2000 tentang Perum Pegadaian dalam pasal 6 disebutkan bahwa misi yang di emban perusahaan cukup berat, dimana selain menunjang pelaksanaan kebijakan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, PT. Pegadaian harus memikul tugas dan tanggung jawab sebagai perusahaan yang mampu memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang sehat. Sesuai dengan misi dari PT. Pegadaian “Ikut membangun program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah melalui kegiatan utama berupa penyaluran kredit gadai dan melakukan usaha lain yang menguntungkan”. Sebagai di atur dalam Pasal 8 poin a PP No 103 / 2000 serta berdasarkan keputusan Mentri Keuangan No 294 / KMK.05 / 2001 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan dana dan juga untuk mengembangkan usaha PT. Pegadaian, maka Direksi PT. Pegadaian Nomor 107 / LB.2.0022/2002 dibukalah usaha Kredit Usaha Mikro Pegadaian yang kemudian dengan keputusan Direksi PT. Pegadaian Nomor 203 / UL.3.22.3 / 2003 diubah namanya menjadi KKUP (Kredit Kelayakan Usaha Pegadaian). Pegadaian telah menjadi salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan pembiayaan bagi masyarakat menengah kebawah khususnya masyarakat yang memiliki usaha baik skala kecil maupun menengah. Tujuan PT. Pegadaian tidakhanya semata-mata mencari keuntungan tetapi juga sebagai penunjang kebijakan dari program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional melalui penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai dengan produk unggulannya. Berangkat dari hal tersebut, PT. Pegadaian merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan kredit, dengan pelayanan yang mudah, cepat dan aman. Kemudahan dan kesederhanaan dalam prosedur memperoleh kredit
5
merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat ekonomi lemah. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kredit yang disalurkan oleh PT. Pegadaian. Tabel 1.1 Kredit UKM Pegadaian Yang Tersalurkan Pada Tahun 2008 - Maret 2008
Jenis Produk Kreasi Krisda Krista Jumlah
Jumlah Pinjaman (Miliar) Rp 164.8 Rp 16.5 Rp 4.7 Rp186
Jumlah Debitur 19.170 debt 463 debt 4.614 debt 24.247 debt
(Warta Pegadaian edisi 143/Thn.xx/2008)
Dari data diatas dapat di jelaskan bahwa Perum Pegadaian menyalurkan kredit kepada UMKM dengan mengeluarkan produk seperti Kreasi, Krasida dan Krista. Kreasi merupakan kredit yang berasal dari pemerintah diberikan kepada pengusaha mikro / kecil dengan sistem fidusia (barang jaminan berada di pemilik dan dapat digunakan pemilik untuk kegiatan usaha), kredit yang sudah Pada Tahun 2008 - Maret 2008 mencapai Rp. 164,8 Miliar. Sedangkan Krasida merupakan pemberian pinjaman kepada usaha mikro kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai yang pengembaliannya dilakukan melalui angsuran, kredit yang sudah tersalurkan pada Tahun 2008 - Maret 2008 mencapai Rp. 16,4 Miliar. Sedangkan Krista merupakan kredit yang diberikan khusus kepada wanita pengusaha sangat mikro. Seperti tukang sayur, bakul jamu gendong, dan lain-lain. kredit yang sudah tersalurkan pada Tahun 2008 - Maret 2008 mencapai Rp. 4,7 Miliar. PT. Pegadaian juga menyalurkan kredit modal kerja kepada masyarakat yang memiliki usaha, baik perorangan ataupun kelompok yang bisa di dapatkanmelalui produk Kredit Angsuran Fidusia (Kreasi) ataupun Kredit Angsuran RumahTangga (Krista). Dengan pemberian kredit modal semacam itu diharapkan akanmampu
6
meningkatkan usahanya dan meningkatkan permodalan khususnya bagiusaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam pemberian kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi sehari-hari, karena dengan adanya modal kerja yang cukupakan menguntungkan bagi kelangsungan usahanya, sehingga akan memberikan nilai kegunaan yang lebih. Modal kerja merupakan jumlah yang terus menerus harus ada dalam menopang kegiatan perusahaan dalan pengeluaran untuk memperoleh barang atau jasa, dengan kata lain modal kerja merupakan sejumlah dana kas yang tertanam dalam aktiva lancar yang dipergunakan untuk menjalankan aktifitas perusahaan (Komarudin,1995:5). Saat ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian, khususnya dalam hal penyediaan lapangan kerja,mengurangi kesenjangan dan kemiskinan, mempercepat pemulihan ekonomi, serta memperkuat landasan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Salah satu bentuk fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh para Usaha Rumah Tangga adalah kredit KRISTA. KRISTA adalah kredit Usaha Rumah Tangga, yang diberikan kepada Usaha Rumah Tangga untuk pengembangan usahanya. Sasaran produk pelayana KRISTA adalah para pengusaha sangat mikro (untuk sementara pengusaha wanita) yang telah bergabung dalam suatu asosiasi/kelompok pengusaha, dimana usia asosiasi/kelompok pengusaha tersebut minimal telah berdiri selama 6 bulan.Hal ini dimaksudkan agar soliditas kelompok tersebut telah terujidisamping untuk menghindari adanya upaya-upaya pengelabuan oleh para pengusaha tersebut, yaitu mendirikan asosiasi hanya sebagai cara untuk memperoleh pinjaman KRISTA. Skim kredit KRISTA ini menerapkan prinsip tangguang renteng diantara para anggota asosiasi/kelompok tersebut. Disamping
7
menerapkan sistem tanggung renteng diantara anggota kelompok pengusaha mikro, kredit ini juga mensyaratkan adanya jaminan tambahan. Sifat obyek jaminannya ini nilainya tidak harus mengcover seluruh pinjaman nasabah, minimal 20% dari jumlah uang pinjaman. Hal ini dikarenakan maksud dan tujuan utama dari adanya agunan ini adalah sebagai upaya pendidikan kedisiplinan pada nasabah. Kredit KRISTA adalah pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan konstruksi penjaminan secara fidusia, yang diberikan oleh PT. Pegadaian kepada pemilik dan pengelola usaha rumah tangga (sangat mikro) yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman modal. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar suatu kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda (UU 42 th 1999 tentang fisudia pasal 1 ayat 1). Sedangkan atas hak benda bergerak baik berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat di bebani hak tanggungan terdapat dalam UU Nomor 4 tahun 1996 tentang tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan bagi pelunasa utang tertentu. Usaha Mikro sebagaimana dimaksud Keputusan Mentri Keuangan RI Nomor 40/KMK.06/2003 tanggal 19 januari 2003 adalah suatu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga
Negara
Indonesia
memiliki
hasil
penjualan
paling
banyak
Rp.
100.000.000,00(seratus juta rupiah)per tahun. Jangka waktu pinjaman selama 12 bulan dengan pengambilan pinjaman dilakukan secara angsur (cicilan) perbulannya. Setiap bulan nasabah mamiliki kewajiban untuk mengngsur pokok pinjaman yang telah di berikan kepada perusahaan. Saat ini usaha mikro yang memanfaatkan program KRISTA ialah para pedagang kaki lima, penjual jamu gendong pedagang sembako yang pendapatannya
8
sangat mikro. Para pedagang sangat terbantu dengan adanya program KRISTA karena dapat menambah modal usaha mereka dan menambahkan fariasi dagangan mereka. Tidak seluruh pengusaha mikro memanfaatkan produk KRISTA karena syarat seseorang bisa mendapatkan pinjaman KRISTA ialah harus mempunyai anggota kelompok ataupun salah satu anggota kelompok dari kelompok usaha yang di bentuk oleh beberapa pengusaha mikro yang sudah terbentuk lebih dari satu tahun. Target pasar yang dilayani dalam operasional skim Kredit Usaha Mikro Kecil dikaji dari aspek strategi. Perusahaan memandang bahwa pada dasarnya semua jenis usaha mokro-kecil bisa didanai dengan paket kredit KRISTA, selama jenis usaha tersebut tidak atau bukan usaha yang dilarang oleh pemerintah, usaha-usaha ilegal, ataupun usaha yang tidak sesuai dengan norma/etika sosial masyarakat Indonesia. Dana untuk program ini mencapai Rp 20 miliar yang berasal dari Kementrian Koperasi dan UKM sedangkan PT. Pegadaian sebagai penyalur Bagi calon debitor, harus memenuhi persyaratan tertentu Yaitu hanya bisa diberikan kepada calon debitur wanita usaha kecil dan mikro seperti bakul jamu, pedagang pasar, pedagang gerobak dorong, pedagang kaki lima. Program kredit KRISTAmulai di perkenalkan pada tahun 2008 di seluruh kantor cabang PT. Pegadaian di seluruh Indonesia termasuk di kantor Pegadaian cabang serang. Tercatat sejak awal program krista berjalan terdapat 134 kelompok yang terdiri dari 751 anggota kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-10 anggota yang telah terdata, setiap kelompok mendapatkan pinjaman yang berbeda sesui dengan jumlah anggota kelompok dan juga besar usaha yang mereka miliki. Jumlah pinjaman yang di keluarkan oleh Pegadaian untuk program KRISTA ialah sejumlah Rp. 2,034,000,000.
9
Setiap kelompok yang menerima pinjaman KRISTA apabila dalam tahap pertama pinjaman dalam pengembalian pinjaman tidak mendapatkan hambatan (lancar) dan tepat waktu, maka kelompok tersebut akan di pertimbangkan oleh pihak Pegadaian untuk mendapatkan pinjaman di periode berikutnya. Setiap kelompok yang yang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pinjaman di periode selanjutnya, maka jumlah pinjaman yang didapatnkan setiap anggota kelompok akan ditambah sesuai kebijakan Pegadaian. Tanggung rentengadalah tanggung menanggung diantara anggota dalam satu kelompok atas segala kewajiban terhadap koperasi dengan keterbukaan dan saling mempercaya3. Sedangkan menurut Alam (2007) tanggung renteng adalah sebuah sistem yang membagi tanggung jawab secara merata, menerapkan konsep kolektifitas mulai dari merancang program hingga mengatasi masalah yang dihadapi. Rasmiati (Alam, 2007) mendefinisikannya sebagai suatu sistem yang memuat tanggung jawab bersama di antara anggota dalam satu kelompok dengan kewajiban anggota pada kelompoknya atas dasar keterbukaan dan saling mempercayai. Istilah fidusia berasal dari bahasa Belanda, yaitu fiducie, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fiduciary transfer of ownership, yang artinya kepercayaan. Di dalam berbagai literatur, fidusia lazim disebut dengan istilah eigendomoverdract (FEO), yaitu penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan. Di dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun1999 tentang Jaminan Fidusia pengertian fidusia adalah “Pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda itu”.Yang diartikan dengan pengalihan hak 3
Puskowanjati.TanggungRenteng. //H:/Tanggung renteng/puskowanjati di aksespada tanggal 10‐2‐ 2009.
10
kepemilikan adalah pemindahan hak kepemilikan dari pemberi fidusia kepada penerima fidusiaatas dasar kepercayaan, dengan syarat bahwa benda yang menjadi objeknya tetap berada di tangan pemberi fidusia. Sedangkan menurut Dr. A Hamzah dan Senjun Manulang mengartikan fidusia adalah : “Suatu cara pengoperan hak milik dari pemiliknya (debitur), berdasarkan adanya perjanjian pokok (perjanjian utang piutang) kepada kreditur, akan tetapi yang diserahkan hanya haknya saja secara yuridise-levering dan hanya dimiliki oleh kreditur secara kepercayaan saja (sebagai jaminan utang debitur), sedangkan barangnya tetap dikuasai oleh debitur, tetapi bukan lagi sebagai eigenaar maupun bezitter, melainkan hanya sebagai detentor atau houder dan atas nama kreditur-eigenaar”. Pentingnya komunikasi yang baik dalam suatu bisnis merupakan salah satu unsur penting yang dalam membangun sebuah tim, yang dapat membawa bisnis kepada tingkat keberhasilan. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas berguna untuk mendominasi dalam dunia usaha. Komunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim yang kuat dan mendorong bisnis terhadap kinerja yang lebih baik. Pentingnya keterampilan komunikasi yang baik perlu di tekankan. komunikasi adalah kunci untuk membangun dan mengelola bisnis yang sukses.4 Menurut persing (1981:108) mengatakan bahwa komunikasi bisnis adalah progres penyampaian arti melalui lambang-lambang yang meliputi keseluruhan unsur-unsur yang berhubungan dengan proses penyampaian dan penerimaan pesan, baik itu dalam bentuk tulisan, lisan, maupun non verbal yang dilakukan dalam suatu organisasi yang membayar orang yang secara bersama-sama memproduksi dan memasarkan barang-barang dan jasa guna memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut Rosenblatt S. Bernand (1982:7) mengatakan bahwa pengertian komunikasi bisnis adalah pertukaran ide-ide 4
http://www.apotas.com/pentingnya‐komunikasi‐yang‐baik‐dalam‐bisnis/diakses pada hari rabu tanggal 22 mei 2013 pukul 22.01 wib
11
opini, informasi, instruksi dan sejenisnya, yang dikemukakan baik secara personal maupun non personal melalui simbol atau tanda, untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.5 Bagi Pegadaian pemberian pinjama modal untuk pengusaha kecil seperti UKM merupakan hal yang baru dalam pemberian pinjaman. Ini merupakan tantangan baru bagi pegadaian dalam memberikan pinjaman kepada masyarakat. Seperti kita tahu pegedaian merupakan badan usaha yang bergerak pada sistem gadai, sedangkan produk baru yang luncurkan oleh pegadaian ialah sistem pemberian modal untuk para pengusaha dengan sistem kredit dengan barang jaminan yang disesuaikan dengan jumlah pinjaman yang di dapatkan. Program pemberian modal untuk UKM ini merupakan tantangan baru untuk PT. Pegadaian dalam mengembangkan usahanya. Tidak hanya pihak perusahaan yang merasa tertantang dengan program pemberian modal untuki UKM tetapi karyawan PT. Pegadaian juga merasa tertantang untuk menjalankan program-program tersebut. Dengan kemudahan yang diberikan PT. Pegadaian dalam memperoleh pinjaman kredit KRISTA ini, diharapkan masyarakat dapat tertarik untuk menggunakan kredit KRISTA dan termotivasi untuk mengembangkan usahanya agar lebih maju lagi dan juga dapat membantu mengatasi masalah ekonomi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana implementasi Program KRISTA di PT. PEGADAIAN cabang serang terhadap UKM?”
5
http://www.anneahira.com/pengertian‐komunikasi‐bisnis.htmdiakses pada hari rabu tanggal 22 mei 2013 pukul 22.01 wib
12
1.3 Tujuan Penelitian Dari studi lapangan yang berjudul “Bagaimana Implementasi Program KRISTA di PT. PEGADAIAN cabang serang terhadap UKM” memiliki sasaran dan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peran PT. Pegadaian dalam pemberian kredit KRISTA pada UKM. 2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh PT. Pegadaian dalam mengatasi masalah ketidak lancaran pembayaran kredit KRISTA di PT. Pegadaian. 3. Untuk
mengetahui
kendala-kendala
yang
terjadidi
lapangan
dalam
penyelesaian pelunasan Kredit KRISTA. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari studi ini adalah : a. Bagi Mahasiswa Studi lapangan yang dilakukan kali ini bermanfaat sebagai sarana aplikasi ilmu yang selama ini telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti perkuliahan dan sebagai salah satu proses pengembangan ilmu karena pada dasarnya hidup adalah proses pembelajaran yang terus menerus. b. Bagi PT. Penggadaian Cabang Serang Studi lapangan yang dilakukan kali ini bermanfaat sebagai bahan masukan
untuk
PT.
Pegadaian
cabang
Serang
dalam
membantu
menyelesaikan kredit macet usaha dan sebagai masukan dalam proses pemilihan nasabah yang dapat memperoleh kredit Usaha KRISTA ini pada PT. Pegadaian Cabang Serang.
13
c. Bagi Masyarakat Studi lapangan yang dilakukan kali ini bermanfaat sebagai sarana promosi kredit KRISTA salah satu alternatif pada masyarakat untuk penyediaan dana sebagai modal usaha dengan syarat yang mudah tanpa jaminan apapun.
14