BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi dewasa ini telah memacu
semakin intensifnya interaksi antar-negara dan antar-bangsa di dunia. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengundangkan Undang-Undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Kedua perangkat hukum tersebut menandai dibukanya paradigma baru yang memberi kemungkinan daerah untuk mengadakan hubungan dan kerjasama dengan pihak asing atau luar negeri.1 Di samping itu, dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah, telah membuka
peluang
keikutsertaan
daerah
sebagai
salah
satu
komponen
dalam
penyelenggaraan hubungan dan kerjasama luar negeri.Selain itu sama juga hal nya dengan negara di tengah sistem global, negara dianggap tidak efektif dan efisien dengan upaya upaya interaksinya dengan berbagai mitranya.2 Oleh karena itu pemerintah lokal sebagai aktor yang lebih kecil, sederhana serta lebih menyentuh masyarakat telah menggantikan sebagian peranan negara dalam melakukan citizendiplomacy.3 Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah berada pada posisi garis geografis yang strategis, sehingga menjadikan Kota Semarang sebagai simpul (transitpoint) transportasi regional maupun nasional yang dapat diandalkan sebagai potensipembangunan sebuah kota jasa terkemuka di Jawa Tengah. Konsep Semarang sebagai kota jasa telah 1
Undang-Undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang No. 24 tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. 2 Priscilia hasnanta,ardila .”Proses Pembuatan Kebijakan Kerjasama Sister City Pemerintah Kota Semarang Dengan Pemerintah Kota Behai China Tahun 2007-2012”(skripsi), Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2012,Hal. 1 3 Henderson,Conway W.”International Relation: Conflict and cooperation at The Turn Of The 21Century”,Mc Graw Hill,Carolina,1998,hal 71.
1
mulai direalisasikan pada awal tahun 2004 yang lalu bersamaan dengan pembenahan yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang terhadap aktivitas pelayanan publik dan dibukanya Bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional. Di samping itu, Kota Semarang memiliki daya tarik di bidang seni dan budaya. Selama ini, Kota Semarang memiliki keterikatan sejarah dan budaya yang erat dengan Tiongkok yang terlihat dari banyaknya pengaruh budaya Tionghoa dalam budaya Semarang. Salah satu bukti nyata dari pengaruh budaya Tionghoa yaitu tempat bersejarah (historical site) Klenteng Sam Poo Kong, yang berada tepat di wilayah kota Semarang.
Tiongkok merupakan salah satu negara di Asia timur yang telah berhasil melakukan strategi pembangunan maupun reformasi di segala bidang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5% dalam tiga tahun terakhir.4Oleh karena itu, Tiongkok merupakan salah satu tempat yang representatif bagi terlaksananya hubungan kerjasama intra kawasan dan antar-negara. Selama ini, secara informal hubungan kerjasama antara Semarang dan Tiongkok telah banyak dilakukan oleh pengusaha Semarang dengan pengusaha Tiongkok. Di samping itu, Pemerintah Tiongkok dinilai sangat memperhatikan terhadap upaya mengembangkan peningkatan kualitas sumber daya manusia karena disadari bahwa sumber daya manusia merupakan motor penggerak utama pembangunan daerah. Untuk itu, Pemerintah Kota Semarang berharap agar dapat ikut secara aktif dalam mengikuti program tersebut, baik pertukaran pelajar, pelatihan tenaga kerja maupun peningkatan keterampilan yang lain.
4
PEMKOT , Arsip dan dokumen resmi negara dalam kerjasama sister city Semarang-Beihai ,Semarang ,2009.
2
Untuk dapat mewujudkan kerjasama yang lebih baik, Pemerintah Kota Semarang dan Kota Beihai telah sepakat untuk menjalin kerjasama kota bersaudara (sister city) sebagai payung hukum dalam melaksanakan kegiatan kerjasama secara formal. Dalam upaya untuk merealisasikan maksud tersebut dan sesuai dengan prosedur kerjasama sistercity,
Pemerintah
Kota
Semarang
telah
menindaklanjuti
dengan
memohon
persetujuanDPRD melalui syarat yang telah dikirimkan, yaitu surat Walikota Semarang No. 193/4916 tanggal 28 Mei 2007 perihal Permohonan Persetujuan Kerjasama Kota Bersaudara (sister city),5 dalam rangka efisiensi, diharapkan tindak lanjut dari kerjasama tersebut dapat ditingkatkan yang di tandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman MoU (Memorandum of Understanding) B.
Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka memunculkan
pertanyaan : Mengapa pemerintah kota Semarang mengadakan kerjasama sister city dengan kota Beihai ? C.
Tujuan Penelitian Adapun arah dan sasaran yang hendak menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui alasan mengapa pemerintah kota semarang mengadakan kerjasama sister city dengan kota Beihai.
5
DPRD, Persetujuan Permohonan Kerjasama Sister City antara Kota Semarang dan Beihai ,Semarang,
( Nomor 28 Tahun 2007) .
3
D.
Landasan Teori D.1.Teori Rational Choice Fenomena alasan penguatan kerjasama sister city antara kota Semarang dan Kota
Beihai dapat dijelaskan dengan menggunakan teori rational choice yang berada dalam kerangka kerjasama internasional. Kerjasama internasional sendiri terjadi apabila kebijakan yang diambil oleh satu pihak dianggap oleh pihak lain sebagai halangan untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka, tetapi ada upaya untuk melakukan penyesuaian kebijakan oleh kedua
belah pihak, sehingga kebijakan masing-masing negara tersebut menjadi lebih kompatibel satu sama lain. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “Mengapa pemerintah kota Semarang mengadakan kerjasama sister citydengan kota Beihai ” ? Pertanyaan inilah yang kemudian dapat dijawab dengan teori rational choice. Teori rational choice memliki asumsi dasar rasionalitas, yakni kebijakan yang diambil atas dasar kalkulasi untung rugi, yaitu bagaimana seorang aktor dapat memutuskan preferensi yang saling menguntungkan atau yang saling meniadakan. Esensi dari rational choice adalah ketika di hadapkan pada beberapa alur tindakan, manusia biasanya akan memilih alur yang mereka anggap mendatangkan manfaat yang paling besar (menguntungkan) bagi manusia tersebut.6 Axelrod menyebut pilihan ini sebagai pay off structure. Pay off Structure adalah kerjasama akan terbentuk apabila secara untungrugi (pay off stucture) menguntungkan.7
Semakin
besar
keuntungan
maka
kerjasama
akan
sangat
memungkinkan,bila semakin kecil keuntungan maka semakin tipis pula peluang kerjasama dapat terjalin.
6
Elster J.,“Nuts and Bolts for the Social Sciences,”Cambridge University Press, Cambridge 1989,hal. 22. Axelrold,Robert and Keohane,Robert O,Achieving coorperation under anarchy :WorldPolitics, Columbia University Press,New York,Hal. 226-254. 7
4
Menurut Robert Axelrod dan Robert Keohane ada empat karakter yang bisa di jadikan pertimbangan diantaranya yaitu:
1.
The benefit of mutual cooperation ( CC ) Jika kedua belah pihak sama-sama cooperative maka hasilnya keduanya akan mendapatkeuntungan yang maksimal.
2.
Relative to mutual defection ( DD ) Jika kedua belah pihak melakukan defect maka hasilnya keduanya tidak akan mendapat kerugian/keuntungan dan ini adalah kemungkinan terburuk .
3.
The benefits of unilateral defection (DC) Jika pihak A melakukan defect dan pihak B melakukan cooperative maka pihak A tidak akan mendapat keuntungan/kerugian atau sebaliknya mendapat kerugian dan pihak B mungkin mendapat keuntungan sementara atau mungkin tidak mendapat keuntungan.
4
Relative to unrequited cooperation (CD) Jika pihak A melakukan cooperative dan pihak B melakukan defect maka pihak A mungkin mendapat keuntungan sementara atau mungkin tidak mendapat keuntungan ,sedangkan pihak B tidak akan mendapat keuntungan/kerugian atau sebaliknya akan mendapat kerugian.
Keempat karakter tersebut mendapatkan prioritas masing-masing sesuai dengan jenis permainan apa yang sedang dilakukan oleh aktor tertentu. Dalam konteks pembahasan skripsi ini, jenis permainan/game yang paling relevan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi adalah Stag Hunt Game. Stag Hunt Game memiliki preferensi sebagai berikut: CC>DC>DD>CD. Inti dari model permainan ini adalah bahwa kerjasama (cooperation)
5
lebih diinginkan dari pada pengingkaran sepihak (unilateraldefection).8 Selain pay off structure, ada hal lain yang mempengaruhi kecenderungan aktor untuk bekerjasama, yakni :The Number of Actors (seberapa banyak aktor yang terlibat).9pay off structure menjadi sangat penting karena sebetulnya pay off structurelah yang memfokuskan pada pertimbangan-pertimbangan yang bisa menjawab apa keuntungan dan kerugian kota semarang jika menjalin kerjasama Sister City dengan kota Beihai. Sedangkan seberapa banyak aktor yang terlibat nantinya akan menjadi faktor pendukung dalam menjelaskan fenomena ini.
D.2.Pendekatan Reflektif Didalam penelitian ini
penulis
juga menggunakan
pendekaran
reflektif.
Dikarenakan sangat diperlukan karena terkadang aktor pembuat kebijakan memutuskan untuk menerima tawaran tanpa memperhitungkan keuntungan jangka panjangnya secara matang dan tanpa merasa curiga terhadap aktor yang memberi tawaran, pendekatan inilah yang nanti dapat menguatkan jawaban dari penelitian ini.10
E. Metode Penelitian E.1.Jenis Penelitian
Skripsi ini menggunakan metode penelitian Diskritif-kualitatif yaitu menggunakan data yang dapat berupa kata-kata untuk menerangkan (construing) suatu fenomena, 8
Didi Permadi, Makalah perpektif rational choice, universitas gadjah mada,Yogyakarta,Selasa, 01 Juli 2008. Purwanto, Adi Joko .”Kebijakan Turki untuk bergabung ke dalam Uni Eropa”(skripsi), Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Wahid Hasyim Semarang, 2007,hal. 16 10 Dore.R.(1983). dalamKEOHANE International Institutions two approaches (JSTOR),hal:389 9
6
sehingga dalam penelitian ini tidak diperlukan adanya hipotesa.11 Lengkapnya, metode ini menitik beratkan pada proses penggalian data-data kualitatif yang didapatkan melalui sumber-sumber tertulis maupun yang terucapkan.Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kualitatif adalah berusaha untuk medapatkan data-data menyeluruh tentang situasi yang di pelajari oleh peneliti.12Dan jika dikaitkan dengan karya ilmiah ini ditujukan untuk menjelaskan faktor-faktor alasan yang mendorong Kota semarang memlih Kota Beihai sebagai mitra kerjasama Sister City yang dilakukan di tahun 2007 lalu .
E.2.Jenis dan Sumber Data E.2.1 Data Primer Sumber data primer yang digunakan dalam Skripsi ini adalah dokumen resmi terkait kerjasama sister city yang dilakukan Kota Semarang dengan Kota Beihai,Tiongkok.
E.2.2. Data Sekunder Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet. Data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini adalah beberapa dokumen terkait kerjasama sister city Kota Semarang, struktur pemerintahan serta gambaran umum yang 11
Lexy J. Moeloeng. 1998. “Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja. hal.6 R.Bogdan and S.J.Tylor (eds),”introduction to Qualitative Research Methods”, New York,Wiley,1975.
12
7
berkaitandengan kota Semarang dan Beihai .Adapun yang dimaksud dokumen disini adalah adalah data atau dokumen secara tertulis.13
E.3.Teknik Pengumpulan Data E.3.1.Metode Wawancara Dalam metode ini, penulis akan mewawancarai Ibu Dhamayantie Savitri,SS. (NIP.19770724 200903 2 002) selaku Staf Subbag KSAD & LN Bagian Kerjasama Setda Kota Semarang untuk mendapatkan beberapa informasi terkait kerjasama sister city Kota Semarang dengan Kota Beihai. E.3.2.Metode studi pustaka Studi kepustakaan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis (Buku,jurnal,Arsip,artikel,dll) , maupun elektronik (Internet). E.3.3.Teknik Analisa Berbagai data yang terkumpul dan tersusun akan dilakukan analisa sesuai dengan kerangka dasar teori penelitian yang di pakai penulis secara mendalam untuk melihat keterkaitan antara beberapa variabel penting yang menjadi fokus unit analisa yang di pilih.
13
Wiranto Sarlito,”Metode Penelitian Sosial”,PT.Remaja Rosda Karya,Bandung,2000,hal.71-73
8
F. Sistematika Penulisan Adapun Sistematika penulisan yang akan ditampilkan penulis adalah sebagai berikut:
BAB
I
PENDAHULUAN.
Bab
ini
berisi
tentang
:latar
belakang
masalah,rumusan masalah, tujuan penulisan,landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM KERJASAMA SISTER CITY ANTARA
KOTA SEMARANG DAN KOTA BEIHAI . Bab ini akan membahas mengenaigambaran umum tentang sister city , landasan hukum ,pedoman kerjasama sister city , kronologi kerjasama sister city antara Kota semarang dan kota Beihai dan terakhir pada bab ini akan membahas kondisi Kota semarang dan Kota Beihai dalam beberapa hal yaitu tentang letak geografi, perekonomian, pendidikan, religi/ kepercayaan, kebudayaan, dan pemerintahan.
BAB III
FAKTOR PENDORONG KERJASAMA SISTER CITY
ANTARA KOTA SEMARANG DAN KOTA BEIHAI TIONGKOK TAHUN 20072009. Bab ini membahas atas jawaban terhadap rumusan masalah mengenai alasanMengapa Kota Semarang memilih Kota Beihai sebagai Mitra Kerjasama Sister City dengan menggunakan Teori Rational Choice.
BAB IV
PENUTUP. Bab ini berisikan tentang kesimpulan secara
menyeluruh dari hasil penelitian disertai dengan saran yang di tujukan bagi pemerintah Kota Semarang.
9