1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemajuan yang pesat di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menyebabkan perubahan dan perkembangan dalam segala bidang dan menyeluruh di seluruh lapisan dunia termasuk Negara kita yaitu Indonesia. Perubahan dan perkembangan zaman yang demikian pesat ini, menuntut kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan cara mengikuti perkembangan yang bersifat positif serta mengadakan antisipasi dan filterisasi terhadap dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun langkah yang paling baik yang sangat dibutuhkan untuk hal tersebut adalah dengan kegiatan pendidikan terutama untuk kalangan remaja atau generasi muda. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang – undang No. 20 Tahun 2003, yang berkenaan dengan sistem pendidikan Nasional, dimana : “Pendidikan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemajuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara dan demokratis, bertanggung jawab, memiliki daya saing dan mampu menghadapi tantangan global”. 1 Dengan melihat kenyataan yang kita hadapi dan program pemerintah dalam bidang pendidikan, maka peneliti berpendapat bahwa 1
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Standar Nasional Pendidikan, Bandung: Fokus Media 2005, h.94-95.
1
2
anak-anak (generasi muda) sebagai peserta didik harus dibekali dengan pendidikan yang seimbang antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama. Pembelajaran atau pendidikan agama Islam diajarkan di sekolahsekolah umum maupun sekolah khusus agama Islam, sekolah khusus yang dimaksud di sini, ialah sekolah yang banyak pelajaran agamanya contoh sekolah MTS/MAN, pelajaran agama Islam di sekolah khusus dibagi menjadi beberapa bagian mata pelajaran, seperti Akidah Akhlak, AlQur’an Hadist dan lain-lain. Sedangkan pelajaran pendidikan Agama Islam di sekolah umum hanya diberikan selama 2 jam, pada saat jam mata pelajaran pendidikan agama Islam itu saja. Peneliti yakin, dengan waktu yang terbatas pengetahuan yang didapat pun serba terbatas. Oleh karena itu, diadakanlah tambahan jam belajar pendidikan agama Islam, yang mana bermanfaat untuk mengembangkan dan memperdalam pendidikan agama Islam. Lembaga pendidikan yang sesuai dengan hal tersebut salah satunya adalah SMAN 4 Palangka Raya. Di sekolah ini, pelajaran pendidikan agama Islam didapatkan bukan hanya pada jam pelajaran saja, tetapi juga didapatkan di luar jam sekolah. Aktivitas mengikuti tambahan jam belajar pendidikan agama Islam di beberapa sekolah dan salah satunya yaitu SMAN 4 Palangka Raya dilaksanakan untuk menambah dan memperdalam pengetahuan yang
3
dimiliki anak didik, serta mempermudah mereka dalam memahami pelajaran agama Islam. Dari hasil observasi awal menunjukkan bahwa, semua siswa-siswi kelas X SMAN 4 Palangka Raya mengikuti tambahan jam belajar pendidikan agama Islam dengan baik. Mereka kelihatan sangat antusias dan tertarik ketika mendengar penjelasan dari guru mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah mereka. Aktivitas ini bertempat di mushola sekolah yang mana dilaksanakan satu minggu lima kali. Hasil belajar yang telah dicapai para siswa akan selalu dikaji untuk mencari usaha dan cara baru dalam tindakan mengajarnya agar diperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik. 2 Dengan adanya tambahan jam belajar pendidikan agama Islam materi yang ajarkan yaitu tentang masalah Al-qur’an surah Al-baqarah, 2: 30, Al-mu’minun, 23: 12-14, Az-zariat, 51-56, dan An-nahl, 16: 78, Alqur’an surah Al-an’am, 6: 162-163 dan Al-bayyinah, 98: 5, Iman kepada Allah SWT, Berperilaku terpuji, Sumber hukum Islam, Hukum taklifi dan hukum wad’I, Keteladanan rasulullah SAW periode mekah. Diharapkan siswa kelas X khususnya yang beragama Islam bisa mengingat, memikirkan, mengelola informasi yang telah mereka peroleh, sehingga dapat memecahkan masalah, merencanakan masa depan, mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya ke depan. 2
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990, h. 151.
4
Dengan adanya tambahan jam belajar yang diikuti siswa kelas X, penulis ingin mengetahui apakah jam tambahan jam belajar pendidikan agama Islam tersebut berpengaruh atau tidak, terhadap hasil belajar mata pelajaran pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMAN 4 Palangka Raya ke depannya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI TAMBAHAN JAM BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS X SMAN 4 PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2012/2013“.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana aktivitas mengikuti tambahan jam belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMAN 4 Palangka Raya? 2. Bagaimana hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMAN 4 Palangka Raya? 3. Apakah ada pengaruh aktivitas mengikuti tambahan jam belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMAN 4 Palangka Raya?
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui aktivitas mengikuti tambahan jam belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMAN 4 Palangka Raya;
5
2. Mengetahui hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas X di SMAN 4 Palangka Raya; 3. Mengetahui apakah ada pengaruh aktivitas mengikuti tambahan jam belajar terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMAN 4 Palangka Raya.
D. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Sebagai bahan informasi dan masukan guru agama Islam di SMAN 4 tentang manfaat mengikuti tambahan jam belajar Pendidikan Agama Islam pengaruhi tercapainya hasil belajar yang baik; 2. Sebagai sumbangan dan informasi bagi lembaga pendidikan yang diteliti; 3. Sebagai bahan bacaan dan untuk menambah khazanah keilmuan dan menambah koleksi Perpustakaan STAIN Palangka Raya; 4. Sebagai tugas akhir perkuliahan agar menggelar S1.