BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini
tidak terlepas dari manfaat yang dirasakan masyarakat dari penggunaan pestisida tersebut. Bahkan, pestisida telah menjadi sarana sangat penting didalam meningkatkan produksi pertanian. Hal ini mengakibatkan pestisida menjadi sarana pengendalian hama dan penyakit tanaman yang memegang peranan penting dan dibutuhkan oleh para petani. Aplikasi pestisida pada padi dapat meninggalkan residu pestisida
di
lingkungan dan di dalam beras. Pemerintah saat ini mendorong petani untuk menggunakan pestisida kimia untuk menggenjot produksi dengan meminimalkan kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit pada tanaman padi. Produksi beras yang meningkat harus dibayar mahal dengan munculnya berbagai dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia yang tidak terkendali seperti terjadinya pencemaran lingkungan, lahan pertanian semakin mandul, hama-hama menjadi resisten, residu pestisida terdapat ditanah,air, tanaman dan komoditi yang dipanen dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999). Masalah kesehatan yang dihadapi di bidang pertanian tidak terlepas dari penggunaan teknologi yang digunakan untuk mengolah lahan pertaniaan. Dalam perspektif kesehatan, penerapan teknologi adalah suatu resiko kesehatan. Ketika terjadi perubahan atau pemilihan sebuah teknologi, secara implisit akan terjadi perubahan faktor resiko kesehatan. Teknologi mencangkul digantikan dengan traktor, pemberantasan hama dengan predator digantikan dengan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pestisida, hal tersebut akan mengubah faktor resiko kesehatan yang dihadapi (Achmadi, 2008). Residu pestisida pada tanaman dapat berasal dari hasil penyemprotan pada tanaman. Residu insektisida terdapat pada semua tubuh tanaman seperti batang, daun, buah, dan juga akar. Khusus pada buah, residu ini terdapat pada permukaan maupun daging dari buah tersebut. Walaupun sudah dicuci atau dimasak residu pestisida ini masih terdapat pada bahan makanan (Kusno, 1993). Keracunan pestisida organofosfat dapat terjadi oleh adanya residu pestisida dalam beras walapun residu pestisida yang terdapat dalam beras dalam jumlah kecil namun apabila terus-menerus dikonsumsi maka pestisida akan berakumulasi di dalam tubuh manusia dan memberikan dampak bagi kesehatan. Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia tahun 2008, tentang batas maksimum residu pestisida pada tanaman, residu pestisida untuk klorpirifos masih diperbolehkan ada di dalam tanaman dalam konsentrasi yang telah ditentukan, khusus untuk beras batas konsentrasi residu yang diperbolehkan yaitu 0,5 mg/kg dan di dalam Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian menetapkan kadar residu pestisida yang diperbolehkan untuk golongan organofosfat klorpirifos sebesar 0,1 mg/kg dan diklorfos sebesar 2 mg/kg. Penemuan Greenpeace pada tahun 1991, menunjukkan bahwa hampir separuh (45 %) dari keseluruhan produksi buah dan sayuran di Selandia Baru pada periode 1990-1991 telah terkontaminasi pestisida. Sebuah survei penelitian yang dilakukan Badan Pangan dan Obat-Obatan di Amerika Serikat bahwa dieldrin
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ditemukan pada hampir seluruh (96 %) sampel daging, ikan dan ternak unggas dan mayoritas (85 %) dari sampel produk olahan sapi (Lucy, 1995). Berdasarkan hasil penelitian Soemirat (2003), residu insektisida golongan organofosfat di temukan pada berbagai jenis sayur seperti pada bawang merah dengan konsentrasi 1,167-0,565 mg/kg, kentang 0,125-4,333 mg/kg, cabe dan wortel mengandung profenos 0,11 mg/kg, detakmetrin 7,73 mg/kg, klorpirifos 2,18 mg/kg, tulubenzuron 2,89 mg/kg, dan permetrin 1,80 mg/kg. Dalam penelitian Harahap (2009), yang dilakukan di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofofat pada padi dan diperoleh hasil untuk padi jenis Ciherang mengandung fenitrotion 0,065 mg/kg, jenis IR 64 mengandung diazinon 0,045 mg/kg. Hasil analisis residu tersebut apabila dibandingkan dengan SNI No. 7313 :2008 yang sebesar 0,5 mg/kg maka kadar residu di dalam kedua beras masih dibawah standar yang ditetapkan atau masih memenuhi syarat. Keracunan organofosfat dapat terjadi melalui saluran pernapasan, kulit dan saluran pencernaan. Di dalam tubuh, organofosfat berikatan dengan enzim Asetilkolinesterase (AChE) yaitu suatu enzim yang berfungsi sebagai katalisator dalam pemecahan asetilkolin (ACh ) menjadi asetat dan kolin mengakibatkan penumpukan asetilkolin pada ujung syaraf, penumpukan asetilkolin ini menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf dan kejang bagi penderita (Munaf, 1997). Toksisitas kronik dari organofosfat dapat menyebabkan neurodegenerasi sel. Hal ini disebabkan karena proses kematian sel dan apoptosis yang dipicu oleh adanya penumpukan radikal bebas (ROS; reactive oxygen species). Adanya
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
radikal bebas tersebut memicu deplesi ATP, menginduksi pengeluaran enzim proteolitik, menyebabkan fragmentasi DNA, yang akhirnya mengakibatkan terjadinya kematian sel. Kerusakan pada sel saraf pusat juga dapat disebabkan oleh OPIDN (organophosphorus ester-induced delayed neurotoxicity) yaitu neurodegenerasi dengan lesi aksonopati distal pada sistem saraf pusat dan perifer (Heide EAD, 2012 dikutip oleh Fiananda A.I . 2014) Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, melalui dinas pertaniannya telah berupaya melakukan sosialisasi di dalam hal penggunaan pestisida seperti, penyuluhan pertanian untuk meningkatkan pengetahuan petani, pelatihan cara penyemprotan pestisida, dan menyediakan alat pelindung diri seperti masker untuk mengurangi keterpaparan petani terhadap pestisida. Hal tersebut belum dapat di terapkan oleh petani sewaktu menggunakan pestisida. Kabupaten Deli Serdang merupakan sentra produksi beras di Provinsi Sumatera Utara, dengan produksi padi yang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2010, Kabupaten Deli Serdang memiliki produksi beras sebesar 441.895 ton dengan luas tanam 86,495 Ha. Oleh sebab itu, Kabupaten Deli Serdang akan berimplikasi terhadap pemenuhan kebutuhan beras di Sumatera Utara. Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang memiliki tingkat produktivitas padi sawah tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin karena Kecamatan Beringin berpotensi sebagai sentra produksi padi di Kabupaten Deli Serdang, melihat produktivitas padi sawah mulai tahun 2005 sampai tahun 2011 di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Beringin selalu menjadi tiga
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
tertinggi dan data terakhir Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, Kecamatan Beringin menjadi kecamatan yang memiliki produktivitas tertinggi dengan produktivitas padi sawah sebanyak 5,502 ton/Ha. Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Beringin. Menurut data Badan Pusat Statistika tahun 2011, Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia memiliki jumlah produktivitas tertinggi selama dua tahun terakhir dengan jumlah produktivitas 5,660 ton/Ha. Informasi dari beberapa petani, aplikasi pestisida oleh petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia hampir sama tetapi bahan aktif insektisida
yang
digunakan berbeda-beda. Bahan aktif insektisida yang digunakan petani ialah karbamat, organofosfat dan piretroid. Dosis insektisida yang di gunakan oleh petani sesuai dengan petunjuk pemakaian tetapi ada beberapa petani yang menambah dosis pestisida dengan alasan meningkatkan daya bunuh hama. Jumlah penyemprotan insektisida bervariasi sekitar 6-10 kali tergantung intensitas serangan hama. Penyemprotan terakhir dilakukan oleh petani 2-3 minggu sebelum panen. Berdasarkan hal- hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015”.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1.2
Perumusan Masalah Penggunaan pestisida yang semakin meningkat dan berkembang dalam
pertanian mempengaruhi produksi beras yang akan semakin meningkat pula dan penggunaan pestisida yang tidak sesuai aturan dikhawatirkan akan meninggalkan residu pestisida dalam beras milik petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui tata cara aplikasi pestisida pada tanaman padi dan kandungan residu pestisida golongan organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara
aplikasi pestisida pada tanaman padi dan kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 1.3.2
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakterisitik petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi jenis kelamin, umur dan pendidikan petani. 2. Untuk mengetahui karakterisitik usahatani petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi lama bertani, varietas padi, dan luas areal pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui tata cara aplikasi pestisida di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 4. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras jenis Ciherang. 5. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras jenis IR 64. 6. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras jenis Mekongga. 1.4
Manfaat Penelitian
1. Sebagai sumber informasi bagi konsumen beras agar lebih teliti dalam memilih dan mengkonsumsi beras. 2. Sebagai bahan masukan bagi Badan POM dan Dinas Kesehatan dalam melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap beras yang di jual di pasar. 3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras. 4. Sebagai data awal tentang kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi penulis lain untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara