BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi hidupnya. Menurut Suparmoko (2002,211) Lingkungan hidup merupakan faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu : pertama sebagai penyedia bahan mentah (sumber daya alam), kedua sebagai sumber kesenangan yang bersifat alami, dan fungsi yang ketiga yaitu lingkungan menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan mengolah limbah secara alami.
Menggebunya
pembangunan
nasional
yang
dilakukan
selama
ini,
mengakibatkan ketiga fungsi tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Purwanti (2015) menyatakan bahwa pembangunan yang dilaksanakan secara terus-menerus tentunya dapat membawa dampak negatif maupun dampak positif bagi lingkungan. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru diantaranya adalah timbulnya sampah. Menurut Azwar (1990) sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang dimana umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan masyarakat, tetapi bukan biologis dan umumnya bersifat padat. Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu yang
1
mempengaruhi bertambahnya sampah adalah dikarenakan aktivitas manusia yang tidak pernah berhenti. Dampak negatif sampah bagi manusia dan lingkungan diantaranya adalah dampak bagi kesehatan. Potensi bahaya kesehatan yang akan ditimbulkan yaitu demam berdarah, diare, kolera, tifus yang menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah. Dampak sampah bagi lingkungan yaitu cairan resapan sampah yang masuk ke dalam drainase yang nantinya akan mencemari air dan menyebabkan beberapa organisme yang hidup akan mudah mati. Menurut Nuryani (2012) sampah ditimbulkan karena kepadatan penduduk yang terus- menerus mengalami peningkatan. Denpasar merupakan ibu Kota Provinsi Bali yang terkenal sebagai daerah wisatawan dan menjadi sentra penting bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Kota Denpasar terdiri dari empat kecamatan yakni : Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Selatan, dan Denpasar Utara. Denpasar menduduki peringkat pertama dengan jumlah penduduk terpadat di Provinsi Bali dari tahun 2010-2014 menurut Proyeksi Penduduk Bali pada tabel 1.1.
2
Tabel
1.1 Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota
KECAMATAN 2010 1. Jembrana 262,6 2. Tabanan 422,3 3. Badung 546,7 4. Gianyar 471,6 5. Klungkung 171,1 6. Bangli 216,1 7. Karangasem 397,8 8. Buleleng 626,2 9. Denpasar 793,0 TOTAL 3.907,4 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2015
Provinsi
Bali
Tahun
2010-2014
Jumlah Penduduk 2011 2012 2013 264,4 266,2 268,0 425,1 427,8 430,6 560,9 575,0 589,0 476,5 481,2 486,0 172,1 172,9 173,9 217,4 218,7 220,0 400,0 402,2 404,3 630,3 634,3 638,3 810,9 828,9 846,2 3.957,6 4.052,2 4.056,3
per
2014 269,8 433,3 602,7 490,5 174,8 221,3 406,6 642,3 863,6 4.104,9
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah penduduk terpadat di Provinsi Bali dari tahun 2010-2014 adalah Denpasar dengan jumlah penduduk sebesar 793,0 jiwa pada tahun 2010. Buleleng menduduki peringkat kedua dengan jumlah penduduk terpadat yaitu 626,2 jiwa pada tahun 2010 meningkat menjadi 642,3 jiwa tahun 2014. Sedangkan jumlah penduduk terendah sebesar 171,1 jiwa pada tahun 2010 dan pada tahun 2014 menjadi 174,8 jiwa adalah Klungkung. Berikut ini jumlah penduduk menurut proyeksi per Kecamatan yang ada di Kota Denpasar dari tahun 2010-2014 yang dipaparkan diatas secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kota Denpasar Menurut Kecamatan Tahun 20102014
KECAMATAN 1.
Denpasar Selatan
2010 246.310
Jumlah Penduduk 2011 2012 2013 253.090
3
259.880
2014
266.420 273.090
2. 3. 4.
Denpasar Timur 139.130 Denpasar Barat 230.720 Denpasar Utara 176.840 TOTAL 793.000 Sumber : BPS Kota Denpasar, 2014
141.610 235.690 180.510 810.900
144.110 240.730 184.180 828.900
146.510 245.580 187.690 846.200
148.890 250.440 191.180 863.600
Pada Tabel 1.2 jumlah penduduk di Kota Denpasar dari tahun 2010-2014 menunjukan kecendrungan meningkat. Jumlah penduduk di Kecamatan Denpasar Selatan menempati angka tertinggi dari tahun 2010 sebesar 246.310 jiwa meningkat menjadi 273.090 jiwa pada tahun 2014. Hanya jumlah penduduk di Kecamatan Denpasar Timur yang cenderung memiliki jumlah penduduk terendah yaitu 148.890 jiwa pada tahun 2014. Meningkatnya jumlah penduduk di Kota Denpasar tentunya akan berpengaruh terdahap jumlah volume sampah yang ada di Kota Denpasar. Dinas Kebersihan dan Pertanaman (DKP) Kota Denpasar memproyeksi volume sampah di Kota Denpasar dari tahun 2010-2014 selalu mengalami peningkatan. Berikut ini Tabel 1.3 mengenai Jumlah Volume sampah di masing-masing kecamatan Kota Denpasar. Tabel 1.3 Jumlah Volume Sampah Di Masing-Masing Kecamatan Denpasar Tahun 2010-2014 (per m3). Volume Sampah KECAMATAN 1. 2. 3. 4.
Denpasar Selatan Denpasar Timur Denpasar Barat
2010
2011
2012
2013
2014
985
1.012
1.039
1.065
1.092
556 922
566 942
576 962
586 982
595 1.001
722 2.583
736 2.634
750 2.689
764 2.743
Denpasar Utara 707 TOTAL 2.521 Sumber : DKP Kota Denpasar 2014
4
Kota
Berdasarkan Tabel 1.3 volume sampah yang dihasilkan di Kota Depasar pada tahun 2010 mencapai 2.521 meter kubik dan mengalami peningkatan mencapai 2.743 meter kubik pada tahun 2014 dengan jumlah volume sampah terbanyak yaitu Kecamatan Denpasar Barat mencapai 1.092 meter kubik pada tahun 2014. Sujauddin et.al.(2008), menyatakan bahwa timbunan sampah dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, besarnya jumlah anggota keluarga serta pendapatan bulanan keluarga. Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat menyebabkan sampah tidak tertangani dengan baik. Selain menimbulkan masalah bagi lingkungan kepadatan penduduk yang tinggi juga menimbukan masalah ketenagakerjaan yang berhubungan dengan tingkat angkatan kerja pada suatu wilayah tertentu. Angkatan kerja yang belum mendapatkan kesempatan kerja menyebabkan masalah kesejahtraan karena pendapatan masyarakat rendah. Menurut Nuryani (2012) untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan, individu perlu melakukan usaha guna memperoleh penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Tingkat konsumsi individu dipengaruhi oleh berbagai faktor anatara lain: besarnya pendapatan, pengeluaran, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Ditinjau dari sisi pendapatan atau penghasilan, kemiskinan adalah gap antara pendapatan atau penghasilan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Menurut BPS salah satu kriteria keluarga miskin yaitu dilihat dari pendapatan keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan digunakan sebagai batas untuk menentukan miskin tidaknya seseorang. Sejak Maret 2011 BPS telah menggunakan batas garis kemiskinan yang baru, batas garis kemiskinan BPS adalah pengeluaran
5
Rp. 233.740 per bulan atau naik sebesar 10,39 persen dibandingkan dengan garis kemiskinan Maret 2010 sebesar Rp. 211.726 persen. Bank Dunia (2001) untuk standar internasional memberikan batas kemiskinan yang lebih tinggi dari standarstandar lainnya yaitu dengan pendapatan perkapita sebesar US$275 per tahun atau 2 dollar per hari. Jumlah rumah tangga miskin di Kota Denpasar pada Kecamatan Denpasar Utara sebesar 676 jiwa tahun 2014, Kecamatan Denpasar Selatan sebesar 280 jiwa pada tahun 2014, Denpasar Timur sebesar 440 jiwa pada tahun 2014 dan pada tahun 2014 jumlah rumah tangga miskin di Kecamatan Denpasar Barat sebesar 394 jiwa. Jumlah rumah tangga miskin di Kota Denpasar dari tahun 2006-2014 mengalami penurunan sebesar 42,77 persen (Sumber: BPMPD Kota Denpasar,2014). Berawal dari masalah sampah, pemerintah Kota Denpasar telah mendorong warga untuk mendirikan bank sampah suatu bentuk pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada tahun 2010. Pelaksanaan kegiatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan Bank Sampah Denpasar bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan peranserta masyarakat akan arti pentingnya kebersihan lingkungan serta membantu memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Hingga saat ini pemerintah Kota Denpasar sudah memiliki 36 Bank Sampah di masing-masing kecamatan yang ditunjukan pada Tabel 1.4 berikut ini :
6
Tabel 1.4 Data Bank Sampah di Kota Denpasar Tahun 2014
No 1 2 3 4
Kecamatan Jumlah Bank Sampah Jumlah Anggota Denpasar Selatan 11 1.258 Denpasar Timur 9 1.774 Denpasar Barat 6 398 Denpasar Utara 10 1.218 Total 36 4.648 Sumber : Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar, 2014 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa jumlah bank sampah yang ada di Kota Denpasar sebesar 36 unit dengan jumlah anggota 4.648 orang pada tahun 2014. Kecamatan Denpasar Selatan memiliki jumlah bank sampah terbanyak yaitu 11 unit dengan jumlah anggota 1.258 orang lebih kecil dari Kecamatan Denpasar Timur yang memiliki jumlah bank sampah 9 unit namun memiliki jumlah anggota terbanyak yaitu 1.774 orang. Hal ini menunjukan bahwa sebagian dari masyarakat di Kota Denpasar sudah mau membantu dan ikut berpartisipasi dalam program bank sampah. Menurut
Mujiburrahmad
(2014)
partisipasi
masyarakat
dalam
proses
pengelolaan sampah selain dapat mengurangai beban lingkungan mengenai bahaya sampah yang ada, juga dapat mendatangkan nilai keuntungan ekonomis bagi masyarakat apabila sampah dapat dirubah menjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat seperti kerajinan atau barang seni, pupuk organik dan lain sebagainya. Keberhasilan pengelolaan sampah di suatu daerah merupakan cerminan bahwa kesadaran masyarakat akan arti pentingnya lingkungan hidup telah meningkat. Partisipasi
masyarakat
merupakan
strategi
7
yang
dapat
dilakukan
untuk
memberdayakan dan membangun masyarakat sehingga masyarakat ikut berperan aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan dalam pembangunan masyarakat yang dilakukan secara bersama-sama (Septa Satria, 2014). Partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat di Kota Denpasar terdiri dari berbagai macam lapis sosial yang hidup dan menyebar di desa-desa dan Kecamatan yang ada. Keadaan sosial yang paling menonjol membedakan masyarakat di Kota Denpasar meliputi tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsa (Langinan, 2014). Menurut Hamid (2013) tingkat pendidikan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pengetahuan akan pentingnya suatu, sehingga semakin tinggi pula partisipasinya. Pendapatan keluarga merupakan pendapatan yang diperoleh keluarga dalam waktu satu bulan yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga.
Menurut Yadnya (2005) pendapatan keluarga berpengaruh positif dan
nyata terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat yang tinggi dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha atau kegiatan
8
(BPS, 2015). Luali (2006) menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat, semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin besar pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan sebelumnya, maka peneliti tertarik meneliti Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Partisispasi Masyarakat Dalam Program Bank Sampah di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti bagaimana pastisipasi masyarakat dalam mengikuti program Bank Sampah yang dilihat dari tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam penelitian ini : 1). Bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar ? 2). Bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga secara signifikan terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar ?
9
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat dalam mengikuti program bank sampah di Kota Denpasar. 2) Untuk menganalisis bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga secara signifikan terhadap peluang partisipasi masyarakat dalam program bank sampah di Kota Denpasar.
1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ataupun pengetahuan bagi penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. 2) Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan dan memberikan solusi kepada pemeritah terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah.
10
1.5
Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara
sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I
Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang kemudian dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, tujuan, kegunaan penelitian, dan bagian akhir akan dikemukakan mengenai sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan teori dan konsep yang melandasi dan mendukung pokok masalah, hasil penelitian sebelumnya dan bagian akhir bab ini dirumuskan beberapa hipotesis sesuai dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan.
Bab III
Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang mencakup desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data.
Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian
11
Bab ini merupakan bab yang sangat penting sebab berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan hasil penelitian akan diawali dengan gambaran umum daerah penelitian, karakteristik responden, dan hasil penelitian. Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penting yang dapat ditarik dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh.
12