BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar belakang masalah yang ada di lapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi dan
perumusan masalah,
tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. A. Latar Belakang Penelitian Kelebihan yang dimiliki manusia atas pemberian Tuhan ialah daya akal dan daya kehidupan untuk membentuk suatu peradaban. Sedangkan pada hewan kedua hal tersebut tidak diberikan, sehingga manusia menciptakan dunia kehidupannya sendiri dan menetapkan nilai-nilai luhur mencapai cita-cita atau tujuan hidupnya. Oleh karena itu, manusia menciptakan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupannya. Dunia pendidikan mempunyai tujuan utama yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang seimbang. Hal ini senada dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pada Bab II, pasal 3 di nyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan bukan sekedar untuk meningkatkan rata-rata kompoten. Partisipasi yang bertanggung jawab dan kompoten harus berdasarkan pada kesadaran moral, pengetahuan, dan reflektif inkuiri. Sejalan dengan itu Cogan (1998 :13) mengemukakan bahwa : Citizenship education has been described as the contribution of education to the development of those characteristics of being a citizen, and the process of teaching society’s rules, institutions, and organizations, and the role of citizens in the ell-functioning of society. 1
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pendapat Cogan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pengembangan karakter-karakter warga negara, dan proses tentang aturan pengajaran masyarakat, institusi dan organisasiorganisasi, dan peran warga negara dalam masyarakat yang berfungsi secara baik. Dari uraian diatas maka terdapat tiga komponen utama yang perlu dipelajari dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu civic knowledge, civic skill dan civic dispositions. Menurut pendapat Branson (1999: 8-25), menegaskan Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengahadapi era globalisasinya hendaknya mengembangkan kompetensi kewarganegaraan (civic competence). Diantaranya aspek-aspek civic competences tersebut meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispotion) sehingga dapat menumbuhkan karakter warga negara yang baik. Dari kutipan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk membentuk karakter bangsa tidaklah hanya melalui Pendidikan Kewarganegaraan disekolah namun juga perlu dilaksanakan Pendidikan Kewarganegaraan di generasi muda. Keyakinan ini dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya posisi generasi muda dalam menjaga kesinambungan kelangsungan hidup bangsa. Pemuda saat ini, yang hidup di tengah arus globalisasi banyak yang tidak bertahan dan hanyut terbawa arus gaya hidup amoral. Hedonisme dan kebarat-baratan akrab dengan kehidupan bebas para pemuda. Bangga dengan budaya luar dan rasa gengsi dengan budaya lokal, adalah cikal bakal lahirnya pemuda yang kurang menghargai agama, dan kurang menghargai sesama hingga menimbulkan dekadensi (kemerosotan) moral yang luar biasa di kalangan pemuda saat ini. Rasa gengsi terhadap budaya daerah ini merupakan sebuah problema yang tidak boleh dibiarkan begitu saja. Mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah sebuah masalah kecil, tapi sesungguhnya kehancuran budaya suatu bangsa dapat terjadi dimulai dengan masalah-masalah seperti ini. Ketika para generasi penerusnya 2
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tidak lagi bangga terhadap budaya mereka sendiri maka harapan untuk melestarikan budaya itu akan lenyap secara sendirinya. Sehingga akibatnya di masa depan daerah/bangsa ini akan kehilangan identitasnya dan hanya akan menjadi daerah/bangsa yang primitif dan tidak beradab. Pendidikan dikatakan sebagai asas pencetak karakter, tetapi bagi sebagian pemuda hanyalah formalitas, bukan urgensi kehidupan. Tingkat pendidikan memang meningkat jika dibandingkan dengan zaman dulu, apalagi zaman orde lama dan orde baru. Akan tetapi, kepintaran kaum muda saat ini, tidak dibarengi ketangguhan moral yang seharusnya terus meningkat. Hidup modern yang dianut oleh Indonesia dan Barat hingga menyebar ke daerah salah satunya yang terjadi di Kalimantan Barat, tidak dilandasi dengan nilai moral dan cenderung mengadopsi budaya negatif modernitas, menjerumuskannya ke lembah degradasi moral, di mana tidak akan ditemui lagi masa depan yang cerah. Ancaman dekadensi merupakan permasalahan bangsa/daerah yang sangat menakutkan dan sangat berbahaya. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, maka akan mengakar didiri tiap pemuda, bahkan seluruh lapisan masyarakat akan terkena dampak krisis moral ini. Dekadensi moral juga terjadi pada pemuda di Kalimantan Barat,
mereka sebagai anak bangsa adalah dampak dari tidak
adanya pijakan terhadap nilai-nilai yang sarat teladan. Orientasi moral akan sangat berpengaruh terhadap moralitas dan pertimbangan moral seseorang, karena pertimbangan moral merupakan hasil proses penalaran yang dalam proses penalaran tersebut ada upaya memprioritaskan nilai-nilai tertentu berdasarkan orientasi moral serta pertimbangan konsekuensinya. Etnisitas merupakan suatu komunitas yang mempunyai kesamaan tingkah laku sosial baik yang terikat karena hubungan biologis ataupun ikatan-ikatan sosial lainnya yang menyatukan komunitas tersebut. Etnisitas berkaitan dengan terbentuknya seseorang. Menurut Tilaar (2007: 3) “ Perkembangan ego atau pribadi seseorang itu hidup atau yang dimiliki oleh komunitas tertentu dengan kebudayaannya yang tertentu pula”. Super ego didalam psikologi analitik yang 3
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada hakikatnya pembentukan moralitas seseorang berdasarkan nilai-nilai yang ada didalam kebudayaan lingkungannya. Dalam catatan sejarah, benih-benih konflik di Kalimantan Barat telah disebar oleh pemerintah kolonial belanda. Belanda selalu mengedepankan etnik melayu dan menganggap etnik Dayak inferior, masih terbelakang. Karena alasan tersebut, maka dalam birokrasi diwilayah ini, semua jabatan pemerintah strategis diberikan kepada kaum pribumi, diberikan kepada orang-orang dari etnik Melayu. Kondisi ini berbekas dihati masyarakat Dayak, bahwa mereka dimarjinalkan. Disisi lain, misionaris Katolik membuka sekolah-sekolah (didaerah pedalaman) dimana anak-anak etnis Dayak sekolah. Bahkan anak-anak Dayak yang berprestasi difasilitasi untuk melanjutkan pendidikan (diluar Kalimantan Barat). Pemuda Melayu memiliki sifat lembut dan mudah mengalah, namun ketika berhadapan dengan suku yang mengganggu suku Melayu, maka lama kelamaan Pemuda Melayu akan berubah jauh dari sifat aslinya, hal inilah yang membuat ketertarikan peneliti melihat lebih jauh pemahaman nilai-nilai kewarganegaraan pemuda melayu di Kalimantan Barat. Dengan adanya otonomi daerah, berpengaruh terhadap menguatnya identitas Dayak di Kalimantan Barat. Dampak otonomi daerah dalam bentuk pendekatan pemerintah kepada masyarakat melahirkan kecenderungan baru didaerah yakni pemekaran wilayah. Dalam konteks Kalimantan Barat, ini membuka peluang terhadap Pemuda Dayak untuk menduduki berbagai jabatan struktural. Pemuda Dayak di Kalimantan Barat ini telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Otonomi daerah telah membawa perubahan yang signifikan terhadap masyarakat Dayak yang sebelumnya selalu berada pada posisi ketersampingan. Di era Otonomi daerah, kemunculan beberapa elite tingkat lokal mengubah paradigma masyarakat luas dalam mendefinisikan Dayak. Kenyataan inipun berdampak pada terjadinya penguatan identitas yang mengarah pada penguatan sentimen kesukuan. Hal ini jelas dapat mempengaruhi sikap para pemuda Dayak, dimana
4
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
para pemuda Dayak menganggap bahwa Dayak yang seutuhnya saat ini memimpin Kalimantan Barat. Dari
adanya
hal
inilah
maka
pendirian
organisasi
kepemudaan
kemasyarakatan di Kalimantan Barat diharapkan mampu menciptakan sikap yang sesuai dengan Nilai Moral Norma demi mewujudkan Moralitas yang baik, antar kedua etnik Pemuda melayu dan Pemuda Dayak. Tidak ada lagi kecemburuan antar etnis, Pemuda Melayu dan Pemuda Dayak saling menghargai satu sama lainnya. Melalui kedua organisasi kepemudaan masyarakat ini, para pemuda melayu dan pemuda dayak dapat meredam konflik yang sudah pernah terjadi. Sejalan dengan visi
Pendidikan Nilai Moral disamping membina,
menegakkan dan mengembangkan perangkat tatanan
Nilai Moral Norma
(NMNr). Ada 6 sumber Norma (Nr) yang merupakan pencerahan diri dan kehidupan manusia secara kaffah dan berahlak mulia serta kehidupan masyarakat madaniah (Civil Society). Pendidikan NMNr membawakan misi memelihara atau melestarikan dan membina NMNr menjadi 5 sistem kehidupan yang kait mengkait, mengklarifikasi dan merevitalisasi, sebagai “moral conduct” diri dan kehidupan manusia/masyarakat/bangsa/dunia yang bersangkutan berada, memanusiakan (humanizing), membudayakan (civilizing) dan memberdayakan (empowering) manusia dan kehidupannya secara utuh (kaffah) dan beradab (norm/value based). Insan atau masyarakat bermoral (morally mature/healty person) dan masyarakat berbangsa berkepribadian. Membina dan menegakkan “law and order” serta tatanan kehidupan yang manusiawi-demokratis-taat azas, khusus di negara kita, disamping hal-hal diatas juga membawakan misi pembinaan dan pengembangan manusia/masyarakat/bangsa yang moderen namun tetap berkepribadian Indonesia sebagaimana kualifikasi UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (H. A. Kosasih Djahiri 2006: 8). Sejumlah data diatas menggambarkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki pengaruh yang besar terhadap integritas bangsa. Pendidikan 5
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kewarganegaraan masih memegang peranan yang strategis dalam memupuk jiwa nasionalisme, toleransi, dan moralitas. Bukan hanya untuk masa sekarang tetapi secara futurologist bagi kelanjutan pembangunan bangsa. Spirit atau etos itu masih tetap diperlukan, bahkan akan lebih diperlukan mengingat majunya teknologi informasi yang ditandai adanya akserelasi modernisasi ataupun universalisasi (Kortadirjo, dalam Leni Anggreani 1999: 25).
Kesemuanya itu membutuhkan pemantapan nilai dasar yang membentenginya sebagai bangsa dan yang dimaksud dengan nilai-nilai kewargaenagaraan disini adalah pemahaman dan kepatuhan terhadap norma agama, kesopanan dan hukum. Atas pemikiran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan
untuk mengatasi konflik pemuda” (Studi
deskriptif pada organisasi PKMD dan FPD di Kalbar).
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas adapun yang menjadi fokus penelitian ini yaitu “Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilainilai Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda”. Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan yang dimaksud dengan nilai-nilai kewarganegaraan adalah pemahaman dan ketaatan norma agama, kesopanan dan hukum, maka masalah pokok tersebut dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Peran Organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai Kewarganegaraan dalam mentaati norma agama, kesopanan dan hukum yang ada di lingkungan sekitar organisasinya ? 2. Kegiatan seperti apa sajakah yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat? 6
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat?
C. Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan melakukan pengkajian, menggali, menganalisis tentang bagaimana peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Secara khusus penelitian ini untuk mengetahui tentang : 1. Untuk mengetahui peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilainilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda dalam menaati norma agama, kesopanan dan hukum yang ada dilingkungan sekitar organisasinya. 2. Untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD untuk mengatasi konflik pemuda di Kalimantan Barat. 3. Untuk mengetahui Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik secara kelimuan (teoritik) maupun secara empirik (praktis). Secara teoritik penelitian ini akan mengkaji sejauh mana peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda. Dari temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah maupun di Perguruan Tinggi, diharapakan Pelajaran Peran Pendidikan
Kewarganegaraan
harus
dapat
membina
nilai-nilai
Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda dimana juga dapat 7
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mencegah konflik pemuda serta mentaati norma sosial, agama dan hukum yang ada dilingkungan sekitar organisasi. 2. Bagi
pemuda,
diharapkan
mampu
dapat
membina
nilai-nilai
Kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda 3. Bagi para akademis atau komunitas akademik, khususnya dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, hendaknya dalam melaksanakan tugas tidak hanya fokus pada pendidikan disekolah tetapi pendidikan di masyarakat juga perlu dtingkatkan khusunya (organisasi pemuda). 4. Bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kota Pontianak, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat lebih memperhatikan organisasi pemuda yang ada di Pontianak khususnya sosialisasi mencegah konflik pemuda 5. Bagi peneliti, diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menambah inspirasi bagi peneliti pendidikan kewarganegaraan lainnya yang berkaitan dengan peran organisasi PMKB dan FPD dalam membina nilai-nilai kewarganegaraan untuk mengatasi konflik pemuda atau organisasi lainnya.
E. Struktur Organisasi Tesis Sebagai pendahuluan, Bab I menyajikan latar belakang permasalahan, memberikan konteks munculnya masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Dalam Bab II, disajikan kajian pustaka. Kajian pustaka berisi tentang deskripsi, analisis konsep, teori-teori dan penelitian terdahulu yang relevan mengenai nilai-nilai kewarganegaraan, konflik pemuda dan peran organisasi. Dalam Bab III, mengenai metode penelitian menguraikan lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, pendekatan penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Dalam Bab IV, mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi gambaran umum lokasi, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan. 8
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam Bab V, mengenai hasil kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan.
9
Erna Octavia, 2013 Peran Organisasi PMKB Dan FPD Dalam membina Nilai-Nilai Kewarganegaraan Untuk Mengatasi Konflik Pemuda Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu