1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Era kompetisi merupakan tantangan global yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis diberbagai sektor. Dalam dunia usaha perusahaan, seperti industri media, setidaknya ada dua divisi Public Relations yaitu Corporate Public Relations (CPR) dan Marketing Communication (MC) atau Marketing Public Relations (MPR). CPR berorientasi pada pembentukan citra perusahaan, sedangkan Marketing Public Relations (MPR) berorientasi pada pemasaran atau penjualan. Artinya Corporate Public Relation berfungsi untuk memelihara citra perusahaan di publik internal dan eksternal namun tidak termasuk pembeli atau pelanggan perusahaan, sedangkan Marketing Public Relations memelihara citra produk di publik eksternal (khususnya pelanggan).
Public Relations membantu masyarakat kita yang kompleks dan pluralistik untuk menentukan keputusan dan menjalankan fungsi secara lebih efektif dengan memberikan kontribusi pemhaman bersama di antara kelompok dan institusi Public Relations berfungsi untuk menyelaraskan kebijakan publik dan privat. Peranan Public Relations sebagai mediator perusahaan secara internal dan eksternal dengan tujuan memberikan informasi mengenai hal–hal yang terkait dengan perusahaan, dengan demikian peran Public Relations bersifat dua arah yaitu berorientasi ke dalam (inward looking) dan ke luar (outward looking).
1
2
Public Relations adalah sebagai alat manajemen modern secara struktural yang merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi, artinya Public Relations bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi kelembagaan dan melekat pada manajemen perusahaan. Hal tersebut menjadikan Public Relations dapat menyelenggarakan komunikasi dua arah timbal balik antara organisasi yang diwakilinya dengan publiknya. Peranan ini turut menentukan sukses atau tidaknya misi, visi dan tujuan bersama organisasi. Fungsi utama Public Relations adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan citra positif bagi perusahaannya (image maker), salah satu cara dengan melaksanakan tugas publikasi. Publikasi dan Public Relations tidak dapat dipisahkan.
Publikasi
merupakan
kegiatan
komunikasi
dengan
sasaran
keterbukaan terhadap masyarakat, yang menjadi salah satu relasi komponen yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan dalam promosi yakni berupaya mempengaruhi persepsi dan membentuk opini masyarakat yang positif dengan upaya membujuk, mempengaruhi secara efektif, kognitif sehingga sikap khalayak sasarannya sesuai dengan keinginan yang direncanakan perusahaan. Publikasi juga merupakan suatu usaha penyebaran ide baru dan teknologi. Penyebaran tersebut bukanlah suatu proses sederhana dan banyak hambatan yang akan dihadapi. Dengan melakukan publikasi seorang Public Relations bertindak sebagai mediator yaitu menyampaikan kepentingan serta membina dan meningkatkan hubungan antara organisasi dengan para anggota publiknya, begitu juga yang dilakukan oleh seorang Public Relations bila ada pembangunan suatu gedung ataupun Bandara Baru maka perusahaan harus dapat melakukan publikasi. Public Relations harus kreatif dan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya secara terperinci. Public Relations harus mampu mengarahkan
2
3
aktifitas khalayak yang kreatif guna mengintegrasikannya dengan tujuan organisasi yang diwakilinya. Salah satu kata kunci untuk publisitas adalah nilai berita (news value). Nilai berita tersebut menjadi acuan dalam merancang kegiatan atau menunjukkan dimensi – dimensi kegiatan yang dilakukan agar mendapat perhatiaan media massa. Bagaimana dan seberapa besar media mengetahui akan kegiatan yang kita buat dan seberapa banyak khalayak mengetahui berita tersebut. Dalam kerangka mengembangkan publikasi, berkaitan dengan hal tersebut seorang Public Relations dituntut juga untuk dapat melaksanakan fungsi manajemen berupa mendefinisikan program Public Relations, perencanaan dan dan pemograman, mengambil tindakan dan berkomunikasi dan mengevaluasi program, setelah itu masalah atau peluang Public Relations didefinisikan didalam riset dan analisis, untuk mengatasi masalah tersebut maka dibuat perencanaan strategis guna menjalankan program yang dikenal dengan strategi.
Strategi adalah kekuatan penggerak dalam setiap bisnis atau organisasi. Strategi
adalah
kekuatan
intelektual
yang
membantu
mengorganisir,
memprioritaskan dan memberi energi terhadap apa yang mereka lakukan.Tanpa strategi tidak ada energi, Tanpa strategi tak ada arah. Tanpa strategi tak ada momentum, tanpa strategi, tak ada pengaruh1 Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga yang utama adalah memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya langkah 1.
Scott M.Cutlip, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relation ,Pearson Education Inc, edisi ke sembilan, hal.360
3
4
pertama yang diperlukan adalah mengenal khalayak dan sasaran, kemudian pengenalan komunikator yang dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Ketika berbicara tentang strategi komunikasi, berarti berbicara tentang bagaimana sebuah perubahan diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat, perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak dapat dihindari, semua pihak yang berkomunikasi pasti mengalami perubahan baik kecil ataupun besar. Itulah sebabnya komunikasi memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan perubahan masyarakat atau perubahan sosial. Sebagaimana diketahui bahwa proses perubahann sosial itu berjalan tanpa henti, baik terjadi secara spontan maupun disengaja. Proses sosial dapat dilihat dari usaha pembaruan (inovasi) dan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat. Dalam hal ini ide, gagasan dan teknologi baru disebarkan serta ditujukan untuk masyarakat2
Dalam hal pengembangan bandara, persoalan teknis publikasi tidak boleh dilupakan karena sangat berhubungan dengan teknik penyiaran, memilih media apa yang tepat untuk digunakan di dalam menyebarkan peristiwa atau berita yang direncanakan ataupun diatur sebelumnya sehingga khalayak diharapkan dapat memberikan opini atau respon seperti yang dikehendaki. Saat ini banyak perusahaan melakukan publikasi besar–besaran untuk menunjukkan eksistensinya atau keberadaan perusahaannya agar dapat menarik simpati publik. Publikasi atau publisitas merupakan alat penting untuk promosi karena publikasi atau publisitas merupakan salah satu relasi komponen yang cukup berperan penting untuk menunjang keberhasilan promosi, khususnya didalam kampannye Public
2
. Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Armico Bandung, hal. 10
4
5
Relations.3 Publisitas merupakan unsur hubungan komunitas yang amat penting, yaitu di dalam menjalin hubungan pribadi dengan kerabat kerja, surat kabar, televisi dan radio setempat, yang bertujuan untuk menjamin publisitas setempat, juga publikasi perusahaan yang disebarkan kepada pemuka masyarakat tertentu.
Salah satu bentuk pubikasi yang dapat dijalankan oleh Public Relations, terutama bagi pihak internal atau eksternal diantaranya adalah di dalam bentuk internal dapat melalui majalah karyawan, newsletter, bahkan buku pedoman bagi karyawan. Sedangkan bagi pihak eksternal yaitu dengan mengadakan konferensi pers, pengiriman siaran berita (news release) surat kabar dan pendekatan kepada pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan (stakeholders).
Perkembangan sektor ekonomi dan politik serta kebijakan pemerintah di dalam menetapkan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas penting untuk menetapkan kualitas pelayanan dan sarana pendukung yang bertujuan untuk pencapaian target. Hal ini dapat dilaksanakan yaitu salah satunya dengan cara pengembangan Bandara. Di wilayah Indonesia ada banyak bandar udara, baik yang dikelola PT (Persero) Angkasa I ataupun PT (Persero) Angkasa Pura II dan pemerintah daerah. Sampai saat ini PT (Persero) Angkasa Pura I diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk mengelola 13 (tiga belas bandara) dikawasan Timur Tengah Indonesia.. Sejalan dengan akan diberlakukannya pasar bebas (AFTA) dikawasan Asia Tenggara mulai tahun 2003, diharapkan pertumbuhan ekonomi dan keamananan nasional semakin membaik sehingga kenyamanan dan ketenangan berusaha di dalam negeri mulai tumbuh. Keadaan ini diharapkan dapat
3
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT.Grafindo Prasada, Jakarta 1997, hal.49
5
6
memotivasi pertumbuhan penggunaan angkutan udara yang mulai periode ini menunjukkan peningkatan prosentase penggunaan pesawat udara dari 13 bandara
Dalam 6 tahun terakhir dimulai dari tahun 2001 pegerakan pesawat adalah 231.898 A/C secara internasional dan domestik sampai tahun 2006 pada triwulan IV 352.552 A/C domestik dan internasional, penumpang dari tahun ketahun begitu meningkat bila dilihat pergerakan dari tahun 2001 ada 13.164.734 pax (penumpang)
total pergerakan penumpang di 13 bandara dengan rincian
penumpang domestic diperkirakan ada 8.558.798 pax, untuk trafik penumpang internasional diperkirakan ada 3.802.649 pax dan gabungan dengan penumpang transit, sampai dengan tahun 2006 triwulan IV (empat) pergerakan penumpang tahun
adalah 31.088.290 pax dengan rincian penumpang domestik sebesar
25.241.015 pax, penumpang internasional sebanyak 3.933.982 pax Artinya, ada kenaikan presentasi penumpang sampai dengan tahun 2006 atau ada kenaikan yang sangat drastis terhadap arus pergerakan penumpang yang menggunakan pesawat udara sebagai alat transportasi. Selain melayani penumpang, pengelola bandara juga melakukan usaha di bidang cargo. Pertumbuhan cargo domestic dan internasional dlihat arus pergerakannya pada tahun 2001 total cargo domestik dan internasional ada sebanyak 164.107.000 kg sedangkan pada triwulan IV tahun 2006 pergerakan cargo domestik dan internasional adalah 205.974.000 kg4. Melihat dari penjelasan diatas, pemerintah harus dapat mengantisipasi lajunya pergerakan penumpang yang dari tahun ketahun meningkat dengan upaya peningkatan fasilitas bandara dan pengembangannya, dalam hal pengelola bandara.
4
Statistik LLAU Angkutan Udara ( PT.Persero) Angkasa Pura 1
6
ini pihak
7
Pulau Bali dengan Bandara Ngurah Rai-nya saat ini memiliki suatu potensi permasalahan yaitu tidak memungkinkannya dibangun landasan pacu (runway) baru menjadi dua, dari yang saat ini hanya ada satu landasan pacu, yang selayaknya menurut standar internasional mempunyai dua landasan pacu. Hal ini untuk mengantisipasi bila terjadi gangguan pada salah satu landasan pacu, dimana selama ini digunakan landasan pacu di Bandara Juanda Surabaya sebagai alternatif yang selain menempuh jarak yang jauh dan tergolong padat frekuensi penerbangannya, sehingga tidak efisien dan efektif.
Pada awal pengembangan Bandara Ngurah Rai tahap pertama mempunyai kapasitas 9,5 juta penumpang pertahun, untuk terminal internasional 6,5 juta penumpang sedangkan domestik hanya 3 juta penumpang pertahun. Sementara itu untuk lalu lintas angkutan udara selama enam bulan pertama 2005 (Januari-Juni) jumlah penerbangan internasional tercatat 10.215 pesawat dan domestik dua kali lipatnya 20.799 pesawat. Dirinci lebih jauh, untuk penerbangan internasional kedatangan mencapai 5.089 pesawat dan keberangkatan 5.126 pesawat. Domestik kedatangan 9.934 pesawat serta keberangkatan 9.964 pesawat. Maka dengan hal tersebut diatas dapat dirata-ratakan pergerakan pesawat sebanyak 182 kali dan diperkirakan akan melampaui kapasitas bandara tersebut sebesar 13 juta penumpang di tahun 2008 mendatang.
Pengembangan Bandara Ngurah Rai sebagai Bandar udara utama dari PT (Persero) Angkasa Pura I lebih lanjut sudah tidak memungkinkan lagi mengingat adanya keterbatasan lahan. Untuk mengantisipasi hal tersebut PT (Persero) Angkasa Pura I bermaksud untuk menjadikan sinergi antara Bandara Ngurah Rai dengan Bandara Selaparang sebagai alternatif pengalihan kapasitas yang hampir
7
8
penuh di Bandara Ngurah Rai tersebut. Bandara Selaparang salah satu bandara yang dikelola PT.Angkasa Pura I sebagai salah satu perusahaan BUMN yang mengelola 13 Bandara salah satunya adalah Bandara Selaparang yang terletak di Pulau Lombok merupakan salah satu dari dua pulau utama yang berada di propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan beribu kota di Mataram. Terletak sekitar 50 km di sebelah timur Pulau Bali, Pulau Lombok merupakan bagian yang sangat dinamis dari propinsi NTB karena memiliki potensi sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun internasional.5 Pada saat yang bersamaan, Lombok akan dikembangkan lebih jauh lagi sebagai salah satu paket tujuan wisata utama di Indonesia, baik secara berdiri sendiri maupun sebagai mata rantai dalam paket wisata dengan Bali.
Dilain pihak, Bandara Selaparang menghadapi beberapa kendala dan beberapa fasilitas di Bandara Selaparang sudah tidak memadai lagi, baik dari segi kapasitas yang sudah terlampaui maupun secara teknis sudah tidak dapat dikembangkan lagi. Melihat keterbatasan pengembangan Bandara Selaparang yang ada di PT (Persero) Angkasa Pura I merencanakan untuk menggunakan lahan layak PT (Persero) Angkasa Pura I yang sudah tersedia seluas 538, ha di Lombok
Tengah
sebagai
pengganti
Bandara
Selaparang.
Pertumbuhan
perekonomian Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2005 dilihat berdasarkan laju pertumbuhan Pendapatan dan pembiayaan adalah sebesar 4,39 % dengan tidak memperhitungkan sub-sektor pertambangan non- migas, sedangkan jika tidak termasuk sektor pertambangan non-migas mencapai 3,20%.
5
. Annual Report 2006 PT (Persero) Angkasa Pura I
8
9
Perbandingan pertumbuhan ekonomi di masing–masing kabupaten/kota, maka diketahui kota Mataram mencapai angka pertumbuhan tertinggi yaitu 7,06% tahun 2003 dan terkecil adalah kabupaten Lombok Tengah dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,245%. Sampai dengan tahun akhir tahun 2004 pendapatan dan pembiayaan Propinsi Nusa Tenggara Barat telah mencapai Rp.300.561.163.746 yang didalamya termasuk pendapatan pajak Daerah, Restribusi daerah dan laba perusahaan daerah (sektor migas dan non migas) bila dilihat dari perkembangan perekonomian dari tahun 2001–2005, pada tahun 2005 terdapat kenaikan 4,02%.6 Melihat pertumbuhan ekonomi di atas, mengingat propinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah tujuan wisata nasional yang memiliki potensi wisata yang menarik, baik wisata alam, budaya dan peninggalan sejarahnya mampu mendongkrak pariwisata khususnya menciptakan usaha pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan terbesar di propinsi Nusa Tenggara. Berdasarkan potensi yang dimiliki propinsi Nusa Tenggara Barat dan Pulau Lombok khususnya, maka terdapat beberapa sektor yang memiliki nilai strategis untuk diangkat sebagai sektor unggulan ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan wilayah melalui peningkatan-peningkatan pendapatan daerah, maka dengan pertimbangan ini, PT (Persero) Angkasa Pura I bekerjasama dengan pemerintah daerah berupaya mengembangkan Bandara Baru Lombok Tengah. Permasalahan yang timbul dalam proses pengembangan adalah dimana terjadi pro dan kontra di kalangan khalayak, maka dari itu penulis berpendapat bahwa dibutuhkan strategi untuk mempublikasikan Pengembangan Bandara tersebut, yang merupakan salah satu tugas seorang Public Relations berkenaan dengan identitas Perusahaan. Hal tersebut menyangkut semua aspek organisasi secara 6
Badan Pusat Statistik, Lombok Tengah dalam Angka 2005
9
10
keseluruhan dan menjadi bagian yang sangat penting dari total operasi yang dijalankan oleh organisasi.7 Kegiatan Publisitas bisa dibagi di dalam tiga kelompok yaitu, kegiatan Public Relations yang berkesinambungan, kedua kegiatan jangka pendek yang direncanakan sebelumnya, dan ketiga, kegiatan jangka pendek untuk peristiwa yang tak terduga. Oleh karena itu, Public Relations harus bisa melakukan komunikasi secara internal dan eksternal, yang dalam hal ini hubungan antara Angkasa Pura I dengan pemerintah. Bagi PT (Persero) Angkasa Pura I yang menjadi faktor utama dalam menjalankan fungsi utamanya adalah faktor keselamatan penumpang karena PT (Persero) Angkasa Pura I merupakan pengelola jasa pelayanan penerbangan udara (Airport). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis memilih judul dalam skripsi ini adalah : “Strategi Publikasi Proyek Pembangunan Bandara Lombok Tengah– Mataram
Tahun 2006– 2007 PT (Persero ) Angkasa Pura I
dan
Pemerintah Daerah.”
1.2.
Perumusan Masalah Bagaimana Strategi Publikasi Proyek Pembangunan Bandara Lombok
Tengah-Mataram, PT (Persero) Angkasa Pura I dan Pemerintah Daerah ?
1.3.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Strategi Publikasi yang dilakukan dalam kegiatan
pembangunan Bandara Lombok Tengah.
7
Frank Jefkins, Public Relation, Pitman Publishing,Co,1992, hal,298
10
11
1.4. a.
Signifikansi Penelitian/Manfaat Penelitian Signifikansi Teoritis Studi diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan dan pemikiran ilmu
bidang komunikasi dan teori Public Relations mengenai strategi publikasi khususnya dalam hal pembangunan bandara PT (Persero) Angkasa Pura I b.
Signifikansi Praktis Diharapkan memberikan sumbangan pemikiran pada PT (Persero)
Angkasa Pura I dalam menggunakan strategi komunikasi Public Relations untuk penyelenggaraan strategi komunikasi dalam kegiatan publikasi pengembangan bandara sehingga proses penelitian ini dapat berguna organisasi pada umumnya dan divisi Public Relations pada umumnya.
11
12
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi
2.1.1
Pengertian Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam kegiatan
perusahaan dan lembaga, setiap bagian dalam perusahaan/instansi tidak dapat menghindari komunikasi. Tanpa komunikasi maka aktifitas perusahaan tidak akan berjalan
sebagaimana
layaknya.
Komunikasi
berpengaruh
terhadap
keboherhasilan atau kegagalan atas ide yang disampaikan, sehingga dengan melalui
komunikasi
segala
kepentingan
dan
harapan–harapan
baik
perusahan/instansi/lembaga dan publiknya baik internal atapun eksternal dapat diketahui. Kata Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin Communis yang berarti sama ”communico, communication, atau communicare” yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata–kata latin yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi–definisi kontemporer menyarankan komunikasi merujuk pada cara berbagi hal–hal tersebut seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran kita mendiskusikan makna”, dan kita mengirimkan pesan. Untuk memahami fenomena komunikasi kita akan menggunakan model– model komunikasi yang artiya suatu model mempresentasikan suatu fenomena baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur penting fenomena
12
13
tersebut, model dengan jelas bukan fenomena itu sendiri, akan tetapi hanya sebagai alat untuk mempermudah menjelaskan apa arti fenomena itu sendiri. Pada umumnya tidak ada suatu model yang berhasil tiba–tiba, suatu model yang baik biasanya telah melewati beberapa tahap ujian yang memakan waktu puluhan tahun. Salah satu model yang
yang terkenal adalah Model S – R , model
stimulus-respon adalah model komunikasi paling dasar, model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behaviristik model ini menggambarkan hubungan stimulus – respons Stimulus
Respons
Model ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses aksi dan reaksi yang sangat sederhana yang mengasumsikan bahwa kata–kata verbal (lisan– tulisan), isyarat–isyarat non-verbal, gambar–gambar dan tindakan–tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Maka dari itu proses itu dapat dianggap proses pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan. Proses ini dapat bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek, setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.8 “Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain–lain melalui simbol–simbol seperti kata–kata, gambar–gambar, angka–angka dan lain-lain.9 Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah
8
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal.132 - 133
9
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi , Materi Pokok Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka 1998, hal.7
13
14
sebagai konsekuensi hubungan sosial, karena berhubungan menimbulkan interaksi sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi:10 a. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berlangsung apabila antara orang–orang yang terlibat tedapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan, jelasnya jika seorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya maka komunikasi berlangsung. Dengan perkataan lain, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung. Dengan perkataan lain, hubungan antara orang–orang tidak komunikatif. b. Pengertian komunikasi secara terminologis Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan jumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia atau dalam bahasa asing: human communication, yang sering kali disebut komunikasi sosial. Jadi teknik berkomunikasi yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan disini adalah komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi manusia atau komunikasi sosial yang sebagaimana ditegaskan diatas, mengandung makna, penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
10
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Bandung 1986,
hal.3
14
15
2.1.2
Fungsi dan Peran Komunikasi Faktor Komunikasi
merupakan faktor yang penting dalam usaha
mempertahankan kesatuan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama.11 Menurut Drs. A.W Widjaja, fungsi komunikasi dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Informasi,
yakni
pengumpulan,
penyimpanan,
pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialasi, yakni menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat berperan aktif didalam masyarakat. 3. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu. 4. Diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk persetujuan.12
11 12
Riyono Praktikto, Jangkauan Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1983, hal.15 A. W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1993,
hal.64
15
16
2. 2 Pengertian, Fungsi dan Peran Public Relations 2.2 .1 Pengertian Public Relations Keberadaan Public Relations tidak dapat dipisahkan dari organisasi, baik organisasi yang bersifat mencari keuntungan maupun organisasi yang bersifat sosial. Karena Public Relations berhubungan dengan kepentingan organisasi, guna menciptakan tujuan yang spesifik dari organisasi. Menurut definisi yang dikemukakan oleh Frank Jefkins, bahwa praktek Public Relations merupakan suatu upaya yang terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan menjaga hubungan baik dan saling pengertian antara organisasi dan publik atau khalayak.13 Jika dilihat dari definisi di atas, yang menjadi kunci adalah terciptanya hubungan yang baik dan saling pengertian antara organisasi dan khalayak. Kata kunci inilah yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan untuk meneliti kegiatan Public Relations dalam organisasi pemerintah non-departemen. Dan keberadaan menciptakan
Public Relations dalam organisasi adalah untuk
hubungan yang harmonis antara suatu organisasi dengan
masyarakatnya, baik internal maupun eksternal melalui suatu proses komunikasi timbal balik atau dua arah. Dan kegiatan Public Relations merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh Goodwill, kepercayaan, saling pengertian, citra yang baik atau positif dari publik. Dari definisi–definisi yang telah dikemukakan terdapat banyak persamaan dalam memandang public relations, diantara unsur–unsur utama yaitu:
13
Frank Jefkins, planned Press and PR, ( Internasional Textbook Company, London, 1977,
hal.7
16
17
a. Fungsi Manajemen yang melekat menggunakan penelitian dan perencanaan yang mengikuti standard–standard etis. b. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal balik antara organisasi dan publiknya. c. Analisis dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini, kecenderungan sosial, serta mengkomunikasikannya kepada pihak manajemen atau pimpinan Dalam kamus The British Institute Of Public Relations, PR didefinisikan sebagai berikut:14 “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya”.
Definisi tesebut adalah yang paling lengkap dan akomodatif terhadap perkembangan dinamika Public Relations karena mencakup aspek yang cukup penting dalam yaitu teknik komunikasi yang sehat serta etis. 2.2.2
Peran Public Relations Perkembangan profesionalisme Public Relations yang berkaitan dengan pengembangan peranan PR, baik secara praktisi maupun professional dalam suatu organisasi atau perusahaan. Peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi dalam : 1.
Penasehat ahli (Expert presciber) Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman
dan
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi 14
)
Frank Jefkins, Public RelationsPublic Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta. Edisi ke empat.1992
17
18
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan praktisi pakar PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya, artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima apa yang telah disarankan dari pakar PR (expert presciber) tersebut untuk memecahkan masalah organisasi.
Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator) Dalam hal ini PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. 2.
Fasilitator faktor Pemecah Masalah (problem solving procces fasilitator). Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil keputusan dalam mengatasi masalah.
3.
Teknisi Komunikasi (Communication techinician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi Public Relations professional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan Communication technician ini menjadikan praktisi Public Relations menjadi journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communications in organization.
18
19
Peranan Public Relations tersebut diharapkan dapat menjadi “mata” dan “telinga” serta
“tangan kanan” top manajemen” dalam
organisasi15. 2.2.3
Fungsi Public Relations Berdasarkan ciri khas kegiatan Public Relations, menurut pakar Public Relations Internasional, Cutlips dan Centre and Canfield (1962) fungsi Public Relations dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama. 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisari ke publiknya atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
2. 3.
Manajemen Public Relations Dalam bentuknya yang paling maju, Public Relations adalah bagian proses perubahan dan pemecahan masalah di organisasi yang dilakukan secara
15
Rosady Ruslan, Manajemen Public RelationsPublic Relations, Konsepsi & Aplikasi, penerbit PT. RajaGrafindo Persada, 2006, hal.19
19
20
ilmiah. Praktisi Public Relations jenis ini menggunakan teori dan bukti terbaik yang ada untuk melakukan proses empat langkah pemecahan problem : 2.3.1. Mendefinisikan problem (atau peluang) langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak–pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteligen organisasi. Fungsi ini menyedikan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan
problem dengan
menentukan “Apa yang terjadi saat ini?” 2.3.2. Perencanaan dan pemograman, informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program public, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik, dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan” berdasarkan apa kita tahu tentang situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah dan apa yang harus kita katakan?” 2.3.3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi. Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program kasi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing–masing publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan bagaimana caranya?”
20
21
2.3.4. Mengevaluasi Program. Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program.
Penyesuian
akan
dilakukan
sambil
program
diimplementasikan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilakukan
atau
dihentikan
setelah
menjawab
pertanyaan
“bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah yang akan kita lakukan?”16 Masing-masing langkah adalah penting, namun proses itu dimulai dengan pengumpulan data untuk mendiagnosis problem. Informasi dan pemahaman yang terbentuk di langkah pertama akan mendorong dan memandu langkah berikutnya dalam proses tersebut. 2. 4 Peranan Public Relations Dalam Pemeintah Perbedaan Pokok antara fungsi dan tugas Public Relations yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Public Relations Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan, Public Relations pemerintah lebih menekankan pada public services atau demi meningkatkan pelayanan umum. Melalui unit program kerja Public Relations tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya, birokrasi yang besar memang merupakan kendala tersendiri yang harus diperhatikan oleh pemerintah Indonesia saat mengoptimalkan peran Public Relations, 16
Scott M. Cutlip, Allen H. Center , Glen M. Broom, Effective Public RelationsPublic Relations,Pearson Education, inc, edisi ke sembilan ,2006, h al. 320
21
22
Dalam kaitan diatas penulis menyimpulkan tujuan dari Public Relations penemerintah, terlepas dari level dan tipe pemerintahan, setidaknya mengandung tujuh tujuan yang sama: 1.
Memberi informasi konstituen tentang aktifitas agen pemerintah.
2.
Memastikan kerja sama aktif
dalam
program pemerintah – voting, curbside recycling, dan juga kepatuhan kepada program aturan – kewajiban menggunakan sabuk pengamanan dan dilarang merokok. 3.
Mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang sudah ditetapkan – sensus, program pengawasan keamanan lingkungan, kampanye penyadaran akan kesehatan personal, bantuan untuk upaya pertolongan bencana.
4.
Melayani sebagai advokat public untuk administrator pemerintah – menyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu publik di dalam organisasi, meningkatkan aksesibilitas kepada publik.
5.
Mengelola infomasi internal – menyiapkan newsletter organisasi, pengumumuan elektronik, dan isi dari situs internet organisasi untuk karyawan.
6.
Memfasilitasi hubungan dengan media – menjaga hubungan dengan pers lokal ; bertugas sebagai saluran untuk semua pertanyaan media; memberi tahu pers tentang organisasi, praktiknya dan kebijakannya.
22
23
7. Membangun komunitas dan bangsa – menggunakan kampanye kesehatan publik dengan dukungan keamanan publik lainnya dan mempromosikan berbagai program social dan pembangunan.17 Peran pokok Public Relations Pemerintah Indonesia penulis mengambil teori dari Rosady Ruslan antara lain: a. Tugas secara taktis dalam jangka pendek, Public Relations berupaya memberikan pesan–pesan dan informasi sebagai target sasarannya umum,
dan
khalayak
tertentu
sebagai
target
sasarannya.
Kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik dan kemudian memotivasi, atau mempengaruhi opini masyarakat dengan usaha untuk menyamakan persepsi dengan tujuan dan sasaran instansi/lembaga yang diwakilinya. b. Tugas strategis (jangka panjang) Public Relations, yakni berperan serta secara aktif dalam proses pengambil keputusan (decision making procces), memberikan sumbang saran, gagasan da hingga ide- ide cemerlang dalam menyukseskan program kerja lembaga instansi/lembaga yang bersangkutan dan hingga pelaksanaan pembangunan
nasional,
terakhir
bagaimana
upaya
untuk
menciptakan citra atau opini masyarat yang positif. c. tugas – tugas Public Relations yaitu18 : a. Melakukan suatu program yang terencana dan berkesimbungan sebagai bagian dari manajemen organisasi. 17
Scoot M. Cutlip, Allen H. Center & Glen M. Broom, Effektive Public RelationsPublic Relations, (Pearson Education inc, 9th Edition, 2006 hal. 466 . 18 Scoot M. Cutlip, Allen H. Center & Glen M. Broom, Effektive Public RelationsPublic Relations, (Prentice Hall, New Jersey, 8th Edition, 1999 hal. 4 – 6 .
23
24
b. Menangani hubungan antara organisasi dengan publiknya c. Memonitor kesadaran, opini, sikap dan tingkah laku di dalam dan diluar organisasi d. Menganalisa dampak kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik. e. Menyesuaikan kebijakan, prosedur dan tindakan yang ternyata bertabrakan dengan kepentingan publik dan kelangsungan organisasi. f. Memberikan masukan pada manajemen berkenaan dengan penetapan kebijakan baru , prosedur dan tindakan yang saling menguntungkan satu sama lain. g. Membangun dan mempertahankann komunikasi dua arah antara organisasi dengan publiknya. h. Menghasilkan
perubahan-perubahan
yang
khusus
dalam
kesadaran, opini, sikap dan tingkah laku di dalam dan diluar organisasi. i. Memperbarui dan mempertahankan hubungan antara organisasi dengan publiknya. 2.5. Strategi Komunikasi Suatu perencanaan komunikasi meliputi strategi dan manajemen. Perencanaan strategi menyangkut tindakan apa yang dilakukan, sedang perencanaan manajemen meliputi bagaimana hal itu dapat terjadi. Jadi suatu strategi adalah keseluruhan kondisional tentang tindakan yang akan
24
25
dijalankan.19 Strategi adalah pendekatan–pendekatan jangka panjang yang seharusnya berlangsung sepanjang hidup suatu program. Tentu saja strategi tersebut dapat berubah atau bertambah dengan perkembangan yang terjadi. Dalam mengimplementasikan strategi, perlu dikembangkan taktik. Strategi pada tingkat perusahaan memberi keseluruhan tujuan dan arah, yang didalamnya beroperasi divisi–divisi, setiap satuan kerja, atau tingkat bisnis menetapkan tujuan dan arah setiap divisi, setiap satuan kerja, atau setiap bisnis dalam organisasi. Menurut Rogers (1973), strategi komunikasi adalah suatu rencana atau desain untuk mengubah perilaku manusia dalam suatu jumlah berskala besar melalui penyampaian ide-ide jadi suatu strategi merupakan unit dari manajemen komunikasi. Strategi Komunikasi merupakan tahapan untuk memperoleh jawaban atau memberikan solusi yang tepat untuk menanggulangi suatu masalah. Adapun strategi komunikasi meliputi : a. To Secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengetian
dalam
berkomunikasi. b. To establish acceptance Bagaimana cara penerimaan pesan terus dibina dengan baik. c. To move action Penggiatan untuk memotivasi d. The goals which the communicator sought to achieve 19
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sabuah Pengantar Ringkas, Armico Bandung, cetakan ketiga1994 , hal: 10
25
26
Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi20.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk menentukan tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya. Jadi dalam merumuskan strategi penulis menyimpulkan selain diperlukan perumusan strategi yang jelas juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak, itulah sebabnya langkah pertama yang diperlukan ialah mengenal khalayak
atau sasaran, kemudian
berdasarkan pengenalan serta komunikasi dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. kepentingan yang sama, tanpa persamaan kepentingan, komunikasi tidak mungkin berlangsung. Untuk menciptakan persamaan tersebut, maka komunikator harus mengerti strategi komunikasi dan memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak secara tepat dan seksama meliputi:21 1.
Pengenalan situasi Pengenalan situasi merupakan tumpuan perencanaan logis, artinya segenap prosedur penyusunan rencana harus didasarkan pada tujuan, hal itu tidak saja ditentukan oleh baik tidaknya perencanaan, tapi kunci utama dari menyusun rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada, hal ini dapat diperoleh dengan mengajukan dan menjawab serangkaian pertanyaan sebagai berikut :
20
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations, edisi revisi , Jakarta, Raja Grafindo Persada,1997, ha.l. 29
21
M.Linggar Anggoro, Teori & Profesi KePublic Relationsan, Penerbit PT. Bumi Aksara, 2000, hal. 77- 98
26
27
a. Di mana posisi kita sekarang ? b. Apa saja yang sudah diketahui dan tidak diketahui oleh masyarakat tentang organisasi kita? c. Apakah ada kesalahan dalam pandangan atau sikap mereka? d. Apakah ada kesalahpahaman antara organisasi ini dengan khalayaknya? Salah satu cara dalam mengumpulkan informasi diatas adalah mengumpulkan pendapat dari khalayak yang dapat mewakili opini keseluruhan. Banyak cara dalam mengumpulkan informasi diantaranya adalah : a. Survei khusus diadakan dalam mengungkapkan pendapat masyarakat atau citra organisasi b. Pemantauan berita dimedia massa, baik cetak ataupun media elektronik. c. Situasi hubungan industri pada umumnya terkait dengan kebijakan manajemen. d. Kajian terhadap keadaan ekonomi, sosial hingga dimensi politis. e. Sikap tokoh – tokoh masyarakat yang merupakan para pemimpin pendapat umum. 2.
Penetapan Tujuan Ada dua cara dalam penetapan tujuan yang pertama adalah mengadakan riset khusus dengan mengidentifikasi masalah dan cara yang kedua mengadakan serangkaian diskusi atau konsultasi. melalui
pendekatan one side issue atau both side issue, setelah
mengenal khalayak selanjutnya dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi, syarat utama dalam
27
28
mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian.
3.
Definsi Khalayak Khalayak adalah kelompok atau orang – orang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal dan eksternal. Setiap organisasi memiliki sendiri khalayaknya, kepada khalayak yang bersifat itulah ia senantiasa menjalin komunikasi. Meskipun khalayak dari suatu organisasi sangat boleh berbeda dari khalayak organisasi –organisasi lainnya, tetapi kita dapat mendefinisikan adanya sembilan khalayak yang utama yang paling sering menjadi subyek khalayak dari berbagai organisasi secara umum yang terdiri dari: 1.
Masyarakat umum,
2.
Calon Pegawai,
3.
Pegawai,
4.
Mitra usaha pemasok jasa atau berbagai macam barang yang merupakan kebutuhan rutin dari organisasi atau perusahaan,
5.
Para investor, kalangan perbankan dan pemegang saham,
6.
Para distributor,
7.
Konsumen dan pemakai,
8.
Paran pemimpin pendapat umum serta,
9.
Pemerintah.
28
29
Seperti yang dikemukakan di atas, jenis khalayak bagi setiap organisasi pelaku
Public
Relations
itu
bervariasi
bergantung
pada
tujuan
dan
kepentingannya, setiap pelaku Public Relations dituntut untuk mengetahui khalayaknya.
Ada beberapa alasan pokok mengapa suatu organisasi harus mengenali khalayaknya antara lain : a.
Untuk mengidentifikasi segmen khalayak yang paling tepat untuk dijadikan sasaran dari suatu program Public Relations.
b.
Untuk
menciptakan
skala
prioritas
sehubungan
dengan
terbatasnya anggaran dan sumber–sumber daya lainnya c.
Untuk memilih media dan teknik Public Relations yang sekiranya paling sesuai.
d.
Untuk mempersiapkan pesan–pesan demikian rupa agar cepat dan mudah diterima.
Nasib suatu organisasi berada ditangan khalayaknya, untuk itu suatu organisasi harus mengetahui apa dan siapa saja khalayak utamanya serta menjalin komunikasi yang baik. 4.
Pemilihan media dan teknik –teknik Public Relations Sebagaimana dalam menyusun pesan dan tujuan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya penggunaan mediapun harus demikian pula, disini faktor situasi sosial–psikologis harus diperhitungkan karena dengan media mempunyai kelemahan dan – kelemahan tersendiri sebagai alat dalam mengkomunikasikan maksud
29
30
dan tujuan yang sudah direncanakan Dengan penggunan media inilah kita dapat melihat respon khalayak baik berupa media cetak ataupun audio visual, jadi harus berhati – hati dalam pemilihannya.
5.
Pengaturan Anggaran Para perencaa media Public Relations juga harus memperhitungkan media mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang telah dipilih, tentunya dengan keterbatasan anggaran yang ada, penyusunan anggaran juga menghindari kemungkinan hal terburuk , anggaran merupakan prioritas dalam merencanakan program Public Relations agar dapat berjalan dengan baik.
6.
Pengukuran Hasil kegiatan Public Relations Ada tiga hal terpenting berkenaan dengan pengukuran hasil ini : a.
Teknik–
teknik
yang
digunakan
untuk
mengenali
situasi
dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari segenap kegiatan
kegitan Public Relations yang telah
dilaksanakan. b.
Metode–metode
evaluasi
hasil
biasanya
diterapkan
pada
perencanaan, namun bila perlu penyesuaian bisa pula dilakukan selama berlangsungnya proses pelaksanaan dari program Public Relations yang bersangkutan. c.
Setiap program Public Relations harus memiliki tujuan yang pasti, untuk itu pertama–tama perlu ditetapkan target tertentu. Sikap media massa yang lebih simpatik terhadap organisasi bisa dipandang
30
31
sebagai bukti keberhasilan atas segenap kegiatan Public Relations. Hal terpenting disini adalah setiap kegiatan harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan profesional
guna mencapai tujuan
yang telah direncanakan. Berkaitan dengan strategi komunikasi diatas
media dapat digunakan
sebagai alat publikasi, ketika pesan yang disebarkan menerpa khalayak, maka dampak yang timbul adalah secara serempak dan serentak. Publisitas itu berkaitan dengan:22 1.
keterlibatan, organisasi dalam komunitas lokal,
2.
keterlibatan organisasi pada komunitas industri
3.
penerbitan buletin, majalah atau koran perusahaan
4.
employee relations
5.
media relations
Strategi
komunikasi
harus
mampu
menunjukkan
bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu – waktu bergantung pada situasi dan kondisi.23
2.5.1. Manajemen Strategi Manajemen
Strategi
Public
Relations,
merupakan
suatu
proses
pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi menyangkut
sesuatu kekuatan dan kelemahann yang dimiliki oleh lembaga
22
Yosal Iriantara, Media Relations konsep, pendekatan dan praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, hal.191 23
Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 1990, hal: 32
31
32
bersangkutan, yang dimiliki bersangkutan, hingga pelaksanaan fungsi–fungsi manajemen, Public Relations yang aktifitasnya untuk menangkap peluang yang ada secara langsung dan tidak langsung bertujuan persepsi atau kesan-kesan yang positif, baik diberikan secara individual maupun penilaian opini publik yang menguntungkan terhadap lembaga, organisasi, nama perusaahaan dan produk– produknya dimasa yang akan dating yang penuh dengan ancaman ataupun persaingan. Sebagai landasan perencanaan dan program kerja manajemen strategi Public Relations, yaitu secara garis besar memenuhi faktor–faktor berikut: i.
Melakukan
atau
merancang
suatu
SWOT
analisis,
dengan
memprediksi sejauh mana sumber – sumber daya kekuatan atau kemampuan dan posisi kelemahan (strengthen dan weakness) yang di lihat segi internalnya. Kemudian sejauh mana pengevaluasian mengenai kesempatan atau peluang yang ada (opportunities) bahkan berupa ancaman (threatment) yang datang dari segi eksternalnya. ii.
Mengevaluasi mengenai perencanaan, pengorganisasin., koordinasi, pelaksanaan, pengkomunikasian dan pencapaian tujuan yang diharapkan dimasa – masa mendatang khususnya, dan mencapai tujuan bersama yang terintegrasi dengan tujuan organisasi / perusahaan pada umumnya.
iii.
Melaksanakan berdasarkan
manajemen
dan
aktivitas
Public
Relations
pengumpulan data ( fact finding), perencanaan
(Planning), Komunikasi (communication) dan pengevaluasian (evaluating).
32
33
iv.
Penyampaian analisis fakta secara actual yang ada beredar di masyarakat, baik mengenai persepsi, sikap maupun opini dan lain sebagainya. Berdasarkan pengamatan atau peneyelidikan tentang kliping berita yang disiarkan di berbagai mass media cetak bahan publikasi perusahaan dan mengadakan wawancara tertentu dengan pihak audience atau tokoh yang dianggap terkait dengan kepentingan tertentu24
v.
Strategi kegiatan Public Relations diharapkan mampu menegakkan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan bagi organisasi atau perusahaan terhadap khalayak sasaran yang terkait yaitu public ataupun stakeholder, sehingga diperoleh suatu persepsi yang menguntungkan dari khalayak sasarannya. Dengan demikian pada akhirnya akan tercipta suatu opini citra yang menguntungkan.
2.5.2. Peranan Komunikator Dalam Strategi Komunkasi Dalam strategi komunikasi, peranan komunikator sangatlah penting. Strategi komunikasi harus luwes dan nyata sedemikian rupa sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada sesuatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi bisa datang sewaktu – waktu, lebih – lebih jika komunikasi dilangsungkan melalui media atau komponen komunikasi sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai. Pada ahli komunikasi cenderung untuk sama - sama berpendapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan – pendekatan antara lain: 24
Rosady Ruslan, Op, cit, hal; 29
33
34
1
Pelaksanaan Program Melaksanakan program yang telah direncanakan ke dalam kegiatan yang hendak diterapkan, dan agar berjalan sesuai rencana. Dengan adanya perencanaan program Public Relations dapat mengetahui sejauhmana perkembangan dari program yang telah diterapkan ke khalayak.
2
Tujuan dan Biaya Agar pelaksanaan program berjalan dengan baik, maka tujuan dari dilaksanakanya program itu harus jelas terlebih dahulu hingga pesan yang ingin disampaikan ke khalayak tidak tumpang tindih serta bila memungkinkan dapat menggunakan media untuk memperoleh kesan keseluruhan dari tujuan yang dikehendaki.
3
Khalayak (Sasaran ) Dengan terlebih dahulu mengetahui bagaimana dari pola pikir khalayak yang hendak di jadikan sasaran dalam penyampaian informasi. Pesan informasi berbeda – beda dalam penyampaiannya informasi,25 Melalui ketiga gamabaran ini dapat dikatakan bahwa arti penting dari kegiatan Public Relations sebagai lembaga untuk membantu organisasi atau perusahaan dan memelihara hubungan yang harmonis dengan khalayak.
Selain ketiga hal tersebut diatas sehubungan dengan kegiatan publikasi, strategi komunikasi dilakukan juga dalam penggunaan media sebagai alat 25
Mahmud, mahidin, Pengantar Hubungan Masyarakat, Universitas Terbuka, Cetakan Pertama, Agustus 1993, hal 124
34
35
penyalur ide, dalam rangka merebut pengaruh dalam masyakarat, sebab selain media massa dapat menjangkau jumlah besar khalayak, juga dalam era ini masyarakat tidak dapat hidup tanpa adanya surat kabar, radio dan televisi karena alat ini telah muncul sebagai alat komunikasi massa yang berfungsi sebagai alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang kompleks dan alat publikasi yang efektif.
2.6.
Pengertian Publikasi, Jenis dan Media Publikasi
2.6.1. Pengertian Publikasi Pengertian Publikasi dapat dilihat dari beberapa definisi berikut ini: Philip Leslay dan Herbert M, Baus dalam bukunya, “Preparations for Communications” seperti yang dikutip oleh Ton Kertapati menyatakan bahwa : “ Publikasi merupakan tugas seorang Public Relations (PR) dalam menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan bagian terbesar, atau ujung tombak daripada Publik Relations.”26 Menurut Richard D. Irwin. Publikasi juga merupakan suatu pemberitaan tentang seseorang, produk atau jasa yang tampil dalam media cetak maupun media elektronik27 Menurut Lawrence W, Nolte, APR dan Dennis L, Wilcox, Ph.D, APR dalam bukunya “ Effective Publicity” “Publikasi merupakan komunikasi massa yang tidak dibayar dan tidak dapat dikendalikan dengan memberi informasi, serta dapat mempengaruhi sikap dan 26
Ton Kertapati, Bunga Rampai Azas – azas Penerangan dan Komunikasi (Jakarta, PT.Bina Aksara, hal 2 27 Richard D. Irwin, Introduction to advertising and promotion an integrated Marketing Communication Perspektive, 1990, hal 525
35
36
dapat pula mendorong pada suatu tindakan yang bermanfaat (positif) atau merugikan sesuai dengan apa yang dipublikasikan.” Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa publikasi adalah bentuk penyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat atau opini mengenai suatu kegiatan yang disebarluaskan secara sistematis dalam suatu media. Tujuan dari Publikasi itu sendiri adalah untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu sumber kepada khalayak tertentu, oleh karena itu setiap publikasi harus berfokus pada ide atau gagasan yang akan disampaikan. Dalam setiap hal publikasi haruslah jujur, akurat, dan dapat dimengerti, aturan ini berlaku untuk publikasi baik yang bersifat positif maupun negatif. Unsur–unsur dasar perencanaan publikasi terdiri dari beberapa tahap, diantaranya adalah: 1.
Mendefinisikan Masalah. Jika kita tidak memahami sepenuhnya masalah yang akan dihadapi, maka kita tidak akan bisa menetapkan tujuan yang benar. Untuk memahami suatu masalah maka hal – hal yang harus diperhatikan adalah: a.
Mendiskusikan masalah tersebut untuk mengetahui publikasi seperti apa yang diharapkan.
b.
Melakukan penelitian
c.
Mengevaluasi ide atau gagasan dalam perspektif yang lebih
luas
daripada tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan. 2.
Mengidentifikasi tujuan Jika memahami masalah sepenuhnya maka hal tesebut akan lebih mudah untuk mendefinisikan tujuan.
3.
Mengidentifikasi audiens dan Khalayak
36
37
Harus mengetahui dengan jelas dan tepat khalayak sasaran yang akan menjadi sasaran komunikasi kita. 4.
Mengembangkan strategi Strategi dapat menjelaskan bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Strategi merupakan tindakan terencana yang mempunyai garis pedoman untuk memilih tindakan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan.
5.
Perencanaan Pelaksanaan Harus mempersiapkan hal–hal yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan, yaitu memilih media komunikasi yang tepat yang dapat menjangkau khalayak sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6.
Perencanaan Waktu. Untuk menetapkan waktu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan maka diperlukan timetable,dengan adanya timetable maka pelaksanaan dengan jadwal yang telah ditetapkan.
7.
Anggaran Dana Dana yang dikeluarkan harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sekitar 10% dari total anggaran harus dialokasikan haruslah hal- hal yang tidak terduga.
8
Mengevaluasi Keberhasilan Publikasi Untuk mengukur keberhasilan publikasi maka harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, hal tersebut dimaksudkan untuk dapat mengevaluasi keberhasilan dalam mencapai tujuan publikasi. Kriteria
37
38
evaluasi tersebut realistis , dapat dipercaya dan sesuai dengan apa yang diharapkan28.
2.6.2.
Jenis Publikasi Pada umumnya publikasi yang digunakan oleh Public Relations
organisasi atau perusahaan melalui media komunikasi massa ada empat macam publikasi, yaitu: 1. Pure publicity (Publikasi murni) Pemanfaatan ruang untuk publikasi dalam peliputan peristiwa biasa yang mempunyai nilai berita. 2. Paid Publicity (Publikasi yang dibayar) Penyampaian publikasi dalam bentuk berita atau sejenisnya dalam media massa dengan atau menyewa waktu siaran atau ruangan dalam media elektronik atau cetak 3. Free Ride Publicity ( Publikasi yang menunggangi) Kegiatan publikasi yang berkepentingan, tidak banyak usaha tetapi sudah dapat perhatian dari media umum. 4. Tie in Publicity (Publikasi luar biasa) Kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang menggambarkan masyarakat luas atau sesuatu yang berkembang popular dimasyarakat.29
Dapat disimpulkan dari semua jenis publikasi di atas adalah, bahwa Public Relations di dalam menyampaikan informasi bisa menggunakan salah satu dari 28 29
Ibid, hal 76
Op.cit, hal 22
38
39
jenis publikasi yang ada di atas, salah satu diantaranya ada publikasi yang tidak dibayar, publikasi ini dilakukan Public Relations untuk memperoleh ruang dan waktu di media masssa guna menyampaikan informasi perusahaan. Pada akhirnya Public Relations memang harus melakukan publikasi tentang organisasi atau perusahaan agar bisa diterima oleh khalayaknya dan membutuhkan media massa sebagai penyampai pesan atau informasi, dan media massa itu bisa berupa surat kabar, majalah, brosur serta media elektronik berupa televisi, radio dan internet serta pameran – pameran. Prinsip–prinsip dasar publisitas itu mencakup: 1.
Kreatifitas, yang berarti mendorong antusiasme dan perhatian kalayak melalui melalui metode kegiatan yang cerdas, unik dan segar.
2.
Beragam, yang berarti bila publisitas hanya menggunakan satu media saja yang dipandang belum memadai, maka harus digunakan berbagai media.
3.
Kuantitas, yang pada dasarnya menggunakan prinsip repitisi untuk menyampaikan pesan secara berulang–ulang pada publik.
4.
Visibilitas, yang berarti materi publisitas tersebut dapat mudah dilihat oleh khalayak atau perhatian khalayak bisa tertuju pada publisitas itu.
5.
Legibilitas, yang berarti bentuk tulisan yang dibuat menyampaikan pesan enak dan cukup jelas diikuti oleh khalayak untuk publisitas dalam bentuk cetak, dan jelas di dengar dan dilihat untuk media audio visual.
6.
Mudah dipahami, yang berarti rangkaian pesannya sangat mudah dipahami maksudnya oleh khalayak.30
2.6.3. Media Publikasi Internal dan Eksternal Yosal Iriantara, Media Relations, Konsep, Pendekatan & Praktek, Simbiosa Rekataman Media, Bandung, hal. 195
39
40
Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikan sementara itu media sebagai alat untuk keperluan publikasi dapat dikatakan cukup banyak, di antaranya alat publikasi dapat di golongkan sebagai berikut :31 1. Media Internal Sarana komunikasi yang sering digunakan oleh praktisi Public Relations untuk menyampaikan publikasi ke internal untuk kalangan terbatas dan non komersial, di antaranya : a. Jurnal Internal merupakan media internal yang digunakan oleh Public Relations untuk keperluan publikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas seperti karyawan relasi bisnis biasanya berbentuk. 1.
Newsletter,
5. Company profile,
2.
Majalah,
6. Laporan Tahunan
3.
Tabloid,
4.
buletin,
b. Papan pengumuman
7. Prospektus.
merupakan media yang dipergunakan oleh
Public Relations dalam menyampaikan pesan dari publikasi bisa berupa cetakan yang mudah dipasang c. Media Pertemuan seperti :
d. 31
1.
Seminar
2.
Rapat Staf dan Pimpinan
3.
Forum Komunikasi
4.
Dialog dengan opinon leader.
Spoken dan Visual Word, seperti :
Linggar Angoro, Teori & Profesi KePublic Relationsan, PT. Bumi Aksara, Jakarta 2001,
hal.174
40
41
1. Audio Visual 2. Video Record 3. Tape recorder 4. Slide Film e.
Kotak Saran Dalam kerangka menampung berbagai masukan dari para manajemen dapat menempatkan sejumlah kotak saran, ide–ide cemerlang, keluhan.
2. Media Publikasi Eksternal Media Publikasi eksternal yaitu media yang dipergunakan untuk publik eksternal yang berkepentingan terhadap perusahaan yang berada di luar perusahaan. Media yang lazim digunakan publikasi diantaranya: a. Media Massa seperti : 1. Media cetak berupa : Surat Kabar dan Majalah 2.
Media Elektronik seperti : televisi dan radio
b. Printed materials yaitu barang cetakan yang merupakan media eksternal
yang
dipergunakan
oleh
Public
Relations
dalam
menyampaikan publikasi kepada eksternal yang berbentuk: Kalender,
Poster,
Agenda,
Spanduk
c. Literature, pembuatan literatur–literatur pada perusahaan dapat mencipatakan pengenalan tersendiri terhadap identitas perusahaan, seperti pada : 1. Company profile, 2. Katalog
41
42
3. Laporan Tahunan, d. Pameran Media ini merupakan suatu media iklan, dimana karena tujuan penyelenggaran pameran guna melakukan promosi agar dapat memikat konsumen supaya tertarik, pameran merupakan satu–satunya media periklanan yang menyentuh semua panca indra, mata, telinga dan hidung dan kulit. e. Konferensi Pers Guna menunjang penggunaan berbagai macam media, ada baiknya jika perusahaan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak dan pers, tujuannya untuk menyampaikan presentasi ke khalayak langsung dan insan pers.
2.7.
Media Relations kaitannya dengan Publisitas Mengutip dari pernyataan mantan PRO Universitas Winconsin – River
Fall , Barbara Averill (1997) “ Media relations hanyalah salah satu bagian dari Public Relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien, begitu kita bisa menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita. Dalam ungkapan ini Averill menyamakan media relations dengan publisitas, yang ringkasnya media relations adalah publisitas. Media relations selain menggunakan media massa, juga bisa digunakan untuk menunjang kegiatan lain yang diselenggarakan dalam kegiatan community relations, customer relations, atau investor relations.
42
43
Manfaat yang bisa ditimbulkan dalam menjalankan media relations akan menghasilkan publisitas yang baik, sedangkan kegiatan yang bisa menopang publisitas merespon kepentingan media32.
32
Yosal Iriantara, Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, 2005, hal 27- 29
43
44
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3. 1
Sifat Penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah type penelitian bersifat
deskiptif
yang hanya mengumpulkan informasi secara rinci dan berusaha
memaparkan strategi saja, tanpa melakukan pengujian terhadap suatu hipotesa. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan kualitatif, bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha mengungkapkan fakta yakin hasil penelitian tersebut menekankan pada gambaran secara objektif mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti33 Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk : 1.
Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada.
2.
Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek– praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan dan evaluasi. 4.
Menentukan apa yag dilakukann orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang34
33 34
H. Dadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University, 1985,Hal.131 Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung. 2000,
Hal.25
44
45
3. 2
Metodelogi Penelitian Metodelogi penelitian yang dipakai oleh Penulis adalah metode penelitian
yang bersifat studi kasus. Teknik penelitian ini berguna untuk menyelidiki gejala aktual, dalam konteks kehidupan nyata, dimana batas–batas antar gejala dan konteksnya tidak tergambar jelas dan menggunakan sumber fakta ganda35 Menurut Robert K.Yin, studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu– ilmu sosial yang secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan bagaimana dan kenapa, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa– peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan nyata36. Dalam penggunaanya peneliti studi kasus perlu memusatkan perhatian pada aspek pendekatan dan penyelenggaraanya agar lebih mampu menghadapi kritik–kritik tradisional tertentu terhadap metode. Pada penelitian ini penulis melakukan pengamatan terhadap strategi Public Relations dalam kaitannya dengan objek yang diteliti sesuai dengan sifat penelitian dan metode dibandingkan dengan kesesuaiannya dengan teori– teori Public Relations yang selama ini dipelajari oleh penulis.
3. 3
Nara Sumber Dalam penulisan ini penulis
melengkapi data serta memperoleh data
mengenai strategi Komunikasi Public Relations Pembangunan Bandara Lombok Tengah terhadap publikasi eksternal perusahaan PT. Angkasa Pura} : 35
Narbuko, Cholid, dan H.Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta 1997,Hal 46 - 4 36 Robert K.Yin, Studi kasus Desain & Metode (Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2002), hal. 1
45
46
a. 1.
PT (Persero) Angkasa Pura 1 Heru Legowo
(General Manager Bandara Selaparang sekaligus
koordinator pembangunan proyek Lombok Tengah) Beliau adalah general manager dalam proyek pembangunan bandara Lombok Tengah 2.
Hallendra (Ass. Sekretaris Bid. Hubungan antar lembaga) Memiliki tanggung jawab dan wewenang yang meliputi kebijakan direksi menangani hubungan masyarakat dan antar lembaga. Beliau akan menjadi narasumber dalam hal strategi publikasi apa saja yang dijalankan
dan
apa
saja
yang
telah
dilaksanakan
dalam
mempublikasikan ke media dan masyarakat secara umum. 3.
Yudhaprana (Asskaro Biro Rensim)
Beliau Memiliki tanggung jawab sebagai koordinator
dalam proyek
pengembangan Bandara Lombok Tengah.dari mulai master plan design bandara, sampai tahap sosialiasi. 4.
Yudi Maisa (Manager Teknik & Public Relations Bandara Selaparang) Beliau memiliki tanggung jawab langsung di Bandara Lombok Tengah sebagai koordinator dalam proses pengembangan bandara, dan publikasi ke media dan masyarakat sekitar akan menjadi narasumber langsung dari bandara Lombok Tengah bagaimana proses publikasi yang dijalankan.
b. Penanggung Jawab dari Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat. 1.
Sukartadji Anwar (Kepala Dinas Perhubungan Program Nusa Tenggara Barat)
46
47
Bertanggung jawab dalam proyek pengembangan bandara lombok tengah dan koordinasi dengan PT (Persero) Angkasa Pura 1 dalam proses publikasi ke media dan masyarakat. Beliau akan menjadi narasumber sejauh mana publikasi dijalankan dan apa saja hambatannya dan evaluasinya. 2.
Baharuddin ( Kepala Suku Dinas Perhubungan Udara Nusa Tenggara) Bertanggung jawab sebagai wakil koordinator dalam proyek pengembangan bandara lombok tengah PT (Persero)Angkasa Pura 1.
c. Mahasiswa/ warga Dipilihnya nara sumber selaku mahasiswa karena mewakili tanggapan mahasiswa dan masyarakat lokal dalam opininya tentang pembanguna bandara Lombok Tengah
Narasumber tersebut adalah sebagai pihak yang berkompeten dalam pelaksanaan strategi komunikasi sehingga penulis dapat mememuhi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu juga penulis melakukan wawancara terhadap pihak internal dan eksternal dengan melakukan wawancara kepada wartawan guna melakukan pemeriksaan ulang agar informasi lebih akurat / data-data yang diberikan key informan apakah sesuai dengan fakta yang ada. Serta melihat tanggapan dari publik mengenai strategi yang telah dijalankan oleh PT. Angkasa Pura I dalam mempublikasikan Pembanguna Bandara Baru Lombok Tengah ke pihak eksternal Perusahaan..
47
48
3. 4. Teknik Pengumpulan Data Lexy Moleong, 2006, mengutip Lofland dan Lofland (1984:47),37 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata–kata,dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain–lain. Maka berkaitan dengan hal tersebut pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata–kata dan tindakan, sumber data tertulis dan foto. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder.
3.4. 1
Pengumpulan Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara langsung dari dan
narasumber melalui dengan wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu38 Pada dasarnya wawancara merupakan proses interaksi antara pewawancara dan informan. Sukses tidaknya pelaksanaan wawancara tergantung sekali dari proses interaksi yang terjadi. Suatu elemen yang penting dari proses interaksi ini adalah wawasan dan pengertian. Peneliti dalam hal ini menggunakan teknik wawancara mendalam dengan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya secara terstruktur
dengan menggunakan media tape recorder dengan tatap muka
langsung, salah satu nara sumber yang diajukan peneliti adalah dari kantor
37
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif , Penerbit, PT. Remaja Rosdakarya, cetakan kedua puluh dua, 2006) hal. 157 38 Ibid hal: 186
48
49
cabang PT (Persero) Angkasa Pura I maka teknik yang dilakukan adalah melalui telpon dan internet. Pertanyaan yang diajukan berupa pertanyaan mendalam, sesuai dengan namanya bermaksud menggali lebih dalam lagi tentang hal yang dipersoalkan dalam proses wawancara.
3.4. .2
Pengumpulan Data Sekunder Untuk memperoleh dan melengkapi data penelitian maka penelitian
mendapatkan data sekunder diantaranya dengan : 1.
Observasi, melakukan pengamatan terhadap kegiatan komunikasi Public Relations dalam mempublikasikan pengembangan bandara baru Lombok Tengah.
2.
Studi kepustakaan, yaitu dilakukan dengan cara mempelajari buku buku yang bersifat ilmiah yang berkaitan dengan penelitian tersebut, seperti kliping, majalah angkasa, annual report, data statistik lalu lintas angkutan udara press release, serta data pendukung
yang berasal dari dokumen resmi PT (Persero}
Angkasa Pura I.
3. 5
Definisi Konsep 1.
Publikasi Publikasi merupakan bentuk penyebaran informasi baik berita, laporan, pendapat atau opini mengenai suatu kegiatan, produk dan jasa yang disebarluaskan secara sistematis melalui media cetak, media internal dan eksternal.
49
50
2.
Strategi Publikasi Strategi publikasi merupakan tindakan apa yang akan dilakukan dengan melakukan melakukan penyebaran informasi yang telah direncanakan atau diatur sebelumnya melalui media tertentu atau suatu acara tertentu untuk memperoleh respon khalayak yang diharapkan, guna mencapai tujuan
3.6
Fokus Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian kualitatif dengan menggambarkan
“Strategi
Publikasi
dalam
Kegiatan
Publikasi
Pembangunan Bandara Lombok Tengah - Mataram maka fokus penelitian adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data, Fakta dan Informasi. Mendefinisikan problem (atau peluang).langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak – pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteligen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan problem dengan menentukan “Apa yang terjadi saat ini?”
b.
Perencanaan dalam pencapaian tujuan
50
51
Perencanaan dan pemograman, informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik, dan sasaran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah kedua ini akan menjawab pertanyaan ”berdasarkan apa kita tahu tentang situasi, apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita ubah dan apa yang harus kita katakan?”
c.
Aksi Mengambil tindakan dan berkomunikasi. Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing–masing publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan bagaimana caranya?”
d. Mengevaluasi Program. Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program.
Penyesuian
akan
dilakukan
sambil
program
diimplementasikan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilakukan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan “bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah yang akan kita lakukan?”39 39
Scott M. Cutlip, Allen H. Center , Glen M. Broom, Effective Public RelationsPublic Relations,Pearson Education, inc, edisi ke sembilan ,2006, hal. 320
51
52
3.7 Teknik Analisa Data Analisa Data Kualitatif (Bogdan ^ Biklen, 1982} adalah upaya
yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah– milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, mmenemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan
keabsahan data
triangulasi, Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau 40
sebagai pembanding terhadap data itu.
Hal tersebut dapat di capai dengan
jalan: 1.
Membandingkan
data
hasil
pengamatan
dengan
data
hasil
wawancara; 2.
Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakanya secara pribadi;
3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang–orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
4.
Membandingkan keadaaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan
pandangan
orang
seperti
rakyat
biasa,
orang
pemerintahan.
40
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif , Penerbit, PT. Remaja Rosdakarya, cetakan kedua puluh dua, 2006) hal. 330
52
53
5.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tesedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi ,dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
53
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4. 1. Gambaran Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Perusahaan
PT (PERSERO) I merupakan salah satu badan usaha milik negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan jasa bandar udara di Indonesia.Pada saat awal berdirinya tahun 1964, PT. (PERSERO) I bernama Perusahaan Negara "Kemayoran", dan sejak tahun 1965 namanya berubah menjadi Perusahaan Negara Angkasa Pura. Perubahan ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan pengelolaan bandar udara selain Bandar Udara Kemayoran. Pada tahun 1974, kembali berubah nama menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura.Setelah -*Bandar Udara Soekarno Hatta di Cengkareng mulai beroperasi pada tahun 1985, disusul dengan ditutupnya kegiatan operasional Bandar Udara Kemayoran. Hal ini menandai pemecahan PERUM menjadi dua, yaitu PERUM I dengan Kantor Pusat di bekas Bandar Udara Kemayoran dengan mengelola bandar udara di luar Jakarta dan PERUM II yang mengelola Bandar Udara Soekarno Hatta-Cengkareng.
Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah agar dalam pengelolaan bandar udara lebih berorientasi pada pencapaian keuntungan, pada tahun 1993, PERUM I berubah bentuk hukumnya menjadi PT (PERSERO) I. Hingga pada tahun 1993, PT
55
(PERSERO) I dipercaya Pemerintah untuk mengelola 10 (sepuluh) bandar udara, yakni
Bandar
Udara
Ngurah
Rai-Bali,
Polonia-Medan,
Juanda-Surabaya,
Hasanuddin-Ujung Pandang, Sepinggan-Balikpapan, Frans Kaisiepo-Biak, Sam Ratulangi-Manado, Adisutjipto-Yogyakarta, Adisumarmo-Surakarta dan Syamsudin Noor-Banjarmasin.
Mulai Januari 1994, Bandar Udara Polonia Medan pengelolaannya diserahkan kepada PT (PERSERO) II sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah yang menggariskan agar PT (PERSERO) I lebih menitikberatkan untuk mengelola bandar udara-bandar udara dikawasan timur Indonesia.
4.2.2. MISI PERUSAHAAN
Menyelenggarakan
pengelolaan
(pengusahaan,
pengembangan,
dan
pemanfaatan) bandar udara dan sekitarnya secara baik dan inovatif , sehingga tercapai pemanfaatan optimal dan memperoleh hasil yang dapat digunakan untuk menumbuhkembangkan perusahaan yang akhirnya memberi konstribusi berupa keuntungan bagi Negara dan Pembangunan Nasional.
Sejalan dengan itu misi perusahan adalah :
a. PT (PERSERO) ANGKASA PURA I adalah perusahaan penyelenggara jasa pemanduan lalu lintas penerbangan, penyedia dan penyelenggara fasilitas bandara, jasa properti serta konsultansi kebandarudaraan yang dapat diandalkan dikawasan Asia Pacific.
56
b. Menciptakan standar efisiensi yang menjadi ukuran bagi perusahaan sejenis di Indonesia dan memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi kepada perusahaan penerbangan, penumpang, mitra usaha dan masyarakat pengguna jasa lainnya. c. PT (PERSERO) ANGKASA PURA I menjalankan usaha dengan komitmen untuk terus tumbuh secara wajar, dengan tetap berusaha menjadi partner Pemerintah dalam peningkatan ekonomi nasional, tanggap terhadap lingkungan sekitar bandara, dan menjadikan karyawan sebagai asset perusahaan
yang
dapat
mengembangkan
kompetensi
di
bidang
kebandarudaraan.
4.1.3. VISI PERUSAHAAN
a. PT (PERSERO) ANGKASA PURA I menjadi perusahaan yang dapat diandalkan oleh perusahaan penerbangan, mitra kerja, pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan karyawan, sejajar dengan perusahaan sejenis dikawasan Asia Pasific. b. PT (PERSERO) ANGKASA PURA I menjadi perusahaan yang efisien, proaktif, mengandalkan sistem dan prosedur yang selalu komit terhadap kualitas pelayanan.
4.1.4 TUJUAN PERUSAHAAN
a. Memberikan jasa bandar udara dengan kualitas yang baik melalui cara-cara yang baik.
57
b. Turut serta membangun ekonomi dan ketahanan Nasional. c. Menunjang kelancaran angkutan udara sekaligus membuka kesempatan yang lebih luas dalam pengusahaan bandar udara. d. Mendorong perkembangan sektor swasta dan koperasi.
4.1.5. BIDANG USAHA PERUSAHAAN
a. Jasa Pelayanan Aeronautika :
1. Jasa pelayanan pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (JP4U); 2. Jasa pelayanan penumpang pesawat udara (JP3U); 3. Jasa pelayanan penerbangan (JP2); 4. Jasa pelayanan Aeronautika lainnya.
Jasa Pelayanan Non Aeronautika :
1. Jasa fasilitas counter; 2. Jasa penyewaan ruang dan tanah; 3. Jasa pungutan konsesi; 4. Jasa advertensi; 5. Jasa pelayanan dan pengunjung bandar udara; 6. Jasa parkir kendaraan; 7. Jasa penyediaan listrik, air dan telpon; 8. Jasa pelayan non aeronautika lainnya.
58
c. Bidang usaha lainnya yang menunjang pengembangan pengusahaan bandar udara, seperti :
1. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta gedung-gedung atau bangunan lainnya yang berhubungan dengan kelancaran angkutan bandar udara; 2. Penyediaan lahan untuk pengembangan properti atau sektor bisnis lainnya yang berkembang dimasyarakat; 3. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan; 4. Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
4.1.6. ARAH PENGEMBANGAN PERUSAHAAN
a. Arah pengusahaan perusahaan jangka panjang adalah : menyediakan jaringan layanan jasa kebandarudaraan yang berkualitas tinggi di Asia dengan tetap mengutamakan
keselamatan,
keamanan,
kecepatan
dan
kenyamanan
pengguna jasa bandara. b. Menyelenggarakan manajemen yang proaktif terhadap perubahan dan permintaan
pelanggan/mitra
usaha,
berperan
serta
dalam
program
pembangunan nasional, berusaha meningkatkan pemberian kontribusi kepada pendapatan negara.
59
c. Pengembangan bandara sesuai sub sistem transportasi udara nasional yang mempertimbangkan karakteristik potensi dan pasar yang ada di daerah cakupan kegiatan bandara. d. Menigkatkan peran perusahaan sebagai agen pembangunan.
4.1.7. SASARAN PENGUSAHAAN
a. Mempertahankan operasional pelayanan bandar udara sesuai dengan standar pelayanan Nasional maupun Internasional. b. Peningkatan dan pengembangan jasa produksi di dalam maupun disekitar bandar udara. c. Mempertahankan predikat Wajar Tanpa Syarat dan kualifikasi Sehat bagi kinerja perusahaan. d. Tanggap dan berperan secara aktip bagi pembangunan ekonomi secara makro didalam dan disekitar bandar udara melalui pembinaan dan pengembangan pengusaha kecil dan koperasi, pengembangan budaya dan lain-n
4.1.8. WILAYAH KERJA 1. Bandar Udara Ngurah Rai-Bali 2. Bandar Udara Juanda-Surabaya 3. Bandar Udara Sepinggan-Balikpapan 4. Bandar Udara Hasanuddin-Ujung Pandang
60
5. Bandar Udara Sam Ratulangi-Manado 6. Bandar Udara Adisumarmo-Surakarta 7. Bandar Udara Frans Kaisiepo-Biak 8. Bandar Udara Selaparang-Lombok 9. Bandar Udara Pattimura-Ambon 10. Bandar Udara Ahmad Yani-Semarang 11. Bandar Udara Adisutjipto-Yogyakarta 12. Bandar Udara Syamsuddin Noor-Banjarmasin 13. Bandar Udara El Tari, Kupang
4.1.9. STRUKTUR ORGANISASI
1. SEKRETARIS PERUSAHAAN
2. Assisten Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Hubungan Masyarakat memiliki fungsi penyiapan, penyelenggaraan dan dan pengkoordinasian kegiatan hubungan antar lembaga dan hubungan masyarakat.
Dalam menjalankan fungsinya Assisten Sekretaris Perusahaan Bidang Hubungan Antar lembaga memiliki tugas – tugas :
61
a. Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek Perusahaan dibidang pengelolaan hubungan antar lembaga dan hubungan masyarakat berskala korporat. b. Menyiapkan konsep pengaturan berskala korporat tentang kebijaksanaan hubungan antar lembaga, hubungan industrial, kerjasama luar negeri, hubungan masyarakat berikut dokumentasi kegiatan perusahaan yang menjamin harmoni hubungan perusahaan dengan lembaga lain dan pencapaian citra positf di dalam serta diluar perusahaan; c. Menyelenggarakan kegiatan hubungan antar lembaga, hubungan industrial, kerjasama luar negeri, hubungan masyarakat berikut dokumentasi kegiatan perusahaan agar tercapai harmoni hubungan perusahaan dengan lembaga lain dan perolehan citra positif di dalam serta di luar perusahaan yang optimal; d. Memantau dan mengkoordinir penyelenggaraan hubungan antar lembaga dan hubungan masyarakat di kantor cabang. e. Menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan hubungan antar lembaga dan hubungan masyarakat. 2. Assisten Sekretaris Perusahaan Bidang Sekretariat Direksi memiliki fungsi
penyiapan,
penyelenggaraan
kegiatan
Direksi
dan
pengkoordinasian good corporate governance.
Dalam menjalankan fungsinya, bidang sekretariat Direksi memiliki tugas – tugas :
62
a.
Menyiapkan konsep rencana kerja jangka panjang dan jangka pendek perusahaan di bidang sekretariat Direksi dan pembinaan Good Corporate Governance berskalan korporat.
b.
Menyiapkan
konsep
pengaturan
kebijaksanaan
pengelolaan
kesekretariatan Direksi dan Good Corporate Governance berskala korporat; c.
Menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesekretariatan bagi Direksi, termasuk
pengelolaan
administrasi,
pelayanan
umum
kerumahtanggaan, agenda kegiatan dan keprotokolan, hubungan masyarakat, institusi Direksi serta pembinaan Good Corporate Governance berskala korporat; d.
Memantau dan mengkoordinir penyelenggaraan Good Corporate Governance di kantor cabang.
e.
I.
Menyiapkan laporan berkala hasil kegiatan sekretariat Direksi.
KOMERSIAL
Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa tugas utama sebuah bandar udara adalah :
menyelenggarakan
keselamatan
penerbangan,
keamanan
penerbangan
serta
kemudahan dan kenyamanan bandar udara.
Dalam situasi yang bagaimanapun, ketiga tugas utama tersebut harus tetap menjadi prioritas, sekalipun kondisi suatu bandar udara secara ekonomis masih merugi dan
63
tidak mampu menutup biaya operasionalnya. Hal itu memang sudah menjadi komitmen Perusahaan yang akan selalu dijunjung tinggi.
Oleh karena itu, untuk menutup biaya operasional pada bandar udara yang masih merugi kemudian dilakukan upaya subsidi silang. Bandar udara yang sudah untung memberi subsidi kepada bandar udara yang masih merugi. Sehingga, tingkat kinerja pelayanan pada seluruh bandar udara I relatif berimbang. Semua itu sejalan dengan tekad yang dicanangkan Perusahaan, yakni "Membangun Citra dan Prestasi Bandar Udara Indonesia".
Sampai dengan akhir tahun 1997, diantara 12 bandar udara I baru 3 bandar udara yang benar-benar menghasilkan keuntungan secara mapan, yaitu : Bandar Udara Ngurah Rai-Bali, Juanda-Surabaya dan Hasanuddin-Ujung rPandang. Bandar Udara Ahmad Yani-Semarang kendati saat ini mampu mengukir keuntungan usaha, namun jumlahnya relatif kecil dan tidak seimbang dengan beban penyusutan yang akan diterima pada tahun-tahun mendatang akibat penambahan asset baru ataupun diberlakukannya sistem .
Sedangkan profil kantor cabang Bandara Selaparang balas jasa
Sejarah Perusahaan
Bandara Selaparang yang pada waktu itu bernama Rembiga mulai dibangun pada tahun 1956 pada tahap ini sekarang memiliki Landasan 1.200 m x 30 m, apron 100 m x 40 m.
64
Tahun 1958 diadakan perpanjangan landasan menjadi 1.400 m x 30 m.
Tahun 1959 diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno dengan nama Pelabuhan Udara Rembiga. Pesawat yang ada pada waktu itu jenis Ilyusin. Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.60/HK.207/Phb-83 tanggal 09 Pebruari 1983 Pelabuhan Rembiga menjadi Pelabuhan Kelas III.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor : KM. 213/HK.207/Phb-85 tanggal 4 September 1985 istilah Pelabuhan Udara diganti menjadi Bandar Udara.
Pada saat itu pula menandai penggantian nama Rembiga menjadi Selaparang dan kota Ampenan menjadi Mataram, sehingga secara utuh menjadi Bandar Udara Selaparang – Mataram.
Selaparang adalah nama kerajaan yang pernah berjaya di Pulau Lombok dan Mataram merupakan ibukota dan pusat pemerintahan NTB.
Tahun 1992 diadakan perpanjangan landasan menjadi 1.850 m x 40 m dan tahun 1994 status Bandara Selaparang ditetapkan sebagai Bandara Internasional dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.61/1994 tanggal 30 Oktober 1994.
Tahun 1995-1996 landasan diperpanjang menjadi 2.100 m x 40 m dan ditetapkan menjadi Bandara Kelas I sesuai KM Perhub No : KM 04/1995.
65
Pada tanggal 01 Oktober 1995 Bandara Internasional Selaparang pengelolaaannya diambil alih oleh PT.AP I sesuai BA.AU.9819/UM.114/95 dan Berita Acara Nomor : 85/HK.50/1995-DU tanggal 03 Okt 1995.
Tahun 2004, sesuai Keputusan Direksi PT. (Persero) Angkasa Pura I Nomor : KEP. 91/ HK.00.9/2004 tanggal 27 September 2004, bahwa klasifikasi Cabang Bandar Udara Selaparang adalah kelas II.
BUDAYA PERUSAHAAN
1. Pemberdayaan Diri 2. Kebersamaan 3. Watak Komersial dan Peduli Budaya Setempat 4. Kesempurnaan Kerja 5. Teknologi Informasi
VISI
Menjadikan cabang bandar udara internasional Lombok sebagai pintu gerbang utama pariwisata propinsi Nusa Tenggara Barat
MISI
1. Menyelenggarakan jasa kebandar-udaraan secara profesional mengutamakan keamanan dan keselamatan penerbangan
66
2. Memberikan pelayanan kepada pengguna jasa bandar udara dengan mewujudkan bandara yang bersih, rapi, indah dan nyaman untuk tercapainya kepuasan pelanggan 3. Memberdayakan seluruh asset perusahaan secara efektif dan efisiensi sehingga mampu memupuk keuntungan untuk pertumbuhan perusahaan
Bandara Selaparang sebagai pintu gerbang propinsi Nusa Tenggara Barat memegang peran yang cukup penting. Fungsi bandara bukan hanya sebatas terminal transportasi. Lebih dari itu, dampak dari keberadaan bandar udara cukup signifikan untuk memajukan laju perekonomian di suatu daerah. Apalagi, dengan adanya status atau peringkat Bandara, yang membuat gengsi suatu daerah menjadi lebih diperhitungkan dengan daerah lain.
Seperti halnya bandara-bandara di dunia, bandara Selaparang memiliki sejarah yang cukup panjang. Selaparang dipilih sebagai nama bandara di daerah ini bukan tanpa alasan. Seperti yang dikutip dari berbagai nara sumber, Selaparang adalah kerajaan tertua di daerah Lombok. Konon, kata Selaparang berasal dari kata “Selo” dan “Parang”. Selo berarti batu dan Parang adalah Penentuan. Kisah ini diawali ketika saat itu, Lombok sedang ditimpa musibah yang begitu dahsyat akibat letusan gunung Rinjani. Para abdi segera menyelamatkan sang Raja beserta keluarga. Di sebuah tempat, tak jauh dari sebuah batu besar, mereka berdoa kepada Tuhan agar dijauhi dari angkara murka dan keluarga kerajaan dihindari dari musibah. Singkat cerita, doa mereka dikabulkan oleh Tuhan. Karena mereka berdoa di dekat batu besar
67
itulah maka mereka menyebut kerajaan mereka dengan nama Selaparang, yang berarti “Batu Penentuan”.
Ilustrasi di atas menunjukkan apresiasi yang baik terhadap daerah NTB, melalui peran dan fungsi bandara Selaparang sebagai pintu gerbang NTB. Apalagi, letak dan posisi bandara Selaparang cukup strategis. Pertama, terletak tak jauh dari jantung Kota Mataram. Karena jaraknya relatif dekat, sehingga memudahkan para konsumen/pelanggan menuju bandara Selaparan
Struktur Organisasi
Gambar 1 (Struktur Organisasi Bandara Selaparang) Prinsip-prinsip yang tertuang dalam Good Corporate Governance (GCG) seperti Fairness, Transparansi, Akuntabilitas telah dilakukan oleh PT. Angkasa Pura I, salah satunya adalah dikeluarkannya Surat Keputusan Direksi nomor: KEP. 86/PL.10/2004 tanggal 15 September mengenai Prosedur Pengadaan Barang atau Jasa dilingkungan
PT.(Persero)
Angkasa
Pura
I
68
Mengacu pada Keputusan Meneg BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance khususnya mengenai pembentukan Komite-Komite oleh Komisaris, PT. AP-I telah membentuk salah satu Komite atau Organ Pendukung yang dibentuk oleh Komisaris , yaitu : Komite Audit, yang bekerja secara kolektif dan berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris dalam memastikan efektifitas system pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan auditor eksternal dan auditor Internal. Komite Audit terbentuk berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris PT. AP-I nomor
KEP. 01/DK.AP-I/2004 tanggal 5 Januari 2004.
Dalam hal penerapan tarif, disamping persetujuan Pemerintah dan melibatkan pula YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia).
Pelayanan Jasa
Pelayanan Jasa Aeronautika;
Bidang usaha yang berkaitan langsung dengan penerbangan •
PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara)
•
PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara)
•
PJP (Pelayanana Jasa Penerbangan)
Pelayanan Jasa Non Aeronautika;
Bidang usaha yang tidak secara langsung berkaitan dengan penerbangan;
69
•
Pemakaian Counter
•
Sewa Ruang
•
Sewa Tanah
•
Sewa Reklame
•
Konsesi
•
Parkir Kendaraan
•
Peron
•
Pas Bandara
•
Pemakaian Listrik
•
Pemakaian Air
•
Telepon
•
Lain-Lain
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Latar Belakang Pembangunan Bandara Internasional Lombok.
Kegiatan publikasi adalah suatu hal yang sangat penting, untuk melakukan kegiatan publikasi kita harus mengetahui terlebih dahulu latar belakang dari suatu masalah yang dihadapi dalam hal ini, mengapa bandara selaparang harus di kembangkan dan dibangunnya bandara internasional Lombok di tanak awu. Bandara selaparang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dibangun guna memenuhi persyaratan sebagai bandara internasional dan untuk meningkatkan pariwisata di daerah tersebut.
70
PT ( Persero ) Angkasa Pura I dalam hal ini adalah pihak pelaksana proyek pembangunan
bandara
baru
di
Lombok
Tengah
sudah
merencanakan
pembangunan bandara lombok ini dimulai sejak tahun 1995, Propinsi Nusa Tenggara Barat yang seluas 20.153.15 km2 terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta dikelilingi ratusan pulau kecil serta dikelilingi ratusan pulau kecil. Sebagian besar dari propinsi NTB terdiri dari pegunungan dan bukit dengan dataran tinggi dan dataran rendah yang terbentang dari ampenan dibagian barat pualu lombok, bila dilihat dari sektor – sektor yang memiliki nilai strategis ada 3 yang terdiri dari : 1.
Sektor yang berbasis sumberdaya alam yaitu sektor perikanan budidaya dan perkebunan.
2.
Sektor yang berbasis sumberdaya manusia yaitu ketenagakerjaan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Provinsi NTB Tahun 2004 Angkatan 10 s/d 29 tahun Jumlah Pria 246,297 Jumlah Wanita 847,019 Total 1,093,316 Angkatan 30 s/d 54 tahun Jumlah Pria 573,722 Jumlah Wanita 646,527 Total 1,220,249 Angkatan 55+ tahun Jumlah Pria 192,146 Jumlah Wanita 194,300 Total 386,446 Grand Total 2,700,011 Tabel 1
2005 767,530 850,744 1,618,274
Jiwa Jiwa Jiwa
588,547 646,042 1,234,589
Jiwa Jiwa Jiwa
197,382 Jiwa 229,137 Jiwa 426,519 Jiwa 3,279,382
71
Table Angkatan Kerja Menurut Usia dan Jenis Kelamin Jumlah Pria Jumlah Wanita Total
1,012,165 1,687,846 2,700,011
1,553,459 1,725,923 3,279,382
Jiwa Jiwa Jiwa
Tabel 2 Dilihat dari perbandingan penduduk usia kerja, data mengenai angkatan kerja lebih menggambarkan penduduk yang aktif secara ekonomi 3.
Sektor yang berbasis jasa yaitu pariwisata. Sumber daya Manusia juga merupakan faktor yang sangat menentukan untuk
menentukan dalam proses pembangunan bandara baru.
Jumlah PMA dan Nilai Investasi 2004 Jumlah Nilai (ribu US$) Sektor Primer Perikanan 5 11,251.00 Pertambangan & Energi 1 2,900,920.00 Tanaman Pangan & Perkebunan 2 73.53 Sektor Sekunder Industri Lainnya 3 652.00 Sektor Tersier Jasa lainnya 49 102,072.00 Pariwisata, Hotel & Restoran 49 102,072.00 109 3,117,040.53 Total Sektor
Tabel 3 Dilihat dari penjelasan diatas potensi wisata memegang peranan penting untuk perkembangan Nusa Tenggara Barat, untuk mendatangkan wisatawan ditunjang dengan sumber daya manusia yang produktif dari usia 10 – 55 tahun.
72
Pembangunan sektor wisata di Nusa Tenggara Barat dalam tahapan pembangunan daerah telah dapat memberikan peranan dan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan pembangunan daerah terutama peningkatan pendapatan Asli Daerah, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan lapangan usaha, sehingga pemerintah daerah Propinsi Nusa Tenggara barat menetapkan kebijakan penempatan sektor pariwisata sebagai sektor andalan penyumbang pendapatan terbesar, maka dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pariwisata, mengingat juga bahwa Lombok merupakan daerah tujuan wisata., maka sehubungan dengan meningkatkan pariwisata berarti sektor pariwisata berkaitan erat dan tergantung pada pengembangan sektor perhubungan, terutama perhubungan udara yang termasuk didalamnya sektor penerbangan dan kebandarudaraan. Menurut penjelasan Bapak Baharuddin: ”Nusa Tenggara Barat sebagai sentra ekonomi pengembangan baru yang maksudnya adalah salah satu alternatif bisnis karena mereka daerah tertinggal tentunya bandara Lombok tengah akan menjadi pemicu penanaman modal asing.”41 Berdasarkan penjelasan diatas bahwa dengan di bangunnya bandara baru di Lombok Tengah dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pariwisata guna mendatangkan devisa bagi pendapatan daerah Nusa Tenggara Barat.
4.2.2
Identifikasi Masalah Mengidentifikasi masalah merupakan suatu pernyataan problem deskripsi
ringkas tentang suatu situasi, ini adalah tahap awal untuk mengetahui apa yang terjadi saat ini.
Semua analisis situasi memuat semua latar belakang informasi yang
diperlukan untuk menjelaskan secara detil makna dari sebuah problem. Analisis 41
Hasil wawancaa dengan Bapak Baharuddin Kepala suku dinas perhubungan NTB tanggal 24 Agustus 2007
73
situasi menghasilkan apa yang oleh sebuah fakta yang dalam bentuk dan formasi. Masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut : Seiring dengan pertumbuhan traffic penumpang dan diperkirakan dimasa yang akan datang kapasitas Bandar Udara Selaparang tidak memenuhi kebutuhan arus penumpang sebagai bandara internasional yang diharapkan dapat menampung laju pertumbuhan penumpang sudah tidak mungkin untuk
dkembangkan
karena
lahannya yang hanya 58 H, dan perpanjangan sedangkan untuk sebuah bandara internasional diperlukan lebih dari itu, juga bandara selaparang
sekarang tidak
memenuhi syarat teknis internasional untuk menampung pesawat berbadan lebar walaupun fasilitasnya ditingkatkan, sebagai daerah wisata dan peningkatan ekonomi diperlukan bandara yang memenuhi syarat teknis dan lainnya, letak bandara selaparang yang mendekati gunung rinjani itu juga suatu masalah mengapa bandara Selaparang tidak dapat dipindahkan. Seperti dijelaskan oleh Halendra yaitu: ” ... bila dilihat dari segi kepadatan arus penumpang dan pergerakan pesawat, kedekatan lokasi dengan tujuan pariwisata dampak sosial ekomomi terhadap masyarakat sekitar dan potensi pengembangan lebih lanjut, yang paling memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Bandara Selaparang.42 Faktor teknis dan letak geografis menjadi permasalahan yang mendasar juga bila pengembangan bandara dilakukan di Selaparang karena tata kota yang tidak memenuhi syarat bila dipaksakan akan mengganggu kegiatan operasional dikawasan Selaparang. Menurut penjelasan Yudi Maesa
42
Hasil Wawancara dengan Bapak Halendra tanggal 16 Agustus 2007
74
“ yang menjadi permasalahan dari hal ini Bandara Selaparang area yang sudah tidak memungkinkan lagi yang hanya mencuukupi 68 h, Perpanjangan runway menjadi 2.500 m kearah Barat harus membebaskan kawasan perdagangan dan jalan menuju senggigi,dan airlide system bergeser semua, pelebaran runway karena minimal pelebaran runway harus 4o menjadi 45 meter, air strip ke arah selatan mengakibatkan bergesernya apron dan terminal dan parkir kendaraan sehingga perlu membebaskan kawasan pertokoan, perkantoran serta pemukiman, bila terjadi pengembangan bandara. System prosedur sehingga pesawat yang berbadan lebar tidak dapat mendarat, bila dlialukan pemindahan tata kota yang menjadi terhambat Pelebaran Runway Strip mengakibatkan harus membangun Fasilitas Operasional Bandara (Tower, Gedung PKP-PK, Cargo dll) yang baru. Pembangunan di dilokasi eksisting dapat dilakukan dengan cara : a. Menutup kegiatan Operasional Bandara selama pembangunan b. Mempertahankan kegiatan Operasional Bandara akan tetapi memerlukan waktu sangat lama Perkembangan Tata Kota menjadi terhambat (seperti Bandara polonia Medan) Adanya tuntutan masyarakat untuk mengganti kerugian akibat kebisingan (bandara di tengah kota). Sumber Pendanaan Pembangunan Bandara menjadi lebih sulit. Adanya bandara di dalam kota membahayakan lingkungan.43 Pada tahap awal pengembangan bandara ini ada masalah lain yang timbul yaitu dimana masyarakat sekitar Lombok Tengah yang dalam hal ini Tanak Awu ada yang pro dan kontra, hal ini dlihat dari adanya kerusuhan yang terjadi pada tahap awal pembebasan lahan, banyak masyarakat sebagian merasa tidak puas dengan keputusan pemerintah untuk pembangunan bandara ini. Seperti dijelaskan oleh Yudi Maesa bahwa : “Pada dasarnya masalah pro dan kontra tersebut adalah masalah yang biasa, kalau menurut saya ,permasalahan yang terjadi kemarin adalah
43
Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa tanggal 23 Agustus 2007
75
karena masyarakat yang dahulu dibebaskan lahannya merasa iri dengan pembebasan lahan yang saat ini diberikan kepada pemilik tanah”. Juga permasalahan lain adalah masyarakat Lombok itu adalah masyarakat yang rata – rata petani mereka tidak menerima lahan mereka mencari nafkah diambil oleh pemerintah yang dinilai akan merugikan, dan juga ketidak puasan masyarakat tentang dana yang telah diberikan menjadi permasalahan.
4.2.3. Perencanaan Perencanaan dalam Public relations melibatkan pembuatan keputusan tentang tujuan dan sasaran program, mengidentifikasi publik kunci, menentukan kebijakan atau aturan untuk memandu pemilihan strategi Pembangunan bandara ini bersifat kerjasama ntara Pemerintah Daerah TK.I dan PT (Persero) Angkasa Pura I, yang masing – masing mempunyai ketua Tim dengan dasar kerjasama yang telah ditetapkan bersama. Untuk tahap awal perencanaan pembangunan bandara ini, maka dibentuklah tim awal seperti yang diungkapkan oleh Yudi Maesa bahwa : Dalam proyek pembangunan ini sifatnya kerjasama antara PT (Angkasa Pura I , Pemda Tk. I dan Pemda Tk.II , dalam tahap awal dibentuk tim khusus yaitu dinamakan tim pelaksanaan tahap awal pembangunan Bandara Lombok Tengah yang dalam hal ini saya sendiri dari PT (persero) Angkasa Pura I yang di dalamnnya terdiri dari sebagai koordinator dengan dasar kerjasama berbagai macam peraturan yang terdiri dari :44 .1.
PP No. 6 th 2006 tgl 14 Maret 2006 ttg Pengelolaan Barang Milik
2.
Negara/ Daerah.
Kep. Menteri Keuangan No.740/KMK.00/1989 ttg Peningkatan Efisiensi &
44
Produktifitas BUMN.
Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa tanggal 23 Agustus 2007
76
3.
Surat MENHUB No. PR.003/2/8/Phb-2005 tgl 21 Juni 2005 ttg Rencana Pengembangan Bandar Udara Baru Lombok Tengah.
4.
Surat Menteri BUMN kepada Direksi PT. AP I No.S.385/MBU/2005 tgl. 10 Oktober 2005 perihal Pengembangan Bandar Udara Baru Lombok Tengah.
5.
RUPS PT. AP I mengenai RKA Investasi Tahun 2007.
6.
MoU antara PEMDA TK I NTB dengan PT. AP I No. 7 Tahun 2006 dan No. SP
62/ TK.00.3/2006/DU tentang
Pembangunan Fasilitas Fisik BIL 17 Oktober 7.
2006.
BA Kesepakatan Pembangunan BIL antara PEMDA TK I NTB dengan PT. AP I No. 6 Tahun 2007 dan No. BA. 208/TK.00.3.1/2007/DU, tanggal 03 Mei 2007.
8.
MoU antara PEMDA TK II LOTENG dengan PT. AP I No.02/HKM/2007 dan No. tanggal 15 Juni
BA.250/HK.10.1/2007-DU,
2007.
9.
Master Plan Bandar Udara Internasional Lombok.
10.
Pengelolaan Bandar Udara Internasional Lombok sepenuhnya dilakukan oleh PT. AP I. Di dalam Tim ini mempunyai tugas antara lain, kelancaran pembangunan
bandara, sosialisasi kepada masyarakat dan pembekalan kepada masyarakat berupa pelatihan – pelatihan atau pembukaan kursus – kursus bagi peningkatan sumber daya seperrti dijelaskan oleh Baharudin selaku team dalam pelaksanaan tahap awal ” masyarakat lombok itu adalah masyarakat yang sebagian besar petani jadi untuk pengembangan perekonomian kita perlu membuka pelatihan yang bekerjasama dengan Departemen Sosial”45
45
Hasil Wawancara dengan Bapak Baharuddin pada tanggal 23 Agustus 2007
77
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Yudi Maesa dalam pembangunan bandara ini karena bersifat kerjasama dibentuk team pelaksanaan tahap awal pembangunan yang didalamnya terdiri dari pihak PT ( Persero ) Angkasa Pura I sebagai pelaksana dan pihak Pemerintah Daerah sebagai pengawas dan sosialisasi kepada masyarakat Lombok dalam hal ini Tanak Awu. Terkait dengan tugas-tugas yang diemban oleh Tim khusus ini, maka tim ini melakukan rapat koordinasi seperti yang dijelaskan oleh Yudi bahwa: “ karena kita membangun bandara Lombok International ini bekerjasama dengan Pemda Tingkat I dan Tingkat II, kami melakukan rapat koordinasi untuk melakukan perencanaan disesuaikan dengan permasalahan yang tapi biasanya kita rutin melakukan 2 minggu sekali, tidak ada strategi khusus dan jadwal khusus untuk publikasi ... 46 Berdasarkan hasil wawancara dengan Yudi Maesa rapat koordinasi adalah media
komunikasi
yang
digunakan
untuk
mendapatkan
perkembangan
pembangunan proyek Lombok Tengah dan menentukan langkah selanjutnya. Melanjutkan penjelasan dari Yudi Maesa,
Dalam tahap awal
pembangunan ini selain dibuat suatu team yang dinamakan Tim Pelaksanaan tahap awal pembangunan Bandara Internasional Lombok, dengan harapan Pemda tingkat I dan Pemda Tingkat II. dari Tim ini dibuat suatu Rencana Tata Ruang Bandara dan Rencana Induk., juga dibuat dalam suatu proses perencanaan dikenal ada analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat ) yang disusun dari kantor pusat PT . Angkasa Pura I Yudhaprana menjelaskan bahwa : “ untuk pembangunan bandara ini tidak ada analisa swot sendir, tapi kita mengacu kepada RJPP( Rencana Jangka Panjang Perusahaan) Keputusan Menteri 46
Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa tanggal 23 Agustus 2007
78
BUMN No. 102 tahun 2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang Badan Usaha Milik Negara, didalamnya mencakup semua bandara termasuk pembangunan bandara lombok Tengah….” yang isi analisa swot dapat disebutkan sebagai berikut :47 Faktor kekuatan yang dimiliki dalam pembangunan Bandara Lombok Tengah adalah: 1. Memiliki hak pengelolaan / pengusahaan jasa navigasi penerbangan dan jasa kebandarudaraan 2. Memiliki
hak pengelolaan/pengusahaan jasa penunjang penerbangan dan
penunjang bandara 3. Memiliki SDM dengan Multi Disiplin 4. Struktur keuangan memiliki tingkat liquiditas dan solvabilitas yang tinggi Sedangkan yang menjadi kelemahannya adalah sebagai berikut : 1. Lahan 7 bandara bukan merupakan asset Perusahaan (SUB, JOG, BDJ, SRG, SOC, KOE, AM 2. Kondisi sebagian peralatan navigasi penerbangan dan fasilitas bandara sudah melampui umur ekonomis 3. Kapasitas apron dan terminal pada sebagian bandara sudah terlampaui 4. Belum dimilikinya teknologi informasi secara memadai dalam proses bisnis 5. Pengelompokan fungsi dan tugas dalam organisasi serta kompetensi SDM belum sepenuhnya dapat mendukung operasionalisasi strategi secara efektif. 6. Sistem & Prosedur Manajemen belum lengkap dan belum terintegrasi 7. Proporsi SDM non-ahli bidang non-operasional terlampau besar 8. Sistem pengembangan kualitas SDM belum terarah dan fokus 47
Hasil wawancara dengan Bapak Yudhaprana 15 Agustus 2007
79
Faktor peluang antara lain adalah : 1. Otonomi Daerah 2. Low Fare Carrier, perkembangan pariwisata dan pemerataan pertumbuhan ekonomi. 3. Open sky policy dan AFTA 2008 4. Penyertaan modal negara meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan sumber pendanaan 5. Keinginan pihak swasta bekerjasama untuk pengembangan bisnis di bandara Faktor ancaman dalam adalah : 1. Definisi / kriteria aspek keamanan terus berubah. 2. Travel warning & travel banned dari beberapa negara adikuasa 3. Isu wabah penyakit (Avian Flu,SARS,Cholera dan lain-lain) 4. Regulasi dan Kebijakan yang belum kondusif 5. Kebijakan Pemerintah yang menetapkan PT AP 1 untuk membangun bandara 6. Adanya pembangunan bandara yang merupakan penyertaan modal negara bisa menurunkan performance keuangan perusahaan 7. Isu pemisahan Air Traffic Services 8. Rencana terbitnya regulasi baru yang memungkinkan adanya pembangunan bandara dari pihak Pemda ataupun Swasta Berdasarkan Analisis SWOT yang didapatkan dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Yudhaprana sebagai berikut, “dibuat suatu perencanaan yang didefinisikan ke dalam sebuah strategi, guna penemuan tujuan dan sasaran usaha jangka panjang dan adopsi upaya pelaksanaan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.strategi ini dituangkan ke
80
dalam master plan yang terdiri berupa tentang apa yang dilakukan dengan pertimbangan SWOT sehingga publikasi dapat dilakukan.”48 Jadi
untuk
mencapai
tujuan
ini
diperlukan
suatu
aksi,
dengan
mempertimbangkan SWOT (Strong, Weakness, Opportunity dan Threat) organisasi. Periode kegiatan adalah untuk masa satu tahun agar dapat dikaji dan diperbaiki. Penjelasan di atas diperkuat dengan penjelasan dari Yudi Maesa bahwa: ”Strategi adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu 1 tahun, kenapa 1 tahun karena setelah itu harus di kaji lagi untuk diperbaharui” dalam hal ini Dan melanjutkan penjelasan Yudi Maesa bahwa : “ Strategi kita yang kita gunakan adalah dengan mengedukasi masyarakat luas yang ada termasuk kita ke universitas mataram tentang kepada mahasiswa dalam hal ini penjabaran apa itu bandara, tentang strategi agar target tercapai49, Berkaitan dengan pembangunan suatu bandara baru dan penunjangnya, didalam menyelesaikan masalah di dalam suatu perusahaan karena didalam suatu strategi dibuat suatu analisa tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah di rencanakan. Seperti dijelaskan oleh Hallendra bahwa : ”Strategi dalam arti sempit merupakan cara sedang kan dalam arti luas adalah kumpulan dari upaya – upaya untuk mencapai tujuan dalam arti luas adalah kumpulan daripada upaya – upaya yang dilakukan untuk mencapai sesuatu kondisi yang diharapkan pembangunan Lombok Tengah ”50 Pendekatan ke masyarakat sangat diperlukan dalam rangka memperkecil kendala komunikasi d ilapangan, hal yang utama dilakukan dalam proses pembangunan dan publikasi adalah selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah 48 49 50
Ibid Hasil wawancara dengan Yudi Maesa pada tanggal 21 Agustus 2007 ibid Hasil wawancara dengan Bapak Halendra pada tanggal 16 Agustus 2007
81
juga melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui tetua – tetua dan tokoh – tokoh masyarakat berdasarkan dari latar belakang masyarakat sekitar yang kebanyakan terbagi menjadi kelompok – kelompok masyarakat yang ingin dihargai dan di ikutsertakan dalam proses pembangunan. Hal yang utama dilakukan dalam proses pembangunan dan publikasi adalah selain berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui tetua – tetua dan tokoh – tokoh masyarakat berdasarkan dari latar belakang masyarakat sekitar yang kebanyakan terbagi menjadi kelompok – kelompok masyarakat yang ingin dihargai dan diikutsertakan dalam proses pembangunan. Tujuan publikasi dari PT ( Persero ) Angkasa Pura I menurut penjelasan Yudi Maesa adalah: ”lebih kepada penjabaran tentang pengertian bandara dan mengapa bandara lombok tengah dibangun” 51 Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Heru Legowo bahwa: “’yang jelas ya biar hambatan-hambatan non teknis berupa pandangan masyarakat yang pro dan kontra seperti selvi melihat bahwa pada tahap awal pembangunan bandara terjadi perusakan – perusakan di sekitar tapi sekarang hambatan – hambatan itu bisa diurai dan diperoleh situasi yang kondusif sehingga pembangunan dapat berjalan dengan dukungan masyarakat sepenuhnya ....”52 Yang menjadi tujuan dari publikasi Pembangunan bandara baru ini adalah membangun komunikasi dan pengertian mengapa bandara ini harus dibangun, apa yang menjadi tujuan Pemerintah Daerah dan PT ( Persero ) Angkasa Pura membangun bandara di lombok tengah.
51 52
Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa tanggal 23 Agustus 2007 Hasil Wawancara dengan Bapak Heru Legowo tanggal 27 September 2007
82
Menurut penjelasan Yudi Maesa adalah: ”lebih kepada penjabaran tentang pengertian bandara dan mengapa bandara lombok tengah dibangun” 53 Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Heru Legowo bahwa: “’yang jelas ya biar hambatan-hambatan non teknis berupa pandangan masyarakat yang pro dan kontra seperti selvi melihat bahwa pada tahap awal pembangunan bandara terjadi perusakan – perusakan di sekitar tapi sekarang hambatan – hambatan itu bisa diurai dan diperoleh situasi yang kondusif sehingga pembangunan dapat berjalan dengan dukungan masyarakat sepenuhnya ....”54 Pembangunan bandara baru ini tidak melakukan publikasi idealnya tapi lebih kepada percepatan bandara agar di bangun dan dapat digunakan oleh masyarakat lokal dan internasioanl sehingga dapat mendatangkan pemasukan devisa bagi pemerintah. Berdasarkan penjelasan dari Yudi Maesa: Khalayak yang menjadi sasaran dalam proses publikasi pembangunan bandara internasional Airport adalah pihak eksternal yaitu karyawan di perusahaan dan investor seperti saya bilang pada awal bahwa salah satu upaya pembangunan bandara ini adalah untuk meningkatkan potensi wisata. Seperti dijelaskan oleh Yudi Maesa 55.
Jadi bisa ditarik suatu kesimpulan yang menjadi target publikasi adalah sebagai berikut : 1. Masyarakat Umum 2. Mitra Usaha pemasok jasa. 3. Para Investor 4. Konsumen dan Pemakai.
53 54 55
Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa tanggal 23 Agustus 2007 Hasil Wawancara dengan Bapak Heru Legowo tanggal 27 September 2007 Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa pada tanggal 23 Agustus 2007
83
5. Para pemimpin pendapat ( tetua , kepala suku) Dalam konteks perencanaan publikasi PT (Persero) Angkasa Pura I menjabarkan perencanaan sebagai berikut: 1.
Bekerjasama dengan Departemen Perhubungan dan Pemda untuk proses keamanan dan publikasi kepada khalayak perihal Pentingnya pembangunan bandara Lombok Tengah.
2.
Pemberian Penggantian Dana
sebagai bentuk penggantian lahan yang
digunakan untuk pembangunan bandara. 3.
Bekerjasama dengan stakeholder dan khalayak
4.
Bekerjasama dengan Media Lokal dan Nasional untuk mempublikasikan ke masyarakat.
Selanjutnya penulis menjelaskan Strategi Publikasi lain yang dilakukan menurut Heru Legowo“ saya menulis di majalah lokal NTB dengan tujuan mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa betapa indahnya lombok agar wisatawan datang berkunjung”56 Strategi yang dilakukan dalam mempublikasikan pembangunan bandara baru lombok Tengah lebih dengan penjabaran alasan pembangunan bandara dan pentingnya bandara Lombok Tengah dibangun bagi kepentingan perkembangan perekonomian dan pariwisata. Sedangkan Taktik yang dijalankan seperti di jelaskan oleh Bapak Halendra ”adalah Pendekatan secara organisatoris Untuk media cetak mereka mempunyai institusi yang dinamakan POKJA PERHUBUNGAN berhubungan dengan institusi tersebut”.
56
Hasil Wawancara dengan Bapak Heru Legowo 23 Agustus 2007
kita
84
4.2.4. Komunikasi Mengambil tindakan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing – masing publik dalam rangka mencapai tujuan program adalah sebagai berikut: 1.
Bekerjasama dengan Departemen Perhubungan dan Pemda untuk proses keamanan dan publikasi kepada khalayak perihal pentingnya pembangunan bandara Lombok Tengah.dalam hal ini dukungan PEMDA Selama Pembangunan : a. Dukungan Pengamanan yang bersifat gangguan kemasyarakatan dengan membuat pos polisi disekitar kawasan pembangunan bandara. b. Memfasilitasi hal-hal yang memerlukan koordinasi dan perizinanperizinan pembangunan dan sosialisasi dari instansi Pemda, melalui Koordinator PEMDA yang ditunjuk oleh PEMDA. c. Kelancaran proses pekerjaan yang menjadi tanggung jawab PEMDA d. Mendampingi Satker Pembangunan Bandara Internasional Lombok e. Koordinasi Pertemuan Berkala Antara PT. AP I dan PEMDA
tentang progres /
Kemajuan Pekerjaan & Hal-hal Yang Terkait Pembangunan 1.
Sudah dibentuk Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Bandara Lombok Baru yang mempunyai tugas antara lain pengamanan dan kelancaran pembangunan bandara
2.
Pemprov telah membebaskan tanah celah 12,5 Ha di dalam lahan Bandara Lombok Tengah melalui anggaran 2005/2006
85
3.
Menetapkan RTRW (Rencana Tata Ruang ) Propinsi NTB 2006 –
2020 dimana telah diakomodasi kebutuhan bandara Lombok Tengah Selanjutnya Yudi Maesa menjelaskan bahwa rapat koordinasi itu dilakukan bergantian tempat bisa di PT. AP.I bisa juga di Pemda tergantung kesepakatan “ Rapat dilakukan biasanya bergantian antara PT ( Persero) Angkasa Pura I dan juga di Pemda.57“ Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari Bapak Sukartadji ; Tidak ada jadwal khusus untuk rapat koordinasi tapi memang kita usahakan 2 minggu sekali kita melakukan rapat koordinasi tentang perkembangan bandara secara teknis dan tempatnya bergantian “58 Selanjutnya Bapak Yudi Maesa menjelaskan tidak ada agenda khusus di dalam melakukan publikasi pembangunan Bandara Lombok “ kami sebagai agen pemerintah maksudnya sebagai pelaksana hanya menjalankan keputusan pemerintah untuk segera membangun bandara udara internasioanal lombok
2.
Pemberian dana tali asih sebagai penggantian atas penggunaan lahan Pada tanggal 15 Februari 2007 diserahkan kepada pemerintah Propinsi Nusa
Tenggara Barat. Dana Tali Asih diserahkan pada tanggal 424 April sebanyak 4 miliar seperti dikutip di dalam media Suara NTB tanggal 24 April 2006 dengan judul “Penyerahan Dana Tali Asih menuai protes “ yang disebutkan bahwa mereka memprotes ketidakjelasan jumlah dana yang disalurkan karena dulu katanya akan mendapat dana sebesar Rp. 5
miliar ternyata hanya 4 miliar. Tapi hal ini di
klarifikasi oleh Bupati Lombok Tengah ( H. L. Wiraatmadja) yang mengatakan bahwa : Pembagian dana tali asih sudah dipatok jumlahnya dan dana ini sebagai tanda ucapan terima kasih dan jumlahnya pun terbatas. 57 58
Hasil Wawancara dengan Bapak Yudi Maesa tanggal 23 Agustus 20087 Hasil Wawancara dengan Bapak Sukartadji tanggal 23 Agustus 200
86
3.
Bekerjasama dengan institusi terkait dalam pengembangan dan pemasaran potensi daerah dan juga pariwisata. a. Bekerjasama dengan Raksasa properti asal Dubai, Emaar International Properties LLC mitra lokal yang akan mendampingi Emaar mengerjakan proyek ini adalah PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) selaku pemilik tanah. Menurut rencana, resor dibangun di bekas lahan Pusat
Pengembangan
Pariwisata
Lombok
(Lombok
Tourism
Development Corporation/LTDC) yang dimiliki PT PPA (Perusahaan Pengelola Aset), pada November 2007 telah dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan mesjid dan diperkirakan akan beroperasi bersamaan dengan operasional Bandara Baru Lombok Tengah pada tahun 2010. Sepertii dikutip pernyataan Wiratmadja – Gubernur Mataram pada media Lombok Post, tanggal 19 November 2007 “ Peletakan batu pertama oleh EMMAR Properties akan ditandai dengan pembangunan masjid di eks lahan LTDC”
4.
Publikasi melalui media internal dan eksternal 1.
Publikasi Media Internal dengan tujuan memberikan informasi dan
pertanggungjawaban kepada karyawan tentang perkembangan yang terjadi a. Majalah Angkasa Pura.I
87
Majalah adalah suatu sebagai media komunikasi yang bisa dibuat oleh divisi sekretaris perusahaan dan
dibentuk tim redaksi dari
gabungan berbagai divisi, Majalah ini dicetak sebanyak 400 ekspemplar yang didistribusikan ke 13 kantor cabang PT (Persero) Angkasa Pura I, didalamnya berisi artikel politik, sosial. Majalah Angkasa Pura I tidak diperjualbelikan. Tulisan ini artikel dengan tema” Melacak Jejak Lombok” berisikan sejarah mengenai Lombok dan Selaparang sebanyak 3 halaman yang ditulis oleh Heru Legowo – General Manager Selaparang – NTB diterbitkan pada edisi Juli – Agustus 2007. b. Majalah Angkasa Pura .I Artikel bertema
Pembangunan Bandara Lombok Tengah
Ditargetkan selesai 2009. berisi tentang Kenapa Bandara Selaparang harus pindah ke Lombok Tengah antara lain dikarenakan sektor pariwisata sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi Tenggara
Nusa
Barat, dan juga menjangkau pangsa pasar Dunia
internasional. Bagaimana tahap awal pembagunan diterbitkan edisi khusus dalam rangka menyambut tahun baru 2006.. 2.
Publikasi media Eksternal dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak tentang pembangunan bandara baru lombok Tengah.antara lain: a. Pameran dengan cara mengikuti IBBEX BUMN EXP0 pada 11 – 15 April 2007.
88
Pameran ini diadakan setahun sekali, yang diprakarsai oleh Menteri Negara BUMN untuk membuat usaha melakukan go Publik
tentang bidang usaha BUMN, yang dihadiri oleh
Investor, BUMN, masyarakat, pameran ini dibuka oleh presiden RI, ( PT.Persero) Angkasa Pura I
ikut serta dalam pameran ini
dengan menampilkan media publikasi seperti, Neon Box, didalam
pameran
ini
ada
beberapa
bandara
dipublikasikanyaitu bandara Hasanuddin – Makasar
yang dengan
program MAATS, bandara Juanda dengan bandara baru dan Bandara Ngurah Rai dan Selaparang dengan pembangunan bandara baru Lombok Tengah, diharapkan adanya pameran ini memungkin investor asing
menanam modal guna pendanaan
Bandara International Lombok seperti dijelaksan oleh Halendra “…bahwa IBBEX adalah salah satu strategi PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai BUMN untuk membuka ruang kepada masyarakat dan investor asing kemungkinan untuk menanamkan modal untuk setiap proyek pengembangan bandara”59 Pameran ini sangat memiliki respon positif dari masyarakat luas dengan adanya dari banyaknya pengunjung menanyakan tentang apakah Angkasa Pura dan mengapa bandara lombok tengah mesti dikembangkan. Yang menjadi target audience dalam
59
Hasil Wawancara dengan Bapak Halendra tanggal 16 Agustus 2007
89
masyarakat khususnya investor yang akan menanam modal pada pengembangan bandara baru. b. Penyelenggaraan Indonesia conference and exbition (IICE 206) yang diadakan pada tanggal 1-3 November 2006, bertempat di Assembly Hall Balai Sidang Senayan Jakarta. Acara ini dihadiri oleh, 1. Departemen Perhubungan, 2. PT Pelindo I, II,III dan IV 3. PT Angkasa pura I dan II, 4. PT. Pentawira Media publikasinya terdiri dari Banner dan leaflet Lombok Baru
3. Website. Website yang bernama www.lombok-airport.co.id, website ini diluncurkan pada 6 September 2007, yang berisi tentang informasi lombok tengah,
tapi
karena
baru
diluncurkan
informasi
di
dalamnya
masih.baru…..seperti di jelaskan oleh General Manager Bandara Selaparang “ WebSite lombok Internasional Airport ini sebagai pelengkap informasi kepada masyarakat pada umumnya dan khususnya para mitra usaha dan mitra kerja PT (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Selaparang.Dengan adanya web site ini diharapkan masyarakat pada umumnya mengetahui apa dan bagaimana kondisi Bandar Udara Internasional Selaparang termasuk perkembangan pembangunan bandara baru di Lombok Tengah. Sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis dan kerja sama yang baik dalam mewujudkan ketertiban,keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan keselamatan penerbangan. Melalui hal itu
90
diharapkan keberadaan Bandar Udara memberikan dampak pertumbuhan ekonomi lebih menarik untuk wisatawan yang datang ke lombok. Tiada gading yang tak retak, kata pepatah, maka kami sadar bahwa dalam pembuatan web site ini masih terdapat beberapa kekurangan, untuk segala masukan sangat diharapkan untuk menyempurnakannya60. Di dalam web ini disediakan box tanya jawab tentang apa yang ingin diketahui tentang bandara, dan akan dijawab oleh team yang sudah dibentuk dalam hal ini terdiri dari 2 orang mewakili satu divisi dan diketuai oleh Bapak Adhi utomo sebagai asman teknik umum, sejak di launching oleh, bandara sudah sekitar ribuan orang datang sebagai tamu. Dalam kontak Inbox berisi Info pelelangan bandara, Info pengurus, Intranet , bagi pengunjung yang ingin melihat jadwal penerbangan disediakan kolom jadwl penerbangan, opini, potensi daerah lombok, potret bandara selaparang, profil perusahaan, PKBL adalah program bina lingkungan PT (Persero ) Angkasa Pura I inilah adala salah satu program bantuan kepada pengusaha kecil, Proyek Bandara Lombok Tengah, Struktur Organisasi, dan Trafik Lebaran. Seperti dijelaskan oleh Adhi utomo bahwa : di dalam web site ini ada keterangan buku tamu dan kita bebas mengakses setiap hari dan berita yang kita berikan selalu terbaru, biasanya 2 atau 3 hari sekali, kami selalu up date data di web site. 4. Pemasangan BALIHO bersama dengan bertuliskan DISINI SEDANG DIBANGUN BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK.
60
Hasil Wawancara dengan Bapak Heru Legowo tanggal 27 September 2007
91
Salah satu bentuk kerjasama kita dengan pihak Angkasa Pura I yaitu kita membuat BALIHO di kawasan bandara baru.....sepeti dijelaskan oleh Sukartadji - kepala Dinas Perhubungan Udara pemerintah Nusa Tenggara Barat 61 Berikut penjelasan bapak Sukartadji : ”Pemilihan lokasi bandara baru sebagai pemasagan BALIHO adalah mengumumkan bahwa pemerintah daerah telah resmi menetapkan bahwa daerah penujak dan tanak awu sebagai lokasi bandara baru yang nantinya akan menjadi bandara internasional.”
5. Dialog Terbuka masyarakat seperti melakukan dialog terbuka dengan Para Mahasiswa di Universitas Mataram. Sosialisasi kegiatan kepada masyarakat dengan cara melakukan terbuka dengan mahasiswa
dengan tujuan
memberikan pembelajaran. Pembicara General Manager Selaparang, Praktisi Hukum Universitas Mataram yang diadakan pada 25 Agustus 2007. Dialog ini dihadiri oleh Mahasiswa Universitas Mataram, masyarakat Lokal, dan juga LSM lokal. Seperti dijelaskan dalam hasil wawancara dengan Eli
salah
seorang
mahasiswa Universitas Mataram mengungkapkan bahwa ; ” Tanggapan saya mengenai dialog terbuka ini adalah sebagai wadah yang baik buat membuka pikiran masyarakat lokal tentang pentingnya di bangun bandara baru di Tanak Awu, karena polemik yang berkembang dimasyarakat mengenai perdebatan dan dampak negatif dari bandara tersebut sedikit membuka mata dan menghilangkan keraguan dimasyarakat karena mereka mengetahui bagaimana itu dibangun dan kenapa penting sebuah bandara internasional.”62
61 62
hsil Wawancara dengan Bapak Sukartadji Anwar pada tanggal 23 Agustus 2007 Hasil Wawancara dengan Eli salah satu mahasiswi Unram pada tanggal 25 Agustus 207
92
6. Mengadakan Ekspose ke Pemerintah yaitu Wakil Presiden dan Menteri Perhubungan untuk memaparkan progress rencana pembangunan bandara lombok Tengah. Seperti penjelasan dari Halendra Assisten Sekretaris Perusahaan bahwa ” PT ( Persero) Angkasa Pura I adalah BUMN maka setiap kegiatan perusahaan harus dilaporkan kepada pemegang saham yaitu Menteri Perhubungan” 7.
Bekerjasama dengan Media Lokal dan Nasional untuk mempublikasikan ke Masyarakat a. Konferensi Pers dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada wartawan tentang pembangunan bandara lombok tengah. Konferensi pers ini dilakukan dengan mengundang wartawan di Lombok pada bulan 12 Mei 2007, bekerja sama dengan Departemen Perhubungan yang di lakukan di Dinas Perhubungan. b. Majalah Local Religi NTB. Tulisan dengan tema ”Menelusuri Keindahan Pantai Barat Lombok” yang
ditulis oleh General Manager Selaparang –Heru Legowo,
majalah dwi mingguan diterbitkan pada Juli 2007. Seperti dijelaskan oleh Riyandi Rabbah
pemimpin redaksi dari
majalah Religi adalah majalah lokal yang beredisi 3 bulan 1 kali dengan memproduksi 1500 eksemplar dan didistribusikan ke masyarakat dengan target pembaca politisi, pemuka agama dan kalangan sosial masyarakat yang tertark..
93
Selain itu juga PT ( Persero ) Angkasa Pura I melakukan monitoring dengan mengumpulkan kliping Media yang dilakukan oleh Divisi Umum dan Administrasi dari Bandara sedangkan dari kantor Pusat dikumpulkan oleh Divisi Sekretaris Perusahaan.
No.
Nama Media
Tanggal
Judul Berita
1
Investor Daily
12 Sept. 2007
Runway
Bandara
Lombok
segera di Bangun 2
Investor Daily
3 Agust. 2007
Raksasa Emmar kembangkan 7,2 triliun di Lombok
3.
Investor Daily
8 Sept. 2007
PT.Angkasa Pura I Gandeng Pemda Lombok Bangun Bandara Lombok
4
NTB POST
9 Okt. 2006
5
Suara NTB
8 Nov 2006
6.
Sinar Harapan
28 Sept 2006
Penggusuran Lahan Wilayah Geros Lancar (Warga Kontra BIL diusir Tim Sebelas) Gubernur NTB prioritaskan Bandara Intaernasional AP.I Gandeng Investor Timur Tengah
7.
Suara NTB
30 Nov 2005
Gubernur Langsung Pantau Lokasi
8
Lombok Post
30 Nov 2005
Hari
ini
peletakan
Batu
Pertama Bandara Internasional 9
Lombok Post
18 Okt 2006
Rp.
110
untuk
Bandara
94
Lombok Baru 10
Lombok Post
Bali Post
12
Februari Pembangunan
Bandara
2006
dimulai April
26 April 2006
Rp. 4 Milyar Dana Tali Asih Lahan Bandara
12
Lombok Post
18 Mei 2006
Membangun
NTB
membangun (Menuju Gerbang Emas) 13
Lombok Post
6 Sept 2006
Pembangunan
Bandara
Internasional Mulai Lancar 14
Suara NTB
22
Maret Bangun
2006 15.
Bisnis Indonesia
22
Koordinasi,
Buka
Peluang Investasi Agustus Bandara
2007
Lombok
Tengah
dijadwalkan beroperasi 2010
Tabel 4 4.2.5.
Evaluasi Menurut Yudi Maesa : ”sampai sekarang ini belum punya metodelogi untuk melakukan kontroling
karena ini baru pertama kali kita yang melakukan proyek pembangunan ini sendiri, sedangkan tuntutan politisnya adalah kita harus menyelesaikan pekerjaan ini secepatnya”
95
Jadi dapat disimpulkan bahwa belum ada tahap evaluasi dan kontroling dari pihak PT (Persero ) Angkasa Pura 1. ” Dari pihak kami, melakukan evaluasi lebih kepada tahapan monitoring yang dilakukan oleh dinas sosial dan untuk keamanan kita biasanya berkoordinasi dengan polisi setempat berupa pengamanan”63 Jadi dapat disimpulkan bahwa seperti halnya PT (Persero) Angkasa Pura .I dan pihak Pemda juga tidak melakukan evaluasi terhadap publikasi. Tidak adanya evaluasi ini diperkuat dari dengan keterangan dari bapak Halendra PT (Persero) Angkasa Pura I ; ” Untuk proyek Pembangunan Bandara Lombok Tengah ini tidak ada strategi khusus dan evaluasi untuk menilai keberhasilannya sampai sejauh mana. 64
4. 3.
Bagan Hasil Penelitian Kegiatan Publikasi yang dilakukan oleh PT (Persero) Angkasa Pura I dapat
dikatakan sebenarnya tidak terlalu banyak dan kurang terencana dengan baik karena tidak ada perencanaan publikasi secara khusus, walaupun di PT (Persero) Angkasa Pura I ada divisi sekretaris perusahaan tapi pada kenyataannya pelaksanaan di kantor cabang Selaparang, khususnya dalam pubikasi pra pembangunan bandara lombok tengah tidak ada ada petugas hubungan masyarakat yang khusus menangani publikasi tapi dilakukan oleh divisi teknik yang sekaligus koordinator pembangunan proyek lombok tengah, dan tidak ada publikasi khusus yang memberikan informasi kepada pihak eksternal secara terus menerus.
63 64
Hasil Wawancara dengan Baharuddin pada tanggal 24 Agustus 2007 Hasil Wawancara dengan Bapak Baharuddin tanggal 24 Agustur 2007
96
Isu yang berkembang didalam masyarakat khususnya lombok tengah cenderung akan merugikan masyarakat tanak awu dan warga merasa dimanfaatkan oleh pemerintah, hal ini menimbulkan pro dan kontra Secara lebih jelas diringkas perencanaan dan realisasi yang dilakukan PT (Persero) Angkasa Pura I NO 1.
2.
3.
PERENCANAAN Bekerjasama dengan Departemen Perhubungan dan Pemda untuk proses publikasi,
REALISASI Melakukan konferensi Pers pada tanggal 12 Mei 2007
KETERANGAN Tidak ada Dokumen yang memuat
Memberikan dana penggantian terhadap pembebasan tanah bagi masyakarat yang tanahnya digunakan sebagai lahan buat bandara baru lombok tengah
Dana tersebut di berikan pada tanggal 24 April 2006 ke Desa Tanak Awu, dana ter, 1 sebut berasal PT. Angkasa Pura I dan Pemda sebesar Rp. 4 miliar dengan pembagian dana Pemkab Lombok Tengah sebesar Rp.1,5 m, 1 M dari Angkasa Pura dan 1,5 M berasal dari pemprov NTB dengan rata – rata per hektar petani akan mendapatkan dana 7,5 Juta. Sebagai langkah awal akan dibangun mesjid dikawasan tersebut, dan peletakan batu oleh Emmar properties disusul dengan
Terjadi bentrokan karena mereka tidak puas dengan dana yang diberikan, karena menurut masyarakat petani seharusnya dana yang diterima adalah sebesar Rp.5 M artinya ada ketidakjelasan komunikasi antara pemerintah dengan masyakarat.
Rencana menjalin kerjasama antara Pemda dengan investor asing
Diipastikan bahwa mesjid itu akan beroperasi pada desember 2010 bersamaan dengan beroperasinya
97
4.
5.
Menulis artikel di majalah internal guna mengkampanyekan pentingnya pembangunan bandara lombok tengah Menulis artikel di Majalah Eksternal
6.
Kampanye melalui keikutsertaan dalam pameran – pameran guna mempublikasikan Bandara Lombok Tengah
7.
Pembuatan Website untuk publikasi pembangunan bandara lombok tengah
8.
Membuat Baliho bersama dikawasan Bandara yang akan dibangun
9.
Bekerjasama dengan Mahasiswa atau masyarakat untuk membuka wacana bagi masyarakat kenapa perlu
pembangunan pariwisata lainnya. 1. Menulis dimajalah Angkasa Pura I edisi spesial dan edisi Juli – Agustus 2007 Menulis di Majalah lokal Lombok seperti Religi Mengikuti Pameran IBBEX BUMN EXPO pada tanggal 11 – 15 April 2007 dan IICE 2006 pada tanggal 1 – 3 November 2006
bandara baru
Website ini launching tanggal 6 September 2007 dan terbuka bagi masyarakat yang inign memberikan masukan pada website tersebut. Pemasangan Baliho dikawasan terpasang dikawasan Bandara yang akan dibangun
Karena website ini adalah media baru bagi semua khalayak yang ingin mengetahui proses pembangunan bandara Baliho ini untuk meninformasikan ke masyarakat Lombok Tengah bahwa akan dibangun bandara baru hasil kerjasama pemerintah daerah, provinsi dan PT ( Persero) Angkasa Pura I Tidak semua pembicara hadir didalam acara tersebut..
Terselenggara pada tanggal 25 Agustus 2007, Universitas Mataram
Dihadiri Investor dan masyarakat
98
k
dibangun bandara baru lombok tangah dengan mengundang wartawan dan akademisi Mengadakan Konferensi Pers
Diadakan konferensi Pers pada tanggal 12 Mei 2007 Tabel 5
4.3.
Analisa Data Berikut ini akan disajikan analisa data atas hasil penelitian yang penulis
lakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang fakta mencari hubungan antara teori dan konsep dengan hasil penelitian yang diperoleh dari data primer maupun sekunder, sehingga diperoleh gambaran mengenai strategi publikasi proyek pembangunan Bandara Lombok Tengah – Mataram. . Proses Manajemen sebagai strategi publikasi proyek pembangunan Bandara Lombok Tengah – Mataram
dilakukan dengan oleh pihak pelaksana tapi
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses manajemen belum dilaksanakan dengan optimal. Berdasarkan dengan teori dari ada 4 langkah yang dilakukan dalam proses manajemen
yang terdiri dari pengumpulan data
dan
informasi yaitu mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak –
pihak yang terkait didalam mengidentifikasi masalah
dan
dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. PT (Persero) Angkasa Pura I melakukan tahap identifikasi masalah seperti teori diatas. Mendefinisikan problem (atau peluang).langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak – pihak yang terkait
99
dengan, dan dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi inteligen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan problem dengan menentukan. Berdasarkan penelitian apa yang mendasari pembangunan ini adalah fakta bahwa bandara yang ada sekarang yaitu Selaparang sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai bandara internasional, dan hal ini harus dikomunikasikan ke masyarakat dengan melakukan publikasi. Proses publikasi ini berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan atas ide yang disampaikan, sehingga dengan melalui publikasi segala kepentingan dan harapan–harapan baik perusahaan dan publiknya dapat diketahui. Inilah yang dilakukan oleh Pemerintah provinsi daerah Tingkat I dan PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai pelaksana pembangunan, berusaha mengkomunikasikan
melalui
pembentukan Tim Kerja yang nantinya akan membuat strategi publikasi. Tim ini terdiri dari Pemerintah Daerah Tingkat I dan PT ( Persero) Angkasa Pura I karena pembangunan ini bersifat kerjasama yang bernama Tim Pelaksanaan tahap awal pembangunan Bandara, hal ini sesuai dengan teori M. Linggar Anggoro bahwa diperlukan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat yaitu PT ( Persero) Angkasa Pura I dan Pemerintah daerah. Tim ini mempunyai tugas antara lain memperlancar pembangunan bandara dengan memberikan konsep ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh scott M. Cutlip, Allen H, Center & Glen M. Broom yaitu peran pokok Humas pemerintah salah satunya melakukan suatu program yang terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen
100
organisasi.dan juga diharapkan dapat membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah dengan publiknya. Perencanaan
yaitu informasi yang dikumpulkan yang digunakan untuk
membuat keputusan tentang program public, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik, dan sasaran dalam pencapaian tujuan, melalui Tim Kerja yang membuat perencanaan pendekatan komunikasi kepada masyarakat terutam tetua – tetua masyarakat yang digunakan sebagai media penyampaia pesan ke masyarakat perihal pembangunan bandara, dan membuat analisa SWOT guna proses pengorganisasian jangka panjang dari berbagai fakta, sumber informasi menyangkut sesuatu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lembaga bersangkutan hingga pelaksanaan fungsi–fungsi manajemen, guna mendapat opini publik atau khalayak yaitu akademisi, petani dan investor, perihal pembangunan Bandara bahwa pembangunan ini untuk kepentingan sesuai dengan teori Management strategi Rosady Ruslan Pada tahap Aksi dan Komunikasi. Tahap pelaksanaan program merupakan tahap implementasi dari strategi yang telah dipilih. Berdasarkan pengamatan penulis, PT (Persero) Angkasa Pura I menggunakan metode penyampaian pesan dengan bentuk isi/pesan berupa informasi dan edukatif yaitu memberikan informasi sekaligus pelajaran kepada khalayak berupa media publikasi internal dan eksternal seperti majalah, pertemuan dan keikut sertaan pameran – pameran. Penulisan di Media Eksternal seperti disebutkan oleh General Maanger sebagai cara untuk memasarkan tentang potensi Lombok tidak tepat sasaran karena penulisan itu hlanya dilakukan di media lokal, seharusnya unutk memasarkan ke masyararakat internasional strategi
101
yang dilakukan adalah menulis di media eksternal yang berskala intenasional.dan metode ini dapat dijadikan sosialisasi tentang bandara lombok Tengah, Sehingga masyarakat dunia mengetahui tentang potensi Lombok dan mengapa bandara Lombok tengah harus dibangun,.
Metode ini sesuai menurut konsep Linggar
Anggoro.bahwa dalam publikasi diperlukan suatu media penyampaian pesan. Pemberian dana tali asih sebagai bentuk ganti rugi terhadap petani ternyata menuai protes dimasyarakat karena kesalahpahaman masyarakat tentang besaran yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh pemerintah, ini disebabkan tidak transparan dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga menimbulkan protes. Pada September 2007 telah dibuat suatu website khusus tentang Bandara Internasional Lombok yang diharapkan dengan adanya Website ini menjadi sarana masyarakat
untuk melihat perkembangan sejauhmana progress perkembangan
bandara dan diharapkan dengan adanya tampilan – tampilan didalam website salah satunya surat pembaca berupa kritik dan saran dapat menjadi masukan. Tapi karena ini baru sedikit masukan yang dapat ditampung, dan tidak dapat dijadikan suatu alat ukur. Semua perencanaan dan strategi dilakukan tapi tidak ada monitorig setiap proses berlangsung. Tahapan terakhir pada Evaluasi adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi dan hasil dari program, bahwa belum punya metodelogi untuk melakukan kontroling, disinilah kelemahan dari PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) yang hanya melakukan pembangunan tanpa adanya proses evaluasi sehingga tidak dapat diketahui sampai sejauhmana
102
perencanaan dilakukan, apakah tujuan awal tercapai, apakah program yang dijalankan berhasil atau tidak. Beberapa hal yang seharusnya bisa dijadikan bahan evaluasi adalah melalui media massa, dengan melihat pemberitaan di media massa terutama jumlah beritanya, tujuannya adalah untuk melihat perkembangan opini masyarakat setelah strategi diksanakan Ketidakjelasan tentang khalayak pengunjung pada setiap pameran karena tidak ada buku tamu sebagai ada alat monitoring keberhasilan suatu pameran tidak dapat di ukur siapa saja yang datang pada pamera tersebut. Konferensi Pers yang di lakukan di Bandara tidak dapat dijadikan suatu alat monitoring karena tidak ada daftar hadir,
Jika dilihat dari kliping-kliping yang
dikumpulkan oleh Unit Umum bisa dilihat perubahan jumlah media massa yang memberitakan kasus ini, dengan adanya website bisa dievaluasi sejauhmana masyarakat memberikan respon positif dan negatif tentang pembangunan bandara baru internasional Berdasarkan penelitian diatas Publikasi yang dilakukan merupakan publikasi yang di rencanakan tapi tidak ada strategi khusus pada perencanaan yang dilakukan sehingga tidak dapat diukur keberhasilan setiap program yang dijalankan. Karena tidak ada suatu pedoman dalam melakukan publikasi dan tidak ada anggaran khusus sehingga setiap kegiatan yang dilakukan tidak dapat dilihat tingkat keberhasilannya
103
103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis lakukan mengenai strategi publikasi Proyek Pembangunan Bandara Lombok Tengah , maka dapat ditarik kesimpulan : a. Fact Finding b. Planning c. Communication d. Evaluation Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
penulis
bahwa
peneliti
menyimpulkan bahwa penelitian ini bahwa Tim Pelaksana sudah mempunyai strategi publikasi tetapi tahapan yang dilakukan kurang maksimal, hanya sedikit publikasi yang
menginformasikan kepada masyarakat tingkatan menengah
kebawah tentang pentingnya pembangunan bandara, padahal dari penelitian penulis terlihat bahwa daerah Tanak Awu adalah masyarakat petani yang perlu strategi khusus pemberian informasi pembangunan karena tingkat pendidikan dari penelitian yang penulis lakukan strategi publikasi yang dilakukan yaitu, bekerjasama dengan Departemen Perhubungan dan Pemda untuk proses keamanan dan publikasi kepada khalayak perihal Pentingnya pembangunan bandara Lombok Tengah, Pemberian Penggantian Dana
sebagai bentuk
penggantian lahan yang digunakan untuk pembangunan bandara, bekerjasama
104
dengan stakeholder dan khalayak, Bekerjasama dengan Media Lokal dan Nasional untuk mempublikasikan ke masyarakat.
Dari serangkaian penelitian yang dilakukan, penulis mendapat bahwa baik dari pihak PT Persero) Angkasa Pura I dan Pemerintah daerah tidak mempunyai suatu alat ukur ketika selesai melakukan publikasi , sehingga tidak dapat dinilai keberhasilan suatu program, karena selain mereka tidak mempunyai anggaran khusus publikasi, tidak adanya pedoman dalam tahapan publikasi menimbulkan pertanyaan dimasyakarat, kenapa harus ada pembangunan bandara baru di Lombok Tengah. Rapat koordinasi yang dilakukan setiap 2 minggu sekali seperti dijelaskan oleh PT (Persero) Angkasa Pura I lebih kepada pembahasan teknis bandara dan apa yang dilakukan dan tidak membahas strategi khusus dalam melakukan langkah publikasi seperi kepada masyarakat, hal ini juga menimbulkan ketidak jelasan dalam melakukan tindakaan karena tidak ada acuan dalam melakukan strategi berikutnya, sehingga publikasi yang dilakukan tidak terlihat adanya publikasi yang benar – benar terencana.
5.2
Saran
5.2.1
Saran Akademis Penulis berharap agar dalam penelitian selanjutnya bagi peneliti lebih
detail dan menggunakan pendekatan opini masyarakat secara kuantitatif untuk melihat kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan strategi publikasi terhadap pembangunan bandara Lombok Tengah hingga hasilnya dapat melengkapi penelitian ini..
105
5.2.2
Saran Praktis 1.
PT (Persero) Angkasa Pura I sebagai Badan Usaha Milik Negara pengelolan Airport bertaraf Internasional harus menunjukkan eksistensinya dan kredibilitasnya sebagai wujud tanggung jawab sosial dalam mempublikasikan kepada khalayak tentang publikasi pembangunan bandara lombok tengah dan Pemerintah Daerah dalam
hal
ini
adalah
tangan
kanan
pemerintah
untuk
mengaspirasikan suara masyarakat hendaknya dapat mengetahui apa yang diinginkan dan dapat menjadi fasilitator ke pada masyarakat perihal pembangunan ini agar masyarakat tidak salah mengartikan
dan
salah
persepsi
tentang
tujuan
dari
pembangunan bandara baru ini. 2.
Strategi Publikasi Pembangunan Bandara baru ini mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan perusahaan yakni memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dan pemberian pengertian kepada masyarakat bahwaa pentingnya pembangunan bandara guna meningkatkan pendaptan ekonomi dan pariwisata dan meraih citra yang positif bagi perusahaan dan masyakarat sehingga proses manajemen dapat menghasilkan kinerja dan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan.
106
DAFTAR PUSTAKA
Scott M.Cutlip, Allen H.Center, Glen M.Broom, Effective Public Relation, Pearson Education Inc, edisi ke Sembilan
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Armico Bandung,
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, PT.Grafindo Prasada, Jakarta 1997
Statistik LLAU Angkutan Udara ( PT.Persero) Angkasa Pura 1 Badan Pusat Statistik, Lombok Tengah dalam Angka
Frank Jefkins, Public Relation, Pitman Publishing,Co,1992
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi , Materi Pokok Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka 1998
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya Bandung 1986 Riyono Praktikto, Jangkauan Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1983
W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 1993
Frank Jefkins, planned Press and PR, ( Internasional Textbook Company, London, 1977
Frank Jefkins, Public RelationsPublic Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta. Edisi ke empat.1992
Rosady Ruslan, Manajemen Public RelationsPublic Relations, Konsepsi & Aplikasi, penerbit PT. RajaGrafindo Persada, 2006
M.Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan, Penerbit PT. Bumi Aksara, 2000
Yosal Iriantara, Media Relations konsep, pendekatan dan praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005
Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung 1990
Mahmud, mahidin, Pengantar Hubungan Masyarakat, Universitas Terbuka, Cetakan Pertama, Agustus 1993
Ton Kertapati, Bunga Rampai Azas – azas Penerangan dan Komunikasi (Jakarta, , PT.Bina Aksara.1985
Richard D. Irwin, Introduction to advertising and promotion an integrated Marketing Communication Perspektive, 1990
Rakhmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung. 2000
Narbuko, Cholid, dan H.Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta 1997
Robert K.Yin, Studi kasus Desain & Metode (Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2002
Lexy Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif , Penerbit, PT. Remaja Rosdakarya, cetakan keduapuluh dua, 2006
DAFTAR PERTANYAAN KEPADA KEPALA DINAS PERHUBUNGAN ( SEBAGAI KOORDINATOR LANGSUNG PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA LOMBOK TENGAH )
Bapak Baharuddin 1. Tahap Identifikasi Masalah 1. Mengapa Bandara Selaparang dipindahkan ke Lombok Tengah? Apa saja pertimbangan yang ilakukan oleh Dinas Perhubungan? Pemabangunan bandara loteng terutama didasari untuk merelokasi bandara selaparang,
juga
bandara
selaparang
secara
teknis
tidak
dapat
dikembangkan dan bukan untuk pesawat, berbadan lebar, kondisi tapak, disebelah utara ada gunug dan disebelah timur ada kaki gunung timur, apabila pesawat mendarat dari arah timur maka kondisi sangat terpaksa untuk take off, untuk merelokasi secara teknis sudah harus dibongkar, karena kondisi landasan yang tidak memenuhi syarat 2. Sejak kapan muncul ide untuk pengembangan Bandara Lombok Tengah ? Ide untuk mengembangkan kan bandara lombok tengah sejak 12 tahun lalu 3. Apa yang menyebabkan Lombok Tengah (tanak awu) menjadi pilihan tempat dibangunnya Bandara baru ? karena bandara tersebut dahulu 4. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar dengan pembangunan bandara inii, saya baca dari media lokal bahwa masyarakat ada yang pro dan ada yang kontra? Bagaimana mengantisipasi hal tersebut? 5. Apakah dalam proses pengembangan ini, selain Dinas melibatkan pihak lain? Ya tentu saja , dalam melakukan segala sesuatu, bekerjasama dengan PT . Angkasa Pura I
6. Media apa saja yang di undang dan hadir dalam konferensi pers tersebut? 7. Dalam pemilihan media, apakah dalam mempublikasikan pengembangan bandara ini ada kriteria pemilihan media? Tidak ada, kita mengundang semua media lokal bila ingin mengetahui tentang perkembangan Bandara. 8. Selain konferensi Pers, apakah ada cara lain dilakukan oleh PT, AP.I dan stakehoplder dalam melakukan pendekatan ke media agar publikasi pengembangan bandara ini dapat dimuat ? dengan melakukan pertemuan – pertemuan berkala dengan masyarakat, untuk pendekatan khusus kepada media tidak ada strategi khusus, ya bila ada konferensi pers kita hanya undang mereka dan mereka hadir.
II.
TAHAP PERENCANAAN: 1. Langkah apa yang dilakukan dalam mengantisipasi Pro dan Kontra dalam proses proyek pengembangan Bandara tersebut? Pertama yang kami lakukan adalah pembebasan tanah, bersamaan dengan itu masyarakat dilakukan sosialisasi, tahun 2006
juga dilakukukan
pemberdayaan masayarakat berupa perbengkelan kendaaran, pengelasan listrik dan bagi wanita pelatihan untuk menjadi receptionist, ini menjadi awal pemberian pembelajaran sampai dengan bandara Lombok Tengah dibangun dan respon masyarakat sangat positive. 2. Apakah dalam proyek pengembangan ini ada dibentuk tim khusus ? kalau memang ada siapa koordinator proyek ini ?
Tentu ada, timnya dinamakan Tim pelaksanaan tahap awal pembangunan bandara lombok Tengah., dalam hal ini saya adalah koordinator pembangunan bandara tersebut
3. Menurut pendapat anda apa yang dimaksud dengan strategi? Strategi adalah cara kita mencapai suatu tujuan 4. Strategi publikasi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan. dalam menangani pro dan kontra tersebut? Dengan memberikan penggantian dana tali asih bekerjasaman dengan pihak pihak PT ( Persero ) Angkasa Pura 1 5. Strategi publikasi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam menangani pengembangan Bandara Lombok Tengah ? 6. Langkah konkret apa saja yang sudah dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam melakukan strategi tersebut ? 7. Apakah sudah pernah dilakukan konferensi pers dalam pengembangan Bandara Lombok Tengah, jika sudah pernah kapan? 8. Apa saja yang sudah dibahas dalam konferensi Pers? Siapa saja yang hadir dalam pertemuan tersebut? 9. Apakah ada alat ukur untuk menilai proses media relation dalam rangka mempublikasikan kegiatan pengembangan bandara baru lombok tengah? 10. Bagaimana proses pendanaan dalam setiap kegiatan publikasi dalam proyek pengembangan Lombok Tengah ini?
III.
TAHAP AKSI DAN KOMUNIKASI 1.
Menurut
pendapat
anda
bagaimana
proses
komunikasi
antara
perusahaan dan media, apakah menghadapi kendala?
TAHAP EVALUASI 1.
Apakah program yang dijalankan oleh pemerintah beserta PT.AP.I mencapai sasaran ?
2.
Sejauh mana masyarakat menerima proyek ini sebagai upaya peningkatan kinerja dan peluang untuk pariwisata ?
3.
Apakah ada kendala dalam proses publikasi ?
4.
Apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam proses publikasi pengembangan bandara lombok tengah?
DAFTAR PERTANYAAN KEPADA KEPALA DINAS PERHUBUNGAN ( SEBAGAI KOORDINATOR LANGSUNG PROYEK PENGEMBANGAN BANDARA LOMBOK TENGAH )
Bapak Baharuddin 1. Tahap Identifikasi Masalah 1. Mengapa Bandara Selaparang dipindahkan ke Lombok Tengah? Apa saja pertimbangan yang ilakukan oleh Dinas Perhubungan? Pemabangunan bandara loteng terutama didasari untuk merelokasi bandara selaparang,
juga
bandara
selaparang
secara
teknis
tidak
dapat
dikembangkan dan bukan untuk pesawat, berbadan lebar, kondisi tapak, disebelah utara ada gunug dan disebelah timur ada kaki gunung timur, apabila pesawat mendarat dari arah timur maka kondisi sangat terpaksa untuk take off, untuk merelokasi secara teknis sudah harus dibongkar, karena kondisi landasan yang tidak memenuhi syarat 2. Sejak kapan muncul ide untuk pengembangan Bandara Lombok Tengah ? Ide untuk mengembangkan kan bandara lombok tengah sejak 12 tahun lalu 3. Apa yang menyebabkan Lombok Tengah (tanak awu) menjadi pilihan tempat dibangunnya Bandara baru ? karena bandara tersebut dahulu 4. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar dengan pembangunan bandara inii, saya baca dari media lokal bahwa masyarakat ada yang pro dan ada yang kontra? Bagaimana mengantisipasi hal tersebut? 5. Apakah dalam proses pengembangan ini, selain Dinas melibatkan pihak lain? Ya tentu saja , dalam melakukan segala sesuatu, bekerjasama dengan PT . Angkasa Pura I
6. Media apa saja yang di undang dan hadir dalam konferensi pers tersebut? 7. Dalam pemilihan media, apakah dalam mempublikasikan pengembangan bandara ini ada kriteria pemilihan media? Tidak ada, kita mengundang semua media lokal bila ingin mengetahui tentang perkembangan Bandara. 8. Selain konferensi Pers, apakah ada cara lain dilakukan oleh PT, AP.I dan stakehoplder dalam melakukan pendekatan ke media agar publikasi pengembangan bandara ini dapat dimuat ? dengan melakukan pertemuan – pertemuan berkala dengan masyarakat, untuk pendekatan khusus kepada media tidak ada strategi khusus, ya bila ada konferensi pers kita hanya undang mereka dan mereka hadir.
II.
TAHAP PERENCANAAN: 1. Langkah apa yang dilakukan dalam mengantisipasi Pro dan Kontra dalam proses proyek pengembangan Bandara tersebut? Pertama yang kami lakukan adalah pembebasan tanah, bersamaan dengan itu masyarakat dilakukan sosialisasi, tahun 2006
juga dilakukukan
pemberdayaan masayarakat berupa perbengkelan kendaaran, pengelasan listrik dan bagi wanita pelatihan untuk menjadi receptionist, ini menjadi awal pemberian pembelajaran sampai dengan bandara Lombok Tengah dibangun dan respon masyarakat sangat positive. 2. Apakah dalam proyek pengembangan ini ada dibentuk tim khusus ? kalau memang ada siapa koordinator proyek ini ?
Tentu ada, timnya dinamakan Tim pelaksanaan tahap awal pembangunan bandara lombok Tengah., dalam hal ini saya adalah koordinator pembangunan bandara tersebut
3. Menurut pendapat anda apa yang dimaksud dengan strategi? Strategi adalah cara kita mencapai suatu tujuan 4. Strategi publikasi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan. dalam menangani pro dan kontra tersebut? Dengan memberikan penggantian dana tali asih bekerjasaman dengan pihak pihak PT ( Persero ) Angkasa Pura 1 5. Strategi publikasi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam menangani pengembangan Bandara Lombok Tengah ? 6. Langkah konkret apa saja yang sudah dilakukan oleh Dinas Perhubungan dalam melakukan strategi tersebut ? 7. Apakah sudah pernah dilakukan konferensi pers dalam pengembangan Bandara Lombok Tengah, jika sudah pernah kapan? 8. Apa saja yang sudah dibahas dalam konferensi Pers? Siapa saja yang hadir dalam pertemuan tersebut? 9. Apakah ada alat ukur untuk menilai proses media relation dalam rangka mempublikasikan kegiatan pengembangan bandara baru lombok tengah? 10. Bagaimana proses pendanaan dalam setiap kegiatan publikasi dalam proyek pengembangan Lombok Tengah ini?
III.
TAHAP AKSI DAN KOMUNIKASI 1.
Menurut
pendapat
anda
bagaimana
proses
komunikasi
antara
perusahaan dan media, apakah menghadapi kendala?
TAHAP EVALUASI 1.
Apakah program yang dijalankan oleh pemerintah beserta PT.AP.I mencapai sasaran ?
2.
Sejauh mana masyarakat menerima proyek ini sebagai upaya peningkatan kinerja dan peluang untuk pariwisata ?
3.
Apakah ada kendala dalam proses publikasi ?
4.
Apakah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam proses publikasi pengembangan bandara lombok tengah?