BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan organisasi yang memiliki beragam tenaga terampil dengan produk utamanya adalah jasa (Soeroso, 2003). Hidayat (2009) menyatakan bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu menjadi kebutuhan dasar yang diperlukan bagi setiap orang. Untuk itu, rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dituntut
untuk
selalu
melakukan
perbaikan
dan
penyempurnaan
guna
menghasilkan pelayanan yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat. Gillies (2000) menyatakan bahwa salah satu upaya yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan adalah meningkatkan sumber daya manusia dan pengelolaan manajemen keperawatan. Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang lain, sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pengelolaan pelayanan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 2000). Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa manajemen
keperawatan
merupakan
suatu
proses
keperawatan
yang
menggunakan fungsi-fungsi keperawatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, dan pengendalian. Fungsi-fungsi manajemen tersebut merupakan pendekatan manajemen dari pengelolaan manajemen keperawatan (Huber, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan manajemen keperawatan dilakukan oleh manajer keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa manajer keperawatan memiliki tiga tingkatan yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, manajemen bawah. Kepala ruangan berada dalam tingkatan manajemen bawah untuk mengelola pelayanan keperawatan
(Suyanto,
2009).
Kepala
ruangan
dituntut
untuk
dapat
merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengawasi pemberian asuhan keperawatan yang efektif dan efisien di rumah sakit (Nursalam, 2007). Oleh karena itu, kepala ruangan harus memiliki kemampuan dalam memimpin, agar dapat efektif dalam mengelola pelayanan manajemen untuk mendukung pelayanan asuhan keperawatan (Marquis dan Huston, 2010). Demikian pula yang disampaikan oleh Sullivan dan Decker (1989 dalam Suyanto, 2009) menyatakan bahwa
kepala
ruangan
memiliki
kemampuan
dan
keterampilan
dalam
mempengaruhi perawat di bawah pengawasannya untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai perawat sehingga dapat tercapai tujuan pelayanan keperawatan. Kepala ruangan berperan penting dalam mencapai tujuan pelayanan keperawatan melalui fungsi-fungsi manajemen keperawatan (Swanburg, 2000). Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa dalam fungsi perencanaan kepala ruangan harus dapat melibatkan individu dalam organisasi untuk merencanakan kegiatan seperti penentuan tujuan umum, tujuan khusus, prosedur, dan peraturan. Peran kepala ruangan dalam pengorganisasian meliputi membentuk struktur untuk melaksanakan rencana, pengelompokan aktivitas, menentukan jenis pemberian asuhan
keperawatan
yang
paling
tepat.
Peran
kepala
ruangan
dalam
Universitas Sumatera Utara
kepersonaliaan meliputi merekrut, wawancara, penjadwalan, pengembangan perawat pelaksana, sosialisasi perawat. Peran kepala ruangan dalam pengarahan meliputi manajemen sumber daya manusia; memotivasi, mengatasi konflik, mendelegasikan, mengkomunikasikan, dan memfasilitasi kolaborasi. Peran kepala ruangan dalam pengendalian meliputi penilaian kinerja, pengawasan mutu, pengawasan hukum dan etika, dan pengawasan hubungan profesional. Penelitian sebelumnya Warsito (2006) dengan judul “Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang didapatkan hasil bahwa persepsi perawat pelaksana tentang fungsi perencanaan kepala ruangan cukup baik (53,8%), persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengorganisasian kepala ruangan cukup baik (55,8%), persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengarahan kepala ruangan sangat baik (75,0%), persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengawasan kepala ruangan tidak baik (51,9%), persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengendalian kepala ruangantidak baik (59,6%). Hal ini berarti bahwa peran kepala ruangan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik dimana peran kepala ruangan dalam setiap fungsi manajemen berbeda-beda. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di kota Medan yang berstatus milik pemerintah Kota Medan. Tugas pokok bidang keperawatannya adalah menyusun rencana kegiatan kerja, melakukan penyusunan standar asuhan, melakukan pelayanan keperawatan, melakukan etika profesi keperawatan dan peningkatan mutu keperawatan,
Universitas Sumatera Utara
melakukan
pengembangan
sumber
daya
manusia
keperawatan,
serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai dengan bidang tugasnya (Sianipar, 2011). Pane (2012) menyatakan bahwa dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan perlu perbaikan pengelolaan manajemen rumah sakit dan perlu perbaikan pada kinerja pelayanan rumah sakit. Hasil penelitian Warsito (2006) menyatakan bahwa persepsi perawat tentang fungsi managemen yang dilakukan keperawatan cukup baik pada pada fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, tetapi tidak baik pada fungsi pengendalian. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk meneliti di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan judul “Analisis Peran Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keperawatan; Persepsi Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan”.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis “Bagaimana peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan”.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi manajemen keperawatan; persepsi perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan; persepsi perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan. 2. Untuk mengetahui peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi pengorganisasian; persepsi perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan. 3. Untuk mengetahui peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi ketenagaan; persepsi perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan. 4. Untuk mengetahui peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi pengarahan; persepsi perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan. 5. Untuk mengetahui peran kepala ruangan dalam pelaksanaan fungsi pengendalian; persepsi perawat pelaksana di RSU Dr. Pirngadi Medan.
1.4. Manfaat penelitian 1.4.1. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai informasi tambahan berupa situasi terkini tentang peran kepala ruangan dalam pelaksanaan manajemen keperawatan di kota medan khususnya di RSU Dr. Pirngadi Medan kepada staf pengajar. 1.4.2. Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi masukan atau memberikan saran bagi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi khususnya bidang keperawatan
untuk mengambil kebijakan dalam pengembangan pelayanan
keperawatan melalui fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh kepala ruangan.
Universitas Sumatera Utara
1.4.3. Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat digunakan sebagai data tambahan peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berkaitan dengan peran kepala ruangan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen keperawatan.
Universitas Sumatera Utara