BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Air sangat vital bagi kehidupan karena air adalah komponen utama cairan tubuh. Seseorang dapat bertahan hidup selama 8 minggu tanpa makan, tetapi tanpa air hanya dapat bertahan dalam beberapa hari saja. Hal ini bukan berarti air lebih penting dari karbonhidrat, protein atau lemak, tetapi karena air tidak disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh untuk mendukung kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air yang cukup. Air dapat melarutkan banyak zat gizi termasuk mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk kelangsungan berbagai proses di dalam tubuh diantaranya metabolisme, pergerakan otot, pertumbuhan, pengaturan suhu dan keseimbangan air (Silalahi, 2011). Air minum menjadi sumber air utama untuk kebutuhan tubuh. Namun harus di ingat, bahwa air di alam tidak pernah alamidimana selalu mengandung zat-zat terlarut terutama mineral yang berasal dari kontak dengan bebatuan, tanah dan udara. Maka secara alamiah air yang kita minum harus memenuhi syarat tertentu, yakni tidak mengandung zat-zat berbahaya, seperti racun khususnya logam-logam toksis misalnya timah hitam (Pb), cadmium (Cd), merkuri (Hg), dan juga tidak boleh ada bakteri yang patogen (berbahaya). Sebaliknya, air minum harus mengandung mineral utama (mayor) seperti kalsium, magnesium, dan kalium. Maka, air minum harus diperoleh dari air sumur yang memenuhi syarat atau diproses melalui perusahaan air minum supaya memenuhi syarat di atas (Silalahi, et.al., 2014). Air minum tidak selalu
1
harus murni untuk dikatakan aman. Faktanya, beberapa mineral yang ikut terlarut dalam air dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan. Sebagai contoh, pada dewan penelitian riset nasional (National Academy of Sciences) menyatakan bahwa air minum yang mengandung kalsium dan magnesium umumnya ikut berkontribusi dalam kebutuhan kalsium dan magnesium di dalam tubuh (Skipton, et.al., 2011). Penyakit yang paling umum disebabkan oleh defisiensi kalsium adalah osteoporosis, tetapi kalsium bukan hanya untuk menjaga kesehatan tulang, kalsium berfungsi dalam proses pembekuan darah, kontraksi otot, dan metabolisme sel. Kadar kalsium yang rendah di dalam darah dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan penyakit kanker seperti kanker usus. Beberapa penelitian menyatakan bakwa kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan bayi lahir prematur. Sebaliknya jika tubuh kelebihan kalsium maka menyebabkan sakit kepala, gampang marah, gagal ginjal dan batu ginjal pada beberapa orang. Batas maksimum kadar kalsium adalah 2500 mg/hari berdasarkan pertimbangan resiko pembentukan batu ginjal (Wardlaw dan Hampl, 2007). Defisiensi magnesium dalam tubuh akan menyebabkan denyut jantung tidak teratur, disertai dengan beberapa gejala seperti kelelahan, kejang otot, mual dan muntah. Batas maksimum kadar magnesium adalah 350 mg/hari. Jika kadar magnesium melebihi batas yang ditentukan akan menyebabkan diare, pusing, mual, sesak nafas, dan akhirnya koma bahkan meninggal (Wardlaw dan Hampl, 2007). Memang air minum bukanlah satu-satunya sebagai sumber mineral kalsium dan magnesium. Akan tetapi jika kandungan kalsium dan magnesium
2
sangat rendah maka akan terjadi gangguan penyerapan kalsium dan magnesium yang terdapat di dalam makanan lainnya. Berdasarkan fakta ini maka WHO telah menganjurkan dan memberikan persyaratan mineral di dalam air minum, masing-masing dengan syarat minimal 20 mg/L kalsium dan 10 mg/L magnesium dalam satu liter air minum. Sedangkan menurut Depkes RI hanya menyatakan kandungan maksimal kalsium dalam air minum adalah 75 mg /L dan magnesium 50 mg/L dalam air minum (Silalahi, et.al., 2014). Wilayah indonesia memiliki sistem iklim yang unik, yang secara geografis memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Menurut penelitian Ombaka, dkk (2013) di kenya menjelaskan bahwa kandungan kalsium dalam sampel pada musim hujan adalah 0,41-29,11 mg/L dan pada musim kemarau 0,38-26,13 mg/L. Untuk kandungan magnesium dalam sampel pada musim hujan adalah 0,20-5,89 mg/L dan pada musim kemarau 0,14-4,88 mg/L. Kadar kalsium dan magnesium yang lebih tinggi pada musim hujan dikarenakan air hujan yang berkontak langsung dengan tanah dan bebatuan sehingga memungkinkan kalsium dan magnesium ikut terlarut yang menyebabkan air menjadi sadah. Kadar kalsium dan magnesium pada musim hujan dan musim kemarau masih dibawah syarat maksimum yamg ditetapkan oleh WHO. Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan mineral kalsium dan magnesium dalam air minum PDAM Tirtanadi di kota Medan pada musim hujan dan musim kemarau.
3
1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan kandungan mineral kalsium dan magnesium pada musim hujan maupun musim kemarau pada air minum PDAM Tirtanadi di kota medan? 2. Apakah kandungan kadar mineral kalsium dan magnesium pada air minum PDAM Tirtanadi Medan memenuhi persyaratan kesehatan Baku Mutu Air Minum Peraturan Menteri Kesehatan RI (1975) dan WHO (2004)? 1.3 Hipotesis 1. Kandungan mineral kalsium dan magnesium pada air minum PDAM Tirtanadi lebih tinggi terdapat pada musim hujan dibanding musim kemarau. 2. Kadar mineral kalsium dan magnesium pada air minum PDAM Tirtanadi di kota Medan memenuhi persyaratan kesehatan Baku Mutu Air Minum menurut Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan RI (1975) dan WHO (2004). 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh musim hujan dan kemarau terhadap kandungan mineral kalsium dan magnesium pada air minum PDAM Tirtanadi di kota Medan. 2. Untuk mengetahui Kandungan kadar kalsium dan magnesium pada air minum PDAM Tirtanadi di kota Medan.
4
1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh musim terhadap kandungan mineral kalsium dan magnesium pada beberapa air minum PDAM Tirtanadi di kota Medan.
5