BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang ada adalah rumah sakit. Menurut Widayat (2002), rumah sakit adalah suatu organisasi pelayanan kesehatan yang mempunyai misi sosial dalam melayani orang sakit tanpa membedakan status sosial dan ekonomi. Rumah sakit adalah tempat di mana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesional kesehatan lainnya diselenggarakan. Sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat. Rumah sakit merupakan suatu instansi kesehatan yang berperan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus didukung dengan adanya sarana penunjang kesehatan yang memadai antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis di setiap instansi pelayanan kesehatan (Azwar, 2000). Mutu pelayanan merupakan faktor penting yang dapat membentuk kepercayaan pasien kepada rumah sakit sehingga tercipta loyalitas mereka
1
sebagai konsumen jasa pelayanan kesehatan. Tuntutan terhadap mutu (quality) dari hari-kehari semakin tinggi. Mutu tersebut tidak hanya terhadap produk atau barang saja tapi juga terhadap jasa yang dihasilkan atau ditawarkan oleh suatu industri/organisasi. Mutu pelayanan menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan setiap pasien. Dengan demikian, yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien (Rahardjo, 2005). Kepuasan pasien didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Kepuasan pasien/pelanggan adalah inti dari pemasaran yang berorientasi kepada pasien/pelanggan. Pelayanan yang memuaskan dan berkualitas akan membentuk loyalitas pasien/pelanggan, dan kepuasan sangat erat hubungannya dengan ”word of mouth”, maka pelayanan yang memuaskan tersebut juga akan mendatangkan pelanggan baru. Efek selanjutnya akan berlanjut pada proses terbentuknya citra rumah sakit yang meningkat. Hal ini dikarenakan kondisi persaingan yang sangat ketat. Maka setiap rumah sakit akan berusaha untuk menempatkan dirinya sebaik mungkin dimata
pasien/pelanggannya
agar
dapat
dipercaya
untuk
memenuhi
kebutuhannya dalam bidang kesehatan (Rangkuti, 2006). Salah satu unsur penting yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit adalah melalui penyelenggaraan rekam medis dalam upaya mencapai tertib administrasi, di mana tertib administrasi merupakan salah 2
satu faktor yang menentukan baik atau buruknya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam Hatta (2010) disebutkan bahwa kegunaan rekam medis meliputi administrasi, legal, riset, pendidikan, dokumentasi dan juga sebagai dasar dalam penghitungan biaya pembayaran pasien (finansial). Dalam pelayanan administrasi, pembayaran ada dua alternatif yaitu melalui jaminan perusahaan peserta asuransi atau pembayaran secara tunai. Cara pembayaran tunai cukup memberatkan beban keuangan perorangan, karena pasien harus menyediakan dana setiap kali membutuhkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, sistem jaminan merupakan alternatif yang baik, karena dana tunai tidak perlu disediakan setiap saat oleh masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga dapat membebaskan pasien dari kesulitan pembiayaan. Semua usaha untuk mewujudkan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat perlu dikembangkan dengan upaya memasyarakatkan pembiayaan kesehatan berdasarkan prinsip asuransi. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit yang menjadi rujukan di daerah Klaten dan sekitarnya. Rumah sakit ini menerima kunjungan rawat jalan ±500 pasien setiap harinya, sehingga tidak heran jika rumah sakit pusat seperti ini mengedepankan pelayanannya terhadap pasien yang berkunjung. Tempat pendaftaran pasien rawat jalan merupakan 3
tempat yang pertama kali dituju oleh pasien rawat jalan sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Tempat pendaftaran pasien rawat jalan inilah pasien pertama kali mendapatkan pelayanan, yaitu berupa pelayanan administratif. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten juga bekerjasama dengan beberapa asuransi di tempat pendaftaran rawat jalan. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, mengisyaratkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Upaya mewujudkan hak tersebut pemerintah harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata, adil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu pemerintah perlu melakukan upaya-upaya untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan. Salah satunya yaitu Jamkesmas. Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Pada awal tahun 2013, pemerintah Klaten melakukan pendataan ulang terkait siapa saja masyarakat yang berhak mendapatkan kartu Jamkesmas. Hal ini disebabkan karena banyak masyarakat pemegang kartu Jamkesmas yang telah 4
meninggal dunia, pindah domisili, sudah menjadi orang yang mampu secara ekonomi bahkan sudah diangkat menjadi PNS, serta adanya salah sasaran yang telah dilakukan pemerintah dalam pembagian kartu Jamkesmas ini. Dengan pemberlakuan kartu Jamkesmas yang dibagikan oleh pemerintah kepada penduduk Klaten, yang semakin hari semakin bertambah dan kebutuhan akan kesehatan semakin meningkat, maka tidak heran bahwa penduduk yang menggunakan kartu Jamkesmas banyak yang memutuskan untuk berobat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dengan banyaknya pasien Jamkesmas yang memutuskan untuk berobat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang merupakan masyarakat miskin dan kurang mampu, dan meskipun biaya kesehatannya dibiayai oleh pemerintah dan tidak membayar secara tunai, tetapi pasien Jamkesmas juga berhak mendapatkan pelayanan yang sama dengan pasien asuransi lainnya bahkan pasien umum. Bahkan ketika mendapatkan pelayanan administratif di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan. Pada tanggal 25 Februari 2013, peneliti melakukan studi pendahuluan
di
RSUP
Dr.
Soeradji Tirtonegoro
Klaten.
Dalam
studi
pendahuluan ini, peneliti melakukan wawancara dengan salah satu petugas rekam medis, menurutnya dengan adanya pendataan kepesertaan Jamkesmas yang
baru, tidak
dapat
dipungkiri bahwa
banyak
pasien baru yang
menggunakan Jamkesmas untuk berobat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dan persyaratan yang meliputi fotokopi Kartu Keluarga (KK), fotokopi Kartu Jamkesmas, fotokopi Surat Rujukan dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) masing-masing sebanyak 4 (empat) lembar untuk pasien lengkapi ketika 5
melakukan pendaftaran di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Dari beberapa penelitian yang membahas tema tentang kualitas pelayanan dan kepuasan pasien Jamkesmas, salah satunya penelitian Indrati (2011) yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, hasilnya menunjukkan bahwa kepuasan yang pasien Jamkesmas rasakan ada pada skala cukup puas sebanyak 61% dari responden yang diambil. Dan pada penelitian Parsono (2011) yang dilakukan di RSUD Kabupaten Ponorogo, hasilnya juga menunjukkan bahwa kepuasan yang pasien Jamkesmas rasakan ada pada skala cukup puas sebanyak 68% dari jumlah responden seluruhnya. Tetapi berbeda rumah sakit, tentu berbeda pula pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tentang “Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat kepuasan yang dirasakan pasien Jamkesmas terhadap pelayanan petugas di tempat pendaftaran pasien rawat jalan?” C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas di tempat pendaftaran pasien rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 6
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas berdasarkan lima dimensi
kualitas
jasa
pelayanan,
yaitu
bukti
fisik/penampilan
(tangibles), keandalan (reliability), keresponsifan (responsiveness), keyakinan (assurance) serta empati (empathy) b. Mengetahui
perbedaan
tingkat
kepuasan
pasien
Jamkesmas
berdasarkan karakteristik pasien terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten D. Manfaat 1. Manfaat Praktis 1. Bagi rumah sakit Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun evaluasi, terutama untuk meningkatkan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan. 2. Bagi peneliti Menambah wawasan serta pengalaman belajar menganalis dan mengidentifikasi suatu masalah sehingga akan berguna apabila nanti sudah memasuki dunia kerja. 2. Manfaat Teoritis 1. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan kajian yang berguna untuk pengembangan pendidikan dan sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu rekam medis.
7
2. Bagi peneliti lain Sebagai dasar ataupun acuan dalam pendalaman materi serta referensi dalam kelanjutan penelitian yang relevan. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang “Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten” sepengetahuan penulis belum pernah dilaksanakan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, namun penelitian yang serupa pernah dilakukan antara lain: 1.
Penelitian Suprapto (2008) yang berjudul “Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Mata Dr. “YAP” Yogyakarta”. Hasil : persentase tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan cukup baik. Namun, persentase tingkat kepuasan pasien terendah terdapat pada dimensi assurance yaitu sebesar 38,33%. Sebagian besar, pasien berharap agar rumah sakit mempertahankan pelayanan yang diberikan. Persamaan : sama-sama meneliti tentang tingkat kepuasan pasien di tempat pendaftaran pasien rawat jalan. Persamaan yang lain terdapat pada rancangan penelitian yaitu menggunakan rancangan cross sectional. Perbedaan : pada jenis dan tujuan khusus penelitian. Penelitian Suprapto (2008) merupakan penelitian kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan sedangkan penelitian ini merupakan 8
penelitian kuantitatif dan bertujuan selain untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien juga untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas menurut karakteristiknya. Responden yang diambil juga berbeda, penelitian Suprapto (2008) mengambil pasien umum sebagai
responden,
sedangkan
penelitian
ini
mengambil
pasien
Jamkesmas sebagai responden. 2.
Penelitian Noviyani (2009) yang berjudul “Kepuasan Pasien Askes Terhadap Pelayanan Petugas Tempat Penerimaan Pasien (TPP) Rawat Jalan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta”. Hasil : menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas di RSUP Dr. Sardjito adalah cukup baik. Sebagian besar pasien merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan petugas. Pada dimensi reliability dengan prosentase 40%, responsiveness dengan prosentase 40%, assurance 60%, emphaty 36,67% dan tangible 66,7%. Persamaan : sama-sama meneliti tentang tingkat kepuasan pasien di tempat pendaftaran pasien rawat jalan. Persamaan yang lain terdapat pada rancangan penelitian yaitu menggunakan rancangan cross sectional. Perbedaan : pada jenis dan tujuan khusus penelitian. Penelitian Noviyani (2009) merupakan penelitian kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien askes terhadap pelayanan di tempat pendaftaran pasien rawat jalan sedangkan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan bertujuan selain untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien juga untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas menurut 9
karakteristiknya. Responden yang diambil juga berbeda, penelitian Noviyani (2009) mengambil pasien askes sebagai responden dengan jumlah 15 responden, sedangkan penelitian ini mengambil pasien Jamkesmas sebagai responden dengan jumlah 100 responden. 3.
Penelitian Prasetyo (2011) yang berjudul “Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Di Klinik Penyakit Dalam Terhadap Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”. Hasil : dari 100 responden pasien rawat jalan di klinik penyakit dalam yaitu, 22% sangat puas; 45,0% puas; 30,0% cukup puas; dan 3,0% tidak puas; serta tidak ada responden yang sangat tidak puas. Tingkat kepuasan tertinggi terletak pada aspek biaya yaitu dengan pencapaian rata-rata skor sebesar 3,59 (dari skala 1-5) dan tingkat kepuasan terendah terletak pada aspek kenyamanan yaitu dengan pencapaian rata-rata skor sebesar 3,43 (dari skala 1-5). Persamaan : sama-sama meneliti tentang tingkat kepuasan pasien, dengan metode penelitian yang sama yaitu deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian cross sectional. Perbedaan : pada tujuan penelitian. Penelitian Prasetyo (2011) bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien di klinik penyakit dalam, serta penilaian dari aspek-aspek kepuasan pasien rawat jalan di klinik penyakit dalam. Sedangkan penelitian ini selain untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Jamkesmas, juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kepuasan menurut karakteristiknya.
10
F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Rumah Sakit RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten didirikan pada tanggal 20 Desember 1927 oleh pemerintah Belanda yang pada saat itu dinamakan Dr. Scheurer Hospital. Rumah sakit tersebut dikelola oleh Zending Kristen yang antara lain bergerak di sub bagian kesejahtereraan umat, pada waktu itu rumah sakit tersebut dipimpin oleh Dr. Bakker.
Pemerintah Belanda
sendiri mendirikan rumah sakit tersebut secara bersama sama oleh perkebunan yang terdiri dari perkebunan tembakau, tebu dan rami. Pada tahun 1942, wilayah Indonesia dikuasai oleh Jepang, secara otomatis Rumah Sakit Dr. Scheurer Hospital juga dikuasai oleh Jepang. Selama dikuasai oleh Jepang rumah sakit ini dipimpin oleh Dr. Maeda dan Dr. Suruta. Tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan, sehingga Rumah sakit ini kembali berada di bawah kekuasaan indonesia. Oleh sebab itu nama rumah sakit tersebut diganti menjadi Rumah Sakit Umum Tegalyoso Klaten sesuai dengan nama desa tempat rumah sakit itu berada yaitu di desa Tegalyoso. Dan pada saat itu ditunjuklah Dr. Soenoesmo sebagai pimpinan rumah sakit tersebut. Dalam masa peralihan dari rumah sakit dibawah pengelolaaan Zending Kristen menjadi rumah sakit pemerintah Republik Indonesia, masih ada tenaga dokter asing antara lain Dr. Horner dan Dr. Bakker Yunior. Selama masa itu karyawan RSU Tegalyoso diberi kesempatan untuk memilih tetap bekerja di RSU Tegalyoso untuk kemudian diangkat menjadi 11
pegawai negeri atau pindah ke Rumah Sakit Zending yang lain yaitu RS. Bethesda Yogyakarta atau RS. Jebres Surakarta. Pada tahun 1952, Dr. Soenosmo meninggal dunia setelah menjalani operasi appendicsitis. Sebagai gantinya ditunjuklah Dr. Horner yang didampingi oleh Dr. Bakker Yunior sebagai pimpinan rumah sakit. Mulai tahun 1953, RSU Tegalyoso dipimpin oleh Dr. Soepat Soemosodirdjo dan sejak tahun 1954 RSU Tegalyoso secara penuh dikelola oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan disebut sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Tegalyoso Klaten. Dalam kurun waktu yang panjang dan setelah mengalami perubahan manajemen rumah sakit yang sesuai dengan perkembangan jaman, maka berdasar pada SK Menteri
Kesehatan
RI
No.
1442A/menkes/SK/XII/1997
tanggal
20
desember 1997 nama RSUP Tegalyoso kemudian diubah menjadi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro. Pergantian nama tersebut diambil dari salah satu nama tokoh pergerakan pada perkumpulan BOEDI UTOMO dan mengabdi sebagai dokter di wilayah Klaten, Jawa Tengah. RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro merupakan rumah sakit umum tipe B Pendidikan. Adapun RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro terletak di Jl. KRT Dr. Soeradji Tirtonegoro No. 1 Klaten, Jawa Tengah, telepon (0272) 326060 dan nomor fax. (0272) 321104, dengan alamat web www.soeradjitirtonegoro.co.id dan E-mail:
[email protected].
12
2. Performance Rumah Sakit Tabel 1. Performance RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2010 sampai 2012 No.
Performance
2010
2011
2012
1.
BOR (%)
73,28
73,86
70,71
2.
LOS (hari)
4
3
4
3.
TOI (hari)
2
1
2
4.
BTO (kali)
61
90
59
5.
Jumlah Tempat Tidur
379
410
366
Sumber: Performance RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 3. Visi dan Misi a.
Visi Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan mandiri dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian dibidang kesehatan tingkat nasional.
b. Misi 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna berkualitas dan terjangkau. 2. Menyelenggarakan
pendidikan,
pelatihan,
penelitian
dan
pengembangan ilmu di bidang kesehatan dengan standar mutu yang tinggi. 3. Mewujudkan kepuasan pelanggan untuk mencapai kemandirian rumah sakit. 4. Meningkatkan kinerja karyawan
13
c. Motto “Bersih, Nyaman, Akurat.” Dalam hal ini dimaksudkan tidak hanya kondisi lingkungan yang bersih dan nyaman bagi pasien, tetapi juga diharapkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien selalu menekankan pada kebersihan, kenyamanan, dan keakuratan dalm berkerja sehingga memberikan rasa aman dan puas bagi pasien dan keluarganya 4. Fasilitas Rumah Sakit a. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan a)
Waktu Pelayanan 1) Poliklinik Regular Pagi (Khusus Hari Minggu dan Hari Besar Tutup) a. Senin s/d Kamis
pukul 07.30 - 12.00 WIB
b. Jum'at pukul 07.30 – 10.00 WIB c. Sabtu pukul 07.30 - 11.00 WIB 2) Poliklinik Cendana / VIP Pagi Buka setiap hari pada jam kerja 3) Poliklinik Cendana / VIP Sore Senin s/d Jum'at
pukul 14.00 - 16.00 WIB
4) Poliklinik Rosela Buka setiap hari pukul 07.30 - 20.00 WIB
14
b)
Jenis Pelayanan a. Poliklinik Spesialis: 1) Klinik bedah umum 2) Klinik orthopedi 3) Klinik bedah urologi 4) Klinik bedah syaraf 5) Klinik anak 6) Klinik bayi/tumbuh kembang 7) Klinik penyakit dalam 8) Klinik psikosomatis 9) Klinik kebidanan dan kandungan 10) Klinik jantung dan pembuluh darah 11) Klinik paru 12) Klinik syaraf 13) Klinik mata 14) Klinik THT 15) Klinik kulit dan kelamin 16) Klinik rehabilitasi medik 17) Klinik kesehatan jiwa 18) Klinik gigi mulut spesialis a) Bedah mulut b) Kesehatan gigi anak 15
b. Poliklinik Umum 1) Klinik triase 2) Klinik gigi dan mulut 3) Klinik konsultasi gizi 4) Klinik konsultasi psikologi 5) Klinik pemeriksaan kesehatan c. Pelayanan Poliklinik VIP (Cendana) 1) Pasien bisa memilih dokter yang diinginkan. 2) Keluarga dapat mendaftarkan per telepon melalui nomor (0272) 326060 (Hunting System) ext. 142 d. Pelayanan Poliklinik Rosella 1) Poli psikomatis 2) Griya jamu 3) ITP (Interfensi Tubuh dan Pikiran) 4) Saintifikasi jamu 5) Poli gigi mulut b. Fasilitas Pelayanan Rawat Inap a)
Waktu Berkunjung 1. Pagi - Siang Jam
: 11.00 - 13.00 WIB
2. Sore Jam
: 16.30 - 18.30 WIB 16
b)
Jenis Ruang Rawat Inap 1. Kelas VIP a) Ruang Paviliun Cendana : 1 kamar, 1 tempat tidur, sofa, kursi penunggu, kulkas, bel pasien, AC, air panas, TV, kamar mandi dalam, ruang tunggu, surat kabar, area Hot Spot. b) Ruang Paviliun Cempaka : 1 kamar, 1 tempat tidur, sofa, kursi penunggu, kulkas, bel pasien, AC, TV, kamar mandi dalam, ruang tunggu Area Hot Spot. c) Ruang Mawar :1 kamar, 1 tempat tidur, sofa, kursi penunggu, kulkas, bel pasien, AC, TV, kamar mandi dalam, ruang tunggu. 2. Kelas I a) Ruang Anggrek
: 1 kamar, 1 tempat tidur, 1 box bayi, 1
meja bayi, 2 meja pot, kursi penunggu,
ruang tunggu
dengan meja dan kursi, bel pasien, kipas angin, almari pasien,meja makan, kamar mandi dalam. b) Ruang Aster : 1 kamar, 1 tempat tidur, almari, kamar mandi dalam, bel pasien, ruang tunggu, kipas angin. c) Ruang Mawar : 1 kamar, 1 tempat tidur, almari, kamar mandi dalam, bel pasien, ruang tunggu, kipas angin,
17
d) Ruang Kenanga : 1 kamar, 1 tempat tidur anak, almari, meja, kamar mandi dalam, bel pasien, ruang tunggu, kipas angin. 3. Kelas II a) Ruang Anggrek : tempat tidur, box bayi, almari, bel pasien, kursi, kamar mandi/WC. b) Ruang Dahlia : tempat tidur, almari, bel pasien, kursi, kamar mandi/WC. c) Ruang Menur : tempat tidur, almari, kursi, kipas angin, kamar mandi/WC. d) Ruang Kenanga : tempat tidur, almari, kursi, kipas angin, kamar mandi/WC. 4. Kelas III a) Ruang Anggrek : tempat tidur, almari, kursi penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel pasien. b) Ruang Melati Lantai 1 : tempat tidur, almari, kursi penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel pasien. c) Ruang Melati lantai 2 : tempat tidur, almari, kursi penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel pasien.
18
d) Ruang Melati lantai 3 : tempat tidur, almari, kursi penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel pasien. e) Ruang Melati Lantai 4 : tempat tidur, almari, kursi penunggu, meja, box bayi (untuk ruang obsgyn), bel pasien. 5. IRI / ICU / ICCU ( Rawat Intensif ) a) Fasilitas : tempat tidur, ruangan ber-AC, almari pasien, kursi tunggu pasien, dll. b) Fasilitas Medis : ventilator, alat pemeriksaan jantung, alat bantu nafas, oximetri, syringe pump dan infusin pump, defibrilator, vaccum saction, dll. 6. NICU / PICU ( Rawat Intensif untuk bayi ) a) Fasilitas : tempat tidur, ruangan ber-AC, almari pasien, kursi tunggu pasien, dll. b) Fasilitas Medik : ventilator, incubator, alat pemeriksaan jantung, alat bantu nafas untuk neonatus, syringe pump dan infusin pump, dll. 7. Ruang Bakung (Perinatologi) Fasilitas : potho terapi, incubator 8. Ruang HCU (High Care Unit)
19
c)
Fasilitas Pelayanan Rawat Darurat Fasilitas yang terdapat dalam pelayanan rawat darurat adalah : 1) Pelayanan Pasien Gawat Darurat 2) Intermediate Care (IMC) 3) Kamar Bersalin 4) Dua Kamar Operasi 5) Farmasi 6) Radiologi 7) Ruang Isolasi Flu Burung-Flu Babi 8) Bedah Minor 9) Ambulans 10) Laboratorium
d)
Pelayanan 24 Jam 1) Instalasi Gawat Darurat 2) Instalasi Radiologi 3) Instalasi Laboratorium 4) Instalasi Farmasi 5) Ambulance 6) Informasi (Telepon, 4 Saluran Hunting)
20
e)
Pelayanan Penunjang 1. Instalasi Bedah Sentral a) Melayani Bedah dalam jam kerja dan bedah sore (diluar jam kerja). b) Non Emergency (Bedah Save) 2. Instalasi Radiologi a) Melayani Pemeriksaan Radiodiagnostik: foto rontgen, foto gigi, dll b) Pelayanan CT-Scan 3. Pelayanan Diagnostik Elektromedik Melayani Pemeriksaan : Treadmill, EKG, EEG, USG, Spirometri, Broncoscopy 4. Pelayanan Hemodialisis Cuci darah dengan 18 mesin hemodialisis 5. Instalasi Rehabilitasi Medik Menyediakan fasilitas pelayanan rehabilitasi medik, yang dimulai dengan pemeriksaan dokter, dengan program meliputi: Fisioterapi, Psikologi, Orthotik, Prosthetik, dll 6. Instalasi Farmasi Dibuka 24 jam. Melayani kebutuhan obat obatan dan alat - alat penunjang kesehatan
21
7. Laboratorium Patologi Klinik a) Pemeriksaan rutin dan khusus b) Analisa Gas Darah c) Tes Narkoba & HIV d) Kultur & Sentifikan 8. Instalasi Patologi Anatomi Pemeriksaan Jaringan & Diagnostik Kanker 9. Instalasi Sterilisasi Mensterilkan alat medis 10. Instalasi Gizi Pelayanan Konsultasi Gizi dan penyelenggaraan serta produksi makanan untuk pasien 11. Laboratorium Mikrobiologi Menangani penyakit infeksi karena kuman 12. Peralatan Medik Canggih a) CT Scan b) USG 4 Dimensi c) OAE (Otto Acoustic Emissions) d) ECT (Elektro Convultion Therapy) e) TUR (Trans Uretra Resection) f)
URS (Uretra Resection)
g) Arthroscopy h) Endoscopy 22
i)
Laparoskopi
j)
Audiometri
k) Facial Elektrocosmetik Equipment l) f)
dan lain lain
Pelayanan umum 1) Tersedia Pelayanan Fasilitas Umum 2) Kantin / Rumah Makan 3) TPA (Tempat Penitipan Anak) 4) Pojok Laktasi 5) Fotocopy 6) Bank / ATM center 7) Transportasi Pasien 8) Perawatan Jenazah 9) Mini Market 10) Taman Parkir 11) Ruang tunggu yang representatif 12) Masjid 13) Area pedestrian
23