BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan pariwisata mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai penghasil devisa negara di samping sektor minyak dan gas (migas). Seperti yang telah disampaikan oleh Menteri Pariwisata kepada Kompas.com, bahwa berdasarkan laporan The World Travel & Tourism Council (WWTC), Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan pariwisata paling bagus diantara negara-negara anggota G20. Saat ini, sektor pariwisata merupakan salah satu potensi unggulan yang sedang dikembangkan oleh berbagai negara. Sektor ini sangat berpengaruh dalam perekonomian suatu negara salah satunya adalah Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang bekerja keras untuk mencapai target pengunjung sebanyak 2 juta wisatawan mancanegara di tahun
2019.
Untuk
dapat
merealisasi
hal
tersebut
Indonesia
harus
mengembangkan seluruh potensi pariwisata di seluruh Indonesia. Setiap daerah memiliki keunikan dan potensi pariwisata yang luar biasa dapat dikembangkan, salah satunya yaitu provinsi Jawa Timur. Jawa Timur memiliki banyak potensi pariwisata dari berbagai macam jenis wisata. Di wisata alam atau konservasi Jawa Timur memiliki Taman Nasional Baluran, Taman Safari Indonesia Prigen, Kawah Ijen, Gunung Bromo dan masih banyak lainnya. Sedangkan di wisata religi, Jawa Timur memiliki Sunan Ampel, Sunan Giri, dan 1
lain-lain. Adapun wisata edukasi, budaya, Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE), belanja, dan lainnya, semua itu dapat dikembangkan secara bersama-sama sehingga menjadi satu kesatuan yang baik. Dalam salah satu artikel yang diterbitkan oleh tempo.com yang berjudul ‘Untuk Kalahkan Bali, Destinasi Wisata Jawa Timur Perlu ini” menyebutkan Provinsi Jawa Timur dinilai belum maksimal dalam mengembangkan dan mempromosikan sektor pariwisata. Dalam artikel tersebut Rudi Purwono (Ekonom Universitas Airlangga) juga memaparkan bahwa seharusnya masa depan Jawa Timur mengarah pada pengembangan sektor pariwisata yang belum dikembangkan secara maksimal. Surabaya merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Timur. Surabaya dikenal sebagai kota perdagangan dan bisnis yang membuat Surabaya lebih berkembang karena dua hal tersebut. Banyaknya pusat perbelanjaan dan hotel menjadikan kota ini semakin berkembang. Sektor pariwisata yang sangat pesat berkembang yaitu MICE dan belanja. Selain wisata MICE dan belanja, kota Surabaya memiliki wisata religi yaitu Sunan Ampel dan Sunan Bungkul. Di bidang ekowisata kota Surabaya memiliki Pantai Kenjeran, Mangrove, dan berbagai taman kota. Dan saat ini, JATIM Park Grup sedang mencoba untuk menghidupkan kembali wisata malam di kota Surabaya. Suroboyo Carnival Park (SCP) merupakan salah satu rekreasi malam yang dimiliki kota Surabaya. Awal dibangun, SCP dikenal dengan nama Suroboyo Carnival Night Market. SCP merupakan tempat wisata baru yang terdiri dari tempat rekreasi dan pasar malam. SCP ingin menghidupkan pasar malam 2
berkonsep modern yang mereka namai dengan Night Market. Sebagai wisata hiburan malam, SCP ingin mencoba memperkenalkan Surabaya dengan salah satu wahana edukatif yang dimiliki oleh SCP yaitu Gallery Suroboyo. Dalam mengembangankan Gallery Suroboyo, SCP perlu mengetahui dan mengevaluasi informasi edukasi yang diharapkan oleh wisatawan. Perusahaan perlu mengetahui pendapat wisatawan untuk terus menggali dan mengusahakan terealisasinya keinginan wisatawan. Namun upaya untuk mencari tahu bagaimana keinginan wisatawan terhadap Gallery Suroboyo belum dilakukan. Selain itu, dalam perjalanan Gallery Suroboyo dari awal hingga sekarang belum dilakukan strategi pengembangan yang signifikan. Jika tidak ada pengembangan dalam beberapa waktu yang cukup lama, menyebabkan suasana Gallery Suroboyo terlihat monoton. SCP perlu menyusun suatu gagasan strategistrategi yang dibutuhkan dalam mengembangkan wahana Gallery Suroboyo. Pemikiran atau ide baru dalam pengembangan suatu wahana sangat dibutuhkan. Ide baru membuat suatu perusahaan dapat terus eksis dan berkembang.
1.2 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan uraian diatas maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana strategi Suroboyo Carnival Park dalam mengembangkan wahana Gallery Suroboyo? b. Bagaimana pendapat wisatawan tentang adanya Gallery Suroboyo sebagai salah satu wahana edukatif di Suroboyo Carnival Park? 3
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari tugas akhir ini adalah: a. Mengetahui strategi yang dilakukan oleh manajemen Suroboyo Carnival Park dalam mengembangkan wahana Gallery Suroboyo. b. Mengetahui pendapat wisatawan mengenai Gallery Suroboyo yang merupakan salah satu wahana edukatif di Suroboyo Carnival Park.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan Suroboyo Carnival Park dalam mengembangkan wahana Gallery Suroboyo. b. Memperkenalkan Gallery Suroboyo sebagai wahana edukatif yang dimiliki oleh Suroboyo Carnival Park.
1.5 Tinjauan Pustaka Melihat dari salah satu penelitian upaya pengembangan yang berjudul “Studi Deskriptif Tentang Pengembangan Atraksi Wisata Bahari Lamongan” yang ditulis oleh Dhewinda Kusuma Ningrum dalam tugas akhirnya di program studi D3 Kepariwisataan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, memiliki kesamaan pembahasan mengenai tempat rekreasi yang menyediakan beraneka ragam atraksi wisata. Di dalam tugas akhirnya Ningrum menjelaskan bagaimana
Wisata
Bahari
Lamongan
(WBL)
melakukan
upaya-upaya
pengembangan tempat wisata guna meningkatkan angka kunjungan. Dalam 4
penelitiannya Ningrum menggunakan metode kualitatif. Analisis dijelaskan dengan beberapa kutipan wawancara yang dilakukan oleh penulis. Di dalam hasil penelitian, penulis menerangkan angka kunjungan dan upaya promosi yang dilakukan oleh WBL. Sedangkan dalam skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Objek Wisata Waduk Gunung Rowo Indah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pati” Angga Pradikta dari Universitas Negeri Semarang melakukan penelitian dengan metode kuantitatif dengan sampel 100 responden. Dalam skripsinya Pradikta bertujuan untuk mencari strategi pengembangan bagi Waduk Gunung Rowo Indah. Strategi pengembangan ini penulis simpulkan dengan hasil analisis SWOT. Adapun tugas akhir yang berjudul “Analisis Potensi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Sebagai Daya Tarik Wisata Edukasi di Yogayakarta” yang ditulis oleh Widie Kurnia Dara Pratiwi dari Diploma Kepariwisataan Universitas Gadjah Mada, Pratiwi mejelaskan mengenai potensi yang dimiliki oleh Museum Benter Vredeburg dengan adanya berbagai macam koleksi serta fasilitas pendukung yang dimiliki. Penulis juga menulis mengenai upaya yang direncanakan oleh museum. Dalam teknik penulisan, pnulis menggunakan metode deskriptif kualitatif didukung dengan hasil pengamatan langsung, wawancara, dan juga studi pustaka. Dari ketiga referensi penelitian tersebut, terdapat perbedaan analisis yang dilakukan dengan tulisan yang berjudul “Strategi Pengembangan Gallery Suroboyo Sebagai Wahana Edukatif di Suroboyo Carnival Park”. Ningrum 5
menjelaskan bagaimana upaya pengembangan dan kendala serta upaya promosi yang dilakukan oleh WBL. Pradikta bertujuan dalam menganalisis strategi yang telah dilakukan dan mencari strategi pengembangan dari hasil kuesioner dan analisis SWOT. Pratiwi berfokus pada potensi serta upaya yang masih direncanakan oleh museum kemudian dianalasis apakah sesuai dengan manfaat dari wisata edukasi. Sedangkan yang akan ditulis dalam tugas akhir ini lebih pada strategi pengembangan yang telah dilakukan, menganalisis apakah pengembangan sudah digalakan secara optimal kemudian di evaluasi oleh penulis dan menghasilkan suatu rekomendasi strategi pengembangan yang memiliki manfaat edukatif. Tugas akhir ini juga menjelaskan pendapat wisatawan tentang adanya wahana edukatif di SCP.
1.6 Landasan Teori 1.6.1
Pengertian Pariwisata
Berdasarkan Undang-undang RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa pariwisata adalah: “Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.” Menurut Soekadijo (1997:8), pariwisata merupakan segala bentuk kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan, suatu kegiatan perjalanan yang berhubungan dengan berwisata yang dilakukan perseorangan ataupun berkelompok ke suatu
6
tempat atau wilayah tertentu yang memiliki fasilitas ataupun layanan yang memadahi dengan standart yang telah ditentukan. Menurut Salah Wahab dalam buku Yoeti (1996:116), pariwisata merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh manusia dan mendapatkan pelayanan seecara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri maupun diluar negeri yang meliputi, pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami ditempat ia menetap. 1.6.2
Wisata Edukasi
Menurut Rodger (1998:28), edu-Tourism atau pariwisata pendidikan merupakan suatu program di mana peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata pada suatu kelompok. Wisata ini bertujuan utama untuk mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dengan lokasi yang dikunjungi. Dapat disimpulkan bahwa wisata edukasi merupakan program pendidikan yang dapat dilakukan oleh semua orang yang ingin mendapatkan pengetahuan baru. Menurut Brent W dkk (2003:18), wisata edukasi merupakan suatu kegiatan wisata yang dilakukan orang-orang ke suatu tempat yang memiliki tujuan utama untuk mendapatkan suatu pembelajaran pendidikan. Wisata edukasi dapat berbentuk wisata pendidikan umum, pertukaran pelajar, mengunjungi universitas, mengunjungi sekolah di luar negeri ataupun dalam negeri dan lainnya. Wisata edukasi dapat dilakukan secara pribadi ataupun berkelompok.
7
1.6.3
Pengembangan Objek Wisata
Menurut Suwantoro (1997:57), pengembangan objek wisata dapat diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan senang dengan demikian akan menarik wisatawan untuk berkunjung. Ada beberapa hal dalam mengenai kebijakan pengembangan objek wisata yang meliputi: a. Prioritas pengembangan objek b. Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan c. Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan objek wisata. Dalam pengembangan objek wisata ini perlu diperhatikan tentang prasarana, sarana wisata, infrastruktur pariwisata. Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan objek wisata merupakan suatu cara ataupun proses kegiatan yang akan menjadikan suatu tempat wisata menjadi berkembang lebih baik guna menyenangkan wisatawan dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Menurut Maryani (1991:11) suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi
oleh
wisatawan
yang harus
memenuhi
syarat-syarat
untuk
pengembangan daerah, syarat-syarat tersebut adalah: a. What to see (apa yang dilihat) Di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan
8
entertainment bagi wisatawan. What to see meliputi pemandangan alam, kegiatan kesenian, dan atraksi wisata. b. What to do (apa yang dilakukan) Di tempat tersebut selain banyak yang dapat dipilih dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisata betah tinggal lama ditempat itu. c. What to buy (apa yang dibeli) Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang ketempat asal. d. What to arrived (kedatangan) Di dalamnya termasuk aksesibilitas, bagaimana kita mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut. e. What to stay (tinggal/penginapan) Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur di objek wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya
1.7 Metode Penelitian 1.7.1
Lokasi dan Waktu Penelitian a. Tempat
: Suroboyo Carnival Park
b. Alamat
: Jalan Ahmad Yani no. 333 Surabaya Jawa Timur 9
c. Durasi penelitian : 30 Januari 2016 – 01 Mei 2016
1.7.2
Cara Pengambilan Data a. Pengamatan Langsung Metode penelitian ini dilakukan pengamatan langsung ketika melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Sehingga hasil yang didapat akan diketahui ketika di lapangan. Data yang akan diambil meliputi: saran dan penjelasan mengenai koleksi yang dipamerkan. b. Wawancara Tanya jawab dan diskusi yang dilakukan dengan wisatawan, karyawan, dan pembimbing Praktek Kerja Lapangan di lapangan. Data yang akan diambil meliputi: mulai terbentuknya SCP, strategi pengembangan, faktor pendukung dan penghambat, pendapat wisatawan. c. Dokumentasi Sebagai salah satu penunjang atau bukti hasil penelitian yang telah dilakukan berupa foto saat melakukan Praktek Kerja Lapangan. Data yang akan diambil meliputi: atraksi wisata, amenitas, area Gallery Suroboyo, struktur organisasi.
1.7.3
Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang dikumpulkan, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode dimana nantinya hasil akan berupa rangkaian kata-kata bukan angka. Analisis
10
tersebut didukung dengan data yang diperoleh dari pengamatan langsung maupun kutipan dari wawancara yang telah dilakukan.
1.8 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini disusun dengan format sebagai berikut: Bab I
Bab ini membahas tentang pendahuluan yang berisi: latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, landasan teori, metode dan sistematika penulisan.
Bab II
Bab ini membahas tentang deskripsi lokasi penelitian yang berisi: deskripsi Suroboyo Carnival Park, lokasi, atraksi wisata, amenitas, aksesibilitas, struktur organisasi, profil Gallery Suroboyo.
Bab III
Bab ini membahas tentang pembahasan dan analisis mengenai strategi perusahaan dalam mengembangkan wahana Gallery Suroboyo sebagai wahana edukatif di SCP yang berisi tentang jawaban penelitian.
Bab IV
Bab ini membahas tentang penutup, meliputi: kesimpulan dan saran. Penutup ini berisi pemaparan kesimpulan dari pertanyaan penelitian dan rekomendasi pengembangan untuk SCP.
11