BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menguasai bahasa Asing adalah sebuah keharusan di zaman globalisasi ini. Selain bahasa inggris, terdapat banyak bahasa asing lain yang sebaiknya dikuasai jika ingin eksis dalam persaingan kelas dunia. Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa yang banyak digunakan di dunia. Mengingat banyaknya etnis Cina/Tiongkok yang tinggal menyebar di seluruh dunia, maka bahasa mereka pun turut menyebar dan digunakan di berbagai negara tempat mereka tinggal. Bahkan, selain di Tiongkok, bahasa Mandarin juga digunakan sebagai bahasa resmi di Taiwan dan Singapura. (R. Thia : 2012: 5) Bahasa Mandarin merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Bahasa Mandarin digunakan oleh lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia sehingga mempelajari bahasa ini akan memungkinkan kita berkomunikasi lancar dengan seperlima populasi dunia1. Popularitas bahasa Mandarin semakin meningkat seiring dengan semakin menguatnya perekonomian Tiongkok yang kini menjadi kekuatan utama eknomi di Asia bahkan di dunia. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan tiongkok, bahasa Mandarin juga mengalami perkembangan yang pesat. Saat ini, bahasa Mandarin tidak hanya diminati oleh warga negara indonesia keturunan Tiongkok saja, tetapi juga sangat diminati oleh masyarakat Indonesia sendiri.
1
http://sylvietanaga.com/2008/02/17/pentingnya-bahasa-mandarin-di-era-pasar-global/ (diakses 1 Juli 2015)
1
2
Seiring dengan perkembangan jaman, saat ini pembelajaran bahasa asing tidak lagi bersifat elitis. Semua orang bisa dengan mudah mempelajarinya bahkan bahasa Inggris sudah mulai dikenalkan pada anak-anak sejak usia dini. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kelompok bermain ataupun Taman Kanak-Kanak yang sudah memberikan pelajaran bahasa Inggris pada anak-anak didiknya, demikian pula pada jenjang sekolah dasar. Meskipun berdasarkan Permendiknas nomor 26 tahun 2006, bahasa Inggris mulai diajarkan pada tingkat sekolah menengah pertama. Pada jenjang sekolah menengah hingga perguruan tinggi, bahasa Inggris seolah menjadi sesuatu yang mutlak, berdampingan dengan mata pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan Matematika. Disamping itu, Bahasa asing lain selain bahasa Inggris, seperti bahasa Jerman, Prancis, Jepang, Arab dan Mandarin pada umumnya dapat dipelajari ketika peserta didik masuk pada jenjang sekolah menengah atas.2 Meskipun posisi bahasa asing yang lain, seperti Bahasa Jerman, Prancis, Jepang dan arab belum begitu berkembang, akan tetapi pada era globalisasi ini bahasa tersebut sudah banyak dijadikan kurikulum ataupun muatan lokal di beberapa sekolah, khususnya keberadaan Bahasa Mandarin. Di Indonesia bahasa Mandarin sudah mengalami banyak perkembangan. Di Sekolah kota-kota besar sendiri bahasa Mandarin sudah mulai dijadikan sebuah kurikulum ataupun Muatan Lokal, seperti di kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya dan lain sebagainya
2
http://pentingnya bahasa Mandarin di Era pasar Global Soft power is unique.htm (diakses, 3 Maret 2015:10.00)
3
Seiring dengan pesatnya persebaran bahasa Mandarin di kota-kota besar, meskipun tidak semua daerah yang mempelajari bahasa Mandarin, contohnya di daerah Tasikmalaya. Tasikmalaya adalah kota kecil yang sedang berkembang. Di daerah tersebut bahasa Mandarin masih di anggap sebagai bahasa asing yang sangat tidak dikenali, hal tersebut bisa dibuktikan dengan tidak adanya sekolah yang memberikan ekstrakurikuler bahasa Mandarin, di samping kurang mengenal akan bahasanya juga karena kurangnya fasilitator, yaitu pengajar. Kota Tasikmalaya baru ada beberapa Sekolah dan tempat kursus yang mengadakan pelajaran bahasa Mandarin. Sekolah yang sudah ada bahasa Mandarin ialah SMA PBK PENABUR, untuk tempat kursus sendiri itu juga bukan kursus khusus bahasa Mandarin, tetapi tempat les bahasa asing dan komputer yang berdiri pada tahun 2010, yaitu “Prawita Tasikmlaya”. Prawita Tasikmalaya juga masih mengalami kendala dalam pengajaran bahasa Mandarin karena kurangnya pengajar. Tidak hanya itu, sekolah-sekolah negeri yang ada di Tasikmalaya pun belum ada yang menerapkan bahasa Mandarin sebagai ekstrakurikuler, karena kurangnya pengajar dan pengetahuan akan bahasa Mandarin. Berdasarkan uraian di atas, tugas akhir ini akan membahas “Pengenalan Bahasa Mandarin di Kelas Sepuluh dan Sebelas Madrasah Aliyah (MA) Cilendek Kota Tasikmalaya”. Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah penulis ingin agar bahasa Mandarin lebih cepat dikenal dan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap bahasa Mandarin.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang di atas, akan dibahas mengenai “Pengenalan Bahasa Mandarin di kelas Sepuluh dan Sebelas MA Cilendek Kota Tasikmalaya”. Adapun Rumusan Masalah dapat disimpulkan dalam bentuk pertanyaanpertanyaan, yaitu : 1. Gambaran umum MA Cilendek Kota Tasikmalaya 2. Bagaimana respon siswa MA Cilendek terhadap Bahasa Mandarin? 3. Metode seperti apa agar siswa MA Cilendek lebih mudah dalam belajar bahasa Mandarin? 1.3 Tujuan Penulisan Setiap penelitian mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang ingin di capai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui respon siswa MA Cilendek yang baru belajar Bahasa Mandarin. 2. Mengetahui metode pengajaran seperti apa yang cocok agar siswa yang baru mengenal bahasa Mandarin lebih mudah dalam mempelajarinya.
5
1.4 Manfaat Penulisan Dari penulisan penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Penulis Penulis dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran bahasa asing dan juga menambah wawasan dalam pengalaman mengajar untuk kehidupan yang akan datang serta Mengamalkan dan berbagi ilmu yang sudah penulis dapat. 2. Institusi pendidikan Bisa dijadikan bahan pertimbangan di adakannya kurikulum bahasa Mandarin di sekolah. 3. Pembaca Dengan adanya penelitian ini, agar bisa menambah wawasan mengenai pengenalan bahasa Mandarin. 1.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penulisan Tugas akhir ini, penulis melakukan pengumpulan data, melalui : 1. Kualitatif Maksud metode kualitatif ialah dengan cara wawancara kepada siswa di MA Cilendek Kota Tasikmalaya tentang bagaimana respon mereka terhadap bahasa Mandarin dan pengajaran seperti apa yang baik dan nyaman bagi siswa.
6
2. Kuantitatif Maksud metode kuantitatif ialah dengan cara memberikan kuesioner kepada siswa MA Cilendek dan mengisi setiap pertanyaan yang ada dalam kuesioner tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penulisan tentang Pengenalan Bahasa Mandarin di kelas Sepuluh dan Sebelas Ma Cilendek Kota Tasikmalaya ini terdiri dalam lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Pengumpulan Data dan Sistematika Penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori. Yang memaparkan tentang berbagai penelitian yang telah dilakukan dan menguraikan berbagai pendapat mengenai judul penulisan tersebut. BAB III : GAMBARAN UMUM MADRASAH ALIYAH (MA) CILENDEK KOTA TASIKMALAYA Bab ini akan membahas tentang Sejarah Berdirinya MA Cilendek, Lokasi dan keadaan fisik, Visi, Misi dan Tujuan, Kurikulum dan Struktur Organisasi Staf dan Karyawan yang ada di MA Cilendek Kota Tasikmalaya.
7
BAB IV : PENGENALAN BAHASA MANDARIN DI KELAS SEPULUH DAN SEBELAS MADRASAH ALIYAH (MA) CILENDEK KOTA TASIKMALAYA Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum kelas Sepuluh dan Sebelas MA Cilendek, pengertian bahasa Mandarin, tujuan belajar bahasa Mandarin, proses pembelajaran dalam pengenalan bahasa Mandarin, bahan ajar yang diberikan serta metode pengajaran dalam pengenalan bahasa Mandarin. BAB V : PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi MA Cilendek, pembaca dan penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini akan memaparkan dua bagian yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Tinjauan pustaka menguraikan tentang berbagai hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan terkait dengan tema “Pengenalan Bahasa Mandarin di kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek Kota Tasikmalaya”, dan menjelaskan tentang bagaimana proses penelitian dilakukan, yang didalamnya terdapat proses pengumpulan data dan memaparkan persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang ditulis. Landasan teori memaparkan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian ini dan menjelaskan pengertian- pengertian pembelajaran, bahasa dan teori-teori pendukung lainnya. 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pembelajaran bahasa Mandarin sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, penelitian yang bertema “ Pengenalan bahasa Mandarin di kelas Sepuluh dan Sebelas MA Cilendek ” belum ada yang memaparkan. Penelitian mengenai pembelajaran bahasa Mandarin dilakukan oleh Linda Oktaria (2005) dalam tugas akhir yang berjudul Efektifitas bahasa Mandarin dan Implementasinya di TK Mutiara Persada Yogyakarta. Dalam Tugas akhir tersebut Linda memaparkan tentang proses pembelajaran bahasa Mandarin untuk anak prasekolah yang memerlukan kiat dan strategi pengajaran khusus, dalam karya tulisnya juga dijelaskan tentang bagaimana efektifitas pengajaran bahasa Mandarin di lembaga pendidikan tersebut.
8
9
Selain penelitian yang dilakukan oleh Linda Oktaria (2005) tentang Efektifitas bahasa Mandarin dan Implementasinya di TK Mutiara Persada Yogyakarta, penelitian lain juga dilakukan oleh Zakiah Istihfarini Budi (2008) dalam Tugas Akhir yang berjudul Proses Pembelajaran Dasar Bahasa Mandarin untuk Siswa Kelas Tujuh di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Dalam Tugas Akhir tersebut, Zakiah menjelaskan proses pembelajaran bahasa Mandarin dan menjelaskan kendala-kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran bahasa Mandarin tersebut. Sebelumnya, Sekolah yang dijadikan objek penelitian oleh Zakiah sudah menerapkan pembelajaran bahasa Mandarin. Penelitian yang dilakukan oleh penulis akan menguraikan tentang pengenalan bahasa Mandarin di sekolah yang belum menerapkan bahasa Mandarin dalam kurikulum atau muatan lokal suatu sekolah. Penelitian ini akan memaparkan dan menjelaskan bagaimana sikap siswa terhadap bahasa Mandarin, tujuan belajar bahasa Mandarin, penyebab ketertarikan akan bahasa Mandarin dan menemukan kendala yang dihadapi selama belajar bahasa Mandarin terebut. 2.2 LANDASAN TEORI Setiap penelitian memerlukan beberapa landasan teori guna sebagai dasar dan pedoman dalam memecahkan masalah yang dijumpai. Mengingat persoalan yang bertumpu pada penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa, maka dalam memecahkan masalah tersebut penulis memaparkan beberapa teori yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa. Teori-teori tersebut meliputi defenisi bahasa, fungsi bahasa, definisi pengajaran, definisi pembelajaran, definisi
10
pendidikan serta teori pendukung linnya yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Bahasa merupakan alat komunikasi yang menghubungkan manusia dengan yang lainnya, tanpa bahasa manusia akan kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Bahasa tidak hanya berupa bunyi dan suara, tulisan dan gerak juga bisa disebut bahasa. Dibawah ini ada beberapa pengertian bahasa menurut para ahli. Sistem bahasa itu sukarela/tidak ditentukan. Sistem berlaku secara umum, dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh: ada beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua, jadi tidak tunduk kepada satu dialek tertentu. Bahasa itu pada dasarnya adalah bunyi, dan manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Pada umumnya di dunia ini banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa adalah ucapan dan tulisan merupakan lambang bahasa. Bahasa adalah simbol. Bahasa itu merupakan simbol-simbol tertentu. Misalnya kata “rumah” menggambarkan hakikat sebuah rumah. Jadi, bahasa itu adalah lambang-lambang
11
tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambanglambang tersebut secara proporsional.3 Bahasa merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan juga berperan penting dalam aktivitas kehidupan manusia. (Walija,1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Bahasa adalah sistem yang tunduk pada kaedahkaedah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas, tetapi terikat kepada kaidah kaidah tertentu (Kushartanti, 2003:5).4 Disamping definisi bahasa diatas, ada beberapa pengertian bahasa menurut para ahli: 1. Plato Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut. 2. Sudaryono Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
3
https://risanputtra.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-bahasa-aspek-dan-fungsinya/ akses (akses 10 april 2015, 09:10) 4 universitas sumatra utara “ penelitian penggunaan kata rán (然), http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28275/4chapter%201.pdf (akses 4 april 2015, 14:30)
12
3. Bill Adams Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.5 Bila dilihat dari pengertian bahasa menurut para ahli diatas, penulis dapat melihat bahwa terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai arti bahasa. Akan tetapi, meskipun pendapat itu tidak sama, para ahli menyepakati bahwa bahasa adalah alat untuk komunikasi dan alat untuk saling memahami meskipun di dunia ini banyak bahasa yang berbeda.
Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005: 3) Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya. Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.6 Sedangkan bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 1994 : 8) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri
Kajian teori “ pengertian bahasa menurut para ahli, http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian bahasa menurut para ahli.html (akses 7 april 2015, 19:30) 5
6
Wisma Sastra “ apa bahasa itu?sepuluh pengertian bahasa menurut para ahli, https://wismasatra.wordpres.com/2009/05/25apa-bahasa-itu-sepuluh-pengertian-bahasa-menurut-para-ahli/ ( akses 8 april 2015, 11:00)
13
dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.
Ditinjau
dari
beberapa
definisi
bahasa,
fungsi
bahasa
adalah
mengekspresikan pikiran dan perasaan. Peranan bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa sedih, rasa senang dalam berinteraksi sosial. Dalam hal ini mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide.
Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge). (Suryono & ariyanto, 2011 : 9)
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pendapat lain mengartikan bahwa pembelajaran merupakan aktifitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak
14
tergantung secara efektif. Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi.
Dari definisi yang dikemukakan di atas, secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan pendidik yang menimbulkan interaksi belajar mengajar dengan peserta didik untuk memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran identik dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) dan ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Ada pandangan yang menyebutkan bahwa pendidikan itu didapat oleh siswa, bukan diterima.
Pandangan senada menyatakan bahwa guru tidak dapat memberikan pendidikan apapun kepada siswa, tetapi siswa itulah yang harus mendapatkannya. Pandangan-pandangan yang menekankan faktor penting keaktifan siswa ini tentu saja tidak bermaksud mengecilkan arti penting pengajaran. Namun pada kenyataannya pengajaran menjadi sesuatu yang terabaikan. Memang pada akhirnya hasil yang dicapai oleh siswa dari belajarnya tergantung pada usahanya
15
sendiri, tetapi bagaimana usaha itu terkondisikan banyak dipengaruhi oleh faktor pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Menurut Slamet (1995:2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan Nasional (pasal 1 ayat 1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian
kecerdasan,
akhlak
mulia,
keterampilan yang diperlukan dirinya serta keterampilan untuk masyarakat bangsa dan negara.7
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi dan alat untuk saling memahami yang digunakan untuk bertukar pikiran dalam kehidupan bersosial. Pembelajaran, pengajaran dan belajar ialah serumpunan kata yang tidak lepas dari dunia pendidikan. Belajar dan mengajar adalah suatu aktifitas berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan yang diajar dan mengajar dan sehingga menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Secarik Catatan sang penyair kecil “ persamaan dan perbedaan pembeajaran http://secarikcatatansangpenyairkecil.blogspot.com/2011/05/persamaan-dan-perbedaan-pembeljaran.html (akses 1 mei 2015, 08:40) 7
BAB III GAMBARAN UMUM MA CILENDEK KOTA TASIKMALAYA 3.1 Sejarah Berdirinya MA Cilendek Kota Tasikmalaya Pada tahun 1979 yayasan pesantren Cilendek senantiasa berusaha mengimbangi perkembangan pendidikan di Indonesia di tengah ketatnya persaingan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Wujud nyata usaha tersebut dilaksanakan dengan mendirikan lembaga pendidikan formal yang selalu menyelaraskan diri dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan negara di bidang pendidikan mulai dari adanya Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Madrasah Tsanawiyah Negeri Cilendek (MTsN Cilendek). sejak saat itu, delapan tahun kemudian, yaitu pada tahun 1985 yayasan pesantren cilendek juga mendirikan sebuah sekolah menengah atas Cilendek (SMA) yang kemudian diganti menjadi sekolah Madrasah Aliyah (MA Cilendek). untuk meningkatkan kwalitas sekolah yang lebih baik, MA Ciendek juga mengembangkan lembaga pendidikan lainnya seperti Paud, Raudlatul Athfal, Tahfidz Al Qur’an. Bahasa Inggris, Arab, Jepang sampai dengan sekarang. Sekolah MA Cilendek yang didirikan oleh KH. Ahmad Bahrum ini pada awalnya hanya sekolah biasa dengan siswa yang tidak terlalu banyak dan tenaga pengajar dari kalangan keluarga Pesantren Cilendek saja. meskipun begitu, pengurus yayasan pesantren Cilendek tidak menyerah untuk terus mengembangkan kualitas dan kwantitas sekolah MA Cilendek. Dari waktu ke waktu sekolah MA Cilendek mulai berkembang karena sekolah tersebut gratis..
16
17
Sejak saat itu, sekolah MA Cilendek berkembang pesat dan mendapatkan siswa dari berbagai daerah dan berbagai kalangan keluarga. Dengan kerja keras dan kerjasama seluruh keluarga pesantren Cilendek, Sekolah MA Cilendek banyak mendapatkan bantuan dari berbagai kalangan, seperti Dinas Pendidikan, kementerian Agama dan lain sebagainya. Disamping itu, tidak hanya mendapatkan bantuan dari dinas Pendidikan, sekolah MA Cilendek juga mendapatkan bantuan dari keluarga Pesantren Cilendek sendiri. Sejak tahun 2004-2005 Siswa MA Cilendek diwajibkan untuk tinggal di asrama dan apabila ada siswa yang tidak tinggal di asrama maka siswa tersebut akan di keluarkan atau di Drop Out. 3.2 Lokasi dan keadaan fisik MA Cilendek Kota Tasikmalaya Madrasah Aliyah Cilendek tempatnya sangat nyaman dan strategis karena bertempat di lingkungan pesantren, yaitu di Jln. Pesantren Cilendek, Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya. Pada awal berdiri, MA Cilendek memiliki gedung permanen dengan memiliki tiga ruang kelas. Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya siswa, maka gedung yang pada awalnya di pakai untuk tempat belajar MA Cilendek diganti posisi menjadi tempat asrama santri yang sekolah di MA Cilendek. Pada tahun 2012, siswa MA Cilendek berpindah tempat menjadi ikut serta dengan gedung MTSN Cilendek dan waktu belajarnya di mulai dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 17.30. Gedung MA Cilendek memiliki 11 ruangan, dan masih ada 5 ruang kelas yang masih dalam proses pembangunan. Di depan bangunan ada halaman sekolah, kolam untuk wudhu dan cuci tangan, mesjid dan aula. Disamping bangunan ruang
18
kelas, MA Cilendek juga masih mempunyai satu ruangan Guru dan Tata Usaha, satu ruangan perpustakan, satu ruangan gudang, satu ruangan laboratorium IPA dan satu ruangan Laboratorium komputer. a. Data ruang kelas MA Cilendek memiliki 8 ruangan kelas : 1. 3 ruang kelas X 2. 3 ruang kelas XI 3. 2 ruang kelas XII b. Data ruang lainnya MA Cilendek memiliki beberapa ruang lainnya: 1. Ruang guru dan tata usaha Untuk sementara, Ruang guru dan tata usaha terletak di sebelah asrama putra yang berada disamping gedung ruang kelas. ruangan ini memiliki fasilitas berupa meja kerja, meja guru, kursi, komputer dan printer. 2. Ruang perpustakaan Karena kondisi bangunan yang masih dalam proses pembangunan, ruang perpustakaan berada di dalam aula yang dipakaikan penghalang yang terbuat dari kaca, triplek dan kayu. Ruang perpustakaan ini tempatnya sangat nyaman dan bersih. Di dalam ruang perpustakaan banyak terdapat buku pelajaran dan buku lainnya yang berhubungan dengan peningkatan kualitas belajar
19
siswa. Ruang perpustakaan sering dipakai siswa untuk membaca buku dan mengerjakan tugas. 3. Ruang gudang Ruang gudang terletak disamping ruang asrama puteri. Ruang gudang ini dipakai untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai dan menyimpa alat-alat olahraga, seperti bola volley, bola basket, alat-alat badminton dan alat lainnya. 4. Ruang laboratorium IPA Ruang laboratorium terletak tidak jauh dari ruang gudang, yaitu terletak disebelah ruang asrama puteri. Dalam ruang laboratorium IPA terdapat alat-alat untuk praktikum, seperti alat peneropongan, gambar bola duni dan alat lainnya. 5. Ruang komputer Ruangan ini terdapat komputer yang digunakan untuk mata pelajaran teknologi informatika dan komunikasi (TIK) dan untuk akses internet apabila ada tugas dari sekolah yang berhubungan dengan internet atau lainnya. Ruangan ini terletak disebelah ruangan perpustakaan yang berada dalam ruangan aula.
20
3.3 Visi dan Misi MA Cilendek Kota Tasikmalaya Visi, Misi Madrasah Aliyah Cilendek Visi : Mewujudkan lembaga pendidikan yang berdisiplin, bermutu, dan populis, dengan pelayanan pendidikan yang berbasis kecerdasan ganda (multiple intelligences), kepribadian berkarakter dan akhlakul karimah. Misi : 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan bermutu, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai potensi yang dimilikinya 2. Menumbuhkan disiplin dan semangat keunggulan sehingga menjadi tradisi bagi seluruh warga madrasah dan pesantren. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat mengembangkan diri secara tepat dan optimal. 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Islam dan budaya Bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam berfikir dan bertindak. 5. Menumbuhkan kultur kerja madrasah dan peasntren yang berbasis pada nilai-nilai ke Islaman, kemanusiaan dan kebangsaan 6. Menerapkan Manajemen Yayasan Berbasis Mutu dengan melibatkan seluruh komponen yayasan.
21
3.4 Kurikulum MA Cilendek Kota Tasikmalaya Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.8 Menurut R. Ibrahim (2005) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sebagai sistem dan kurikulum sebagai bidang studi. Dimensi pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa disekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi tentang rumusan suatu tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis dan hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan dan masyarakat. Disamping itu, kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/ madrasah memiliki peranan ang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan 8
Ikhwan Insancita” pengertian kurikulum dan fungsinya, http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/pengertian-kurukulum-fungsi-dan.html (akses 2 Mei 2015, 09:10)
22
pendidikan. Apabila dirinci secara lebih mendetail terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu peranan konservatif, peranan kreatif dan peranan keritis/evaluatif (Oemar Hamalik, 1990).9 Kurikulum di MA Cilendek kota Tasikmalaya, yaitu : 1. Menyajikan pengetahuan factual dengan bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalamtindakan yang mencerminkan prilaku anak beriman dan berakhlakuk karimah. 2. Meningkatkan pembelajaran di laboratorium untuk pelajaran IPA. 3. Untuk pelajaran pendidikan agama islam dapat mengolah, menyajikan dan menallar dalam ranah konkrit. 4. Mengintegrasikan nilai keagamaan pada setiapa bidang studi. 5. Kegiatan ekstra kurikuler, yaitu pramuka, unit kesehatan madrasah, palang merah remaja (PMR), kegiatan rohani islam, olahraga, kesenian, olimpiade dan lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukann kepribadian, kepemimpinan dan sikap sosial peserta didik. 6. Membuat RPP multiple intelligences. 7. IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk integrated sciences dan integrated social studies.
9
Tim pengembangan MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran ; Jakarta: Rajawali Pers hal : 5
23
3.5 Struktur Organisasi Staf dan Karyawan MA Cilendek Kota Tasikmalaya 1. Ketua Komite
: KH. Ate Mushodiq Bahrum
2. Kepala Sekolah
: Drs. Muiz Nurzaman Ahmad
3. Wakil Kepala Sekolah
: Cece Mukhlisin. S.Pd.I
4. Ketua Tata Usaha
: Mamad. A.md
5. Wali Kelas
: Kelas X1
: Maya Mustika Rama Dede.S.pd
Kelas X2
: Aneng Yuliani. S.pd
Kelas X3
: Haris Arief Budiman. SE
Kelas XI IPS1 : Siti Suryati Ningrat.S.Pd Kelas XI IPS2 : Elis Sumiati. SHI Kelas XI IPA : Lina Fediana. S.Pd Kelas XII IPA : Andri Aliraksa.S.Pd Kelas XII IPS : Huri Laela. S.Ag 6.Guru Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
- Erni Garliana.S.S - Muslimatus Sadiah.S.Pd - Andri Aliraksa.S.Pd
Matematika
- Dewi yuliani.S.Pd -Aneng Yuliani.S.Pd - Muhamad Fauzi.S.Pd - Eva Wangi Lestari.S.Pd - Desy Yuliyani.S.pd
Fikih
- Cece Mukhlisin.S.Pd.I
Qura’an Hadist/SKI -
Huri Laela.S.Ag
24
-
Yesi Gusmawatin.S.Pd.I
-
Arfan Achmad Syarief.S.Pd.I
TIK
Penjaskes
Ekonomi
-
Asep Rustiawan.SE
-
Asep Anwar.S.Pd.I
-
Dadan Darussalam
-
Ugun Gunawan
-
Rudi .SPd
-
Daryana Heryadi.S.Pd
-
Dianti Mulyasari.S.Pd
-
Rima Mulyani.SE
Kewarganegaraan
- Haris Arief Budiman.SE
Sejarah / Geografi
- Maya Mustika Rama. S.Pd
Bahasa Inggris
Fisika
Kimia
-
Tiesa Sa`adatu
-
Layalie.S.Pd
-
Rina Nuraeni.S.Pd
-
Hoerul Latipah.S.Pd
-
Unang Yuhana.S.Pd
-
Darwin.S.pd.M.Pd
-
Leti Andriani.S.Pd
-
Adam Samsu.S.Pd.M.Pd
25
Biologi
-
Siti Suryati Ningrat.S.Pd
-
Listi Naziah Suroya.S.Pd
-
Dini Tasuruni.M.Pd
Bahasa Sunda
-
Lina ferdiana.S.Pd
Akidah Akhlak
-
Elis Sumiati.SH
Sosiologi
-
Drs. Uus Idrus
Bahasa Jepang
Seni Budaya
-
Yanyan Suryana.S.Pd
-
Yenyen Suryani.S.Pd
-
Elim Siti Halimah .S.Pd
-
Febriana Hidayati.S.Pd
-
Alan Kartawinata.SE
BAB IV PENGENALAN BAHASA MANDARIN DI KELAS SEPULUH DAN SEBELAS MA CILENDEK KOTA TASIKMALAYA 4.1 Gambaran Umum Kelas Sepuluh dan Sebelas MA Cilendek Kota Tasikmalaya Madrasah Aliyah Cilendek ialah salah satu sekolah yang terletak di Kota Tasikmalaya. Pada tahun 2014-2015 MA Cilendek memiliki tiga kelas, yaitu kelas sepuluh, kelas sebelas dan kelas dua belas. Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian untuk kelas sepuluh dan kelas sebelas, maka dari itu penulis akan sedikit menggambarkan tentang keadaan dan data kelas sepuluh dan kelas sebelas tersebut. Kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek berjumlah 168 siswa yang dibagi menjadi beberapa kelas. Pertama, Kelas sepuluh terdiri dari 92 siswa yang terbagi menjadi tiga kelas, yaitu kelas sepuluh satu, sepuluh dua dan sepuluh tiga. Masing-masing kelas terdiri dari tiga puluh sampai dengan tiga puluh satu orang. Untuk kelas sepuluh, siswa belum dibagi menjadi kelas bagian, seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena kelas sepuluh masih perlu untuk mempelajari semua mata pelajaran dalam sekolah tersebut. Kedua, Kelas sebelas terdiri dari 76 siswa dan terbagi menjadi tiga kelas juga, yaitu kelas sebelas IPA (XI IPA), kelas sebelas IPS satu (XI IPS1) dan kelas sebelas IPS dua (XI IPS2). Untuk tahun 2014 – 2015 kelas XI menjadi pemegang kepengurusan Organisasi Intra Sekolah (OSIS), kepengurusan Pramuka dan 26
27
pengurus organisasi atau ekstrakurikuler lainnya. Untuk kelas sebelas menjadi pengurus atau yang mengelola dalam suatu organisasi memang sudah lumrah atau menjadi kebiasaan dari dahulu, karena pada tahun semester ganjil kelas dua belas (XII) yang biasa memegang organisasi/ekstrakurikuler tersebut sudah lepas tanggungjawab dari kepengurusan organisasi sekolah tersebut. 4.2 Pengertian Bahasa Mandarin Banyak diantara kita yang tidak asing lagi dengan kata Guóyǔ(国语 ) dan bahasa Mandarin. Namun, saya berpendapat bahwa belum tentu banyak yang tahu apa arti sebenarnya kata Mandarin. Ada yang mengatakan bahwa Mandarin berasal dari kata Mǎn dárén (满达人). Man berarti Mǎnzhōu (满洲) atau Mancuria, yaitu negara di Tiongkok timur laut pada zaman dinasti Qīng (清). Daren berarti pejabat tinggi, maka Man daren berarti ‘ pejabat tinggi Mancuria’. Kata Mandarin (Inggris) atau Mandarijn ( Belanda) artinya ‘ pejabat atau pegawai tinggi negeri Tiongkok zaman dahulu’. Karena pegawai tinggi Tiongkok zaman dahulu itulah yang mempelopori penggunaan bahasa Mandarin sebagai bahasa pergaulan, maka timbul nama Guān huà ( guān = pejabat, huà = bahasa) yang berarti ‘bahasa Mandarin’. Menurut cerita, dahulu di Tiongkok bila ada orang ingin membeli karcis kereta api, siapa yang dapat berbicara bahasa Tionghoa akan dilayani terlebih dahulu. (Limojoyo, 2002 : 1) Disamping itu, ada yang mengatakan bahwa bahasa Mandarin adalah bahasa nasional Republik Rakyat China (RRC) dan Taiwan. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa resmi yang dipakai di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
28
Mandarin merupakan bahasa yang paling banyak digunakan oleh penduduk di muka bumi ini. (Hwat, 2007:1) 4.3 Tujuan mengenal dan mempelajari Bahasa Mandarin bagi Siswa MA Cilendek Kota Tasikmalaya Mempelajari sesuatu tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai, seperti halnya dengan sekolah. Seseorang yang sekolah setiap hari senin sampai hari sabtu tidak merasa lelah ataupun capek, karena mereka memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu agar mampu menulis, membaca, menghitung dan lain sebagainya. Dengan berkembangnya zaman yang begitu pesat, sekolah MA Cilendek, khususnya siswa kelas X dan XI belajar bahasa Mandarin agar lebih memperluas wawasan dan dapat menguasai lebih banyak bahasa asing. Mempelajari bahasa Mandarin bagi siswa MA Cilendek ini bertujuan untuk mengetahui lebih banyak tentang memahami bahasa asing. Kebanyakan orang mempelajari sesuatu karena mempunyai sasaran atau tujuan tersendiri, meskipun tidak sedikit orang yang mempelajari sesuatu hanya sekedar untuk mengisi luang waktu atau sekedar hobi. Berbeda halnya dengan siswa siswi MA Cilendek, dalam mempelajari bahasa Mandarin mereka mempunyai tujuan yang ingin dicapai, meskipun dalam belajar bahasa Mandarin ini mereka mempunyai batas waktu yang sedikit. Disamping karena keingintahuan terhadap bahasa Mandarin sendiri, siswa juga mempunyai tujuan bahwa dengan belajar bahasa Mandarin banyak peluang kerja yang baik. Selain melihat peluang kerja yang baik, siswa juga menganggap
29
bahwa dengan belajar bahasa Mandarin siswa bisa menjadi lebih bangga karena menguasai bahasa yang sulit dipelajari. Dari artikel yang pernah penulis baca, bahwa bahasa Mandarin adalah bahasa dengan nomor urut satu dari sepuluh tersulit untuk dipelajari yang selanjutnya disusul oleh bahasa Indonesia dinomor urut sepuluh. 4.4 Bahan Ajar/Materi dalam pengenalan bahasa Mandarin Setiap pembelajaran tentu mempunyai bahan ajar yang dijadikan sumber. Dalam melakukan penelitian ini, bahan ajar yang dijadikan sumber adalah buku “{(我说, 你说, 大家说/郑国雄, 陈光磊主编) 北京语 言文化大学出版社}” dan buku yang berjudul “ Panduan Cepat dan Praktis Bahasa Mandarin ”. 1. Pertemuan ke-1 Pokok bahasan
: Pendahuluan
Sub pokok bahasan
: Penjelasan mengenai bahasa Mandarin, huruf vokal, konsonan dan nada
Tujuan Pembelajaran
: Memahami huruf-huruf dan cara baca dalam bahasa Mandarin sebagai pedoman untuk belajar yang lebih baik.
Huruf vokal dalam bahasa Mandarin (a
o
e
i
u
ü)
30
Konsonan dalam bahasa Mandarin B (p)
D (t )
G (k)
P (ph)
T (th)
K (kh)
M (m)
N (n)
H (h)
F (f)
L (l)
J (tç)
Q (tç ‘)
X (ç)
ZH (ts)
CH (ts’)
SH (sh’)
Z (ts)
C (ts ‘)
S (s)
R (r)
Nada dalam bahasa Mandarin ada empat.
nada datar
Nada naik
Nada turun-naik
Nada turun
Waktu
: 40 menit
Metode
: Ceramah, latihan dan mengulang
2. Pertemuan ke-2 Pokok Bahasan
: Mempelajari angka
Sub Pokok bahasan
: mempelajari angka 1-10, angka puluhan, ratusan, ribuan dan puluh ribuan. Serta cara
31
menghitung atau menyusun angka yang jumlahnya lebih dari satu angka. Tujuan pembelajaran
: Mengetahui nama-nama bilangan dan dapat menghitung menggunakan bahasa Mandarin
Bilangan (shùcí: 数词) 零
líng
nol
一
yī
satu
二
èr
dua
三
sān
tiga
四
sì
empat
五
wǔ
lima
六
liù
enam
七
qī
tujuh
八
bā
delapan
九
jiǔ
sembilan
十
shí
sepuluh
三十
sān shí
tiga puluh
32
四十
sìshí
empat puluh
百
bǎi
ratusan
百十二 bǎi èr shí
seratus dua belas
千
qiān
ribuan
万
wàn
puluh ribuan Waktu
: 40 menit
Metode
: hafalan, latihan dan mengulang
3. Pertemuan ke-3 Pokok bahasan
: Perkenalan dan percakapan sehari
Sub pokok bahasan
: memperkenalkan diri dan kata sapaan (Jièshào zìjǐ : 介绍自己)
Tujuan pembelajaran
: siswa dapat memeperkenalkan diri kepada orang lain dan dapat saling sapa satu sama lain.
“ 我 wǒ : saya, 你 nǐ: kamu, 您 nín : kamu (untuk yang lebih tua atau orang yang lebih dihormati) 他 tā: dia laki-laki,她 tā : dia perempuan 她们 tāmen : mereka,你们 nǐmen : kalian
33
你好 nǐ hǎo : hallo,你们好 nǐmen hǎo : hallo semuanya 大家好 dàjiàhǎo : hallo semuanya 你好吗 nǐhǎo ma : apa kabar mu? 早上好 zāo shang hǎo : selamat pagi 中午好 zhōng wǔ hǎo : selamat siang 下午好 xià wǔ hǎo : selamat sore 晚上好 wǎnshang hǎo : selamat malam 晚安 wǎn ān : selamat tidur”. Waktu
: 40 menit
Metode
: Ceramah, hafalan dan permainan
4. Pertemuan ke- 4 Pokok bahasan
: keluarga ( jiārén : 家人)
Sub pokok bahasan
: nama sebutan untuk anggota keluarga
Tujuan pembelajaran
: siswa dapat menyebutkan anggota keluarga dan dipraktikan untuk memanggil orang lain dengan sebutan dalam bahasa Mandarin, seperti memanggil kaka kelas dengan kata 哥 哥 gēge/姐姐 jiějie.
34
“爸爸 bàba : ayah, 妈妈 māma : ibu,爷爷 yéye : kakek,奶 奶 nǎinai : nenek,姐姐 jiějie : kakak perempuan,哥哥 gēge : kakak laki - laki,妹妹 mèimei : adik perempuan,弟弟 dìdi : adik laki - laki,叔叔 shūshu : paman,阿姨 āyí : tante.” Waktu
: 40 menit
Metode
: hafalan kosa kata dan latihan
5. Pertemuan ke-5 Pokok bahasan
:pekerjaan atau profesi (
Sub pokok bahasan
: nama- nama pekerjaan
Tujuan pembelajaran
: siswa dapat memahami kosakata dan digunakan untuk menghafal pekerjaan orang tua atau orang lain.
“ 老师 lǎoshī : Guru 学生 xuésheng : murid / siswa 讲师 jiǎngshī : Dosen 医生 yīshēng : Dokter 农民 nóngmíng : Petani 商人 shāngrén : Pedagang
35
演员 yǎnyuán : Artis 警察 jǐngchá: Polisi 经理 jīnglǐ : Manager 老板 lǎobǎn : Bos / pemimpin 班长 bānzhǎng : Ketua kelas.” Waktu
: 40 menit
Metode
: hafalan, latihan dan permainan
6. Pertemuan ke-6 Pokok bahasan
: tata bahasa ( yǔfǎ : 语法)
Sub pokok bahasan
: cara penyusunan kalimat dalam bahasa Mandarin
Tujuan pembelajaran
: mengetahui cara penyusunan kalimat. Dimulai
dengan
memberikan
kalimat
sederhana. Tata bahasa atau grammar bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia sangatlah berbeda, tidak hanya dalam bentuk tulisan, atau pengucapan. Tetapi, untuk penyusunan kalimatpun berbeda. a. Tata bahasa Indonesia
: Subjek + Predikat + Objek +
Keterangan Waktu dan atau keterangan tempat ( S+P+O+K).
36
b. Tata bahasa Mandarin
:
keterangan
(Waktu/Tempat)+
Subjek +Predikat + Objek { Ket. (W/T)+S+P+O}. Contoh kalimat : Bahasa Indonesia : saya pergi ke pasar membeli buah-buahan pukul 5 sore. Bahasa Mandarin : 下午五点我去市场卖水果。 xiàwǔ wǔ diǎn wǒ qùshìchǎng mǎi shuǐguǒ
7.
Waktu
: 40 menit
Metode
: ceramah, latihan
Pertemuan ke-7 Pokok bahasan
: belajar menyusun kalimat
Sub pokok bahasan
: membuat kalimat dari kosa kata yang sudah dipelajari.
Tujuan pembelajaran
: latihan menyusun kalimat, mulai dari kalimat sederhana dan kalimat sehari-hari
“ 你好,我叫 Lia,住在 Tasikmalaya。我家有五口人,他们 是爸爸,妈妈,哥哥,妹妹和我。认识你们很高兴。谢谢! 你好,我叫 Diah,我住在 Ciamis。我爸爸是农民,我有一个爷 爷和一个奶奶。我也认识你们很高兴。”
37
Waktu
: 40 menit
Metode
: latihan dan hafalan.
4.5 Metode Pembelajaran dalam pengenalan Bahasa Mandarin untuk siswa kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek Semakin berkembang dan banyaknya sekolah yang bertaraf internasional, penulis ingin mengenalkan bahasa Mandarin ke sekolah-sekolah yang belum ada mata pelajaran bahasa Mandarinnya. Pada umumnya, sekolah- sekolah yang berada di kota besar sudah menerapkan mata pelajaran bahasa Mandarin, sedangkan sekolah- sekolah yang ada di daerah terpencil, di desa-desa atau kabupaten belum begitu banyak yang menerapkan mata pelajaran tersebut. Oleh karena hal itu, penulis memberikan pelajaran bahasa Mandarin. Setiap pembelajaran tentu ada metode-metode dan cara khusus untuk mempelajari dan mencapai tujuan belajar. Dalam penelitian ini, penulis telah menerapkan beberapa metode yang diberikan kepada siswa, yang bertujuan untuk mengetahui metode seperti apa yang mudah diterima oleh siswa yang baru belajar bahasa Mnadarin. Menurut Djamaluddin dan Abdullah Aly dalam kapita Selekta Pendidikan Islam (1999 : 114) metode berasal dari kata meta beraati melalui, dan hodos yang berarti jalan. Jadi metode adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Departemen Agama RI dalam buku metodologi
38
Pendidikan Agama Islam (2001: 19) metode ialah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu pengajaran yang ditentukan.18 Metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran pengenalan bahasa Mandarin di kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek merupakan metode-metode sederhana yang umumnya diterapkan oleh pengajar lain. Metode itu dimaksudkan agar siswa lebih mudah memahami pelajaran tersebut. Metode yang dilakukan dalam pembelajaran pengenalan bahasa Mandarin di kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek adalah sebagai berikut : 4.5.1 Metode ceramah Metode ceramah ini dilakukan dengan cara memberikan materi kepada siswa secara lisan dan tulisan. Metode ini diberikan pada awal pertemuan dengan maksud, karena siswa belum mengetahui seperti apa bahasa Mandarin itu sendiri. Disamping itu, metode ceramah juga dimaksudkan untuk memberikan petunjuk dan pengarahan bagi siswa. Contoh penyajian metode ceramah : Penjelasan mengenai huruf vokal dan konsonan dalam bahasa Mandarin.
18
a
o
e
i
u
ü
b
p
m
f
d
t
http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-metode-pembelaaran-dan.html
n
l
39
g
k
h
j
q
x
zh
ch
sh
z
c
s
r
Pendapat lain mengatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang sudah ada sejak adanya pendidikan, sehingga metode ini lebih sering digunakan dalam setiap pembelajaran dan dikenal sebagai metode tradisional. Dalam pelaksanaanya, metode ceramah mempunyai kelebihan dan kelemahan tersendiri. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan metode ceramah. (Hamid, 2011 : 209) a. Kelebihan metode ceramah 1. Guru/pengajar lebih mudah menguasai kelas. 2. Mudah dilaksanakan. 3. Dapat diikuti siswa dalam jumlah besar. 4. Guru mudah menerangkan banyak bahan pelajaran kepada siswa. b. Kelemahan metode ceramah 1. Siswa yang lebih tanggap dari sisi visual akan merasa dirugikan, sedangkan siswa yang lebih tanggap terhadap kemampuan auditifnya akan mendapat manfaat lebih besar dari metode ini.
40
2. Bila terlalu lama, metode ini akan membuat siswa merasa bosan. 3. Menyebabkan siswa menjadi pasif. 4.5.2
Metode hafalan kosa kata Mempelajari bahasa asing tidak lepas dengan kosa kata yang mesti
di hafal dan di mengerti. Metode hafalan kosa kata bertujuan untuk melihat siswa seberapa tertarik dan rajin dalam belajar. Metode ini diberikan ketika siswa didalam kelas ataupun ketika dia diberikan tugas. Siswa diberi waktu 10- 20 menit untuk menghafal kosa kata (pinyin dan arti ) yang terdapat dalam percakapan dalam setiap pertemuan pelajaran, dan untuk tugas, siswa diberikan 5-10 kosa kata untuk di hafal yang keesokan harinya di tes ulang oleh guru. Contoh metode hafalan kosa kata : 名字,喜欢,谁,住,在,家,回家,吃,喝,读,写, 看,做. 4.5.3
Metode permainan Metode permainan diberikan yang bertujuan agar siswa lebih aktif
dan banyak berkreasi dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan cara guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab, selanjutnya siswa memberikan pertanyaan lain kepada siswa yang lain dan apabila ada siswa yang tidak bisa menjawab, maka siswa tersebut akan dihukum dengan berdiri di depan kursinya dan baca dua kosa kata bahasa Mandarin.
41
Selain permainan yang diatas, guru juga memberikan permainan berupa menyusun kata. Guru membagi kelas menjadi kelompok, dalam setiap kelompok terdapat lima orang. Awalnya guru menuliskan beberapa kata di papan tulis dan selanjutnya disusun oleh siswa. Siswa yang paling banyak menjawab soal, diberikan pujian tepuk tangan dan beberapa hadiah. Dari metode permainan diatas, guru bisa mendapatkan pengalaman dan pelajaran, yaitu dengan metode permainan siswa menjadi lebih aktif, suasana kelas menjadi lebih ramai dan hangat, interaksi antara guru dan siswa lebih terjalin serta siswa menjadi cepat tanggap dalam menerima perintah. Contoh metode permainan : Judul permainan ini adalah menyusun kalimat paling cepat. Cara permainannya yaitu siswa dibagi menjadi kelompok (dalam kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa), kemudian guru memberikan kertas yang berisi kalimat, tetapi penyusunan kata tidak berurutan. Setelah itu, guru menyuruh siswa untuk menyusun kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang benar dan ditulis dipapan tulis. Setiap siswa dalam kelompok harus menuliskan satu kata. 喜欢, 我, 看, 电影.(我喜欢看电影) 去, 我, 晚上, 餐厅, 晚饭, 吃. (晚上我去餐厅吃晚饭)
42
4.6 Proses pembelajaran dalam pengenalan bahasa Mandarin Pembelajaran bahasa Mandarin yang diberikan penulis kepada siswa kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek merupakan hal pertama yang belum dilakukan oleh pengajar lain. Proses belajar mengajar bahasa Mandarin tersebut dilakukan seminggu dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 40 menit dalam satu kali pertemuan. Untuk pembelajaran dalam pengenalan bahasa Mandarin ini dilakukan di dua kelas, yaitu kelas sepuluh dan sebelas. Kelas sepuluh dan kelas sebelas terdapat tiga kelas. Akan tetapi, untuk pembelajaran bahasa Mandarin penulis melakukan pembagian dengan cara, untuk kelas sepuluh siapapun yang mau ikut kelas bahasa Mandarin siswa tersebut boleh mengikutnya. Sama halnya dengan yang dilakukan di kelas sepuluh, kelas sebelaspun dilakukan pembagian dengan cara tersebut. Proses pembelajaran dalam pengenalan bahasa Mandarin untuk kelas sepuluh dan sebelas MA Cilendek tidak begitu sulit, meskipun ada beberapa siswa yang mengeluh dan tidak tertarik akan mata pelajaran bahasa Mandarin. Pada awal pelajaran, siswa diberikan pengetahuan tentang apa itu bahasa Mandarin. Siswa diberikan pemahaman tentang Hanyu pinyin dan hanzi. Pinyin (拼音) dalah penulisan bahasa Tionghoa dengan huruf-huruf latin ( a b c ) menurut ejaan tertentu dan ini disebut romanisasi bahasa Tionghoa. Pin berarti mengeja, yin berarti suara. Maka pinyin adalah suara yang diejakan. Perlu diketahui bahwa ejaan pinyin banyak menggunkan huruf -huruf : q, sh, x, z, zh dan sebagainya. Seperti pada nama-nama berikut : Beijng (baca : peicing), Guangdong
43
(baca : kuangtong), Jiang Zemin (baca : ciang tsemin) dan lain sebagainya. (Limojoyo, 2002 : 3) Selain diberikan pengertian tentang pinyin, siswa diberikan pengetahuan tentang nada (shengyin) dalam bahasa Mandarin. posisi nada dalam bahasa Mandarin sangatlah penting, sebab akan mempengaruhi artinya juga. Oleh karena itu, mulai dari awal dan seterusnya hal ini harus diperhatikan dengan sungguh – sungguh baik didalam tulisan maupun lisan. Berikut penjelasan keempat nada dalam Bahasa Mandarin : a. Nada ke-1 dengan tanda nada datar. Nada ini bersuara tinggi dan datar. Dalam bahasa Mandarin disebut yīnpíng 阴平。 Misalnya : fā 发 : membagi b. Nada ke-2 dengan tanda nada naik, nada ini bersuara naik. Dalam bahasa Mandarin disebut yángpíng 阳平。Misalnya : fá 罚 : menghukum c. Nada ke-3 dengan tanda nada turun kemudian naik, nada ini bersuara merendah tapi memanjang. Dalam bahasa Mandarin disebut shàngshēng 上声 . misalnya : fǎ 法 : cara. d. Nada ke-4 dengan tanda nada turun, nada ini bersuara tinggi tapi pendek. Dalam bahasa Mandarin disebut qùshēng 去 声 . Misalnya : fà发: rambut. Selain empat nada fonetik diatas, terdapat satu nada dengan tanda nada °(titik). Nada ini disebut nada netral, bersuara
44
ringan dan pendek. Dalam bahasa Mandarin disebut Qīngshēng 轻声. Contoh : ma 吗 ’apakah’ ( untuk kalimat tanya). (Salim, 2001 : 3) Menurut Edi Wang dalam sebuah artikel menyebutkan bahwa nada dalam bahasa Mandarin ada empat nada, yaitu : 1. Nada dengan suara tinggi dan datar (-) 2. Nada dengan suara rendah kemudian meningkat tingi (ˊ) 3. Nada dengan suara menurun, lalu perlahan meningkat tinggi (ˇ) 4. Nada dengan suara hentakkan dari tinggi ke rendah (ˋ) Disamping pembelajaran tentang huruf dan nada dalam bahasa Mandarin, penulis juga memberikan pengetahuan seputar sejarah dan keadaan ekonomi Tiongkok yang sekarang, yaitu tentang banyaknya persebaran warga etnis Tiongkok yang menyebar di seluruh dunia dan banyak juga perusahaan Tiongkok yang ada di Indonesia dan itu bisa dijadikan peluang untuk jenjang karir kedepannya. Dari waktu ke waktu proses belajar mengajar berjalan dengan baik, meskipun begitu, tetap ada beberapa kendala yang dialami oleh siswa, seperti kendala akan pembelajaran dan motivasi dalam belajar. Berikut beberapa kendala yang dialami oleh siswa selama belajar bahasa Mandarin.
45
1. Sulit akan penulisan huruf bahasa Mandarin (Hanzi). 2. Bicara dan nada dalam bahasa Mandarin, karena di sekolah belum disediakan earphone khusus untuk pembelajaran bahasa asing. 3. Alokasi waktu terlalu sedikit, jadi belum terfokuskan. 4. Media atau sarana yang belum memadai. 5. Kemampuan sumber daya manusia yang berbeda, maka pengetahuan dan keefektifitasan siswa kurang cepat.