1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Gizi merupakan serangkaian proses penggunaan makanan yang dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran. Gizi mengandung zat gizi. Zat gizi merupakan ikatan kimia sangat diperlukan oleh organ tubuh untuk melaksanakan fungsi tiap organ tersebut. Fungsi dari zat gizi antara lain menghasilkan energi, membangun dan memelihara serta mengatur proses-proses kehidupan.(Boris, 2011) Selama ibu hamil memerlukan lebih banyak zat-zat gizi disebabkan makanan ibu hamil dibutuhkan bagi dirinya serta janin yang dikandungnya. Penyebab lain dari kebutuhan gizi meningkat pada kehamilan yaitu penyesuaian tubuh ibu terhadap perubahan fungsi tubuh. Jika ibu hamil mengalami kekurangan gizi maka tumbuh kembang janin akan terganggu. Kondisi
berkepanjangan
tidak
mendapatkan
solusi
yang
sesuai
mengakibatkan abortus, BBLR, dan prematur. Gizi pada ibu hamil mempengaruhi dimasa nifasnya. (Istiyani A, 2013:h.44) Gizi sangat diperlukan oleh ibu nifas Karena gizi dapat mempengaruhi produksi ASI, pemulihan masa nifas, serta pengaruh lainya terhadap keberlangsungan ibu nifas tersebut. Jika ibu nifas mengalami malnutrisi maka ibu nifas tersebut
dapat menderita penyakit seperti anemia. Kejadian
tersebut berdampak pada bayinya mengalami gangguan tumbuh kembang,
Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP, 2014
2
bayi mudah sakit dan terkena infeksi. Defisiensi gizi dapat dicegah dengan menyusun menu seimbang bagi ibu nifas. (Istiyani A, 2013:h.5) Masa nifas dimulai sejak satu jam setelah lahirnya plasenta sampai empat puluh dua hari. Tahap pemulihan organ-organ reproduksi ke bentuk semula, sehingga mempengaruhi perubahan fisik dan psikoligis. Proses tersebut merupakan fisiologis bagi ibu nifas tetapi dapat menyebabkan komplikasi. Tindakan deteksi dini bertujuan mencegah timbulnya komplikasi yang tidak diketahui ibu untuk menekan mordibitas dan mortalitas. (Prawihardjo S, 2008: Hal. 357) Pemulihan masa nifas dalam penelitian ini meliputi involusi uterus dan pengeluaran lochea (Saleha S, 2009: h.12). Masa pemulihan terdapat proses penting dimulai pengecilan rahim atau involusi uterus dan proses laktasi. Jika proses involusi tidak baik maka menimbulkan keadaan subinvolusi akan menyebabkan perdarahan (Prawiroharjo S, 2008, Hal; 208 ). Penelitian palupi (2011) terdapat hubungan antara inisiasi menyusui dini (IMD) dengan perubahan involusi uterus. Hasil penelitian dapat diketahui dari 20 responden, 16 orang (80%) yang melakukan IMD dan 4 orang (20%) tidak melaksanakan IMD. Pemenuhan gizi ibu nifas dapat mempercepat pemulihan masa nifas meliputi nutrisi yang baik, gizi seimbang, dan meningkatkan produksi ASI. Jika gangguan gizi seperti malnutrisi, defisiensi zat besi dan anemia dapat menghambat penyembuhan luka. Berdasarkan penelitian Rejeki (2010) sampel yang digunakan ibu anemia dengan ibu tidak anemia. Hasil yand diperoleh adanya hubungan signifikan antar kadar Hb dengan penyembuhan luka perineum.
Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP, 2014
3
Pemulihan masa nifas dapat dideteksi melalui kunjungan nifas. Kunjungan nifas kedua yaitu enam hari setelah persalinan. Salah satu poin penting ber hubungan dengan gizi
sebagai berikut memastikan ibu nifas
mendapat cukup makan, cairan, dan istirahat. Sebagai seorang bidan perlu mengetahui status gizi tiap pasien untuk mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas. (Data subyektif, 2014) Berdasarkan hasil penelitian didapatkan delapan respondent memiliki pantangan makanan tertentu seperti ikan, telor ayam dan makanan yang berbau amis. Persepsi responden dengan mengkonsumsi makanan yang berbau amis menyebabkan pemulihan masa nifasnya akan terganggu. Budaya berpantang makanan sampai empat puluh hari post partum. (Data subyektif,2014) Berdasarkan penelitian yang menjelaskan tradisional masa nifas masih dilakukan oleh masyarakat hubai cina ditiga wilayah. Tradisional masa nifas berupa kebiasaan hidup sehat serta pantangan masih berkembang di wanita hubai. Sejak masa nifas 18% dari sempel tidak pernah mengkonsumsi sayuran, 78,8% tidak pernah mengkonsumsi buah-buahan dan 75,7% tidak pernah minum susu. Kondisi pantangan makanan yang dilakukan oleh wanita setelah melahirkan mempengaruhi pemulihan dimasa nifas. Faktor yang mempengaruhi latar belakang pendidikan, pendapatan keluarga, kunjungan postpartum, dan pendidikan kesehatan. Perawatan postpartum
dan
diet
seimbangan yang baik dimulai periode masa nifas sangat penting bagi kesehatan ibu.(Liu, 2006) Persalinan mempengaruhi jumlah ibu nifas. Penelitian di kelurahan Bantarsoka. Berdasarkan hasil survai jumlah persalinan tahun 2013 penelitian
Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP, 2014
4
didapatkan 85 orang. Responden dari penelitian dengan judul ―Pengaruh Gizi Ibu Nifas dengan Pemulihan masa Nifas yaitu 70 orang. Penelitian ini untuk mengetahui gizi ibu nifas dengan pemulihan masa nifas. (Data subyektif, 2014)
B. Rumusan masalah Masa nifas merupakan masa setelah proses dua jam setelah persalinan. Gizi ibu nifas mempengaruhi pemulihan masa nifas, pemulihan masa nifas dapat diketahui melalui lochea, dan involusi uterus. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian tentang hubungan gizi ibu nifas dengan pemulihan masa nifas dan rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah ―Bagaimana hubungan status gizi pada ibu nifas dengan pemulihan masa nifas?‖ C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Agar penulis mampu mengetahui adanya hubungan antara gizi ibu nifas dengan pemulihan masa nifas. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi status gizi pada pemulihan masa nifas; b. Mengidentifikasi status lochea; c. Mengidentifikasi status involusi; d. Mengidentifikasi hubungan status gizi dengan pemulihan masa nifas; e. Mengidentifikasi hubungan status gizi dengan status lochea; f. Mengidentifikasi hubungan status gizi dengan status involusi uterus;
Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP, 2014
5
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis a. Bagi penulis Meningkatkan pengetahuan hubungan gizi pada ibu nifas dengan pemulihan masa nifas. b. Bagi instansi pendidikan kesehatan Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakuhkan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat praktis a. Bagi instasi pelayanan kesehatan Dapat meningkatkan pengetahuan serta kebutuhan gizi ibu nifas untuk mempercepat pemulihan masa nifas. Serta meningkatkan pelayanan kepada ibu nifas melaui berbgai metode terhadap gizi ibu nifas. b. Bagi masyarakat Masyarakat dapat memperoleh pengetahuan gizi yang baik untuk pemulihan masa nifas sehingga diharapkan mengalami
akselerasi
pada masa nifas. E. Keaslian Penelitian Menurut hasil penelitian dari Fitriani (2011) menyatakan adanya hubungan antara inisisasi menyusui dini dengan perubahan involusi uteri. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan pendekatan prosepektif dan teknik pengumpulan data menggunakan ceklis. Sedangkan penelitian menggunakan hubungan antara gizi ibu nifas dengan pemulihan masa nifas. Penelitian menggunakan rancangan Cross sectional
Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP, 2014
6
serta dalam pengambilan data menggunakan kuisioner. Variable bebas pada penelitian fitriani inisiasi menyusui dini (IMD) dan variable terikat involusi uterus. Penelitian menggunakan dua variabel yaitu variable bebas dan variable terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu gizi ibu nifas sedangkan variabel terikat pemulihan masa nifas meliputi status lochea dan status involusi uterus. Berdasarkan hasil penelitian sukardi,dkk (2010) menyatakan ada hubungan antara mobilisasi dini dengan waktu perubahan lochea. Pada penelitian tersebut menggunakan desain Cross sectional, pengambilan data menggunakan observasi dan analisis data menggunakan pearson. Pada penelitian ini melakukan penelitian hubungan gizi ibu hamil dengan pemulihan masa nifas, pengeluaran lochea merupakan komponen dari masa nifas, pada penelitian menggunakan desain yang sama serta pengambilan data melalui wawancara, observasi dan kuisioner. Penelitian sukardi menggunakan dua variable yaitu variabel bebas dan variabel terikat, pada variabel bebas yaitu mobilisasi dan variabel terikat status lochea. Penelitian ini menggunakan variabel bebas gizi ibu nifas dan variabel terikat pemulihan masa nifas meliputi status lochea dan status involusi uterus.
Hubungan Gizi pada Ibu..., Asti Prastika Anjangsari, Kebidanan DIII UMP, 2014