1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmani) maupun psikis (rohaniah) (Yusuf, 2004). Setiap individu berkembang dengan cara-cara tertentu, disamping adanya kesamaan-kesamaan umum dalam pola-pola perkembangan yang dialami oleh setiap individu, terjadinya variasi individual dalam perkembangan anak bisa terjadi pada setiap saat. Hal ini terjadi karena perkembangan itu sendiri merupakan suatu proses perubahan yang kompleks, melibatkan berbagai unsur yang saling berpengaruh satu sama lain (www.depdiknas.go.id). Perkembangan anak dapat dilihat dari segi fisik, sosial, intelektual dan emosional dari masing-masing tahapan usia (Suryanah, 1996). Anak tidak hanya berkembang dalam kecepatan yang berbeda satu sama lain tetapi untaian perkembangan fisik, sosial, intelektual dan emosional pada setiap anak maju dengan kecepatan yang berbeda (Lee, 1989). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak antara lain : keturunan (genetik), hormonal, gizi, lingkungan dan sosial budaya (Suryanah, 1996).
1
2
Dalam pemantauan perkembangan anak ada empat aspek yang dinilai, yaitu motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial (Hartanto, 2006). Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak, karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi dan lingkungan disekitar anak (Soetjiningsih, 1995). Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan bahasa sesuai dengan tingkat usia, misalnya anak usia toddler (1-3 tahun). Pada usia ini merupakan periode kritis dan plastisitas yang tinggi dalam proses perkembangan, maka sering disebut sebagai “golden period” (kesempatan emas) untuk meningkatkan kemampuan potensi anak setinggi-tingginya di masa mendatang (Hartanto, 2006). Anak usia toddler (1-3 tahun) masih memiliki keterbatasan dan perbendaharaan kata, sebagaimana dituliskan Wong (2003) dalam bukunya yang berjudul Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik menyebutkan bahwa anak usia toddler memiliki karakteristik yaitu mampu mengatakan empat sampai lima kata dalam kalimat, mempunyai pembendaharaan kata kira-kira 900 kata dan menggunakan “siapa“, “apa“ dan “dimana“ dalam mengajukan pertanyaan. Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, keinginan berkomunikasi, dorongan, ukuran keluarga, metode pelatihan anak, hubungan dengan teman sebaya dan kepribadian (Hurlock,1995). Dari berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak sebagian besar berasal dari
3
keluarga. Pada dasarnya keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan pribadi anak, selain sebagai pemberi bimbingan dalam belajar keterampilan motorik, verbal dan sosial yang dibutuhkan untuk penyesuaian diri, secara psikososiologis juga sebagai stimulator bagi pengembangan kemampuan anak (Yusuf, 2004). Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun/balita (Suherman, 2000). Orang tua salah satunya adalah ibu, merupakan tokoh sentral dalam tahap perkembangan seorang anak. Ibu berperan sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga sehingga ibu perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan agar mengerti dan terampil dalam melaksanakan pengasuhan anak sehingga dapat bersikap positif dalam membimbing tumbuh kembang anak secara baik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Hal ini sangat mungkin dilaksanakan apabila orang tua khususnya ibu mempunyai pengetahuan yang baik tentang arti penting tumbuh kembang anak (Soendjajo, 2003). Pengetahuan ibu didapat dari hasil pengamatan terhadap objek tertentu yang mana dapat dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, sosial budaya, serta umur yang mempengaruhi perkembangan intelektual serta aspek fisiologis juga berperan dalam mendapatkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Selain itu Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Luxfiati (2003), seorang ibu yang mengerti arti
4
pentingnya bahasa bagi anaknya tidak akan mengoreksi begitu saja apabila terjadi kesalahan berbicara pada anaknya apalagi sampai memarahinya, dia akan ulangi ucapan anak dengan memberi penekanan pada pengucapan yang benar. Kemampuan bahasa anak harus terus ditingkatkan dengan menjaga hubungan yang sehat antara orang tua dan anak. Hubungan yang sehat (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, akan merangsang anak mencapai perkembangan anak yang optimal sedangkan hubungan yang tidak sehat mengakibatkan anak mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam perkembangan bahasanya (Yusuf, 2004). Hal itu dikuatkan oleh Hurlock (1995) yang menyatakan bahwa semakin banyak anak didorong untuk berbicara dengan mengajaknya berbicara dan didorong menanggapinya, akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicara. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Wonokerto, peneliti mendapatkan bahwa ada tiga anak usia toddler (1-3 tahun) belum dapat menggunakan empat sampai lima kata dalam kalimat, anak belum dapat merangkai kalimat sederhana, belum dapat menunjukkan tiga bagian tubuh. Ibu mengaku tidak pernah membaca buku-buku yang berkaitan
dengan perkembangan anak ataupun mencari informasi tentang
kesehatan keluarga dari media massa. Mereka membiarkan perkembangan bahasa pada anak berjalan begitu saja. Ibu sering jengkel karena anak sering bertanya. Hal itu dianggap akan mengganggu pekerjaannya atau menganggap
5
pertanyaan tersebut tidak perlu dijawab karena tidak masuk akal sehingga tidak perlu dijawab atau mengajaknya berbicara lebih jauh lagi. Sebagian besar ibu tidak tahu cara stimulasi. Melihat fenomena di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan dan stimulasi bahasa oleh ibu dengan perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah adakah hubungan pengetahuan dan stimulasi bahasa oleh ibu dengan perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan stimulasi bahasa oleh ibu dengan perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan ibu terhadap perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.
6
b. Mendiskripsikan stimulasi bahasa ibu terhadap perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. c. Mendiskripsikan perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. d. Menganalisis
hubungan
antara
pengetahuan
ibu
dengan
perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak. e. Menganalisis
hubungan
antara
stimulasi
bahasa
dengan
perkembangan bahasa pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Wonokerto Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengetahuan dan stimulasi bahasa oleh ibu dalam memberikan dukungan kepada anaknya, khususnya perkembangan bahasa sehingga dapat mengembangkan penelitian yang lebih luas di masa yang akan datang. 2. Bagi Orang Tua Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi orang tua dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku stimulasi perkembangan bahasa pada anak.
7
3. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam asuhan keperawatan anak usia toddler (1-3 tahun), terutama dalam stimulasi perkembangan bahasa. 4. Bagi Penelitian Lebih Lanjut Dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut tentang hubungan intelegensi dengan perkembangan bahasa.
E. Bidang Ilmu Sesuai dengan lingkup keilmuwan, penelitian ini termasuk dalam penelitian di bidang keperawatan anak, khususnya tumbuh kembang anak.