1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan melalui kegiatan berbicara dan menyimak, sedangkan komunikasi tidak langsung melalui kegiatan menulis dan membaca. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan. Beberapa pengertian menulis yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain : “ Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafis tersebut” (Tarigan, 1986 : 21) “Menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena yang melahirkan pikiran dan perasan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan
mengarang
dan
majalah,
mengarang
roman
cerita,
membuat
surat”(Depdikbud, 1986 : 968). Menurut Djuanda (2008: 183) bahwa macam-macam menulis yang diajarkan di SD adalah sebagai berikut :
2
a.
b.
c.
Menurut Tingkatannya 1) Menulis Permulaan (Kelas 1 dan 2) 2) Menulis Lanjut (Kelas 3-6) Menurut Isi/Bentuknya 1) Karangan Verslag (laporan) 2) Karangan Fantasi 3) Karangan Reproduksi 4) Karangan Argumentasi Menurut Susunannya 1) Karangan Terikat 2) Karangan Bebas 3) Karangan setengan bebas setengah terikat Berkaitan dengan pendapat di atas, melengkapi cerita rumpang termasuk
ke dalam karangan setengah bebas setengah terikat, dikatakan bebas karena siswa harus memperhatikan kalimat yang tersedia. Penulis menyadari bahwa penguasaan menulis sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, namun kenyataannya pengajaran menulis kurang mendapat perhatian yang serius, hal ini terbukti dengan masih rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis. Di samping itu faktor guru juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran menulis. Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis, guru sebaiknya menentukan strategi yang tepat untuk melatih keterampilan menulis. Pembelajaran menulis lebih menekankan pada praktik pembelajaran yang berbasis keterampilan daripada pengetahuan yang bersifat teoritis. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang di Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji I Kabupaten Subang masih ditemukan berbagai permasalahan atau kendala terutama yang terkait dengan strategi yang tepat. Adapun permasalahan yang muncul dalam proses aktivitas siswa dan guru tergambar sebagai berikut: pertama-tama guru menuliskan cerita yang ada di buku paket bahasa Indonesia di papan tulis, kemudian menugaskan siswa untuk membaca
3
cerita rumpang tersebut. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk menyalin cerita sekaligus melengkapi cerita rumpang tersebut secara perorangan. Pada awalnya guru tidak memberikan kesempatan pada anak untuk bekerjasama dalam kelompok, akan tetapi dalam diskusi tersebut tidak melibatkan semua anggota kelompok untuk berpendapat. Sehingga terbukti hanya pendapat seorang saja yang mendominasi kelompoknya sementara anggota kelompok yang lain pasif. Selanjutnya dalam kegiatan diskusi tersebut guru hanya memberikan layanan bimbingan pada beberapa kelompok, tidak ada penjelasan dari guru bagaimana melengkapi cerita rumpang tersebut sehingga ceritanya menjadi lebih padu. Jadi anak melengkapi cerita tersebut hanya berbekal kemampuan masing-masing. Setelah siswa selesai menulis, guru menugaskan beberapa orang untuk membacakan hasil tulisannya. Di akhir kegiatan guru bersama observer atau peneliti menilai hasil tulisan siswa dalam menulis melengkapi cerita rumpang. Strategi pembelajaran berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas kurang tepat bila dikaitkan dengan tujuan cerita rumpang dengan model koopertif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar karena menunjukkan kurang menumbuhkan kreativitas siswa dalam mengungkapkan gagasan, menentukan kalimat-kalimat yang tepat, memasukan cerita tersebut menjadi padu maupun mendengarkan pandangan atau pemikiran orang lain. Semua permasalahan tersebut terkumpul melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1.
Observasi pembelajaran, tujuannya untuk mengetahui aktivitas perilaku siswa maupun kinerja guru.
4
2.
Mewawancara siswa dan guru, tujuannya untuk memperoleh data-data dan informasi mengenai kesulitan dan kendala yang dialami dalam pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang.
3.
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis peneliti atau sebagai peneliti bersama guru atau teman sejawat menilai hasil tulisan siswa dalam menulis melengkapi cerita rumpang dengan kriteria penilaian meliputi: “ketepatan kalimat (makna, logis) dan kepaduan kalimat (hubungan kalimat dengan kalimat)”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan
menulis melengkapi cerita rumpang, peneliti mengadakan observasi dan wawancara di kelas IV SDN Pakuhaji I Kabupaten Subang ditemukan kesulitan-kesulitan, yaitu: 1.
Siswa kurang mampu menulis melengkapi cerita rumpang dengan kalimat yang tepat
2.
Siswa kurang mampu memadukan kalimat dengan kalimat, sehingga menjadi cerita yang padu. Adapun penyebab timbulnya permasalahan tersebut berdasarkan observasi
dan wawancara, dikarenakan: 1.
Guru tidak memberikan penjelasan secara rinci tentang cara melengkapi cerita rumpang.
2.
Kurangnya pemahaman siswa terhadap maksud cerita asal (yang ada pada paragraf) sehingga memudahkan melengkapi paragraf atau kalimat yang kosong menjadi cerita yang padu.
5
3.
Dalam kegiatan diskusi tidak melibatkan semua anggota, hanya didominasi oleh satu dua orang saja.
4.
Kurangnya pengayaan perbendaharaan kata bahasa Indonesia pada diri siswa. Berdasarkan paparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pembelajaran melengkapi cerita rumpang siswa kelas IV SDN Pakuhaji I Kabupaten Subang melalui model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar untuk membantu memberi pemahaman terhadap gambaran cerita yang dimaksud. Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis itu sendiri maupun orang lain, pemerataan tanggung jawab akan terpacu apabila semua anggota aktif tanpa menggantungkan diri pada rekannya. Kancing gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapat kesempatan untuk berperan serta sedangakan penggunaan media gambar itu sendiri membantu pemahaman siswa terhadap gambaran cerita yang dimaksud. Berdasarkan pada latar belakang yang dipaparkan di atas, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis dalam Melengkapi Cerita Rumpang siswa Kelas IV SDN Pakuhaji I Kabupaten Subang”.
6
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Dari latar belakang dan gambaran prestasi akademik yang telah dikemukakan di atas, ditemukan permasalahan yang mengakibatkan rendahnya prestasi akademik dalam melengkapi cerita rumpang siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji I Kabupaten Subang. Adapun permasalan yang muncul dalam proses aktivitas siswa dan guru tergambar sebagai berikut : a. Permasalahan mendasar pertama pada proses pembelajaran. Pertama guru menuliskan cerita yang ada dibuku paket bahasa Indonesia di papan tulis, kemudian menugaskan siswa untuk membaca cerita rumpang tersebut. Siswa selesai membaca kemudian bertanya jawab. Selanjutnya guru menugaskan siswa secara perorangan untuk melengkapi cerita tersebut kemudian siswa menyalin cerita. Tanpa ada penjelasan rinci mengakibatkan siswa bingung bagaimana cara melengkapi cerita rumpang yang ditugaskan oleh guru, tanpa diberikan kesempatan pada siswa untuk bekerjasama. Kemudian guru merubah strategi pembelajaran, yang diberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama, akan tetapi dalam kerja sama tersebut tidak melibatkan semua anggota kelompok untuk berkontribusi memberikan pendapat, sehingga terbukti hanya pendapat seorang saja yang mendominasi dalam kelompoknya sementara anggota kelompok yang lain pasif.
7
b. Permasalahan mendasar kedua pada hasil tes kemampuan siswa dalam melengkapi cerita rumpang masih rendah. Adapun penyebab munculnya permasalahan tersebut adalah : 1) Siswa kurang mampu menulis melengkapi cerita rumpang dengan kalimat yang tepat. 2) Siswa kurang mampu memadukan kalimat dengan kalimat, sehingga menjadi cerita yang padu. Hal ini disebabkan : a) Guru tidak memberikan penjelasan secara rinci tentang cara melengkapi cerita rumpang. b) Kurangnya pemahaman siswa terhadap maksud cerita asal (yang ada pada paragraf) sehingga memudahkan melengkapi paragraf kosong menjadi cerita padu. c) Dalam kegiatan diskusi tidak melibatkan semua anggota, hanya didominasi oleh satu-dua orang saja. d) Kurangnya pengayaan perbendaharaan kata bahasa Indonesia pada diri siswa. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka harus ada upaya untuk pemecahannya melalui penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis melengkapi cerita rumpang dalam situasi pemerataan tanggung jawab dalam kelompok dan peran serta seluruh anggota, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dan dengan menggunakan desain penelitian kelas.
8
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji I Kabupaten Subang? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang dengan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis melengkapi cerita rumpang siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji I Kabupaten Subang? 3. Bagaimanakah hasil menulis melengkapi cerita rumpang dengan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis melengkapi cerita rumpang pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Pakuhaji I Kabupaten Subang? 2. Pemecahan Masalah Pemecahan masalah ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Alternatif pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam melengkapi cerita rumpang dengan menerapkan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar. Permasalahan yang ditemukan berdasarkan penelitian awal, menuntut adanya pembelajaran yang manarik. penggunaan media gambar sengaja dipilih untuk menyelesaikan masalah tindakan, sebab melihat dari salah satu penyebab
9
masalah di atas adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap maksud cerita asal (yang ada pada paragraf) sehingga dengan menggunakan media gambar diharapkan membantu memberi gambaran tentang cerita asal atau cerita seutuhnya dan dapat memudahkan melengkapi paragraf kosong menjadi cerita padu. Sedangkan alasan menggunakan teknik kancing gemerincing, supaya masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain. Sehingga tidak ada yang mendominasi dalam memberikan pendapatnya. “Kooperatif menciptakan agar siswa memiliki pemahaman diri sendiri serta bertanggung jawab atas kelompoknya, melihat pernyataan tersebut siswa bisa memahami konsep dengan mengetahui kemampuan diri sendiri dan bertanggung jawab atas kelompoknya” menurut William Glassers (dalam Sri P.H, 1996). C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran menulis melengkapi cerita rumpang siswa kelas IV SDN Pakuhaji I Kabupaten Subang. 2. Untuk mengetahui pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar
10
untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis melengkapi cerita rumpang siswa kelas IV SDN Pakuhaji I Kabupaten Subang. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1) Bagi guru, memberikan informasi kepada guru tentang keunggulan penerapan proses model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar, antara lain: a.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif bahan, media, metode, atau model pembelajaran dalam menulis melengkapi cerita rumpang di kelas IV sekolah dasar.
b.
Mengaktifkan seluruh siswa untuk mengeluarkan pendapatnya
c.
Mendorong pemanfaatan kemampuan masing-masing siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar
2) Bagi siswa Adapun manfaat yang diperoleh siswa dari penerapan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar, adalah: a.
Melatih berbicara dan mengeluarkan pendapat
b.
Belajar menghargai orang lain
c.
Menanamkan sifat kerjasama
d.
Model pembelajaran tidak membosankan dan variatif
e.
Setiap siswa aktif tidak didominasi oleh satu orang
3) Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan pengalaman yang berharga dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing gemerincing
11
dengan
menggunakan
media
gambar
dalam
pembelajaran
menulis
melengkapi cerita rumpang dikelas IV sekolah dasar, sehingga dapat mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan model tersebut melalui penelitian ini.
D Penjelasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap konsep yang dibahas dalam penelitian ini, berikut penulis jelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian yang penulis ajukan, antara lain: 1.
Penerapan adalah hal, cara atau hasil kerja menerapkan.
2.
Model adalah pola (acuan, contoh, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan
3.
Kooperatif adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. (Isjoni, 2009:15).
4.
Tipe kancing gemerincing merupakan teknik yang dalam kegiatannya di mana masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran orang lain. (Speicer Kagan, 1992).
5.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. (Suhendar: 1993:30).
12
6.
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pikiran yang bermacam-macam.
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut. “jika pembelajaran menulis cerita rumpang dengan menerapkan model kooperatif tipe kancing gemerincing dengan menggunakan media gambar diterapkan, maka kemampuan menulis siswa kelas IV SDN Pakuhaji I Kabupaten Subang dalam melengkapi cerita rumpang akan meningkat”.