BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Dewasa ini proyek konstruksi semakin banyak dijumpai. Dalam
perkembangan dunia konstruksi sekarang ini, produktivitas dan efisiensi menjadi sangat penting. Produktivitas dan efisiensi menjadi penting karena perusahaan kontraktor ingin memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Tetapi dengan semakin berkembangnya dunia usaha yang sangat pesat dan persaingan yang sangat ketat maka produktivitas dan efisiensi dari suatu perusahaan menjadi faktor eksistensi perusahaan tersebut. Dalam arti kata perusahaan kontraktor harus memperhatikan perencanaan durasi aktivitas proyek yang menjadi faktor penting dalam perhitungan anggaran proyek. Seiring pertumbuhan ekonomi yang mulai laju, permintaan ruang perkantoran di Indonesia tiap tahunnya meningkat. Alam Sutera Office Tower merupakan salah satu dari sekian banyak gedung perkantoran yang dibangun untuk memenuhi permintaan tersebut. Kemudahan akses merupakan nilai lebih dari kawasan ini. Alam Sutera Office Tower dapat dijangkau hanya 3 menit dari pintu keluar tol Alam Sutera, Tangerang. Selain itu kawasan bisnis ini juga dapat ditempuh hanya 15 - 25 menit dari kawasan Kebon Jeruk, Slipi dan Tomang, Jakarta Barat melalui akses tol Jakarta – Merak. Terlebih lagi daerah ini memiliki kelebihan karena tidak terkena aturan kawasan 3 in 1, sehingga mempermudah mobilitas bisnis para penghuni gedung perkantoran.
1
Salah satu bagian yang penting dalam sebuah proyek konstruksi adalah pekerjaan kolom dan pekerjaan balok dan pelat lantai. Volume kedua pekerjaan tersebut dapat dikatakan sangat besar karena merupakan bagian utama struktur dari sebuah bangunan yang pasti akan sangat menentukan pada saat perhitungan anggaran. Pekerjaan struktur adalah pekerjaan yang kritis yang menentukan durasi proyek. Jika aktivitas ini banyak mengalami gangguan maka dapat mengakibatkan keterlambatan pada penyelesaian proyek tersebut. Proses pekerjaan kolom dan pekerjaan balok dan pelat lantai bersifat repetitif dan terdapat berbagai tahapantahapan aktivitas yang dapat digolongkan sebagai pekerjaan manual atau semimanual, dan juga pekerjaan yang tergolong sulit atau mudah. Dalam perencanaan durasi dan anggaran, dapat dilakukan dengan berbagai metode dan salah satunya adalah dengan menggunakan metode learning curve (Kurva Belajar). Kurva belajar merupakan elemen yang berguna dalam perencanaan
terhadap
biaya,
dimana
kurva
belajar
digunakan
untuk
mengembangkan tujuan, menyiapkan tender penawaran serta untuk penjadwalan yang berkaitan dengan aktivitas produksi. Sehingga dengan digunakannya efek kurva belajar dalam perencanaan penjadwalan suatu proyek, diharapkan akan memberikan harga yang relatif lebih murah sehingga dapat memenangkan tender. Dengan kata lain bahwa kurva belajar itu diperlukan dalam perencanaan terhadap biaya proyek, jadwal pelaksanaan proyek, perencanaan terhadap biaya tenaga kerja sebagai alat manajemen yang efektif dalam memprediksi kinerja yang akan datang. Prinsip penting dari kurva belajar sebenarnya adalah memantau produktivitas dari setiap aktivitas untuk tenaga kerja tertentu dan alat manajemen
2
tertentu juga. Dengan tujuan akhir kurva belajar adalah merencanakan aktivitas dengan lebih baik dari segi produktivitas yang menyangkut waktu, biaya, dan efisiensi.
1.2
Perumusan Masalah Pelaksanaan penelitian kurva pembelajaran antara pekerjaan manual dan
semi-manual dan juga pekerjaan yang tergolong sulit dengan pekerjaan yang tergolong mudah ini dilakukan di proyek pembangunan Alam Sutera Office Tower yang berada di Tangerang. Berikut adalah rumusan masalah dari penelitian ini: 1. Apakah terdapat perbedaan nilai rasio kurva belajar antara aktivitas yang dilakukan secara manual dengan aktivitas yang dilakukan secara semimanual? 2. Apakah terdapat perbedaan nilai rasio kurva belajar antara aktivitas pekerjaan yang tergolong mudah dengan pekerjaan yang tergolong sulit. 3. Apakah terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat kinerja kurva belajar baik untuk pekerjaan semi-manual dan manual ? 4. Apakah efek unlearning untuk proses pekerjaan manual akan lebih berpengaruh dibandingkan dengan proses pekerjaan semi-manual ? 5. Apakah perbedaan nilai rasio kurva belajar yang semakin besar akan menyatakan bahwa proses melakukan estimasi anggaran antara kedua jenis aktifitas tersebut semakin berbeda ?
3
1.3
Batasan Permasalahan Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan data di proyek dilakukan pada jenis pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur yang diambil datanya adalah proses pekerjaan kolom dan juga proses pekerjaan balok dan pelat lantai. 2. Pengambilan data dilakukan untuk proses pekerjaan konstruksi repetitif yang bersifat manual dan semi-manual. Pekerjaan manual berarti pekerjaan yang hanya mengandalkan keterampilan tangan manusia, sedangkan semi-manual berarti adanya turut campur mesin. 3. Pengambilan data dilakukan untuk proses pekerjaan konstruksi repetitif yang tergolong mudah dan pekerjaan yang tergolong sulit. Pekerjaan yang tergolong sulit berarti membutuhkan ketelitian dan akurasi lebih tinggi pada saat pelaksanaan yang berpengaruh kepada mutu. 4. Pada tahap proses pengecoran kolom, alat bantu atau mesin yang digunakan adalah tower crane, sedangkan pada pengecoran balok dan pelat lantai menggunakan concrete pump. Bekisting yang digunakan di proyek ini adalah bekisting konvensional. 5. Kurva belajar yang diperoleh hanya digunakan untuk perencanaan jadwal dan anggaran. 6. Tenaga kerja untuk setiap proses pekerjaan memiliki tingkat keahlian atau ketrampilan yang sama. 7. Pengambilan data dilakukan pada saat jam kerja normal, tidak pada saat jam lembur. Hal ini dilakukan karena jika pengambilan data dilakukan
4
pada saat jam lembur, produktivitas bisa menurun akibat lelah sehingga efek learning yang diperoleh juga akan berbeda dengan pada saat jam kerja normal. 8. Gangguan yang terjadi dianggap hanya dari istirahat makan siang, pergantian hari, dan cuaca buruk.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian mengenai nilai rasio kurva belajar untuk aktifitas
pekerjaan manual dan semi-manual dan pekerjaan sulit dan mudah adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara menetapkan kurva belajar untuk berbagai pekerjaan konstruksi yang bersifat repetitif. 2. Mengetahui perbedaan nilai rasio kurva belajar antara pekerjaan konstruksi repetitif yang bersifat manual dengan pekerjaan semi-manual. 3. Mengetahui perbedaan nilai rasio kurva belajar antara pekerjaan konstruksi yang tergolong sulit dengan pekerjaan yang tergolong mudah. 4. Mengetahui terjadinya efek unlearning pada pekerjaan repetitif yang mengalami gangguan. 5. Mengetahui cara mengaplikasikan kurva belajar untuk melakukan estimasi anggaran.
5
1.5
Sistematika Penulisan Sistematika dari penulisan laporan tugas akhir ini berisi tentang langkah-
langkah yang akan dilakukan pada setiap bab yang terdiri adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang pendahuluan dari penulisan tugas akhir yang berkaitan dengan latar belakang dari ide penulisan, tujuan, pembatasan masalah, metode penulisan, dan sistematikan penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang penjelasan – penjelasan mengenai teori yang mendukung hipotesa dari ide penulis dalam pembuatan laporan tugas akhir ini. Teori secara umum mengenai pengendalian sumber daya dan faktor – faktor yang berpengaruh, rumus yang digunakan serta grafik tentang kurva belajar.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang pembahasan mengenai proses dari awal sampai akhir tahap pekerjaan kolom dan pekerjaan balok dan pelat lantai. Serta berisi juga data profil proyek dimana penulis melakukan pengambilan data-data untuk penelitian.
6
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang pembahasan hasil penelitian mulai dari perhitunganperhitungan dalam kurva belajar untuk mendapatkan nilai koefisien dari data data yang diperoleh, serta akan dihasilkan grafik – grafik yang mendukung penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang garis besar proses penelitian, kesimpulan dari hasil penelitian, dan hasil evaluasi atau saran-saran baik penerapan di lapangan maupun saran pengembangan penelitian.
7