BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri merupakan realisasi dari kebutuhan. Secara tidak langsung, manajemen adalah alat untuk dibesar-besarkan
memenuhi
kebutuhan
manusia
dan
tidak
terlalu
apabila disebutkan bahwa manajemen juga merupakan
kebutuhan manusia (Ranupandojo,1996). Panggung merupakan tempat atau ruang pentas yang membatasi antara pemain dan penonton (Martono, 2008 : 3). Tempat terjadinya komunikasi pertunjukan dari penyampai pesan kepada yang hendak diberi pesan. Dengan demikian kebutuhan manusia tersebut, tercapainya tujuan yakni sesuatu pesan yang
ingin
disampaikan pemain kepada penonton memerlukan suatu kerja
manajemen di atas panggung. Berdasarkan itu pentingnya proses manajemen panggung
adalah
suatu
pertunjukan untuk satu tujuan yang ingin dicapai
bersama oleh seluruh pihak berkepentingan. Manajemen panggung merupakan sebuah tahapan proses pertunjukan, mulai dari sebelum pertunjukan sampai pada pertunjukan. Dalam buku The Handbook Stage Management
menekankan
sangat terkait dengan peran stage
bahwa
manager.
Hal
manajemen ini
juga
panggung diperkuat
dengan pendapat Lonazzi bahwa yang bertanggung jawab atas manajemen
panggung
adalah stage manager (manajer panggung). Jadi stage manager
yang mengetahui semua hal teknis panggung dalam sebuah pertunjukan (Lonazzi, 1992). Maka keberadaan stage manager menjadi peran utama dari proses manajemen panggung untuk mencapai satu tujuan bersama, yakni kesuksesan pertunjukan tersebut. Di Indonesia, Yogyakarta istilah mengenai manajemen panggung masih kurang populer dimasyarakat, khususnya dipertunjukan. Hal tersebut diperoleh dari pengalaman peneliti pada keterlibatan diberbagai pengelolaan pertunjukan yang ditekuni. Saat proses produksi suatu pertunjukan berlangsung seniman dan tim produksinya tidak pernah menyinggung hal-hal yang berkaitan dengan manajemen panggung secara detail untuk kesuksesan
pertunjukan
tersebut.
Namun yang terjadi biasanya lebih banyak menyinggung pada hal-hal yang lebih mengarah pada konsep atau materi karya yang akan
dipertunjukan
sedangkan manajemen menjadi sesuatu yang terlupakan untuk sesaat pada suatu kinerja secara tim. Padahal kesuksesan pertunjukan sebagai suatu tujuan bersama juga sangat didukung oleh manajemen panggung yang dikelola secara terencana dan terorganisir dengan baik mulai dari sebelum sampai pada setelah pertunjukan. Pandangan
tersebut,
menjadikan
pentingnya
seseorang
dalam
manajemen panggung yang berperan sebagai pemimpin dalam mengarahkan suatu proses kerja secara tim, demi mencapai tujuan yang diharapkan. Secara fungsi, dalam setiap pertunjukan dipilih seseorang yang dikenal dengan
sebutan stage manager, untuk bertanggung jawab di panggung. Namun job description seorang stage manager pada proses manajemen yang dimaksudkan di atas masih kurang jelas dan kurang dipahami secara kerja tim dipertunjukan, terkadang dalam kinerjanya stage manager juga terlibat pada divisi lainnya secara manajemen tim. Hal tersebut
di atas, sering terjadi diberbagai
proses pertunjukan
disebabkan karena selama ini kurangnya wawasan. Baik melalui artikel, majalah atau pun buku- buku yang memberikan informasi kepada masyarakat, khusunya tentang manajemen panggung dan pentingnya peranan dari seorang stage manager. Selain itu dapat dilihat pula di Indonesia keberadaan satu wadah organisasi yang peduli terhadap pentingnya pengelolaan pertunjukan, khususnya manajemen panggung dikenal dengan nama Yayasan Kelola. Yayasan ini memberikan pengetahuan mendalam dari yang
sukses
dalam
berbagai
pengalaman-pengalaman
kerja
tim
mengelola pertunjukan dan khususnya manajemen
panggung. Yayasan yang konsen pada seni pertunjukan pada programprogramnya sangat peduli pada wawasan para seniman pertunjukan melalui suatu kerja manajemen. Salah satu programnya yakni membuka pendaftaran magang yang tertarik akan manajemen panggung. Namun terkadang informasi ini tidak semua orang memperolehnya, biasanya hanya yang memiliki akses di Yayasan Kelola saja yang sering mendapatkan informasi mengenai program-program yang dilakukan.
Sendratari Ramayana Prambanan merupakan pertunjukan yang dikemas khusus untuk wisatawan di Yogyakarta. Biasanya pertunjukan ini menarik perhatian para wisatawan domestik dan manca negara yang berkunjung ke Yogyakarta.
Selain dari aspek sejarah Ramayana dan keberadaan Candi
Prambanan yang terkenal di dunia, dari segi pertunjukan
sendratari gaya
Yogyakarta pun menjadi ketertarikan tersendiri. Hal tersebutlah yang menjadikan pengelola pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan sangat memperhatikan kualitas dan kuantitas sajian pertunjukan, khususnya manajemen panggung. Pada data pengunjung Sendratari Ramayana Prambanan yang tercatat oleh pengelola dapat dilihat adanya peningkatan yang drastis setiap tahunnya. Tentunya hal ini diperoleh melalui kinerja bersama tim pengelola yang serius dalam manajemen panggung pada pertunjukan yang mereka kemas khusus untuk para wisatawan
yang berkunjung ke Yogyakarta. Maka dari itu, pada
penelitian ini mencoba mendeskripsikan manajemen panggung yang dikelola secara tim pada pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan diharapkan sebagai pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat, khususnya di pertunjukan. Lokasi panggung pertunjukan yang dekat dengan Candi Prambanan tentu sangat memerlukan pemikiran yang terencana dan terorganisir agar tidak merusak atau mengurangi keindahan panorama dari bangunan candi. Namun apabila dikelola dengan sebaik
mungkin
dan semestinya,
pertunjukan
Sendratari
Ramayana Prambanan akan memberikan atraksi tersendiri bagi wisatawan setelah melihat bangunan candi di sore harinya.
Di lihat keberadaaan
dari konstrusksi
panggung
Open Air (Panggung Terbuka),
candi sebagai background panggung
menjadi daya tarik
pertunjukan yang disajikan. Menurut (Martono 2008 : 56), salah satu ruang yang representatif yang bertaraf internasional dan memiliki arsitektur yang berbeda dengan ruang-ruang pentas yang lainnya, yaitu panggung Prambanan yang awalnya dibangun untuk menunjang pariwisata Candi Prambanan. Keinginan bagi
peningkatan
pariwisata
tersebut
haruslah
didukung
pengelolaan
panggung yang terencana dan teroganisir dengan baik, yakni manajemen panggung. Pentingnya penelitian ini dilakukan agar pengetahuan mengenai manajemen panggung dan stage manager bisa dipahami secara praktisi maupun teoritis. Penelitian ini juga merupakan sebuah bahan evaluasi bagi manajemen panggung Sendratari Ramayana Prambanan. Penelitian ini juga memberikan sebuah wacana baru di dunia akademik, bahwa penting dilakukan sebuah riset tentang manajemen panggung di Indonesia.
Secara
fungsi,
profesi
stage
manager dalam manajemen panggung akan dibahas lebih rinci dalam penelit ian ini. Lebih jelasnya, penelitian ini berangkat dari sebuah fenomena, secara fungsi, aplikasi dan pengetahuan tentang stage manager masih perlu diperjelas. Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan menjawab semua fenomena yang terjadi. Perlu diketahui bahwasanya gagasan Sendratari Ramayana Prambanan berawal ketika pada tahun 1960 Pangeran Harya Jatikusuma yang menjabat
sebagai Menteri Perhubungan mengadakan perjalanan ke Asia Tenggara, dan yang dituju pertama kali adalah Kamboja yang memiliki bangunan keagamaan yang bernama Angkor Wat. Di sana
beliau
menyaksikan
pertunjukan
Ramayana yang ditampilkan oleh grup Ballet Royale du Combooge. Beliau terkesan sekali, memang istilah ballet Barat adalah dramatari tanpa dialog verbal tetapi lebih mengandalkan gerak-gerak maknawi. Setelah pulang ke Indonesia dan melapor kepada Presiden, maka dimulailah dengan mengacu ke Angkor Wat Yaoti panggung terbuka yang besar (http//:wikipedia-sejarahramayana.com) Proyek raksasa ini pembangunannya akhirnya diserahkan kepada Ir. Harsono dari UGM. Dengan ditemani 1200 teknisi dan pekerja, pembangunan itu selesai dalam waktu 90 hari. Maka terciptalah pada tahun 1961 panggung terbuka yang mengacu pada Angkor Wat serta amphitheater di barat dengan luas tempat sekitar 50 meter dan dalam 12 meter serta tempat duduk yang berbentuk tapal kuda yang bisa menampung antara 2000 sampai 3000 orang (Brandon, 2003). Seiring waktu, ditahun 1980-an adanya mengalami perubahan panggung pada Sendratari Ramayana Prambanan, yakni dibangun panggung terbuka yang lebih kecil, karena ternyata panggung terbuka sebelumnya menyalahi aturan arkeologi, yaitu terlalu dekat dengan candi. Panggung terbuka ini bisa menampung penonton sekitar 1200 orang. panggung
arena
yang
diberi nama
Kemudian
dibangun
pula
“Panggung Trimutri” dan mampu
menampung penonton sekitar 300 sampai 400 orang, seperti yang terlihat pada dokumentasi skema panggung (http://wikipedia-ramayana-sejarah.com). Pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan merupakan
kemasan.
Dimana pertunjukan ini bertujuan untuk para wisatawan, jadi pencipta harus mengetahui situasi dan kondisi penonton. Dari pendapat di atas, penulis melihat keterkaitan antara “kemasan” dengan manajemen panggung pertunjukan Sendratari Ramayana merencanakan
Prambanan.
Secara eksplisit
untuk membuat
hal tersebut, dalam hal ini manajemen panggung (Hadi,
2012:127). Dalam upaya mencapai visi dan misi, tim pengelola manajemen panggung pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan berada di Unit Teater dan Pentas pada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Pada sistem kerjanya organisasi ini memiliki struktur organisasi tersendiri dari bagian unit perusahaan. Unit tersebut
lebih
dikhususkan
untuk
mengelola
pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. Pada pelaksanaan kerja struktur organisasi sangat dibutuhkan untuk setiap perusahaan/yayasan/lembaga, inilah yang dijadikan panduan bagi seluruh anggota organisasi untuk melakukan berbagai hal dalam upaya pencapaian tujuan bersama (Suleetal, 2009:168). Salah
satu
tujuan
dari
unit
tersebut
sebagai
pengelola pertunjukan kemasan professional adalah kepuasan penonton, wisatawan terhadap pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. Kepuasan penonton diperoleh dari aspek pelayanan dan penyajian pertunjukan yang
ditampilkan sesuai dengan harapan awal saat pertunjukan ini sengaja dikemas untuk pariwisata. Untuk mencapai kesuksesan, sinergitas antar elemen pertunjukan sangat dibutuhkan, baik pengelolaan yang berkaitan dengan panggung maupun di luar daripada panggung. Misalnya saja pada mempromosikan sebuah pertunjukan melalui website, media cetak dan relasi. Secara teknis, kegiatan mempromosikan tidak terkait dengan panggung, mendatangkan
penonton
tetapi
ini
yang mendukung
sangat
menentukan
kegiatan
pada
untuk
manajemen
panggung, akan sia-sia kerja manajemen panggung jika tidak ada penonton yang menonton begitu juga sebaliknya sehingga dalam pengelolaan sinergitas keduanya sangat diperlukan. Manajemen dan kepemimpinan menjadi
suatu keterkaitan.
Pada
manajemen panggung tentu diperlukannya seorang pemimpin, yakni stage manager. Kepemimpinan tersebut merupakan kemampuan dalam membangun komunikasi dan motivasi satu dengan yang lainnya secara kerja tim. Menurut tingkatan manajemen stage manager berada di tengah, jadi butuh upaya yang keras membangun komunikasi antara top management
dan low management.
Selain itu stage manager juga membangun komunikasi antara pemain untuk kebutuhan
pentas
(Lonazzi,1992:11). Pernyataan tersebut mendeskripsikan
peranan kepemimpinan stage manager yang cakupannya luas mulai membangun komunikasi dan motivasi antar kerja tim teknis maupun dengan kerja antar penari di atas panggung pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan.
Secara definisi operasionalnya seorang stage manager bertugas untuk mewujudkan dan menyatukan keinginan dari sutradara dan produser, mengenai hal-hal yang artisitik untuk diwujudkan dalam suatu pementasan. Stage manager akan bekerja sama dengan aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Mengkoordinir, mengatur dan menyatukan berbagai ide dan masukan yang keluar dari banyak pihak yang terlibat untuk mencapai satu kesepakatan yang disetujui bersama (Lonazzi, 1992:9). Merujuk pada definisi di atas bahwa sosok stage manager dalam hal ini membutuhkan kepemimpin untuk mengarahkan semua staf kerja tim dalam manajemen panggung. Pengambilan keputusan sangat menentukan efektifitas sebuah pertunjukan. Biasanya pada pelaksanaan perencanaan,
yang tidak sesuai dari
dibutuhkan tanggung jawab stage maneger dalam mengambil
keputusan. Peranannya dalam membangun tim sangat diperlukan dalam menjaga emosional para stage crew, kordinator kostum, lightingmen, soundman dan pemain. Hal tersebut pun sejalan dengan pemikiran bahwa sebuah pengelolaan membutuhkan seorang pemimpin mengatur semua jalannya sebuah perusahaan untuk meng-goal-kan sebuah tujuan. Pemimpin bukan hanya sekedar memimpin, secara teknis tugas pimpinan meliputi lima kegiatan, yaitu : menyusun rencana, mengorganisasi,
mengarahkan,
(Ranupandojo, 1996 : 88).
mengkoordinasi,
mengendalikan
kegiatan
Secara garis besar, penelitian ini akan mengkaji mengenai peranan kepemimpinan dalam manajemen panggung pada sebuah pertunjukan. Dimana variabel-variabel yang terkait dengan kepemimpinan dan manajemen panggung akan di analisis. Dari hasil analisis tersebut nantinya memberikan jawaban terhadap fungsi, aplikasi dan pengetahuan manajemen panggung secara mendalam. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, maka peneliti dirumuskan sebagai berikut: 1. Tahapan apa yang dilakukan dalam manajemen pertunjukan Ramayana Prambanan dalam sebuah pementasan? 2. Bagaimana peranan manajemen pertunjukan (Job Description) dan tugas
seorang
manager
panggung
Sendratari
Ramayana
Prambanan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan mencapai tujuan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tahapan manajemen pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. 2. Mengetahui peran manajemen pertunjukan setiap bidangnya dalam sebuah pertunjukan.
D. Manfaat Penelitian Setelah melaksanakan Tugas Akhir ternyata banyak sekali yang di dapat oleh penulis yang selama ini belum pernah ditemukan dalam bangku kuliah kampus. Adapun penelitian ini dalam pencapaiannya diharapkan bermanfaat bagi Mahasiswa dan Pembaca. 1. Bagi Unit Teater dan Pentas Ramayana : a. Menambah wawasan dan pedoman bagi pelaku, pengelola dan akademisi seni dalam memproduksi sebuah pertunjukan. b. Sebagai bahan evaluasi untuk pengelola seni pertunjukan Sendratari Ramayana Prambanan. 2. Bagi mahasiswa a. Mendorong kreatifitas penyusun dalam menciptakan karyakarya baru yang lebih inovatif. b. Dapat memeberi pengalaman penulis dalam pelaksanaan acara besar seperti pergelaran Sendratari Ramayana Ballet. 3. Bagi Universitas Gadjah Mada a. Melahirkan ide baru bagi mahasiswa Kepariwisataan. b. Menunjukan kepada masyarakat luar akan eksistensi Studi
Kepariwisataan
Sekolah Vokasi
pergelaran Sendratari Ramayana Ballet.
Yogyakarta
Program melalui
4. Bagi masyarakat a. Dengan adanya penulisan laporan ini diharapkan Sendratari Ramayana Ballet dapat lebih dikenal di dunia pariwisata. b. Dapat menambah pengetahuan tentang cara pengelolaan suatu obyek wisata. c. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum dalam mengenal dan memahami proses, aplikasi dan fungsi manajemen panggung dan kepemimpinan pada sebuah pertunjukan di Indonesia. E. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian
Tugas Akhir 2010, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Yogyakarta, yang berjudul Peranan Usaha Pemasaran Sendratari Ramayana yang ditulis oleh Yanti Ertini, menyimpulkan paket wisata dibuat dengan sebaik mungkin, agar paket wisata tersebut dapat menarik minat wisatawan untuk membelinya. Maka dibutuhkan kerja keras dan ketelitian untuk menyusunnya. Agar wisatawan mengetahui adanya produk wisata melalui paket wisata tersebut maka perlu dilakukannya usaha pemasaran yaitu promosi paket wisata. Promosi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Semakin baik promosi yang dilakukan maka akan semakin berpengaruh positif juga bagi perusahaan Biro perjalanan tersebut yaitu mendatangkan keuntungan. Termasuk menonjolkan peranan tokoh-tokoh dalam Sendratari Ramayana Ballet.
Dalam penelitian Skripsi 2005, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, yang berjudul Strategi Pemasaran dan Potensi Ramayana Ballet yang ditulis oleh Roso Wiyono, menyimpulkan dalam strategi marketing biasanya Biro Perjalanan Pelangi Wisata melakukan pendekatan dengan menawarkan produk paket wisata ke instansi instansi seperti kantor pemerintahan dan sekolah-sekolah. F.Landasan Teori a. Manajemen Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan, dan tujuan itu sendiri merupakan realisasi dari kebutuhan. Secara tidak langsung, manajemen adalah alat untuk dibesar-besarkan
memenuhi
kebutuhan
manusia
dan
tidak
terlalu
apabila disebutkan bahwa manajemen juga merupakan
kebutuhan manusia (Ranupandojo,1996). b. Pertunjukan Pertunjukan adalah sebuah proses yang memerlukan ruang dan waktu, mempunyai pola/struktur sajian awal, tengah, akhir. Mengandung tahapan penyajian persiapan, pementasan, penyelesaian (Baedhowi, 2006: 812).
c. Manajemen Pertunjukan
Manajemen Pertunjukan adalah proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan, memimpin,dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi yang berhubungan dengan pertunjukan agar pertunjukan dapat terlaksana dengan lancar dan terorganisir.(Hoffman, 1996) d. Panggung Panggung merupakan tempat atau ruang pentas yang membatasi antara pemain dan penonton (Martono, 2008 : 3). G. Metode Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Penulis melakukan observasi secara langsung di Sendratari Ramayana Ballet dengan tujuan mengetahui dan melihat kondisi Ramayana Ballet dan pengambilan gambar secara langsung. b. Studi Literatur Meliputi pencatatan dan penggandaan dokumen yang dianggap perlu dan mempunyai hubungan dengan topik penulisan laporan. Data yang diperoleh dari arsip bagian Operasional Kantor Unit Ramayana Ballet.
c. Wawancara Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan secara langsung kepada orang atau pihak yang terkait dan kompeten dalam permasalahan, disertai dengan kegiatan pencatatan atau merekam hasil pertanyaan (jawaban) selama proses wawancara. (Soehartono, 1998:67) Wawancara di lakukan dengan Kasi Operasional yang mengetahui dengan baik tentang kondisi Teater dan Pentas Ramayana Ballet.