7
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah tantangan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan dunia kerja. Globalisasi membuat persaingan kerja dan bisnis akan lebih hebat dari sebelumnya dan Indonesia sebagai sebuah Negara berkembang yang tidak bisa lepas dari pengaruh globalisasi, harus memiliki kesiapan sumber daya manusia yang handal dan kompetitif. Globalisasi yang membawa dampak luas pada berbagai bidang kehidupan, mulai dari ekonomi, politik, budaya, sampai pendidikan. Globalisasi memicu knowledge-driven economy, yang mensyaratkan tenaga – tenaga professional dan berketrampilan tinggi, untuk bekerja di sektor industri, bisnis, dan jasa. Implikasi terhadap seleksi sumber daya manusia yang handal di era globalisasi adalah dengan penguasaan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris. Salah satu persyaratan pada dunia kerja adalah mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam bahasa Inggris, karena begitu banyak informasi dalam bahasa Inggris yang menunjukkan bahwasannya bahasa Inggris adalah hal yang penting yang harus dikuasai. Menurut Acha (2003) English is one of the important things that we have to know because in this era of globalization there is much information written down in English.
1 7
Universitas Sumatera Utara
8
(Bahasa Inggris adalah salah satu hal penting yang harus diketahui karena di era globalisasi pada saat sekarang ini banyak informasi di tulis dalam bahasa Inggris). Kemampuan berbahasa inggris secara baik dan benar merupakan nilai tambah untuk meraih sukses dalam dunia kerja. Hal inilah yang seharusnya mendorong seseorang untuk berusaha meningkatkan kemampuan pribadinya yang meliputi pengetahuan yang dimilikinya, ketrampilan, pengalaman kerja, maupun penguasaan bahasa. Perusahaan – perusahaan yang saat ini memprioritaskan bagi mereka yang terampil
dan
juga
memiliki
kemampuan
berbahasa
Inggris
menunjukkan
bahwasannya kebutuhan akan bahasa Inggris menjadi suatu faktor penting dan juga salah satu tolak ukur dalam dunia kerja. Ada beberapa fakta yang menyatakan bahwa bahasa inggris menjadi sangat krusial, menurut Keith (2003): 1) 400 milion speakers of first language; 2) 700 milion speakers of second or foreign language; 3) over 80% of the information stored in the world’s computers is in English ; 4) more than half the world’s scientific journals are in English; and 5) it’s the main language on the internet, films, songs, and so on. Hal ini menunjukkan bahwasannya bahasa Inggris sangatlah penting sebagai bahasa pengantar, walaupun Indonesia sendiri masih menjadikan bahasa inggris sebagai bahasa asing (foreign language). Perusahaan – perusahaan saat ini membutuhkan sumber daya manusia yang mampu berbahasa Inggris dengan baik, karena segala informasi banyak menggunakan bahasa Inggris. Kabupaten Deli Sedang memiliki letak geografis yang strategis dekat dengan kota Medan dan merupakan daerah pengembangan kota Medan. Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Propinsi Sumatera Utara adalah merupakan kota perdagangan
8
Universitas Sumatera Utara
9
terbesar di luar pulau jawa sehingga letak geografis wilayah Kabupaten Deli Serdang yang mengelilingi Kota Medan strategis untuk berbagai kegiatan seperti industri, pariwisata, pertanian, perdagangan dan kegiatan lainnya. Usaha industri kecil yang dibina sebanyak 12.245 unit usaha dan tersebar di beberapa kecamatan mencakup sejumlah komoditi yang sebagian besar sudah diekspor. Berbagai industri skala besar, menengah dan kecil yang berkembang dan menjadi andalan di Kabupaten Deli Serdang antara lain keramik, gelas, obat nyamuk dan mie instan di Tanjung Morawa dan beberapa daerah lainnya,industri batu bata yang tersebar di beberapa Kecamatan seperti Lubuk Pakam, Pagar Merbau, Beringin, Pantai Labu dan Tanjung Morawa. Industri pembuatan kacamata, jam, mebel kayu dan rotan di Tanjung Morawa dan Deli Tua, industri kompor, batteray, paving blok di Sunggal. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Industri di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008
No.
Uraian
Unit Usaha (UU)
Tenaga Kerja(org)
(Rp. 000)
Investasi
Nilai Produksi (Rp. 000)
1
Industri Besar
219
7.027
624.909.963
275.227.450
2
Industri Menengah
659
96.605
538.922.682
400.597.055
3
Industri Kecil Formal Industri Kecil NonFormal
2.077
28.337
65.257.163
348.550.597
9.442
29.104
2.078.528
481.542.000
12.397
161.073
4 Total
1.231.168.336 1.505.917.102
Sumber Data : Dinas Perindag Kabupaten Deli Serdang, Tahun 2008
9
Universitas Sumatera Utara
10
Dari Tabel 1.1 di atas terlihat bahwa jumlah unit usaha di kabupaten Deli Serdang tergolong cukup besar. Jumlah ini diperkirakan akan meningkatkan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah unit usaha dapat meningkatkan keubutuhan akan tenaga kerja termasuk tenaga kerja dengan pendidikan SMK dengan berbagai program keahlian. Lulusan SMK berpeluang besar mengisi lapangan kerja yang tersedia dikarenakan lulusan SMK telah dibekali kemampuan dan ketrampilan untuk meningkatkan life skill mereka. Pendidikan SMK untuk semua bidang keahlian ditekankan untuk memiliki ketrampilan berbahasa Inggris yang baik. Pendidikan kejuruan yang dalam hal ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki berbagai jenis bidang keahlian. Sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan untuk menghasilkan manusia siap kerja dan mandiri. Namun pada tulisan ini yang menjadi pembahasan penulis adalah Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen sebagai bagian dari Pendidikan Menengah dalam Sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professionalisme dalam bidang bisnis dan manajemen serta menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri (bekerja untuk dirinya sendiri) dan/ atau mengisi kebutuhan dunia kerja bidang bisnis dan manajemen. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemenen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2004 - 2009, salah satu target yang ingin dicapai dalam jenjang pendidikan menengah adalah reposisi rasio Sekolah Menengah Atas (SMA) terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
10
Universitas Sumatera Utara
11
Pada tahun 2009, rasio jumlah unit sekolah dan siswa SMA:SMK ditargetkan menjadi 40:60 dan pada tahun 2015 rasio SMA:SMK menjadi 30:70. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong output pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Diharapkan melalui pengembangan SMK, tingkat pengangguran dapat ditekan. Karena berbeda dengan pendidikan SMA, pendidikan SMK didasarkan pada kurikulum yang membekali lulusannya dengan keterampilan tertentu untuk mengisi dunia usaha/ dunia industri (DU/ DI). Selain itu, SMK juga dapat diarahkan untuk mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa. Kurikulum SMK sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai dengan potensi wilayah dan lapangan pekerjaan/usaha yang timbul akibat aktivitas perekonomian wilayah. Kompetensi kunci SMK menghadapi era globalisasi adalah: 1) Memiliki ketrampilan dasar yang kuat dan luas, yang memungkinkan pengembangan dan penyesuaian diri sesuai dengan perkembangan iptek; 2) Mampu mengumpulkan, menganalisa, dan menggunakan data dan informasi; 3) Mampu mengkomunikasikan ide dan informasi; 4) Mampu merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan; 5) Mampu bekerjasam dalam kerja kelompok; 6) Mampu memecahkan masalah; 7) Berfikir logis, dan mampu menggunakan teknik – teknik matematika; 8) Menguasai bahasa komunikasi global (bahasa inggris).
11
Universitas Sumatera Utara
12
Namun pada kenyataannya, tamatan SMK hanya diakui oleh sekolah sendiri dan masih minimnya kepercayaan dunia usaha/ dunia industri (DU/ DI). Hal ini dikuatkan oleh Sidi (2001 : 137) bahwa pendidikan kejuruan model lama memiliki kelemahan yaitu, penyelenggaraan pendidikan secara sepihak sehingga anak didik tertinggal oleh kemajuan dunia usaha/ dunia industri (DU/DI), tidak jelas kompetensi yang dicapai, tidak mengakui keahlian yang diperoleh di luar sekolah. Sudah menjadi masalah klasik bagi dunia pendidikan SMK di Indonesia pada umumnya, bahwa link and match antara output pendidikan SMK dengan dunia usaha/dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna output pendidikan SMK belum tercapai. Salah satu masalahnya terletak pada kualitas lulusan SMK yang belum sesuai dengan standar kompetensi yang dibutuhkan pasar tenaga kerja. Berdasarkan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, pelajaran Bahasa Inggris merupakan program pembelajaran adaptif dengan jam pembelajaran 544 jam. Program Pembelajaran adaptif sendiri bertujuan meyiapkan tamatan untuk menjadi tenaga kerja yang memiliki bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal kemampuan pengembangan diri untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketrampilan yang dipelajari dalam pelajaran bahasa inggris mencakup ketrampilan Listening, Speaking, Reading dan Writing. Fenomena yang terjadi kemampuan berbahasa Inggris siswa SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupaten Deli Serdang dapat dikatakan belum menggembirakan, hal ini dapat dilihat dari nilai Ujian Nasional Bahasa Inggris dari Tahun Pelajaran 2005 – 2008.
12
Universitas Sumatera Utara
13
Tabel 1.2 Kemampuan Bahasa Inggris Siswa SMK Bisnis dan Manajemen di Kabupten Deli Serdang No
Tahun Pelajaran
Nilai rata – rata
Klafikasi
1
2005 – 2006
5,81
C
2
2006 – 2007
6,19
C
3
2007 – 2008
4,75
D
4
2008 – 2009
5,80
C
Sumber data: Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang 2009 Berdasarkan informasi di atas, kemampuan berbahasa Inggris siswa SMK di Kabupaten Deli Serdang masih dikatakan rendah, salah satunya dikarenakan sarana prasarana yang belum memadai, dari 47 SMK Bisnis dan Manajemen yang ada di Kabupaten Deli Serdang hanya 4 sekolah yang memiliki Laboratorium bahasa (Data Pokok SMK, 2009) yang mana Laboratorium bahasa ini merupakan salah satu faktor pendukung kemampuan siswa berbahasa inggris lebih akftif. Kemampuan berbahasa Inggris siswa yang rendah bertolak belakang dengan tuntutan dunia usaha/ dunia industri (DU/ DI) di era globalisasi saat ini. Maka peneliti merasa tertarik dan perlu melakukan suatu penelitian tentang Hubungan antara Kemampuan Berbahasa Inggris Lulusan SMK Bisnis dan Manajemen Kabupaten Deli Serdang terhadap Kesempatan Kerja di Dunia Usaha/ Dunia Industri, serta meneliti bagaimana kemampuan berbahasa Inggris dapat berkontribusi terhadap Pengembangan Wilayah.
13
Universitas Sumatera Utara
14
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah ada hubungan antara kemampuan berbahasa inggris lulusan SMK Bisnis dan Manajemen terhadap kesempatan kerja di dunia usaha/ dunia industri? b. Bagaimana kontribusi kemampuan berbahasa Inggris terhadap Pengembangan Wilayah? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan berbahasa inggris siswa SMK Bisnis dan Manajemen terhadap kesempatan kerja lulusannya di dunia usaha/ dunia industri. b. Untuk mengetahui kemampuan berbahasa Inggris dapat berkontribusi terhadap Pengembangan Wilayah. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Secara teoritis hasil penelitian ini bernanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. b. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada guru bagaimana memberdayakan sumberdaya pendidikan yang ada untuk meningkatan
14
Universitas Sumatera Utara
15
kualitas berbahasa inggris dan dapat bekerja pada sektor-sektor formal maupun informal. c. Sebagai bahan masukan bagi segenap pihak (masyarakat luas, akademisi, peneliti, pemerintah serta pengambil kebijakan). d. Membuka peluang bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan dan lebih mendalam yang berkaitan dengan sumber daya pendidikan.
15
Universitas Sumatera Utara