BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Permasalahan Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)
mula-mula adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Markowitz (1952). Secara sederhana, teori ini menyatakan bahwa resiko yang dimiliki oleh sekuritas individual adalah standar deviasi dari kumpulan return-nya sepanjang waktu (atau dalam periode waktu tertentu). Sehingga semakin besar standar deviasi return dari sebuah sekuritas berarti sekuritas tersebut memiliki resiko yang lebih besar ketimbang sekuritas lain yang memiliki standar deviasi kecil (harganya lebih stabil). Bagi investor pada umumnya, resiko itu dibentuk oleh kumpulan sekuritas yang dimilikinya, yakni yang biasa disebut dengan portofolio. Markowitz (1952) meneliti bahwa (i) ketika ada dua aset beresiko digabungkan menjadi sebuah portofolio, standar deviasi return portfolio tersebut bukanlah hasil weighted average dari standar deviasi kedua aset tersebut; dan (ii) ketika portofolio dari aset beresiko terbentuk, standar deviasi portfolio tersebut selalu lebih kecil dari jumlah standar deviasi aset-asetnya. Markowitz adalah orang pertama yang mengembangkan pengukuran terhadap portofolio beresiko, dia menurunkan perumusan expected returns dan resiko dari portofolio beresiko. Model Markowitz juga menghasilkan efficient frontier dari portofolio, dari sini investor dapat
1
2
menentukan susunan portofolio yang mereka miliki – sekuritas-sekuritas apa saja yang harus mereka miliki dalam portofolio mereka dengan besar persentasenya masing-masing – sesuai dengan return yang diharapkan. Penghitungan terhadap pengurangan resiko oleh Markowitz memakan langkah yang panjang, Sharpe (1964) mengembangkan metode perhitungan yang lebih efisien, yakni yang disebut dengan single index model, dimana return dari sekuritas individual berhubungan dengan return indeks gabungan. Selanjutnya model Markowitz ini dikembangkan lebih lanjut hingga menjadi CAPM oleh William Sharpe sendiri (Jack Treynor, John Lintner dan Jan Mossin juga menemukan perumusan CAPM ini namun dengan pendekatan yang sedikit berbeda dari William Sharpe). Perhitungan terhadap resiko dari sekuritas individual pada sebuah portofolio harus dihubungkan dengan sekuritas lainnya pada portofolio; bila investor mau menambahkan sebuah sekuritas ke dalam portofolio maka resiko dari sekuritas yang baru itu harus diukur, apakah penambahan sekuritas ini akan meningkatkan resiko portofolio secara keseluruhan, ataukah menurunkan resiko portofolio, dan bagaimana pengaruhnya terhadap return portofolio secara keseluruhan (Galagedera, 2007). Dalam sejarahnya sampai saat ini, CAPM telah menjadi alat yang sering dipakai dalam bidang finance, untuk menentukan cost of capital, portfolio performance, diversifikasi portofolio, pemilihan strategi portofolio dan sebagainya. Dalam 50 tahun terakhir ini, telah banyak penelitian-penelitian untuk menghitung validitas daripada perumusan CAPM ini. Penelitian-penelitian tersebut banyak
3
dilakukan karena investasi semakin banyak dilakukan, sementara perhitungan return dari investasi-investasi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode CAPM, dari sini terlihat jelas bahwa CAPM cukup mempengaruhi pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Berbagai faktor seperti perbedaan pasar, variasi instrumen investasi dan instrumen-instrumen turunan yang semakin banyak, perbedaan behavior dari para pemain di negara yang satu dengan negara yang lain mengakibatkan validitas CAPM kembali dipertanyakan, penelitian ini diadakan oleh penulis untuk mendapatkan jawaban mengenai validitas CAPM terhadap pasar saham di Indonesia, khususnya pada sebagian besar saham-saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini penting untuk dilakukan, karena CAPM sering digunakan untuk memprediksi return-return saham individual dalam suatu kurun periode waktu di masa mendatang. Dengan adanya pembuktian CAPM berlaku / tidak berlaku di BEI maka untuk memprediksi return saham-saham di BEI bisa tetap menggunakan CAPM (bila terbukti valid) atau justru harus mencari metode lain (bila terbukti tidak valid), akibat langsungnya adalah setiap prediksi return saham yang menggunakan CAPM dapat dihindari sebab bisa menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan pada tingkat manajemen investasi. Penelitian ini juga penting dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor dan kondisi-kondisi apa saja yang menyebabkan CAPM dapat berlaku / tidak dapat berlaku di BEI. Dari uraian di atas tersebut dapat diketahui bahwa seharusnya. Penulis akan meneliti validitas CAPM untuk pengukuran return dari portofolio serta faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi validitas pemakaian CAPM. Selanjutnya, judul tesis ini ditentukan oleh penulis sebagai berikut:
4
“Validitas Penggunaan CAPM di BEI untuk Mengukur Return dari Saham periode 2003-2007 dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Validitas CAPM”.
1.2
Rumusan Permasalahan Di dalam melakukan investasi terhadap instrument saham di pasar saham,
seorang investor memerlukan informasi yang akurat khususnya untuk mengetahui berapa besar return dan resiko yang dimilikinya ketika investor tersebut memutuskan untuk berinvestasi di sebuah saham, kesalahan informasi akibat penggunaan metode yang tidak valid dapat berakibat fatal karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan ketikan berinvestasi. Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dinyatakan lewat pertanyaan berikut: “Apakah metode CAPM terbukti valid pada BEI?”
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk melihat apakah CAPM
terbukti valid dalam BEI dengan melakukan uji: 1. Apakah intercept sama dengan nol secara statistikal dan variabel beta bernilai positif dan berbeda secara signifikan dari nol. 2. Apakah beta berhubungan secara linear terhadap return. 3. Apakah non-systematic risk saham mempengaruhi return portofolio.
5
Manfaat penelitian ini bagi pihak pembaca adalah: 1. Memberikan informasi kepada investor (pelaku pasar) tentang hasil analisis untuk apakah perumusan CAPM terbukti valid untuk bisa dipakai sebagai alat pengukur return dengan tingkat akurasi yang baik. 2. Memberikan referensi awal kepada kalangan akademisi yang lain, sebagai bahan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan model perhitungan risk dan return pada saham seperti model CAPM ini.
1.4
Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup kajian ini memiliki batasan-batasan pada Negara Indonesia,
dan lebih sempit lagi yakni BEI, dimana surat-surat berharga yang diperdagangkan terbatas pada saham saja, sementara obligasi, waran dan opsi tidak diikut-sertakan karena pendekatannya akan serupa dengan saham hanya saja data-data yang diperlukan berbeda. Selain itu, ruang lingkup dari data-data yang dipakai adalah data historikal dari saham-saham yang dipilih secara acak (walaupun pemilihan secara acak namun sebagian besar saham dipilih dari LQ45 dikarenakan saham-saham di LQ45 memiliki volume perdagangan besar dan menjadi penentu pergerakan IHSG, sementara pemilihan saham-saham di luar LQ45 untuk menjadi sampel atas sahamsaham minoritas) pada periode perdagangan 2003-2007. Adapun jumlah saham yang akan diteliti sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 saham dari total sekitar 437 saham yang ada di BEI (80% dari total saham ini tidak liquid), jumlah
6
sampel ini juga diyakini oleh penulis sudah cukup untuk dapat mewakili populasi yang ada.
1.5
Sistematika Pembahasan Adapun sistematika daripada tesis ini dibagi menjadi lima bab sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang permasalahan dari tesis, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan serta sistematika pembahasan dari tesis penelitian ini.
BAB II: Landasan Teori Bab ini berisi mengenai teori-teori yang menjadi dasar dari pengertian dan pembahasan masalah dalam tesis ini. Kerangka teori meliputi didapat dari berbagai literatur (sebagian besar literatur dari internet, lengkap dengan judul, pembuat dan tahun pembuatan)
BAB III: Metodologi Penelitian Bab ini berisi mengenai metodologi penelitian yang akan dilakukan pada
penelitian,
membahas
tentang
data-data
yang
diperlukan,
pengelompokan data-data dan perumusan yang dipakai serta langkah-langkah untuk melakukan analisa.
7
BAB IV: Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi mengenai hasil pengolahan dari data yang sudah dikumpulkan dan analisa dari hasil pengolahannya yang daripadanya dapat diambil informasi mengenai validitas CAPM pada BEI
BAB V: Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang didapat dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan, bagaimana penelitian ini dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Lewat kesimpulan yang didapat, penulis memberikan saran-saran bagi pembaca mengenai validitas CAPM untuk bisa (atau tidak bisa) dipakai sebagai alat pengukur return portofolio dengan kondisi-kondisi yang berkaitan.