Vol 2 (1), 2010
ISSN : 2085-3858
Pengujian Capital Asset Pricing Model (CAPM) secara Empiris terhadap Kelompok Saham Kompas 100 (K-100) Bambang Hendrawan Politeknik Batam Program studi Akuntansi Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak
Peran
CAPM dalam pengambilan keputusan
Penelitian ini merupakan studi kasus pada 100 saham
manajerial tentu akan dipengaruhi oleh keandalan
yang termasuk K-100
yang berjudul; “Pengujian
teori tersebut dalam penerapannya secara empiris.
CAPM untuk saham K-100 di Pasar Modal Indonesia
Pengujian empiris pertama kali terhadap model
Periode Tahun 2007”. Tujuan penelitian ini adalah
CAPM diawali oleh Lintner .
untuk mengetahui apakah Capita Asset Pricing Model (CAPM) konsisten diterapkan di kelompok saham
Penelitian ini ingin mengetahui apakah model CAPM
K-100. Hasil pengujiam empirik secara keseluruhan
dapat berlaku di pasar modal Indonesia melalui
CAPM tidak terbukti karena nilai a1 seharusnya sebesar R f dan nilai a2 seharusnya sebesar R M − R f .
pengujian empiris menggunakan pendekatan Lintner dan Douglas.
Namun hasil pengujian menunjukkan nilai a1 sebesar 10,36% jauh lebih tinggi dari perhitungan teoritik 2
sebesar 0,76% dan a2 sebesar -22,31% jauh lebih
Tinjauan Pustaka
kecil dibanding 2,56%. Dari hasil perhitungan
Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa CAPM tidak
suatu model yang menghubungkan expected return
berlaku di Pasar Modal Indonesia khususnya pada
dari suatu asset yang berisiko dengan risiko dari asset
kelompok K-100 selama periode pengamatan
tersebut pada kondisi pasar equilibrium. CAPM
Kata kunci : CAPM, saham K-100, Pengujian empiris
dikembangkan pertama kali pada tahun 1960 oleh
1 Capital
Asset
William F.Sharpe, Litner dan Mossin. Weston, Copeland dan Shastri (2005) mendefinisikan CAPM
Introduction Pricing
sebagai berikut: “A Model based on the proposition yang
that any stock’s required rate of return is equal to the
dikembangkan oleh Sharpe (1964), Lintner (1965)
risk free of return plus a risk premium,when risk
dan Mossin (1966) telah menjadi model utama dalam
reflect diversification”. Atas teori pembentukan harga
bidang keuangan sampai sekarang.
Teori CAPM
aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset
mengatakan
asset
Pricing Model (CAPM), William Sharpe memperoleh
bahwa
Model
return
(CAPM)
suatu
hanya
dipengaruhi oleh systematic risk atau risiko pasar saja
nobel ekonomi pada tahun 1990
karena diasumsikan unsystematic risk atau risiko unik dari
suatu
asset
dapat
dihilangkan
melalui
diversifikasi.
10
Vol 2 (1), 2010
ISSN : 2085-3858
Bodie et al. (2007) menjelaskan bahwa CAPM
yang kecil.
merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan
h.
Terdapat banyak sekali investor, dan tidak ada
modern. CAPM memberikan prediksi yang tepat
satupun investor yang dapat mempengaruhi
antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat
harga suatu sekuritas, semua investor adalah
harapan pengembalian (expected return). Walaupun
price-taker.
CAPM belum dapat dibuktikan secara empiris,
i.
Pasar dalam keadan seimbang (equilibrium).
Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model memiliki akurasi
Asumsi-asumsi model CAPM seperti yang disebutkan
yang cukup pada aplikasi penting.
di atas memang terlihat tidak realistis, mengingat asumsi tersebut sulit ditemui di dalam dunia nyata.
Model CAPM merupakan pengembangan teori
Namun demikian, model CAPM merupakan model
portofolio yang
yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas
dikemukakan oleh Markowitz
di pasar yang bersifat kompleks.
dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk).
Oleh karena itu, CAPM sebagai sebuah model yang
Berdasarkan
seimbang,
model
Markowitz,
masing-masing
bisa
membantu
menyederhanakan
mendiversifikasikan
gambaran hubungan return dan risiko dalam dunia
portfolionya dan memilih portfolio yang optimal atas
nyata yang terkadang sangat kompleks. Jika semua
dasar preferensi investor terhadap return dan risiko
asumsi-asumsi terpenuhi, maka akan terbentuk suatu
pada titik-titik portfolio yang terletak di sepanjang
pasar yang equilibrium. Dalam kondisi pasar yang
garis portfolio efisien.
equilibrium investor tidak akan bisa memperoleh
investor
diasumsikan
akan
abnormal return dari tingkat harga yang terbentuk, Di samping asumsi tersebut, menurut Fabozzi, (1999)
termasuk bagi investor yang mendorong semua
terdapat beberapa asumsi lain dalam CAPM yang
investor untuk memilih portfolio pasar, yang terdiri
dibuat untuk menyederhanakan realitas yang ada
dari semua asset berisiko yang ada. Portfolio pasar
yaitu:
tersebut akan berada pada garis efficient frontier dan
a.
Semua
investor
mempunyai
sekaligus merupakan portfolio yang optimal.
distribusi
probabilitas tingkat return dimasa depan yang identik, karena mereka mempunyai harapan atau
CAPM
menyatakan
bahwa
dalam
keadaan
ekspektasi yang hampir sama mengenai keadaan
ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari
pasar dan mencari mean-variance dari portofolio
rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang
yang optimal. Semua investor menggunakan
efisien adalah passive strategy. CAPM berimplikasi
sumber informasi seperti tingkat return, varians
bahwa premium risiko dari sembarang aset individu
return dan matriks korelasi yang sama dalam
atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium
kaitannya dengan pembentukan portfolio yang
pada portofolio pasar dan koefisien beta.
efisien. Semua investor mempunyai satu periode waktu
Keinginan utama dari investor adalah meminimalkan
yang sama, misalnya satu tahun.
risiko dan meningkatkan perolehan (minimize risk
Semua investor dapat meminjam (borrowing)
and maximize return). Asumsi umum bahwa investor
atau meminjamkan (lending) uang pada tingkat
individu yang rasional adalah seorang yang tidak
risk free rate of return.
menyukai risiko (risk aversive), sehingga investasi
d.
Tidak ada biaya transaksi.
yang berisiko harus dapat menawarkan tingkat
e.
Tidak ada pajak pendapatan.
perolehan yang tinggi (higher rates of return), oleh
f.
Tidak ada inflasi.
karena itu investor sangat membutuhkan informasi
g.
Semua aktiva bisa diperjualbelikan dalam fraksi
mengenai risiko dan pengembalian yang diinginkan.
b. c.
11
Vol 2 (1), 2010
ISSN : 2085-3858
dipisahkan. Systematic risks adalah bagian yang tidak Adapun risiko investasi yang dihadapi oleh investor
dapat dipisahkan yang berhubungan dengan seluruh
(Rose, Peter Marquis, 2006 ) adalah sebagai berikut
pergerakan pasar saham dan tidak dapat dihindari.
a.
b.
c. d. e.
f.
Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan
Informasi keuangan mengenai sebuah perusahaan
menjadi turun ketika suku bunga meningkat
dapat membantu dalam menentukan keputusan
mengakibatkan pemilik investasi mengalami
investasi. Investor biasanya menghindari risiko,
capital loss.
investor
Reinvestment risk, risiko yang disebabkan
(additional
sebuah aset akan memiliki yield yang lebih
tambahan (additional risks). Oleh karena itu saham
sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan
berisiko
datang.
mempunyai harga yang menghasilkan perolehan lebih
Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal
tinggi daripada perolehan yang diharapkan dari saham
membayar bunga atau bahkan pokok aset.
berisiko lebih rendah.
menginginkan returns) tinggi
perolehan
untuk
(High-risk
tambahan
menanggung risiko securities)
harus
Inflation risk. Risiko menurunya nilai riil aset karena inflasi.
CAPM mencoba untuk menjelaskan hubungan antara
Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset
risk dan return. Konsep hubungan β (risiko sistematis)
karena penurunan nilai tukar mata uang yang
dengan return dijelaskan oleh Security Market Line
dipakai oleh aset.
(SML). Hubungan expected return dan risiko terletak
Political risk. Risiko menurunya nilai aset
pada garis SML, dengan komponen utama CAPM
karena perubahan dalam peraturan atau hukum
meliputi:
karena perubahan kebijakan pemerintah atau
o
Risk free rate of return
perubahan penguasa.
o
Premi risiko untuk sekuritas
Suku bunga bank sentral tentunya masih berpotensi
Hubungan expected return suatu investasi dan
memiliki semua risiko, akan tetapi diasumsikan
risikonya (β) dapat disajikan pada gambar berikut:
negara tidak mungkin gagal membayar (walaupun ada juga kemungkinannya), oleh karena itu biasanya return dari risk free asset (Rf) digunakan suku bunga bank sentral. Dalam penilaian mengenai risiko, biasanya saham biasa digolongkan sebagai investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan (possibility), sedangkan derajat risiko (degree of risk) adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi (amount of potential
fluctuation).
Saham
berisiko
dapat Gambar Security Market Line
dikombinasi dalam sebuah portfolio menjadi investasi yang lebih rendah risiko daripada saham biasa tunggal.
Sumbu tegak menunjukkan expected return suatu
Diversifikasi akan mengurangi risiko sistematis
investasi dan sumbu datarnya adalah risiko yang
(systematic risk), tetapi tidak dapat mengurangi risiko yang
tidak
sistematis
(unsystematic
diukur dengan beta. Investasi pada seluruh saham
risk).
merupakan investasi pada portfolio pasar, karena itu β
Unsystematic risk adalah bagian dari risiko yang tidak umum
dalam
sebuah
perusahaan
yang
adalah 1,0. Garis yang menghubungkan expected
dapat
12
Vol 2 (1), 2010
ISSN : 2085-3858
return dengan β disebut sebagai Security Market Line (SML).
expected
Tingkat
return
Sesuai dengan konsep CAPM, maka jika kita
dari
melakukan suatu pengujian empiris terhadap CAPM,
investasi-investasi lain akan berada pada garis
ada beberapa asumsi yang perlu dirumuskan (Brigham,
tersebut sesuai dengan β investasi tersebut. Semakin
and Gapenski, 2002): (1) Semakin tinggi risiko, maka
besar β-nya semakin besar pula expected return dari
semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang
investasi tersebut. Jack Treynor, William Sharpe dan
diharapkan;
John
1960-an
hubungan yang linier dengan risiko; (3) Risiko tidak
memformulasikan dan membuktikan bahwa Security
sistematis tidak relevan, dalam artian tidak akan ada
Market Line (SML) adalah linier
imbalan bagi pemodal untuk memperoleh keuntungan
Litner
pada
pertengahan
(2)
Tingkat
keuntungan
memiliki
yang lebih besar kalau mereka menanggung risiko Dalam lingkup CAPM risiko diukur dengan β. Faktor
tidak
risiko harus dimasukan dalam penilaian suatu
keuntungan sekuritas atau portofolio dari equilibrium
investasi.. Karena risiko suatu aktiva bergantung
haruslah bersifat acak dan tidak bisa diketemukan cara
antara lain pada tingkat return yang layak bagi aktiva
untuk
tersebut, maka CAPM dapat digunakan untuk
memperoleh excess profit. (5) Tidak ada biaya
menentukan berapa tingkat return yang layak untuk
transaksi; (6) Tidak ada pajak; (7) Seluruh investor
suatu investasi dengan mengingat risiko investasi
adalah price takers; (8) Kuantitas dari keseluruhan
tersebut. β juga merupakan ukuran dari hubungan
assets tersedia dan tetap
sistematis;
(4)
memanfaatkan
Penyimpangan
penyimpangan
tingkat
guna
paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren 3
dalam pasar saham . Bila nilai β = 1 artinya adanya
Metodologi
hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh
Populasi penelitian ini adalah seluruh saham yang
pasar seperti yang diukur indeks pasar (market index),
tedaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) s.d bulan Nov
contohnya nilai yang diukur
Dow-Jones
2007. Sampel yang diambil merupakan 100 jenis
Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index
Saham di BEJ yang tergabung di Kompas 100 dengan
atau IHSG. Bila β > 1,00 (Aggressive Stock) artinya
periode Pengamatan Jan 2003 s.d Nov 2007.
saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada
Kompas-100 adalah saham-saham yang terpilih dari
pasar. Ini berarti risiko saham lebih besar dari risiko
Harian Kompas untuk dimasukkan dalam indeks
pasar.
(Defensive
Kompas-100 dengan kriteria: (1) memiliki likuiditas
Stock)artinya saham cenderung naik dan turun lebih
yang tinggi, (2) nilai kapitalisasi pasar yang besar, (3)
rendah daripada indek pasar secara umum atau dengan
saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja
kata lain risiko saham lebih kecil dari risiko pasar
yang baik. Saham-saham yang termasuk dalam
Sedangkan
jika
β
<
oleh
1,00
Kompas-100 diperkirakan mewakili sekitar 70-80% Perubahan persamaan risiko dan return (Equation Risk
dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar
and Return) dengan memasukan faktor β dinyatakan
seluruh saham yang tercatat di BEJ. Daftar nama 100
sebagai:
jenis saham yang termasuk K-100 dan digunakan pada
(
E ( R s ) = R f + β s E ( RM ) − R f
)
penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
Dimana:
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
E(Rs) = Expected Return on a given risky security
adalah sumber data sekunder, yaitu data yang
Rf = Risk-free rate
diperoleh dari pihak lain, dan diolah kembali untuk
E(RM) = Expected return on the stock market as a
kepentingan
whole
meliputi : (1) Data harga saham 100 saham yang
βs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu
masuk dalam kategori K-100, diperoleh dari informasi
tertentu
harga saham bulanan selama bulan Januari 2003
penelitian
ini.
Data-data
tersebut
hingga November 2007. Data harga saham ini
13
Vol 2 (1), 2010
diunduh
dari
Yahoo!
ISSN : 2085-3858
Finance
dimana
(http://finance.yahoo.com); (2) Data indeks aset bebas
Rit = return saham i bulan ke-t
risiko (risk free rate) digunakan data Sertifikat Bank
Pit = Harga penutupan saham i bulan ke-t
Indonesia (SBI) bulanan selama bulan Januari 2003
Pit-1=Harga penutupan Saham i bulan ke-(t-1)
hingga November 2007, yang diperoleh dari web Bank Indonesia (http://www.bi.go.id); (3) Data indeks
Rumus untuk mencari Return bulanan dari IHSG
pasar, dipergunakan data Indeks Harga Saham
adalah sebagai berikut:
Gabungan (IHSG) bulanan selama bulan Januari 2003
RIHSGt =
hingga November 2007. Data ini diperoleh dari Yahoo! Finance (http://finance.yahoo.com).
IHSGt − IHSGt −1 IHSGt −1
..............(4)
dimana
Pengolahan dan Analisa data dilakukan dengan dua tahap proses regresi, yaitu first-pass regression dan
Rt = return IHSG bulan ke-t
second-pass regression, seperti yang telah dilakukan
Pt = IHSG penutupan bulan ke-t Pt-1=IHSG penutupan bulan ke-(t-1)
Lintner (1965) dan Douglas (1968) yang melakukan pengujian CAPM di tahun 1960-an.
d. Melakukan regresi time series sederhana dari -
First pass Regression
setiap saham, dimana variabel bebasnya adalah
Rit = α i + bi R Mt + eit .....(1)
return bulanan dari IHSG dan variabel terikatnya adalah return bulanan dari masing-masing saham.
Menggunakan data time series actual return untuk mencari
Beta
dan
varians
residual
Dari hasil regressi akan diperoleh satu nilai
dari
koefisien beta dan satu nilai varians residual dari
masing-masing saham -
setiap saham , yang akan digunakan sebagai input
Second pass Regression
dalam regresi tahap II
Ri = ai + a 2bi + a3 S ei2 + ηi .................(2) Regresi Tahap II: Menggunakan data cross-sectional return rata-rata
a.
setiap saham terhadap beta dan varians residual
dari
hasil dari first pass regression, untuk mencari
saham-saham
yang
varians residual dari hasil regresi tahap pertama b.
Langkah-langkah yang lebih rinci dalam melakukan
Menghitung rata-rata return saham dari data rata-rata data return bulanan masing-masing
pengujian adalah sebagai berikut:
saham selama periode pengamatan c.
Regresi Tahap I :
Melakukan regresi dengan data cross-sectional antara variabel terikat yaitu return rata-rata dari
a. Mengumpulkan data harga saham-saham yang
setiap saham dengan dua variabel bebasnya yaitu
termasuk dalam K100 selama periode pengamatan
beta dan varians residual dari setiap saham.Dari
b. Mengumpulkan data IHSG selama periode
hasil tersebut akan diketahui koefisien parameter
pengamatan
a1, a2 dan a3 dan tingkat signifikansi dari
c. Menghitung return dari setiap saham dan IHSG selama periode pengamatan.
masing-masing koefisien
Rumus untuk
mencari Return bulanan dari masing-masing
Secara bersamaan dilakukan juga perhitungan nilai
saham adalah sebagai berikut:
Pit − Pit −1 Pit −1
masing-masing
termasuk dalam K100. Terdapat 100 beta dan
koefisien parameter a1, a2 dan a3.
Rit =
Mengumpulkan data beta dan varians residual
koefisien a1, a2 dan a3 secara teroritikal berdasarkan teori CAPM. Nilai parameter secara teori yang
..........(3)
disyaratkan CAPM adalah sebagai berikut:
14
Vol 2 (1), 2010
a1 =
a2 =
a3 =
ISSN : 2085-3858
R f (rata-rata Risk Free rate yang didekati dengan nilai rata-rata data suku bunga SBI 3 bulanan per bulan
>0 dan R M − R f (rata-rata Pasar yang didekati dengan nilai rata-rata IHSG selama periode pengamatan dikurangi rata-rata risk free rate yang didekati dengan nilai rata-rata data suku bunga SBI 3 bulanan per bulan 0
5 Hasil
pengujian
Kesimpulan yang
telah
dilakukan
pada
saham-saham yang tergabung dalam K100 di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa CAPM tidak berlaku,
setidaknya
selama
masa
pengamatan.
Masalah bias dalam pengamatan dan penggunaan data memang menjadi kendala yang populer dalam penelitian CAPM.
Dalam melakukan pengolahan data untuk menghasilkan output regresi 2 tahap yang diperlukan, peneliti menggunakan alat bantu berupa software Microsof Excel versi 2003.
Penggunaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai portfolio pasar sebenarnya juga memiliki kelemahan, karena dalam penghitungan IHSG di
4
Bursa Efek Jakarta, juga ikut dihitung saham-saham
Pembahasan Hasil
yang “tidur” alias tidak aktif diperdagangkan
Rekapitulasi hasil pengujian menggunakan regresi 2
Menurut Arianto (1996), terdapat berbagai alasan
tahap dapat dilihat pada tabel berikut *) rincian hasil perhitungan teoritikal dan hasil pengujian regresi tahap 2 dapat dilihat pada lampiran
a1 = Hasil pengujian
menunjukkan nilai koefisien
variance residual yang tidak signifikan. Nilai t statitistik pada variance residual sebesar -0,86 dan berada di bawah 1.96. Sehingga nilai a3 adalah 0 (nol). Hal ini sesuai dengan teori. Namun secara keseluruhan CAPM tidak terbukti karena nilai a1 seharusnya sebesar R f atau sama
Hasil Pengujian*) 10,36% , sig
Keterangan
Hasil pengujian > hasil perhitungan teoritik a2 = 2,56% -22,31%, Hasil pengujian < sig hasil perhitungan teoritik, dan bernilai negatif a3 = 0 -947,76, Hasil pengujian < tdk sig hasil perhitungan teoritik yang memungkinkan kegagalan dari pengujian CAPM secara empiris, antara lain: Portofolio yang
dengan 0,76% dan nilai a2 seharusnya sebesar R M − R f atau sama dengan 2,56%. Sementara hasil
dibentuk tidak mencerminkan keseluruhan dari kemungkinan portofolio yang ada, Beta (β) bukanlah
pengujian menunjukkan nilai a1 sebesar 10,36% dan a2
Perhitungan Teoritikal *) 0,76%
alat ukur yang tepat untuk mengukur risiko, adanya
sebesar -22,31%. Ini berarti berdasarkan hasil
efek dari pajak; adanya return yang tidak normal,
pengujian, menunjukkan bahwa bila beta suatu saham
tidak ada assets bebas risiko serta adanya perbedaan
semakin besar maka nilai returnnya justru negatif.
tingkat bunga pinjaman dan simpanan
Sesuai dengan kritik dari Richard Roll, CAPM tidak
Namun demikian, masih menurut Arianto (1996),
bisa digunakan karena pengambilan return pasar
CAPM tetap merupakan alat yang bermanfaat, karena
dilakukan hanya dengan menggunakan nillai IHSG
dapat dipergunakan sebagai benchmark yang berguna.
semata. Sementara sudah diketahui bahwa pasar
Kebanyakan alternatif alat analisis selain CAPM juga
modal di Indonesia belum merupakan pasar modal
menggunakan
yang efisien. Sehingga menggunakan IHSG sebagai
formatnya serupa dengan CAPM. Oleh karenanya,
parameter untuk menjadi acuan return pasar akan
memahami konsepsi matematis dari CAPM tetap
menimbulkan bias yang besar.
merupakan hal yang berguna. Selain itu, CAPM
CAPM
sebagai
dasar,
sehingga
merupakan acuan awal untuk memahami manajemen portofolio dan penilaian kinerjanya.
15
Vol 2 (1), 2010
Untuk
menghasilkan
hasil
uji
yang
ISSN : 2085-3858
lebih
komprehensif, disarankan untuk melakukan pengujian dengan berbagai pendekatan pengujian CAPM yang lain seperti yang dilakukan oleh Black, Jensen dan Scholes (1972) ataupun yang dilakukan oleh Fama dan MacBeth (1973).
16
Vol 2 (1), 2010
ISSN : 2085-3858
Daftar Referensi
Biografi Peneliti
[1] Arianto, E. 1996. Pengujian Standard CAPM di Bursa Efek Jakarta, Pengamatan selama periode 1994-1995. Majalah Manajemen, ISSN: 0216-1400, edisi Sep-Okt 1996
Bambang Hendrawan, lahir di Medan, 25 Juni 1977. Menamatkan pendidikan tingkat sarjananya pada tahun 1999 dari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Mengawali karirnya sebagai dosen tetap di Program studi Akuntansi Politeknik Batam sejak tahun 2000, benks, begitu panggilan akrabnya, pernah menjabat sebagai Wakil Direktur Bidang Adminstrasi Umum dan Sumber Daya pada tahun 2001-2007, sebelum akhirnya melanjutkan pendidian magisternya dan menyelesaikannya baru-baru ini pada tahun 2010 di Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Indonesia.
[2] Bodle, Z, A. Kane, dan A.J. Marcus. 2007. “Essential of Investment"; Sixth Edition, The McGraw-Hill Companies. Inc.. USA [3] Brigham, E.F., and Gapenski, L.C., 2002. Financial Management: Theory and Practice, 10th ed. Thomson Learning Inc, USA. [4] Copeland, T. and J. Weston. Shastri 2005. Financial Theory and Corporate Policy. Fourth edition (Reading, Mass.; Wokingham: Addison-Wesley)
Semasa menempuh pendidikan magister, yaitu pada tahun 2008-2009, pria yang telah dikaruniai dua orang anak ini, pernah terlibat aktif sebagai anggota tim penelitian bersama skala internasional mengenai The Competitiveness of Batam, Bintan, Karimun as Free Trade Zone, kolaborasi Management Research Center, Universitas Indonesia dengan Asia Competitiveness Institute, National University of Singapore.
[5] Elton, Edwin J., M. Gruber, S. Brown, and W. Goetzmann. 2003. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. New York: John Wiley and Sons [6] Fabozzi, Frank J. 1999. Manajemen Investasi; Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd, Prentice-Hall, Jakarta
Pria yang sangat gemar mencoba berbagai jenis cabang olahraga ini , selama tiga tahun terakhir juga aktif sebagai Freelance Expert Consultant dalam bidang perencanaan bisnis dan penilaian kinerja perusahaan, perencanaan strategik e-Government di beberapa pemerintah daerah dan pengembangan kurikulum, fasilitas e-learning, serta modul literasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi PNS di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
[7] Gitman, Lawrence J. 2000. Principles of Managerial Finance; Ninth Edition, Addison Wesley Publishing Company, United States of Amerika [8] Rose, Peter S., dan Marquis, Milton H. 2006. Money and Capital Markets, Ninth Edition, [9] Husnan, S., 2000. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas di Pasar Modal, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta
Pemegang Sertifikasi Nasional Asessor Akreditasi Sekolah Menengah dan Sertifikasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa untuk Pemerintah ini, mengampu beberapa mata kuliah yang terkait dengan bidang bisnis dan manajemen, seperti pengantar bisnis manajemen, manajemen keuangan, manajemen industri, Sistem informasi manajemen, Pengantar Teknologi Informasi, Aplikasi Teknologi Informasi Bisnis, etika dan komunikasi bisnis.
[10] Situs Resmi Bank Indonesia, http://www.bi.go.id [11] Yahoo Finance, http://finance.yahoo.com
Lampiran 1. 2.
17
Daftar Nama Saham yang masuk kategori indeks Kompas 100 (K-100) Hasil Perhitungan Teoritik dan hasil Regresi data Cross-Sectional tahap 2