BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pelajaran eksakta yang dipergunakan disemua
kehidupan, sehingga tidak heran kalau hampir semua jurusan di perguruan tinggi menggunakan matematika sebagai salah satu mata kuliah yang harus ditempuh, dan namanya juga beragam, ada yang menamakannya matematika sosial, matematika ekonomi, matematika sains, dan lain sebagainya. Pembelajaran matematika akan mudah diterima dengan mudah oleh siswa jika disampaikan dengan metode dan model yang dapat membuat siswa senang belajar matematika. Disadari atau tidak matematika oleh sebagian siswa dianggap sebagai pelajaran yang menakutkan, sebelum diajari mereka sudah beranggapan matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit dan menakutkan. Hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang menerapkan model pembelajaran yang membuat siswa takut, bahkan untuk menutupi ketidakmampuannya guru tidak segan-segan berbuat kasar pada siswa dengan mencubit, memukul, memaki-maki dan lain sebagainya, kesemuanya itu membuat siswa takut setiap pembelajaran matematika.(Windayana, 2006:33) Guru yang bijak dalam pembelajaran adalah guru yang dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa, materi yang disampaikan, dan suasana kelas pembelajaran. Jadi guru tidak memaksakan model yang dikuasainya saja walaupun hal ini sangat tidak sesuai dengan kondisi anak didiknya. Disinilah letak pentingnya penelitian kelas dilakukan oleh semua guru
1
2 di sekolah dasar. Dengan PTK guru akan mengetahui model, teknik dan pendekatan pembelajaran yang tepat diterapkan pada kelas pembelajaran dimana ia mengajar. PTK yang dikerjakan dengan baik dan benar maka setiap permasalahan dalam proses pembelajaran akan dapat diatasi dengan mudah dan tepat sasaran, dan pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang diterimanya.( Kusnandar, 2011:25) Dalam pembelajaran matematika diperlukan kemampuan guru dalam memilah-milah model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan pada siswa, karena tidak semua materi yang ada dapat menggunakan model pembelajaran yang sama, dan hal ini tidaklah mudah. Kemampuan guru dalam menerapkan metode dan model pembelajaran pada setiap pembelajaran akan berdampak pada semakin membaiknya suasana pembelajaran di kelas, yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran makin baik, semakin tingginya daya serap siswa, yang pada akhirnya akan meningkatkan dan prestasi belajar siswa. Hasil belajar yang terjadi di SDN Potoan Laok II Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan tidaklah demikian, karena setelah selesai proses pembelajaran dan diadakan evaluasi pembelajaran hasil belajar yang diperoleh siswa sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil belajar siswa pada materi menjumlahkan bilangan bulat tahun pelajaran 2011-2012, dari 38 siswa hanya 11 orang (28,94%) yang berhasil mencapai nilai minimal 60 atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan sebanyak 27 siswa (71,05%) masih belum tuntas atau berada dibawah KKM. Dari hasil belajar tersebut ketuntasan belajar secara klasikal dapat dikatakan belum tuntas karena berada dibawah standar yang ditetapkan sekolah yaitu 80%. Hal tersebut terjadi karena saat guru
3 menerangkan konsep penjumlahan
sebagian siswa ngobrol dengan temannya
sehingga tidak fokus, guru kurang melibatkan siswa sehingga siswa sangat pasif, dan kurangnyan guru memberi contoh soal yang bervariasi sehingga siswa banyak yang bingung menyelesaikan soal yang diberikan guru lebih-lebih soal penjumlahan bilangan bulat negatif dengan positif. Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti meminta guru mitra untuk ikut serta mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi pada siswa Kelas IV di SDN Potoan Laok II Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan tersebut di atas. Setelah melalui beberapa diskusi kecil akhirnya diketahui beberapa permasalahan diantaranya : (1) Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran penjumlahan bilangan bulat positif – negatif dan negatif – positif. (2) Kurangnya siswa dalam merespon materi penjumlahan bilangan bulat yang disampaikan, karena tidak paham. (3) Banyaknya siswa yang tidak dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Faktor penyebab dari masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah : (1) Pemahaman konsep belum dikuasai sepenuhnya oleh siswa. (2)Kurangnya penggunaan contoh kongkret pada proses pembelajaran. (3) Kurangnya pemberian latihan dan contoh soal yang bervariasi pada setiap pembelajaran di kelas, siswa kurang fokus. (4)Pembelajaran kurang menarik minat siswa. Menjumlahkan bilangan bulat kaitannya dengan model pembelajaran langsung. Model Pengajaran Langsung (Direct Intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah
4 demi selangkah (Kardi dan Nur,2000:2). Berdasar hasil penelitian dilakukan oleh Sucipto,S.Pd dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Ibadah Pokok Bahasan Praktek Sholat Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Siswa Kelas III SDIT Al-Irsyad Tahun Ajaran 2009/2010 terbukti bahwa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran langsung sangatlah relevansi karena siswa diarahkan belajar keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang diajarkan selangkah demi selangkah serta mengamatinya secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya. Berdasar kenyataan tersebut di atas maka penulis ingin mencoba untuk membahas dan meneliti dalam kegiatan penelitian tindakan kelas melalui judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menjumlahkan Bilangan Bulat Melalui Model pembelajaran langsung Pada Siswa Kelas IV SDN Potoan Laok II Pamekasan”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah didalam penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SDN. Potoan Laok II Pamekasan pada materi menjumlahkan bilangan bulat? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN. Potoan Laok II Pamekasan pada materi menjumlahkan bilangan bulat? 1.3 Tujuan Penelitian
5 Setiap kegiatan penelitian bagaimanapun bentuknya, pasti memiliki maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula dalam menyelesaikan program Penelitian Tindakan Kelas ini, diharapkan memiliki kemampuan mengajar lebih baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada siswa kelas IV SDN. Potoan Laok II Pamekasan pada materi menjumlahkan bilangan bulat. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN. Potoan Laok II Pamekasan pada materi menjumlahkan bilangan bulat dengan menggunakan model pembelajaran langsung. 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini antara lain yaitu: 1. Manfaat penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru yang adalah: a. Untuk memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya. b. Untuk mengetahui kekurangan atau kesalahan pada saat pembelajaran. 2. Manfaat PTK bagi pembelajaran/siswa a. Untuk meningkatkan proses hasil belajar siswa b. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat 3. Manfaat bagi sekolah a. Dapat mencari jalan yang lebih inovatif dalam menghadapi berbagai masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar yang dialami guru. b. Sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah, karena guru perlu merencanakan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran.
6 1.5 Batasan Penelitian Supaya dalam pembahasan permasalahan tidak meluas, maka diperlukan batasan masalah sebagai berikut: 1.
Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN. Potoan Laok II Pamekasan semester genap tahun pelajaran 2012-2013
2.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung.
3.
Pokok bahasan materi Matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah menjumlahkan bilangan bulat.
4.
Aspek yang diteliti adalah hasil belajar siswa pada materi menjumlahkan bilangan bulat.
1.6 Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahan pengertian maka istilah-istilah penting dalam skripsi ini didefinisikan sebagai berikut: 1.6.1 Model pembelajaran langsung Pembelajaran langsung didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu. Pada Model Pembelajaran Direct Instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Sintaks Model tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditunjukan table berikut: a. Fase 1 : Fase Orientasi b. Fase 2 : Fase Presentasi/Demonstrasi c.Fase 3 : Fase Latihan Terstruktur
7 d.Fase 4 : Fase Latihan Terbimbing e. Fase 5 : Fase Latihan Mandiri 1.6.2 Hasil Belajar Benyamin S. Bloom ( 1979:18-24)
dalam taksonominya terhadap hasil
belajar (Taksonomi Bloom) mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah, yaitu (1) ranah kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), dan (3) ranah psikomotor (motor skill domain). Dalam penelitian ini hasil belajar siswa dilakukan dengan tes setiap akhir siklus mencakup ranah kognitif saja. 1.6.3 Bilangan Bulat Pengertian bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan bilangan negatif. Bilangan cacah = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, ... Bilangan negatif = -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, -9, .... Jadi pengertian bilangan bulat = ... -5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, ...