BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di kawasan Eropa
dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya sendi-sendi perekonomian Asia, tidak terkecuali Indonesia yang mengalami gangguan instabitilas. Kondisi tersebut dipicu dengan runtuhnya ekonomi Yunani yang kemudian diikuti oleh beberapa mata uang lain di kawasan Eropa termasuk Italia, Spanyol dan bahkan Amerika Serikat, dan kemudian meluas hingga ke negara-negara lain seperti Jepang dan Singapura. Terkait dengan perekonomian nasional, dampak langsung yang kemudian dirasakan adalah melemahnya kinerja keuangan yang ada. Tidak hanya sektor perbankan, namun juga lembaga keuangan non bank seperti perusahaan sekuritas, asuransi dan berbagai bentuk lembaga keuangan lainnya. Tekanan keuangan global ini secara langsung memberikan dampak negatif sebagian pelaku sektor riil di Indonesia, khususnya pada kegiatan ekonomi yang berorientasikan ekspor-impor. Sebagian perusahaan korporasi satu per satu mengalami stagnasi dalam berusaha, yang disebabkan antara lain karena upaya penyelamatan dirinya masing-masing dari kewajiban hutang yang jatuh tempo, nilai hutang yang menggelembung sebagai akibat terdepresiasinya nilai mata uang Rupiah, dan melemahnya daya beli permintaan domestik.
9
Demikian halnya dengan operasional perusahaan yang tidak selalu mampu berkembang dengan baik. Perusahaan mungkin menghadapi kesulitan keuangan karena alasan operasi, atau dapat juga karena alasan keuangan. Alasan yang pertama berarti perusahaan menanggung biaya operasi yang lebih besar dari penghasilan operasinya. Kedua, perusahaan menghadapi kesulitan keuangan karena beban keuangan tetap yang terlalu besar. Mungkin dari sisi operasional masih menghasilkan keuntungan operasi, tetapi laba operasi tersebut tidak mampu untuk memenuhi kewajiban finansialnya. Masalah-masalah ini mungkin menyebabkan perusahaan melakukan perubahan struktur modal, yaitu kegiatan untuk merubah struktur modal perusahaan semakin membesar atau efisien. Perusahaan melakukan perubahan struktur modal apabila dinilai bahwa prospek perusahaan masih baik, sehingga dapat tertolong. Struktur perusahaan,
modal
yang
merupakan
terutama
pembiayaan
berupa
hutang
pembelanjaan jangka
permanen
panjang,
saham
preferen/prioritas dan modal saham biasa, tetap tidak semua masuk kredit jangka pendek. Masalah struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik dan mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban berat kepada perusahaan yang bersangkutan. Penggunaan kebijakan hutang bisa digunakan untuk memperkuat kinerja keuangan perusahaan yang diinginkan, namun kebijakan hutang juga tergantung pada pertumbuhan perusahaan yang juga terkait dengan ukuran perusahaan, yang juga dapat diukur dari total aset yang dimiliki perusahaan. Artinya perusahaan
10
yang besar dan memiliki kinerja perusahaan yang baik relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang melalui pasar modal. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan menilai kinerja keuangannya didasarkan pada data keuangan yang dipublikasikan yang sesuai dengan prinsip akuntansi keuangan yang berlaku umum. Hal ini bertujuan untuk menilai atau menganalisis kondisi keuangan perusahaan. Perubahan
struktur
modal
dapat
dijadikan
sebagai
alat
untuk
mengembalikan kondisi perusahaan yang saat itu sedang mengalami fluktuasi kinerja. Berdasarkan penelitian Safrida (2008), bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan secara bersama-sama berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini berarti bahwa penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan dan penurunan perubahan total aktiva perusahaan akan meningkatkan harga saham ketika perusahaan mengurangi penggunaan hutang. Dengan begitu, tinggal bagaimana perusahaan menerapkan strategi yang digunakan dalam melakukan perubahan struktur modal untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan mereka, agar perusahaan dapat kembali menjalankan usahanya. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Bidang Agrikultur di Indonesia”.
11
1.2.
Pembatasan Masalah Penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya pada analisis
perubahan struktur modal berpengaruh pada peningkatan atau penurunan rasio likuiditas perusahaan bidang agrikultur di Indonesia. Perlunya dilakukan perubahan struktur modal disebabkan perusahaan memiliki hutang dan mengalami tekanan ekonomi global. Selain itu akan dibahas juga dampak setelah dilakukan perubahan struktur modal terhadap likuiditas perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yang dapat mengukur tingkat likuiditas dan tingkat solvabilitas perusahaan. 1.3.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan sebelumnya, peneliti
bermaksud untuk mendapatkan hasil analisa dan bukti empiris: 1.
Apakah terjadi peningkatan atau penurunan struktur modal (D/E) di perusahaan bidang agrikultur Indonesia?
2.
Apakah ada pengaruh perubahan struktur modal di perusahaan bidang agrikultur terhadap likuiditas perusahaan?
1.4. 1.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui proses perubahan struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan bidang agrikultur di Indonesia.
2.
Untuk menganalisis dampak perubahan struktur modal terhadap likuiditas perusahaan.
1.5.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan akan diperoleh dari dilakukannya
penelitian adalah :
12
1.
Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat dan kontribusi ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keuangan pada umumnya dan lebih khusus lagi mengenai perubahan struktur modal dalam pemulihan sektor bisnis.
2.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi dunia usaha khususnya perusahaan untuk memenuhi kewajibannya disamping itu hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemegang saham yang memilih untuk menyelesaikan hutangnya dangan perubahan struktur modal agar dapat diperoleh manfaat yang lebih optimum baik bagi kreditur maupun debitur.
3.
Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran yang bermanfaat untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
1.6.
Sistematika Penulisan Dalam sistematika ini akan diuraikan secara garis besar isi dengan melihat
gambaran yang akan dibahas dalam setiap bab yang saling berkaitan. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori
13
Bab ini menguraikan landasan teori yang dipakai melalui teori-teori yang akan dibahas lebih lanjut. Berisikan pengertian, tujuan dan jenis-jenis laporan keuangan; pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan; pengertian, tujuan, faktor-faktor, model, alasan, dan proses melakukan perubahan struktur modal; pengertian stuktur modal dan hutang; serta hipotesis penelitian. Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini merupakan pedoman dalam memecahkan permasalahan penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, jenis data, teknik pengolahan data, dan metode pengujian hipotesis. Bab IV: Hasil Penelitian Bab ini menjelaskan tentang deskripsi data yang digunakan, analisis serta pembahasan hasil penelitian. Bab V : Penutup Bab ini merupakan penutup yang sekaligus menyajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Pada bab ini pula disajikan saran-saran yang dianggap bermanfaat bagi pengembangan penelitian di masa yang akan datang.
14