1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi membutuhkan SDM yang bukan saja berkualitas tetapi juga memiliki loyalitas. Salah satu untuk mencapai taraf ini adalah dengan menumbuhkan komitmen didalam diri SDM-nya. Komitmen merupakan konsep managemen yang menempatkan SDM sebagai figur sentral dalam organisasi. Tanpa komitmen sukar mengharapkkan partisipasi aktif dan mendalam dari SDM (Arvan Pradiansyah, 1999). Komitmen merupakan area terpenting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kinerja tim. Dalam sebuah tim harus diciptakan adanya keinginan bersama dari para anggota tim untuk mencapai satu tujuan. Dalam dua dasawarsa terakhir konsep komitmen telah memainkan peranan penting dalam filosofi MSDM maupun perilaku organisasi sebagaimana yang ditunjukkan oleh (Guest, 1987). Bahwa MSDM pada dasarnya didesaign untuk memaksimalkan integrasi organisasi, komitmen, fleksibilitas dan kualitas kerja (Amstrong, 1995). Dalam suatu organisasi komitmen sangat diperlukan, untuk itu defenisi dari komitmen organisasi adalah suatu kekuatan relatif identifikasi individu dan keterlibatan individu dalam suatu organisasi tertentu (Porter dkk, !974). Sedangkan pengertian dari komitmen perkerjaan adalah sebagai keyakinan dan penerimaan seseorang akan nilai-nilai dari perkerjaan yang disiplin sebagai profesi dan keinginan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya didalam profesi tersebut (Porter dkk, 1974).
2 Pengertian ini menunjukkan bahwa melihat pada aspek loyalitas dan keterikatan yang meliputi : keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi maupun pekerjaan, keinginan untuk menyumbangkan usaha terbaik untuk organisasi maupun pekerjaan, keinginan visi dan tujuan organisasi maupun pekerjaan. Pengertian komitmen tersebut, dapat dilihat bahwa komitmen memiliki dimensi yang luas setidaknya tiga dimensi (Gordon et.al. 1980) yaitu : 1. Loyalitas dan tanggung jawab 2. Keinginan untuk bekerja keras dalam organisasi 3. Keyakinan akan visi organisasi Hasil penilitian Porter, Steers, Moudew, (1974) memberikan penegasan yang lebih kuat dengan menyimpulkan bahwa komitmen terhadap tempat berkerja (employing organization) adalah prediktor yang lebih baik dibandingkan dengan job satisfaction dalam hal turnover karyawan. Hasil penitian (Meyer, dkk 1991), menunjukkan hasil yang tidak jauh beda yang intinya mendukung kesimpulan bahwa komitmen dapat menjadi prediktor yang lebih baik dibandingkan dengan kepuasan kerja dalam menjelaskan beberapa variabel perilaku individu terhadap organisasi, manajemen, tim kerja, profesi dan serikat pekerja. Allen dan Meyer (1991) mengemukakan bahwa komitmen itu dapat muncul dalam bentuk berbeda-beda. Dikatakan bahwa individu dapat merasakan komitmen yang berbeda terhadap organisasi, top manajemen, supervisor atau kelompok kerjanya. Allen dan Meyer menunjukkan adanya tiga bentuk komitmen yang dimiliki oleh individu yang mana bentuk komitmen tersebut memiliki implikasi yang berbeda bagi prilaku individu terhadap organisasi dan pekerjaan.
3 Ketiga bentuk komitmen yang dikemukan oleh Allen dan Meyer tersebut adalah: 1. Komitmen afektif menunjukkan adanya keterikatan psikologis antara individu dengan organisasinya. Contoh seorang individu yang tetap bergabung dalam suatu organisasi karena individu tersebut memang menginginkannya tanpa mempertimbangkan untung rugi dari sisi biaya. 2. Komitmen kontinuan menunjuk pada komitmen yang berkaitan sebagai pertimbangan untung rugi meninggalkan organisasi atau dengan kata lain individu bertahan dalam suatu organisasi karena membutuhkan organisasi tersebut. Contoh seorang calon dokter tersebut berkeinginan keluar dari profesinya namun calon dokter tersebut tetap menjalani profesinya karena merasa telah banyak investasi biaya yang telah dikeluarkan selama masa pendidikan di fakultas kedokteran. 3. Komitmen normatif, merupakan komitmen yang berbentuk berkaitan dengan persepsi individu bahwa sebagai anggota organisasi mereka merasa adanya kewajiban untuk tetap bertahan diorganisasinya. Ketiga bentuk komitmen ini menurut Allen dan Meyer lebih tepat dipandang sebagai komponen yang berbeda dari pada dipandang sebagai tipe yang berbeda untuk ketiga bentuk komitmen ini. Allen dan Meyer telah mengembangkan suatu model yang dapat dipakai untuk mengukur bentuk ketiga komponen komitmen tersebut. Model yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer ini disebut dengan Three Components (Model tiga komponen). Model ini telah diterima sebagai suatu model baku dalam mengukur komitmen organisasi maupun komitmen pekerjaan. Melihat begitu pentingnya peranan komitmen memprediksi dan menjelaskan beberapa variabel perilaku individu dalam organisasi maupun pekerjaan maka penulis berkeinginan untuk mengetahui pengaruh
4 berdasarkan alat ukur tiga komponen (Three Components Model) yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer (1991).
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana hubungan komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja perawat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ?
1.3. Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka digunakan batasan masalah sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan di Yogyakarta. Dimana populasinya perawat Rumah Sakit Bethesda. Profil perawat berdasarkan : usia, lama bekerja, jenis kelamin. b. Tipe komitmen yang diteliti : Komitmen afektif : Menunjukkan adanya keterikatan psikologis antara individu dengan organisasinya. Ciri-cirinya orang yang bertahan dalam suatu organisasi karena keinginan diri sendiri untuk terlibat dalam suatu organisasi. Contoh seorang individu tetap bergabung dalam suatu organisasi karena individu tersebut memang menginginkannya tanpa mempertimbangkan untung rugi dari sisi biaya. Artribut-artribut afekif : •
Image terhadap profesi perawat
•
Bangga berprofesi perawat
5 •
Antusias dengan profesi perawat
•
Perasaan loyalitas terhadap profesi perawat
Komitmen kontinuan : Menunjukkan komitmen yang berkaitan sebagai pertimbangan untung rugi meninggalkan organisasi atau dengan kata lain individu bertahan dalam suatu organisasi karena membutuhkan organisasi tersebut. Ciri-cirinya terlihat dari pengukuran harga atau keinginan investasi yang berhubungan dengan sistem pengupahan. Contoh seorang dokter tersebut berkeinginan keluar dari profesinya namun calon dokter tersebut tetap menjalani profesinya karena merasa telah banyak investasi biaya yang telah dikeluarkan selama masa pendidikan di fakultas dedokteran. Artribut-artribut kontinuan : •
Menyesal menekuni profesi sebagai perawat
•
Tidak suka menjadi perawat
•
Tidak identik dengan profesi perawat
Komitmen normatif : Merupakan komitmen yang terbentuk berkaitan dengan persepsi individu bahwa sebagai anggota organisasi mereka merasa adanya kewajiban untuk tetap bertahan di organisasinya. Ciri-cirinya melakukan komitmen karena keharusan (ought to) kewajiban. Artribut-artribut normatif : •
Punya tanggung jawab terhadap profesi perawat
•
Punya kewajiban
Penelitian ini tidak membahas faktor-faktor penyebab jenis komitmen yang akan ditemukan dalam penelitian ini.
6 1.4. Tujuan Masalah Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hubungan antara komitmen pekerjaan dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja pada perawat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.
1.5. Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : a. Penulis Penelitian ini akan memperdalam pemahaman penulis tentang konsep komitmrn secara umum dan memahami komitmen yang dimiliki para perawat rumah sakit Bethesda. b. Rumah Sakit Bethesda Sebagai masukan bagi para pengambil keputusan di rumah sakit Bethesda dalam membuat keputusan guna meningkatkan kualitas pelayanan bagi para pasien pada Rumah Sakit Bethesda. c. Pembaca Penelitian ini diharapkan memperluas cakrawala berfikir pembaca, serta dapat menarik minat pembaca untuk meneliti aspek dari konsep komitmen.
1.6. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut : ada hubungan yang kuat dan positif antara komitmen organisasi dan komitmen pekerjaan terhadap prestasi kerja pada perawat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta ?
7 1.7. Metode Penelitian 1. Metode pengambilan sampel a. Populasi Jumlah dari keseluruhan obyek yang akan diteliti (Djarwanto dan Subagyo, 1993 :108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat RS. Bethesda b. Sampel Bagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dalam penelitian, dimana jumlah sampel lebih sedikit dari jumlah populasi (Djarwanto dan subagyo, 1993 : 108). 2.
Sumber data Sumber data ada dua yaitu : a.
Data primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung pada obyek penelitian data terdiri dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada perawat RS. Bethesda berguna untuk mengetahui data tentang perawat RS. Bethesda.
b.
Data sukunder Yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan mencatat teori-teori dari buku-buku literatur, bacaan-bacaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Metode pengumpulan data 1. Angket atau kuesioner Kuesioner merupakan alat untuk mengumpulkan data dari responden yang disusun secara teratur, sistematis dan terarah dengan madel pertanyaan yang
8 sesuai dengan apa yang diinginkan dari responden. Diketahui dengan model tiga komponen yang terdiri enam faktor masing-masing faktor memiliki enam pertanyaan. Pertanyaan ini akan diukur dengan menggunakan 5 point skala likert : 1. Sangat setuju (SS)
5
2. Setuju (S)
4
3. Ragu-ragu (RR)
3
4. Tidak setuju (TS)
2
5. Sangat setuju (ST)
1
2. Interview / wawancara Teknik ini dilakukan guna mendapatkan informasi langsung yang berkaitan tentang kebijakan RS.Bethesda. 3. Observasi Yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek perawat RS.Bethesda dan melakukan pencacatan sistematis sesuai dengan data yang diperlukan.
1.8. Analisis Data Dalam menganalisa jawaban yang diberikan oleh responden melalui daftar pertanyaan dengan kuesioner penulis menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatifif, dalam hal ini dikaitkan dengan tujuan penelitian 1. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif adalah data yang diperoleh berupa opini responden yang berupa jawaban dan dianalisis berdasarkan kesimpulan observasi oleh peneliti dengan wawancara langsung dengan respoden mengenai masalah yang sedang diteliti.
9 2. Analisis Kuantitatif Analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari hasil jawaban pertanyaan. Pada penelitian ini penulis menggunakan alat analisis berupa : a. Analisis validitas Analisis validitasdigunakan untuk mengukur kemampuan suatu istrumen untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrumen tersebut. Suatu instumen dinyatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, dalam kasus ini ialah pertanyaan yang ada dalam kuesioner di uji terlebih dahulu untuk mengetahui layak tidaknya pertanyaan tersebut diajukan kepada responden.. Untuk menguji validitas dari kuesioner dipakai skala likert, dimana dalam pengujian ini digunakan rumus :
rXY =
(N ∑ x
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
(
− (∑ x ) − N ∑ y 2 − (∑ y ) 2
Keterangan
rXY
= Koefisien Korelasi Product Moment
∑x
= Skor butir
∑y
= Skor Faktor
∑ xy
= Perkalian x dan y
∑x
2
= Jumlah skor butir x kuadrat
∑y
2
= Jumlah skor butir y kuadrat
N
= Jumlah Responden
2
))
10 Jika hasil pemprosesan dengan menggunakan alat bantu komputer pada alfanya sama dengan 5% menunjukkan hasil lebih kecil dari atau sama dengan alfa tersebut, yaitu 0,05 maka item tersebut dinyatakan gugur dan apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka alat ini valid dan sebaliknya. b. Uji Reliabilitas Analisis reliabilitas atau keandalan dalam hal ini ialah mengukur persamaan persepsi responden atau kemantapan jawaban yang di amati terhadap pertanyaan yang sama secara berulung tapi responden yang berbeda dalam kurun waktu tertentu dan responden. Untuk menguji realibilitas dapat digunakan metode genap gasal, yaitu dengan memisahkan item nomor gangil dan item nomor genap yang valid kemudian dicari kolerasinya dengan menggunakan rumus diatas. Dimana : X = item valid nomor ganjil N = jumlah sample Y = item valid nomor genap Setelah itu untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut : rbb =
2R 1+R
r bb = Koefisien reliabili R
= Koefisien kolerasi product moment.
11 c. Analisis prosentase Cara yang sering dipakai dalam menganalisa frekuensi distribusi relatif, dimana data dibagi dalam bentuk prosentase. Hasil ini diperoleh dari jawaban kuesioner, tentang identitas responden. Dengan rumus : P=
nX Χ 100 % N
Keterangan : P = Nilai prosentase
n X = Jumlah responden yang akan dianalisis N
= Jumlah total Responden
d. Analisis Korelasi Berganda (Djarwanto, 1998 : 346) Parsial Jenjang Korelasi berganda adalah taraf hubungan yang ada antara dua variabel atau lebih. Korelasi berganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang
secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel
terikatnya (Y), sehingga akhirnya dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variabel bebas yang menjadi obyek penelitian terhadap variabel terikatnya. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
RYX 1 X 2 =
r 2YX 1 + r 2YX 2 + 2 rYX 1rXY2 rXY2 1− r 2 X 1 X 2
Keterangan : RYX1X2
: Koefisien korelasi berganda antara variabel X1X2 secara bersam-sama dengan variabel Y
rYX1
: Koefisien korelasi X1 dan Y
rYX2
: Koefisien korelasi X2 dan Y
12 rYX1X2
: Koefisien korelasi X1 dengan X2
1.9. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai keseluruhan bab yang akan dibahas. Adapun sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan Bab ini memuat hal-hal yang menyangkut latar belakang masalah, pokok permasalahan, batasan penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, metode analisis data-data dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori Dalam bab ini dibahas dasar-dasar teori yang akan mendukung penelitia ini. Bab III : Gambaran Umum Untuk memberikan gambaran umum mengenai komitmen perawat RS. Bethesda penulis akan menguraikan mengenai sejarah singkat RS. Bethesda misi dan tujuan, program pelayanan, struktur organisasi. Bab IV : Analisis Data Berisi tentang hasil pengolahan data berserta analisanya. Bab V : Kesimpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran untuk penelitian mendatang.