BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Percepatan arus informasi era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan sesuai dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro maupun mikro, dengan demikian halnya dalam pendidikan. Melalui pendidikan akan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang akan melanjutkan dan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat melalu berbagai sektor pembangunan yang telah ada. Di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, telah diberlakukan otonomi daerah bidang pendidikan dan kebudayaan. Visi pokoknya adalah dalam penyelenggaraan pendidikan bermuara pada upaya pemberdayaan terhadap masyarakat setempat untuk menentukan sendiri jenis dan muatan kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar, guru dan kepala sekolah, fasilitas dan sarana belajar untuk peserta didik yang mengacu pada standar mutu akademik secara nasional maupun internasional. Di antara otonomi yang lebih besar diberikan kepada sekolah/madrasah adalah menyangkut pengembangan kurikulum, yakni kemudian disebut dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), yakni kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, sedangkan pemerintah pusat hanya memberi rambu-rambu sebagai rujukan dalam mengembangkan kurikulum.1
1 Muhaimin, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 2
1
2
Dengan adanya pemberian otonomi dalam pendidikan pada setiap satuan pendidikan diberikan kewenangan oleh pemerintah untuk merencanakan, menyusun, mengolah dan melaksanakan komponen dalam pendidikan dengan meningkatkan partisipasi dalam kinerja yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan setiap daerahnya masing-masing. Oleh karena itu Kurikulum yang dikembangkan sekarang ini bersifat desentralisasi, yang merupakan kurikulum pengembangan dari Kerikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ), dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1 ayat 15) di kemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum oprasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.2 Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman kepada kurikulum, maka tidak akan berjalan dengan efektif sebab, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Guru merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam implementasi kurikulum bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya maka kurikulum tidak akan bermakna sebagai alat pendidikan dan sebaliknya pembelajaran tanpa kurikulum tidak akan efektif. Dalam pelaksanan KTSP, setiap sekolah tinggal mengembangkan kurikulum tersebut di sekolah masing-masing, dan biasanya yang banyak berkepentingan adalah guru karena guru merupakan tim penyusun dan pelaksana palam proses kegiatan pembelajaran. Guru dituntut untuk mampu menjabarkan
2
. Peraturan Pemerintah RI, PP RI No. 19 Tahun 2005, h.11
3
tujuan pembelajaran dalam kegiatan nyata di kelas, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mampu mempengaruhi keaktifan anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 8 Standar Nasional Pendidikan menyatakan standar proses merupakan salah satu SNP untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang mencakup: 1) Perencanaan proses pembelajaran, 2) Pelaksanaan proses pembelajaran, 3) Penilaian hasil pembelajaran, 4) dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk disusun oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran. Dalam penyusunan silabus dan RPP guru harus mampu bekerja mandiri untuk memperbaiki diri dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Sehingga tidak saja mengembangkan kurikum tetapi juga mampu melaksanakannya dalam kegiatan pembelajaran. Silabus dan RPP merupakan perwujudan rencana profesional yang disusun dan dikembangkan oleh guru. Mengembangkan dan menyusun silabus
4
merupakan tugas guru dan tanggung jawab professional setiap guru. Silabus dan RPP yang baik akan dapat di implementasikan secara tepat dan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus. Dalam pembelajaran, silabus harus dijabarkan lebih oprasional dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di SMPN-1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau dalam pelaksanan proses belajar mengajar guru hanya membawa buku paket tidak di sertai dengan RPP, dari tahun ketahun. Melihat dari hasil observasi, dalam penyusunan silabus dan RPP guru harus jeli dan teliti dalam melihat potensi, karakteristik peserta didik, lembaga pendidikan, dan sesuai dengan kebutuhan daerah yang nantinya terimplementasi dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh bagaimana kemampuan guru PAI dalam penyusunan silabus dan RPP dengan judul, “KEMAMPUAN GURU PAI DALAM PENYUSUNAN SILABUS DAN
RPP
DI
SMPN-1
KECAMATAN
SEBANGAU
KUALA
KABUPATEN PULANG PISAU”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam penyusunan Silabus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN-1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau?
5
2. Bagaimana kemampuan guru dalam penyusunan RPP mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN-1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau? C. Tujuan Penelitian Berpijak pada permasalahan yang diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru PAI dalam penyusunan Silabus di SMPN1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau; 2. Mendeskripsikan kemampuan guru PAI dalam penyusunan RPP di SMPN-1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan bagi pihak guru pendidikan agama Islam agar memperhatikan penyusunan Silabus dan RPP; 2. Sebagai bahan masukan bagi instansi yang terkait dalam bidang pendidikan agama Islam; 3. Sebagai bahan referensi perpustakaan STAIN Palangka Raya dan bahan studi ilmiah untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini dan.