BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Komunikasi merupakan proses sosial yang mendasar dan dibutuhkan
dalam kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan komunikasi untuk dapat saling berinteraksi satu sama lain, sehingga dapat terjalin hubungan yang baik. Dalam melakukan komunikasi dibutuhkan pemahaman antara pihak yang berkomunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman atau ambiguitas (USU, 2011). Ada beragam bentuk komunikasi, salah satunya adalah berbicara, yaitu komunikasi melalui via suara. Tuna wicara adalah orang yang tidak dapat berbicara atau bisu (Alwi, 2007). Sedangkan, tuna rungu adalah orang yang tidak dapat mendengar atau tuli (Alwi, 2007). Seorang tuna rungu dari bayi akan mengalami kesulitan berbicara, hampir seperti tuna wicara atau bisu, karena tidak dapat mendengar dan mengenal suara dari kecil. Oleh karena itu, tuna rungu maupun tuna wicara tidak dapat melakukan komunikasi via suara, mereka melakukan komunikasi dengan cara yang berbeda. Keterbatasan yang mereka miliki membuat mereka tidak dapat berkomunikasi seperti kebanyakan orang pada umumnya, yaitu berbicara. Dalam kesehariannya, mereka menggunakan bahasa isyarat tangan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun, tidak banyak yang mengetahui dan memahami bahasa isyarat tersebut. Hal ini membatasi komunikasi antara orang normal dengan penderita tuna rungu maupun tuna wicara, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi hal tersebut.
1
2
Seiring berkembangnya teknologi, komunikasi menjadi semakin mudah, termasuk komunikasi jarak jauh. Kini, komunikasi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja melalui media tertentu, dengan konten komunikasi yang beragam mulai dari teks, suara, data hingga video. Meskipun demikian, perkembangan komunikasi belum sepenuhnya dapat dirasakan semua orang. Salah satunya komunikasi antara seseorang yang normal dengan penderita tuna rungu maupun wicara, masih sedikit orang yang mampu memahami bahasa isyarat yang digunakan penderita tuna rungu maupun wicara. Bagi mereka yang tidak memahami bahasa isyarat, komunikasi dengan penderita tuna rungu maupun wicara dilakukan melalui teks, misal tulisan tangan atau pesan singkat, hal ini kurang efektif. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah keterbatasan komunikasi antara orang normal dengan tuna rungu wicara, salah satunya adalah membuat sistem penerjemah bahasa isyarat yang dapat membantu orang normal dalam mempelajari dan memahami bahasa isyarat yang digunakan. Namun sistem yang telah ada tidak memiliki mobilitas yang tinggi, karena berbasis desktop, sehingga tidak dapat digunakan secara fleksibel. Dalam konteks memahami bahasa isyarat tangan tersebut sudah seharusnya dapat dilakukan oleh semua orang, dimana saja dan kapan saja, sehingga komunikasi antara orang normal dengan penderita tuna rungu maupun wicara menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan suatu sistem yang dapat mengenali isyarat jari tangan yang digunakan tuna rungu maupun tuna wicara dan memiliki mobilitas yang tinggi. Sistem dengan mobilitas tinggi akan mendukung fleksibilitas penggunanya, sehingga dapat digunakan dimana saja dan kapan saja.
3
1.2
Rumusan Masalah Dari uraian sebelumnya dapat dirumuskan : 1. Minimnya pengetahuan dan pemahaman bahasa isyarat
yang
digunakan penderita tuna wicara maupun tuna rungu oleh kebanyakan orang normal membuat komunikasi di antara mereka sulit terjalin dan pesan yang ingin disampaikan tidak dapat diterima dengan baik. 2. Usaha pengenalan dan pemahaman bahasa isyarat tangan yang digunakan penderita tuna wicara maupun tuna rungu oleh orang normal dengan menggunakan sistem desktop masih belum fleksibel dan efektif.
1.3
Batasan Penelitian Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Device yang digunakan ialah smartphone dengan OS berbasis Android dengan minimal API 8 (Android 2.2 Froyo), sementara target device dalam penelitian ini adalah Android 4.3 Jelly Bean. 2. Environment yang digunakan ialah sebuah laptop dengan OS berbasis Windows 7 32 bit. 3. Android development tools (ADT) bundle Windows x86 yang di dalamnya terdapat IDE Eclipse Juno dan SDK Manager yang digunakan untuk membuat sistem pengenal isyarat jari tangan abjad Indonesia dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan XML.
4
4. Library yang digunakan untuk pengolahan citra dinamis secara real time ialah OpenCV for Android version 2.4.10. 5. Data yang digunakan berupa 24 isyarat jari tangan abjad yang menggunakan standar isyarat SIBI. 6. Jaringan Saraf Tiruan yang digunakan memiliki 1 lapis hidden layer
1.4
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Mengembangkan sistem pengenal bahasa isyarat berbasis mobile Android dengan mengimplementasikan metode yang telah dilakukan pada sistem desktop b. Menguji algoritme pengembangan sistem pengenal bahasa isyarat yang digunakan pada sistem desktop jika diimplentasikan pada sistem mobile
1.5
Manfaat Penelitian Menghasilkan sistem pengenal bahasa isyarat berbasis mobile Android
yang dapat digunakan oleh orang normal untuk mengenal bahasa isyarat dan berkomunikasi dengan penderita tuna rungu maupun tuna wicara
1.6
Keaslian Penelitian Penelitian ini tidak untuk menguji hipotesis baru melainkan merupakan
pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk mendeteksi dan mengenali
5
isyarat jari tangan abjad melalui smartphone Android, sementara penelitian yang telah banyak dilakukan masih fokus pada pengembangan berbasis desktop.
1.7
Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini dijelaskan teori-teori dan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dan dasar dalam penelitian ini.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi langkah kerja, pertanyaan penelitian, alat dan bahan, serta tahapan dan alur penelitian.
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian dan saran pengembangan penelitian selanjutnya.