BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil buah tropis yang memiliki keanekaragaman dan keunggulan cita rasa yang cukup baik bila dibandingkan dengan buah-buahan dari negara-negara penghasil buah tropis lainnya. Kabupaten Buleleng yang terletak di Bali utara dikenal sebagai sentra buah-buahan yaitu sentra produksi anggur Bali dan merupakan satu-satunya kabupaten di Provinsi Bali yang potensial untuk pengembangan komoditas anggur. Anggur Bali banyak dijumpai dan sudah cukup lama dibudidayakan di kabupaten Buleleng khususnya di Kecamatan Seririt dan terus menyebar ke Kecamatan Banjar dan Gerokgak yang juga memiliki kemiripan kondisi iklim (Suharyanto, dkk 2008:1). Jenis anggur yang banyak terdapat di Kabupaten Buleleng adalah varietas Vitis vinirera yang sesuai pada kondisi tanah sarang, berkerikil, cukup kapur, optimal pada ketinggian 0-300 mdpl dan mempunyai musim kering lebih lama 3 bulan (Setiadi, 1986:12). Jumlah tanaman, luas lahan dan produksi buah anggur di Kabupaten Buleleng pada tahun 2009-2011 disajikan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan jumlah tanaman anggur dari tahun 2009-2011 yang mencapai 1.616.455 pohon dengan luas lahan 3.231 ha, dan total produksi yang mencapai 39.122 ton.
1
Tabel 1.1
Jumlah Tanaman, Luas Lahan dan Produksi Buah Anggur di Kabupaten Buleleng Tahun 2009-2011
No.
Tahun
Pohon (unit)
1 2 3
2009 2010 2011 Total
560.855 536.385 519.215 1.616.455
Luas Lahan (Ha) 1.121 1.072 1.038 3.231
Produksi (ton) 14.841 11.907 12.374 39.122
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng
Selanjutnya, Jumlah tanaman dan produksi buah anggur di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng pada tahun 2011 diperlihatkan pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Tamanan dan Produksi Buah Anggur Per Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2011 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan
Pohon (unit)
Tejakula Kubutambahan Sawan Buleleng Sukasada Banjar Seririt Busungbiu Gerokgak Total
100 171.400 198.424 149.291 519.215
Produksi (ton) 4.283,00 4.435,94 3.655,06 12.374,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng
Seperti pada Tabel 1.2, hanya 3 kecamatan di Kabupaten Buleleng yang memproduksi anggur yaitu Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, dan Kecamatan Gerokgak dengan total produksi mencapai 12,374 ton yang bersumber dari sedikitnya 519.215 unit pohon anggur.
2
Secara lebih mengkhusus, Tabel 1.2 menyajikan hasil produksi buah yang dirinci per desa/kelurahan dalam tiga tahun terakhir di Kecamatan Seririt diperlihatkan pada Tabel 1.3 Tabel 1.3 Jumlah Produksi Buah Anggur Dirinci Per Desa/Kelurahan di Kecamatan Seririt Tahun 2009-2011 Jumlah Produksi Buah Anggur per Tahun (ton) No. Desa/Kelurahan 2009 2010 2011 1 Unggahan 2 Gunung Sari 3 Munduk Bestala 4 Bestala 5 Mayong 6 Rangdu 25,80 25,80 17,80 7 Ularan 8 Ringdikit 912,00 400,00 285,00 9 Joanyar 197,60 152,00 82,65 10 Kalianget 1.874,40 1.938,75 1.468,75 11 Tangguwisia 775,20 780,00 551,00 12 Sulanyah 53,20 13,30 11,30 13 Bubunan 14 Seririt 284,80 302,60 159,84 15 Pengastulan 236,40 216,70 128,70 16 Patemon 403,20 403,20 216,20 17 Lokapaksa 1.747,20 1.138,80 982,80 18 Ume Anyar 548,00 315,10 234,00 19 Banjar Asem 769,60 266,40 213,90 20 Kalisada 1.653,00 513,00 84,00 21 Pangkung Paruk Total 9.480,40 6.465,65 4.435,94 Sumber : Dinas Pertanian Kecamatan Seririt (data diolah) Tabel 1.3 menunjukkan dari 21 desa yang ada di Kecamatan Seririt, Desa Kalianget menempati urutan pertama dalam hal produksi anggur pertahunnya
3
walaupun jumlahnya berfluktuasi seperti tahun 2009 dengan produksi sebesar 1.874,40 ton, tahun 2010 naik menjadi 1.938,75 ton dan menurun tahun 2011 menjadi 1.468,75 ton. Petani-petani anggur yang ada di Bali maupun di Indonesia memiliki permasalahan yang hampir sama seperti yang diungkapkan oleh Dartanto dan Nurkholis dalam jurnal Modern Economy Volume 1 No.3, Farmers in most developing countries usually face vulnerability in consumption due to income shocks caused by crop loss, price falls, disaster, sickness and death and unexpected expenditure. They will respond differently to income shocks depending on their asset ownership, labor endowment, access to loan, family assistance, and family structure. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi petani seperti: kurangnya akses kepada sumber permodalan, pasar dan teknologi, harga jual tidak sebanding dengan biaya produksi, hama serta organisasi tani yang masih lemah, sehingga program penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan guna mencapai tujuan pembangunan. Pengentasan kemiskinan petani secara langsung selama ini adalah melalui implementasi program-program yang ditujukan kepada petani miskin. Programprogram tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan permodalan petani miskin dalam mengelola usahatani sehingga produktivitas mereka dapat meningkat (PSE dalam Yusdja, dkk 2004:2). Salah satu bentuk program dukungan pemerintah untuk mengatasi permasalahan petani-petani tersebut adalah Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan langkah terobosan Kementerian Pertanian
4
untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran yang diperuntukkan bagi masyarakat agribisnis. PUAP adalah bagian dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Kecamatan
Seririt
yang
menerima
Bantuan
Langsung
Masyarakat
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) adalah Desa Kalianget dan Desa Kalisada. Desa Kalianget dan Desa Kalisada sebagai desa penerima BLMPUAP adalah desa yang memiliki kelompok tani. Kelompok tani ini merupakan sasaran kelembagaan tani pelaksana PUAP sebagai penyalur modal usaha agribisnis bagi anggotanya. BLM-PUAP yang berfungsi sebagai tambahan modal bagi petani dirasakan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan karena adanya dana bantuan ini, peserta yang awalnya berhutang untuk menutupi biaya kegiatan produksi dapat diatasi (Anita dan Umi, 2011:297). Tabel 1.4 menunjukkan bahwa total dana BLM-PUAP yang diterima oleh Kecamatan Seririt adalah sebesar Rp 305.415.000,00 sengan rincian kelompok tani Sumber Sari menerima sebagian besar dana yaitu sebanyak Rp 175.000.000,00, dilanjutkan dengan kelompok tani Tunas Mekar sebanyak Rp 60.000.000,00 dan kelompok tani Lila Cita karya sebanyak Rp 70.000.000,00.
5
Tabel 1.4 Jumlah Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) Per Kelompok Tani Anggur di Kecamatan Seririt Tahun 2011 Jumlah No. Desa/Kelurahan Petani (orang) 30 1 Sumber Sari Kalianget 59 2 Tunas Mekar Kalianget 80 3 Lila Cita Karya Kalisada 4 Bakti Usada Kalisada 169 Total Sumber : Dinas Pertanian Kecamatan Seririt (data diolah) Nama Kelompok Tani
Jumlah Dana (rupiah) 175.000.000 60.415.000 70.000.000 305.415.000
Melalui Bantuan Langsung Masyarakat Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (BLM-PUAP) yang diterima masing-masing kelompok tani, tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani anggur itu sendiri namun juga dapat menyerap tenaga kerja desa setempat dan pada akhirnya untuk mengurangi pengangguran. Demikian pula BLM-PUAP ini apakah cukup efektif bila digulirkan kepada petani anggur di Desa Kalianget. Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana tingkat efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan dan kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng? 2) Bagaimana dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng? 3) Bagaimana dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan
6
(PUAP) terhadap kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut di atas , maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui tingkat efektivitas Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan dan kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 2) Untuk mengetahui dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap pendapatan petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 3) Untuk mengetahui dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) terhadap kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diperoleh dari penelitan ini dapat dikemukakan 2 macam kegunaan penelitian yaitu: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitiaan ini diharapkan bermanfaat serta memperkaya literatur yang telah ada sehingga pembaca dapat membandingkan teori-teori dengan
7
kenyataan di lapangan khususnya tentang usaha pemberdayaan petani dan perluasan kesempatan kerja masyarakat. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah dan pihak berkepentingan dalam mengambil kebijakan di bidang ekonomi pertanian khususnya mengenai efektivitas program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dalam usaha peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja petani anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. 1.3 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri atas 5 (lima) bab yang seluruhnya berkaitan. Gambaran umum mengenai isi masing-masing bab adalah sebagai berikut, Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat dipakai sebagai dasar acuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan skripsi ini serta rumusan hipotesis penelitian.
8
Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang meliputi lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data serta teknik analisis data yang digunakan dalam pembahasan masalah. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai deskripsi hasil penelitian serta hasil pengujian masing- masing hipotesis yang terdapat dalam penelitian. Bab V
: Simpulan dan Saran
Memuat simpulan-simpulan mencakup hasil pembahasan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya serta saran-saran yang diajukan berdasarkan simpulan.
9