BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Suatu bisnis diciptakan untuk menyediakan produk atau jasa kepada pelanggan, namun untuk memasuki persaingan di dunia bisnis yang kompetitif, perusahaan harus memiliki manajemen yang baik, yang bisa membawa perusahaan ke dunia persaingan yang sekarang ini persaingannya semakin ketat, apalagi di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas, seperti AFTA (Asian Free Trade Area), APEC (The Asian Pacific Economic Cooperation), NAFA (Nort American Free Trade Area) dengan tujuan
untuk
mengefektifkan dan
mengefisienkan perdagangan internasional, maka untuk bisa bersaing di era sekarang
ini perusahaan harus mengkaji ulang
tujuan strategi perusahaan mereka yang didasarkan atas kebutuhan pasar, perbandingan dengan perusahaan yang memiliki kinerja terbaik, dan melakukan evaluasi intens terhadap kompetensi internal perusahaan itu sendiri. Selain itu juga perusahaan harus memiliki sistem manajemen yang baik yang
sesuai dengan
lingkungan usaha yang dijalankannya, karena dengan demikian
1
2
perusahaan dapat bersaing dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk berhasil dan tumbuh dalam persaingan abad informasi, perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu sistem pengukuran
yang
diterapkan perusahaan mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perilaku manusia di dalam maupun luar organisasi. ( Kaplan dan Norton, 1969 : 19) Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan, sejauh mana kinerja perusahaan dan sebesar apa perkembangan perusahaan tersebut. Selama
ini,
perusahaan
sistem
pengukuran
kinerja
hanya
menitikberatkan atau terfokus pada aspek finansial saja. Ukuran finansial sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan
laba
perusahaan.
Tujuan
finansial
biasanya
berhubungan dengan profitabilitas dan juga pertumbuhan penjualan atau terciptanya arus kas. (Kaplan dan Norton, 1996 : 23). Namun pengukuran kinerja pada aspek keuangan ini memiliki kekurangan.
3
Kekurangannya adalah hanya menyangkut masa lalu, tidak bisa menggambarkan prospek masa depan, menekankan pada laporan keuangan yang umum saja, proses penyusuan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan dan berbagai pertimbangan, melaporkan informasi yang materil saja, bersifat konservatif, lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa, adanya batasan waktu. ( Harahap, 2002 : 10) Dengan demikian maka untuk bisa menutupi kelemahan tersebut pendekatan Balanced Scorecard merupakan pendekatan yang tepat untuk menutupi kelemahan tersebut karena Balanced Scorecard tidak hanya menitik beratkan penilaiannya dari aspek keuangan saja namun juga memperhatikan kepuasan pelanggan, internal bisnis dan juga pertumbuhan dan pembelajaran. Kurangnya kesadaran manajemen tentang tujuan utama perusahaan
sebagai
institusi
pencipta
keuangan,
kurangnya
kemampuan manajemen outstanding financial return dalam jangka panjang, kurangnya kesadaran manajemen tentang pentingnya sistem manajemen sebagai alat ukur merealisasikan ide-ide cemerlang dalam menjalankan bisnis, merupakan dasar pokok kenapa Balanced Scorecard harus di terapkan apalagi dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah rumah sakit.
4
Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Rumah sakit termasuk sasaran pembangunan kesehatan di Indonesia. Sejalan dengan meningkatnya pendidikan, perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran maka sistem nilai pun berubah. Masyarakat semakin menuntut pelayanan yang bermutu dan kadang-kadang canggih. Rumah sakit sebagai mata rantai pelayanan kesehatan mempunyai fungsi utama penyembuhan dan pemulihan. Persoalan mengenai rumah sakit yang kemudian muncul antara lain adalah terselenggaranya pelayanan kesehatan dan semakin bermutu dan merata. Dalam upaya mencapai sasaran ini, maka ditetapkan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit sebagai bagian dari tujuan program pembangunan kesehatan. Hal lain seputar rumah sakit adalah peranan rumah sakit yang semula tidak mencari keuntungan berubah dengan cepat, rumah sakit menjadi suatu lembaga yang berperan sebagai organisasi pelayanan kesehatan yang untuk operasionalisasinya membutuhkan dana yang tidak sedikit.
5
Rumah sakit merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa yaitu kesehatan dan fungsi utamanya melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
harus
mempersiapkan
tuntutan
masyarakat
untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal. Adanya tuntutan dan
kebutuhan
masyarakat
terhadap
peningkatan
pelayanan
keperawanan khususnya dirawat inap perlu disikapi dengan memperhatikan akar permasalahannya. Untuk itu peningkatan profesionalisme kerja perawat sangat penting sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, karena pelayanan yang diberikan oleh tenaga perawat berdasarkan pendekatan biopsikososial-spiritual merupakan pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibanding pelayanan lainnya. Dengan demikian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah yang berjudul ‘PENERAPAN ANALISIS BALANCED
SCORECARD
SEBAGAI
TOLAK
UKUR
KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DR. RADEN SOEDJONO SELONG LOMBOK TIMUR”. Mengingat rumah sakit ini bukan merupakan satu satunya rumah sakit yang ada di Lombok Timur, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Raden Soedjono sering merujuk pasien ke rumah sakit yang ada di
6
Mataram karena minimnya tenaga medis dan peralatan yang dimiliki. inilah alasan penulis memilih melakukan penelitian ilmiah di rumah sakit
tersebut selain itu juga rumah sakit ini belum
menggunakan Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerjanya. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Raden Soedjono Selong bila diukur menggunakan metode Balanced Scorecard? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Untuk mengukur kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.
Raden
Soedjono
Selong
Lombok
Timur
dan
perkembangannya bila diukur dengan menggunakan metode Balance Scorecard. 1.3.2
Manfaat penelitian a. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong Lombok Timur, diharapkan dapat menjadi metode evaluasi alternatif dalam pengukur kinerja pada Rumah Sakit tersebut. Karena metode Balanced
Scorecard memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan tradisional.
dengan
pengukuran
kinerja
secara
7
b. Bagi
peneliti
selanjutnya,
hasil
penelitian
ini
diharapkan dapat sebagai referensi bila berkeinginan dengan topik yang sama.