BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke 21, era globalisasi ini terjadi persaingan di berbagai sektor terutama bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) tertentu dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan kompetitif koperasi dibentuk melalui berbagai cara seperti menciptakan produk dengan desain yang unik, penggunaan teknologi modern, desain organisasi dan utilisasi pengelolaan sumber daya manusia secara efektif. Oleh karena itu pengurus dan manajer koperasi perlu mendayagunakan sumber dayanya (SDM) secara optimal dalam mencapai kinerja; sehingga mampu mendudukan koperasi pada posisi lebih kuat dibandingkan dengan kompetensi yang dimiliki pelaku bisnis lainnya. Hal ini dapat diperhatikan tentang transformasi sumberdaya manusia sebagaimana tertera pada gambar gambar 1. Transformasi Sumberdaya Manusia di Era Global
Transformasi SUMBERDAYA MANUSIA Perubahan terjadi pada dua tingkatan: (1) perubahan fundamental, yang berarti pergeseran paradigma peran SDM, perubahan budaya dan sosial; dan (2) kapasitas untuk berubah, yang berarti peningkatan kecepatan merespon apa yang terjadi di sekitar kita. Tantangan Tantangan lingkungan lingkungan di di masa masamendatang mendatang
Lingkungan Lingkungan Bisnis Bisnis Sek Sekaran arangg
Misi, Misi, Visi, Visi, Strategi, Strategi, dan dan Nilai-Nilai Nilai-Nilai
Globalisasi Globalisasi Teknologi Teknologi Bisnis Bisnisberbasis berbasis kompetensi kompetensi Perspektif Perspektifbisnis bisnis sebagai sebagaisuatu suatu sistem sistem Revolusi kualitas Revolusi kualitas Perubahan, Perubahan, perubahan, perubahan,dan dan perubahan perubahan
Sumber : Mangkunegara, (2005) 4
Secara psikologis, sebenarnya pasar global terjadi oleh adanya perubahan pola 1 kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pola kehidupan masyarakat yang sebelumnya berorientasi pada pangsa pasar (market share) menjadi pasar bebas (global
market). Perubahan pola dasar tersebut akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat, sebagaimana perluasan pasar terutama dengan nilai-nilai sosial dan budaya (Granovetter dalam Mangkunegara, 2005). Begitu pula Van Kessel dalam Mangkunegara, 2005) berpendapat bahwa “pasar global merupakan suatu sikap, cara berpikir, suatu tatanan baru sebagai akibat terjadinya pertukaran secara bebas di bidang ekonomi, politik dan kebudayaan”. Menurut Kerap dalam Mangkunegara, 2005) bahwa: “Pasar global sebagai pranata moral yang dapat memberikan keuntungan bagi semua pihak, karena moral dijadikan landasan pasar global dan merupakan modal bagi dunia bisnis untuk mempersiapkan diri agar mampu bersaing secara sehat dan fair”; sedangkan Elashmawi dan Harris dalam Mangkunegra, 2005) berpendapat bahwa “kesuksesan perdagangan pada pasar global tidak hanya mengandalkan kekuatan modal dan teknologi saja, tetapi juga kekuatan kebudayaan bangsa.” Oleh karena itu koperasi yang memiliki budaya yang berlandaskan pada kekeluargaan perlu mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi yang kondusif agar di era globalisasi mampu membangkitkan kembali perekonomian Indonesia. Di Indonesia, pelaku ekonomi terdiri dari BUMN, Swasta dan Koperasi. Pada situasi krisis saat ini, harusnya koperasi dapat bertahan dibandingkan dengan sektor Swasta dan BUMN, karena itu koperasi sebagai salah satu sektor perekonomian nasional harus dipacu agar mampu menjadi soko guru perekonomian nasional. Koperasi sebagai organisasi masyarakat yang bergerak dalam mencapai tujuan di bidang ekonomi (kebutuhan ekonomis).
Secara psikogis, koperasi adalah sebagai suatu
organisasi masyarakat yang merupakan sistem (sub-sistem) sosial. Oleh karena itu koperasi sangat dipengaruhi oleh kebudayaan (budaya) masyarakat yang berlaku.
Dalam hal ini
kebudayaan merupakan subsistem yang secara struktural mengandung aspek-aspek normatif yang fungsinya mencakup tujuan masyarakat dalam memenuhi kehidupan mereka, nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat, norma-norma yang harus ditaati dan sanksi-sanksi yang
berhubungan dengan tata susila, adat istiadat, kebiasaan, dan tata cara yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pariaman Sinaga, (2007) berpendapat bahwa pengertian koperasi itu sebenarnya mengandung makna sebagai kumpulan orang-orang dan sebagai unit badan usaha. Oleh karena itu menurutnya koperasi itu tidak terlepas dari perkembangan lingungan usaha sebagaimana tertera pada gambar 2. Lingkungan Internal (Endogenus f t )
Hukum dan Sosial Budaya
SDM Teknologi
A
Internasional Pasar
Modal Politik
Lingkungan Eksternal (Exogenus f t )
Gambar 2. Bagan Lingkungan Koperasi Sebagai Badan Usaha, (Sinaga,2007) Selanjutnya Pariaman Sinaga menyatakan bahwa ”ada persoalan mendasar pada kondisi koperasi di Indonesia jika dikomparasikan dengan keadaan koperasi di negara-negara yang menganut paham liberal dan kapitalis. Organisasi koperasi di negara-negara tersebut cenderung mampu bertahan dan berkembang seiring dengan perubahan global, sedangkan koperasi di Indonesia cenderung pertumbuhannya stagnant dengan kualitas terbatas”. Soewardi dalam Mangkunegara,(2005) berpendapat bahwa: “Masyarakat koperasi (pengurus, pengawas, manajer, karyawan dan anggota koperasi) di Indonesia pada umumnya menunjukkan kelemahan karsa, budaya kerja santai (soft culture), pola 4D (Dulur, Dekat, Duit dan Dukun) dengan sistem nepotisme.” Selanjutnya Herman Soewardi menyatakan bahwa “kondisi masyarakat seperti itu sebagai masyarakat non-achievement pattern, yaitu masyarakat yang berada pada keadaan ditengah-tengah antara askripsi dan achievement”.
Dengan demikian diperlukan upaya mengubah masyarakat non-achievement melalui kehidupan koperasi menjadi masyarakat achievement motivation. Berdasarkan survei pendahuluan di Kopkar Universitas Mercu Buana (UMB), maka timbul pertanyaan: Sejauhmana SDM Kopkar UMB memiliki motivasi berprestasi dalam berkoperasi ? Apakah SDM Kopkar UMB masih memiliki partisipasi dalam berkoperasi? Dalam penelitian skripsi ini, penulis hanya meneliti hubungan antara motivasi berprestasi berkoperasi dan partisipasi anggota Kopkar UMB.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah penelitian adalah “Apakah hubungan antara motivasi berkoperasi dan partisipasi anggota Kopkar UMB?”
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini untuk mengetahui prospek pengembangan Kopkar UMB berdasarkan analisis ilmu psikologi. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui “Hubungan antara motivasi berkoperasi dan partisipasi anggota Kopkar UMB”.
1.4. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis Sebagai upaya mengaplikasikan teori dan ilmu pengetahuan psikologi khususnya yang menyangkut Psikologi Industri dan Organisasi, serta sebagai salah satu prasyarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan.
b. Bagi Kopkar UMB Sebagai masukkan kepada pengurus Kopkar UMB dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. c. Bagi pembaca Dapat di gunakan sebagai bahan acuan dan untuk penelitian lebih lanjut, terutama fokus pada motivasi berkoperasi dan partisipasi anggota Kopkar. Disamping itu di harapkan dapat meneliti mengenai aspek-aspek psikologis lainnya seperti kohesivitas anggota, sikap kewirausahaan pengurus kopkar dan kepemimpinan Kopkar.