BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan negara pada dasarnya harus dikelola secara transparan dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tantangan yang dihadapi saat ini yaitu bagaimana menghasilkan suatu laporan yang relevan, dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat ditelusuri. Agar tercapainya hal yang diharapkan, maka harus didasari pada para auditor yang jujur, tertib, dan patuh terhadap peraturan, juga harus dapat melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin. Dan seperti kita ketahui pada saat ini semakin banyak aparat negara yang malakukan penyelewengan terhadap keuangan negara dengan jumlah yang tidak sedikit, tentu saja sangat merugikan negara maupun masyarakat. Perhatian pemangku kepentingan, baik dari lembaga perwakilan, pemerintah, maupun masyarakat umum terhadap hasil pemeriksaan BPK juga semakin meningkat. Banyak pihak menantikan dan memperhatikan opini BPK atas laporan keuangan pemerintah. Beberapa hasil pemeriksaan kinerja dan investigatif BPK bahkan kerap menjadi referensi publik di media massa. Kondisi yang demikian, kian menguatkan semangat BPK untuk melakukan perubahan paradigma pemeriksaan dari hanya sekedar suatu “keharusan” menjadi suatu “kebutuhan” untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Perubahan paradigma pemeriksaan dari suatu “keharusan” menjadi suatu “kebutuhan” ini akan dicapai melalui perluasan cakupan pemeriksaan melalui
pemanfaatan teknologi informasi secara ekstensif dalam memperoleh dan menganalisa informasi yang dimiliki auditee dan informasi yang berasal dari hasil pemeriksaan BPK sebelumnya. Dengan demikian, diharapkan hasil pemeriksaan BPK dapat lebih berkualitas yaitu memberikan nilai tambah yang positif bagi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selanjutnya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat Indonesia seluruhnya. Adanya fenomena yang terjadi di BPK RI pada Inspektorat Utama adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan dilakukan antara auditor dan auditee masih dalam satu instansi, sehingga mengakibatkan ketidakobyektifan dalam pemeriksaan. 2. Masih adanya kelemahan dalam proses mengaudit, hal ini didasarkan pada kurang cermatnya mendeteksinya resiko penyimpangan. 3. Belum semua auditor melakukan pendidikan secara berkelanjutan, sehingga tidak mengikuti adanya perkembangan ilmu yang baru. 4. Belum adanya penghargaan pada auditor yang berprestasi, sehingga tidak termotivasi dalam melakukan pemeriksaan.
I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah Kompetensi, Independensi, dan Profesionalisme Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit? 2. Apakah Kompetensi auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit? 3. Apakah Independensi auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit? 4. Apakah Profesionalisme auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit? Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi yang dapat mempengaruhi kualitas audit diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “PENGARUH KOMPETENSI,
INDEPENDENSI
DAN
PROFESIONALISME
AUDITOR
TERHADAP KUALITAS AUDIT”
I.3. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini penulis membatasi pembahasan masalah mengenai pengaruh kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap kulitas audit pada pelaksana pengawasan di lingkungan pelaksana BPK di BPK-RI Jakarta dengan memberikan kuesioner pada Inspektorat Utama.
I.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dengan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kompetensi, independensi dan profesionalisme auditor di lingkungan ITAMA terhadap kualitas audit. Manfaat yang diharapkan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, sebagai wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan tentang bagaimana proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Bagi Pembaca, penelitian ini bisa menjadi masukan mengenai penelitian yang sejenis dan sebagai referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya. 3. Bagi BPK-RI sebagai auditor eksternal pemerintah, sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Hasil pembahasan ini diharapkan dapat mempunyai kegunaan masukan kepada BPK-RI dalam rangka meningkatkan kualitas audit pada para auditor.
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Landasan Teori II.1.1 Tugas Pokok BPK Tugas pokok Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 5, adalah memeriksa tanggung jawab tentang keuangan-keuangan
negara,
berdasarkan
Undang-Undang
No.15
tahun
2006
pemeriksaan BPK meliputi semua Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan Anggaran PerusahaanPerusahaan Milik Negara / Daerah (BUMN/D), yang pada hakekatnya seluruh kekayaan negara. Hasil pemeriksaan BPK diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Badan Pemeriksa Keuangan merupakan suatu badan yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan Pemerintah. Dalam buku Rencana Strategis BPK 2011-2015 Ketua BPK Hadi Poernomo menyebutkan bahwa “BPK telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam dasawarsa terakhir ini. Sejak diterbitkannya paket undang-undang tentang keuangan negara pada tahun 2003-2004 dan dengan dikeluarkannya UU No.15/2006 tentang BPK sebagai pengganti UU No. 5/1973, peran dan posisi BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara diperkuat dari segi pemeriksaan, organisasi, pegawai, dan anggaran”. Dan yang menjadi dasar pertimbangan : 1. Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, perlu lembaga pemeriksa yang bebas, mandiri dan profesional. 2. Untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.
Berdasarkan SK BPK-RI NOMOR 39/K/I-VIII.3/7/2007 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK, Inspektorat Utama (ITAMA) merupakan salah satu unsur pelaksana tugas BPK yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada BPK. Itama mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unsur Pelaksana BPK.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini obyek yang diteliti adalah pengaruh kompetensi, independensi dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit atas pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi seluruh unsur pelaksana BPK. Mengingat cukup banyaknya tim yang terlibat dalam pemeriksaan tersebut, maka tidak seluruh tim tersebut diteliti melainkan dipilih anggota sampel secara acak dengan teknik sampling simple random sampling. Dalam menyusun skripsi, yang dijadikan obyek penelitian adalah pada bagian di Inspektorat Utama Badan Pemeriksaan Keuangan, yang berlokasi di Jl.MT. Haryono kav 34 Jakarta Selatan.
III.2.2. Penentuan Jumlah Sampel Sampel pada penelitian ini ditarik dari populasi sasaran dan unit analisis yaitu auditor yang ditempatkan dalam satuan pengawas pada Inspektorat Utama BPK RI di Jakarta. Untuk menarik sampel dari populasi tersebut digunakan rumus Taro Yamane yang dikutip dalam buku Ridwan & Engkos (2008 : 44) sebagai berikut :
n= Dimana :
n = ukuran sampel
d = presisi yang sebenarnya ditentukan N = ukuran populasi
Presisi menunjukkan tingkat ketepatan hasil penelitian berdasarkan sampel dan menggambarkan karakteristik populasi. Presisi yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial adalah 10%. N atau ukuran populasi yaitu jumlah anggota satuan pengawas (auditor) yang melakukan pengawasan terhadap pelaksana tugas dan fungsi seluruh unsur pelaksana BPK sebanyak 120 anggota pengawas. Berdasarkan data tersebut ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut :
n= = 54,5454 atau dibulatkan menjadi 54 responden.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN
IV.1 Deskriptif Data IV.1.1. Data Penelitian Tabel 4.1 Pengumpulan Data Keterangan Kuesuiner yang disebar Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak kembali
Jumlah 60 55
Persentase 100% 91,7%
5
8,3%
Sumber: Data diolah 2012
IV.1.2. Karakteristik Responden Tabel 4.2 Karakteristik Responden Keterangan Jenis Kelamin Pria Wanita Total Usia 20-25 26-30 36-45 46-45 Total Jabatan Fungsional Auditor Ahli Pratama Auditor Ahli Muda Auditor Ahli Madya Total Jabatan dalam Tim
Jumlah Persentase 37 18 55
67,3% 32,7% 100%
3 24 19 9 55
5,5% 43,6% 34,5% 16,4% 100%
29 20 6 55
52,7% 36,4% 10,9% 100%
Anggota Tim Katua Tim Pengendali Teknis Total Sumber: Data diolah 2012
37 11 7 55
67,3% 20,0% 12,7 100%
IV.1.3 Hasil Analisis Data IV.1.3.1 Uji Kualitas Data IV.1.3.1.1. Uji Validitas Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah sebagai berikut: Jika nilai KMO Bartlett’s serta Anti-Image Matrices Correlation > 0,5 construct valid Jika nilai KMO Bartlett’s serta Anti-Image Matrices Correlation < 0,5 construct tidak valid
IV.1.3.1.2. Uji Reliabilitas Dasar pengambilan keputusan uji Reliabilitas : • Cronbach’s Alpha > 0.6 Cronbach’s Alpha acceptable (construct reliable) •
Cronbach’s Alpha < 0.6 Cronbach’s Alpha poor acceptable (construct unreliable)
Variabel Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Iterasi I
Tabel 4.3 Uji Kualitas Data Variabel Kualitas Auditor Validitas Reliability Keterangan KMO Anti Image Cronbach Alpha 0,546 0,501 0,453 0,458 0,524 0,481 0,342 0,388
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y7 Iterasi II Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
0,534
0,583 0,538 0,576 0,677 0,455 0,368
-
0,658
0,648 0,606 0,706 0,742 0,588
0,6892
Valid & Reliabel
Sumber: Data Diolah (SPSS 11.5)
Berdasarkan tabel 1 uji validitas untuk variable kualitas Auditor didapat nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) sebesar 0,458. Instrumen-instrumen kualitas Auditor dapat dikatakan tidak valid berdasarkan nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) yang lebih kecil dari 0,5. Hasil pengujian dengan Anti-Image Matrices Correlation menunjukkan bahwa masing-masing item pertanyaan yang digunakan memiliki nilai yang lebih kecil dari 0,5 oleh karena itu dilakukan penanggulangan dengan membuang indikator Y6 dan Y7 tersebut. Setelah dilakukan pembuangan didapatkan nilai Anti-Image Matrices Correlation masing-masing indikator sudah diatas 0,5.
Dengan kata lain terdapat
konsistensi internal dalam pernyataan-pernyataan tersebut sehingga dapat membentuk konstruk dari kualitas auditor. Berdasarkan tabel di atas, Koefisien Cronbach’s Alpha untuk overall kualitas auditor dengan 6 item pertanyaan sebesar 0,658 > 0,60, yang berarti Cronbach’s Alpha dapat diterima atau kontruk reliable.
Tabel 4.4 Uji Kualitas Data Variabel Kompetensi Variabel X11 X12
Validitas KMO Anti Image 0,534 0,532 0,529
Reliability Cronbach Alpha
Keterangan
-
-
X13 X14 X15 X16 Interasi I X11 X12 X13 0,567 X14 X15 Iterasi II X11 X12 0,550 X13 X14 Sumber: Data Diolah (SPSS 11.5)
0,531 0,636 0,522 0,440 0,530 0,549 0,580 0,628 0,641 0,511 0,543 0,566 0,601
0,5656
-
0,6463
Valid & Reliabel
Berdasarkan tabel 4.4 uji validitas untuk variable kompetensi didapat nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) sebesar 0,532. Instrumen-instrumen kompetensi dapat dikatakan valid berdasarkan nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) yang lebih besar dari 0,5. Berdasarkan tabel di atas, Koefisien Cronbach’s Alpha untuk overall kompetensi dengan 5 item pertanyaan sebesar 0,5656 < 0,60, yang berarti Cronbach’s Alpha tidak dapat diterima. Oleh Karena itu dilakukan penanggulangan kembali dengan cara membuang indikator yang memiliki scale if item terbesar yaitu X15, setelah dilakukan pembuangan didapatkan nilai Koefisien Cronbach’s Alpha untuk overall kompetensi dengan 4 item pertanyaan sebesar 0,6463 > 0,60, yang berarti Cronbach’s Alpha dapat diterima.
Tabel 4.5 Uji Kualitas Data Kecermatan Independensi Validitas
Reliability
Variabel
Keterangan KMO
Anti Image
Cronbach Alpha
X21
0,482
X22
0,455
X23
0,580 0,504
X24
0,533
X25
0,536
X26
0,505
X21
0,576
X23
0,530
X24
0,542
0,552
X25
0,527
X26
0,554
X23
0,549
X24
0,567 0,529
X25
0,521
X26
0,506
X24
0,528
X25
0,520
X26 Sumber: Data Diolah (SPSS 11.5)
0,513 0,526
-
-
0,3772
-
0,5404
-
Valid 0,6169
& Reliabel
Berdasarkan tabel 3 uji validitas untuk variable independensi didapat nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) sebesar 0,504. Instrumen-instrumen indepensi
dapat
dikatakan valid berdasarkan nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) yang lebih besar dari 0,5. Berdasarkan tabel di atas, Koefisien Cronbach’s Alpha untuk overall independensi dengan 6 item pertanyaan sebesar 0,3772 < 0,60, yang berarti Cronbach’s Alpha tidak dapat diterima. Oleh Karena itu dilakukan penanggulangan
kembali dengan cara
membuang indikator yang memiliki scale if item terbesar, setelah dilakukan pembuangan beberapa kali didapatkan nilai Koefisien Cronbach’s Alpha untuk overall independensi dengan 3 item pertanyaan sebesar 0,6169 > 0,60, yang berarti Cronbach’s Alpha dapat diterima.
Tabel 4.6 Uji Kualitas Data Profesionalisme Validitas
Reliability
Variabel
Keterangan KMO
Anti Image
X31
0,735
X32
0,685
X33
0,519
X34
0,642
0,760
X35
0,592
X36
0,617
X37
0,617
Sumber: Data Diolah (SPSS 11.5)
Cronbach Alpha
Valid 0,6436
& Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, Koefisien Cronbach’s Alpha untuk overall profesionalisme dengan 7 item pertanyaan sebesar 0,6436 > 0,60, yang berarti Cronbach’s Alpha dapat diterima atau kontruk reliable.
IV.1.4 Uji Asumsi Klasik IV.1.4.1. Uji Normalitas TABEL 4.7 HASIL UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Unstandardiz ed Residual 55 .0000000 .08505806 .135 .082 -.135 1.002 .268
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil perhitungan diatas menggunakan uji normalitas menunjukkan nilai sig dari KS-Z sebesar 0.268 > 0.05 sehingga Hipotesa null diterima dan kesimpulannya distribusi dari error normal. Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi
IV.1.4.2. Multikolinearitas Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance Kompetensi 0,542 Independensi 0,531 Profesionalisme 0,585
VIF 1,844 1,883 1,709
Keputusan Ho diterima Ho diterima Ho diterima
Sumber : Data diolah 2012
IV.1.4.3. Heteroskedastisitas Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel
Sig
Keputusan
Kompetensi
0,061
Ho diterima
Independensi
0,921
Ho diterima
Profesionalisme 0,002
Ho ditolak
Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji gletsjer, dimana hasil yang diperoleh menunjukkan variable profesionalisme memiliki nilai sig < 0,05, hal ini menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas pada model ini. Oleh karena itu digunakan uji ARCH Di sini kita akan membahas uji Chi-Square Test Independensi, yaitu uji untuk menentukan apakah ada hubungan antara dua faktor.
Heteroskedasticity Test: ARCH F-statistic
1.256981
Prob. F(1,52)
0.2674
Obs*R-squared
1.274518
Prob. Chi-Square(1)
0.2589
hasil uji ARCH menunjukkan nilai Prob dari Chi-Square 0,2589 > 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini terbebas dari penyakit heteroskedastisitas.
IV.1.4.4. Autokorelasi Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1
R R Square .746a .557
Adjusted R Square .531
Std. Error of the Estimate .08752
Durbin-W atson 2.386
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme, Kompetensi, Independensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Pengambilan Keputusan Tabel 4. 11 Pengujian Asumsi Klasik Autokorelasi
auto (+)
0
Tidak ada auto inconclusive
dl 1,480
auto
inconclusive
du 1,689
4-du 2,311
2
4-dl 2,520
DW-stat = 2,386
IV.2 Statistik Deskriptif Tabel 4.12 Deskriptif Variabel Descriptive Statistics N Kualitas Audit Kompetensi Independensi Profesionalisme Valid N (listwise)
55 55 55 55 55
Minimum 2.80 3.00 3.00 3.14
IV.2.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Maximum 4.80 5.00 5.00 4.86
Mean 4.1491 4.2909 4.2727 4.1325
Std. Deviation .45087 .49945 .48893 .43020
4
Tabel 4.13 Hasil Analisis Koefisien Determinasi. Model Summaryb Model 1
R .746a
Adjusted R Square .531
R Square .557
Std. Error of the Estimate .08752
Durbin-W atson 2.386
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme, Kompetensi, Independensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit
IV.2.2 Hasil Persamaan Regresi
kualitas audit = βo + β1 kompetensi + β2 Independensi + β3 profesionalisme + e Y = 0,085 – 0,037 X1 + 1,370 X2 + 0,624 X3 + e
IV.2.3.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F Tabel 4.14 Hasil Uji F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .491 .391 .881
df 3 51 54
Mean Square .164 .008
F 21.349
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme, Kompetensi, Independensi b. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari hasil diatas, diketahui nilai uji F sebesar 21,349 dengan signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05.
IV.2.3.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t
Adapun metode untuk mencari t tabel dengan df = N-1 (df = 55 – 1 = 54), tingkat signifikan 5% dapat dengan menggunakan tabel statistik. Sehingga didapat t tabel sebesar 2,00. Dapat dilihat pada tabel berikut Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Hasil Uji t Coefficientsa
Model 1
(Constant) Kompetensi Independensi Profesionalisme
Unstandardized Coefficients B Std. Error .085 .114 -.037 .114 1.370 .542 .624 .141
Standardized Coefficients Beta -.041 .323 .537
t .744 -.324 2.527 4.409
Sig. .460 .747 .015 .000
Collinearity Statistics Tolerance VIF .542 .531 .585
1.844 1.883 1.709
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Dari tabel 4.15 diatas, diketahui nilai t hitung variabel independensi dan profesionalisme auditor lebih besar dari t tabel yaitu sebesar 2,527 dan 4,409. Hal ini berarti bahwa variabel independensi dan profesionalisme auditor berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Sedangkan variabel kompetensi auditor tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit, karena t hitung variabel tersebut lebih kecil dari t tabel yaitu -0,324.
IV.3 Pembahasan Penelitian ini menguji pengaruh kompetensi, independensi, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit pada Inspektorat Utama BPK-RI di Jakarta. Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Kode
Hipotesis
Hasil
H1
Kompetensi berpengaruh negatif terhadap kualitas audit
Ditolak
H2
Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Diterima
H3
Profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Diterima
Sumber : Data primer diolah, 2012
IV.3.1. Pengaruh Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak ada pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel independensi adalah -0,037. Nilai ini tidak signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 dengan p value 0,747. Hasil ini didukung oleh hasil pengujian t-statistik menunjukkan nilai probabilita dari t sebesar 0,747 > 0.05 dengan demikian hipotesa null gagal ditolak atau hal ini menunjukkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil pengujian hipotesis ini tidak sejalan dengan pendapat De Angelo bahwa kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada kualitas pemahaman auditor (kompetensi). Hasil hipotesis ini tidak berhasil dibuktikan, diduga karena sering adanya perubahan kebijakan yang tidak diketahui oleh para auditor, keterbatasan data yang akan diaudit, ketua tim yang tidak transparan dan tidak memberikan arahan pada para anggotanya, dan program pemeriksaan yang tidak sempurna. Akibatnya, meskipun para auditor mendapatkan program pemeriksaan yang tidak sempurna namun auditor tetap mengganggap bahwa audit yang baik harus tetap dilaksanakan.
IV.3.2. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Hipotesis kedua meyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel independensi adalah 1,370. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikasi 0,05 dengan p value 0,015. Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan nilai t hitung, hasil pengujian t-statistik menunjukkan nilai probabilita dari t sebesar 0,015 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
IV.3.3. Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit Hipotesis ketiga meyatakan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel profesionalisme adalah 0,624. Nilai ini signifikan pada tingkat signifikasi 0,05 dengan p value 0,000. Hasil ini didukung oleh hasil pengujian t-statistik menunjukkan nilai probabilita dari t sebesar 0,000 < 0.05 dengan demikian hipotesa null ditolak dan disimpulkan pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat pengaruh positif dan signifikan profesionalisme terhadap kualitas auditor.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
V.1. Ringkasan Penelitian ini berimplikasi pada auditor Inspektorat Utama BPK-RI di Jakarta. Adanya pengaruh kompetensi, independensi, dan profesionalisme auditor terhadap kualitas audit yang dilaksanakan menunjukkan bahwa penguasaan terhadap metode dan teknik audit serta segala hal yang menyangkut pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan kegiatan pemerintah akan dapat ditunjang oleh kompetensi bahwa tercapainya tujuan pelaksanaan audit merupakan kebutuhan organisasi inspektorat utama sekaligus kebutuhan auditor inspektorat. Lebih jauh peneliti menganjurkan agar penentu kebijakan perlu terus menjaga dan meningkatkan kompetensi aparat melalui pemberian pelatihan-pelatihan serta kesempatan untuk mengikuti kursus-kursus atau peningkatan pendidikan profesi. Auditor yang baik juga tidak melalaikan independensi dalam menjalankan tugas audit atau dengan kata lain memiliki independensi yang baik dengan tidak memihak pihak manapun dalam memberikan laporan audit. Dan tidak hanya itu profesionalisme bagi para auditor juga harus dilaksanakan ketika menjalakan proses audit, agar para auditor bisa mengambil keputusan yang baik pada laporan auditnya. Karenanya, pihak penentu kebijakan dalam hal ini atasan perlu mengetahui hal apa saja yang berpotensi menaikkan atau menurunkan kualitas audit. Respon atau tindak lanjut yang tidak tepat terhadap laporan audit dan rekomendasi yang dihasilkan akan dapat kualitas audit. Hipotesis pertama menyatakan bahwa tidak ada pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit.
Hipotesis kedua meyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hipotesis ketiga meyatakan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
V.2. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, dan profesionalisme auditor Inspektorat Utama BPK-RI di Jakarta terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Kompetensi, independensi, dan profesionalisme secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dilaksanakan oleh aparat Inspektorat Utama BPK-RI di Jakarta. 2. Kompetensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, sehingga kompetensi yang dimiliki auditor tidak menjamin apakah yang bersangkutan akan melakukan audit secara berkualitas. 3. Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sehingga semakin baik independensi yang dimiliki auditor, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya. 4. Profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit, sehingga semakin baik tingkat profesionalisme, maka akan semakin baik kualitas audit yang dilakukannya.
V.3. Keterbatasan dan Saran Evaluasi atas hasil penelitian ini harus mempertimbangkan keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, di antaranya adalah sulitnya mengendalikan responden. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode lain atau setidaknya dapat memastikan pihak responden bersedia bekerja sama. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diajukan saran, antara lain : 1. Penelitian mendatang sebaiknya melakukan sebuah penelitian dengan menggunakan metode wawancara langsung untuk mengumpulkan data penelitian agar dapat mengurangi adanya kelemahan terkait internal validity. 2. Pada penelitian ini, variabel independen yang diteliti tidak seluruhnya berpengaruh signifikan. Hanya 2 variabel yaitu independensi dan profesionalisme yang berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan kompetensi berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh variabel-variabel lain yang belum termasuk dalam model regresi pada penelitian ini.