BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3)
berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan inti sawit. Dalam pengoperasiannya PKS Rambutan mempunyai beberapa unit mesin pengolah dan material handling, seperti; Boiler, Tresser, digester polishing drum, ripple mill, blower, lori, crane, conveyor, electric motor dan sebagainya. Kinerja (performance) dari mesin/peralatan menurut Barabady (2005) tergantung pada; keandalan (reliability) dan ketersediaan (availability) peralatan yang digunakan, lingkungan operasi, efisiensi pemeliharaan, proses operasi dan keahlian operator, dan lain-lain. Jika reliability dan availability suatu sistem rendah, maka usaha untuk meningkatkannya kembali adalah dengan menurunkan laju kegagalan atau meningkatkan efisiensi perbaikan terhadap tiap-tiap komponen atau sistem. Untuk mengoptimumkan reliability dan availability menurut Barabady (2005) diperlukan suatu strategi pemeliharaan yang meliputi; Design-out Maintenance, Preventive
Maintenance
dan
Corrective
Pemeliharaan hendaklah dikembangkan
Maintenance.
Rancangan
Strategi
berdasarkan analisis karakteristik/kinerja
dari mesin-mesin yang digunakan yang meliputi; keandalan, ketersediaan, mean time between failure (MTBF), laju kegagalan, biaya pemeliharaan, biaya akibat kegagaalan, dan jadwal pemeliharaan optimum. Oleh sebab itu data-data
1 Universitas Sumatera Utara
2
pemeliharaan (maintenance history) sangat diperlukan dan menjadi acuan utama dalam merancang sistem pemeliharaan terencana. Dengan melakukan analisis terhadap karakteristik mesin dan komponen-komponen yang kritis, diharapkan rancangan strategi pemeliharaan akan dapat menurunkan tingkat kerusakan sistem dan menurunkan biaya operasional. Pelaksanakan pemeliharaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan mengacu pada prosedur/instruksi kerja (IK) PTPN 3. Untuk pekerjaan corrective maintenance mengacu pada IK 3.02-02 tentang Pelaksanaan Kegiatan Teknik, dimana setiap pelaksanaan breakdown maintenance harus mengacu pada Work Order yang diminta oleh pengguna alat. Untuk pekerjaan preventive mengacu ke IK 3.02 – 02/08 tentang Pemeliharaan Mesin dan Instalasi PKS dan IK 3.02 – 02/09 mengenai Pemeliharaan Mesin dan Instalasi Listrik. Sedangkan untuk pekerjaan Predictive Maintenance mengacu pada IK 3.02 – 00/06. Namun demikian, dalam pelaksanaan pemeliharaan di PKS Rambutan lebih sering dengan cara Breakdown Maintenance yaitu pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan. Sistem ini belum dapat memberikan data yang akurat tentang kapan suatu mesin atau komponen akan mengalami kerusakan. Kerusakan pada mesin-mesin dan peralatan tersebut dapat mengganggu jalannya proses produksi dan dapat berakibat berhentinya keseluruhan proses produksi. Efek dari gangguan tersebut antara lain adalah bahan baku (tandan buah segar) menjadi rusak, target produksi tidak tercapai, ongkos produksi menjadi naik dan kesinambungan supply produk tidak terjamin. Gangguan pada kelancaran proses produksi akan menurunkan
Universitas Sumatera Utara
3
angka Indeks Produktivitas Pabrik yang menggambarkan kinerja pabrik, dan hal ini jelas sangat merugikan PTPN 3. Hasil penelitian Sitorus (2006) pada pabrik kelapa sawit PT. Tor Ganda menunjukkan bahwa selama tahun 2003–2005 terjadi stagnasi CPO sebesar 2749,33 ton dan PK (Palm Kernel) sebesar 555,70 ton akibat kegagalan peralatan mesin. Pada penelitian tersebut juga ditemukan bahwa mesin/peralatan yang mempunyai kontribusi tingkat kegagalan dan penurunan produksi adalah Screw Press yakni 34,24%. Beberapa penelitian mengenai analisis keandalan (reliability) dan penjadwalan pemeliharaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap industri/pabrik yang berbeda. Hayyi (2005) melakukan analisis kerusakan container crane berdasarkan perhitungan fungsi keandalan, laju kegagalan dan Mean Time Between Failure (MTBF), lalu didapatkan interval pemeliharaan terhadap sub sistem Mainthoist, Trolley, Spreader, Engine & Generator Set dan PLC & Electric Drive Control. Wahyudi (2000) dalam penelitiannya membuat suatu model pemeliharaan mesin Hydraulic Press dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya tenaga kerja, biaya kehilangan produksi dan harga komponen. Pemodelan tersebut dapat digunakan untuk menentukan interval waktu pemeliharaan yang optimal. Berdasarkan hasil perhitungannya model tersebut dapat menekan biaya total berkisar antara 35,07% sampai 90,73% dari biaya total semula. Javad Barabady (2005) mengembangkan suatu model strategi pemeliharaan dengan menggunakan analisis reliability, availability dan maintainability (RAM), untuk meningkatkan availability sistem.
Universitas Sumatera Utara
4
Dari observasi yang dilakukan pada studi awal oleh tim maintenance MTM USU Medan, diperoleh informasi bahwa kerusakan mesin dan perlatan pada PKS Rambutan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: -
belum adanya penjadwalan pemeliharaan terencana,
-
kurangnya kemampuan karyawan untuk memahami dan mengimplementasikan catatan pemeliharaan (maintenance record),
-
kurang efektifnya sistim pengontrolan dan pembelian komponen (material control & purchasing),
-
terbatasnya kewenangan manajemen untuk menerapkan strategi pemeliharaan,
-
belum adanya sistem database secara komputer,
-
kurangnya peralatan condition monitoring,
-
belum adanya analisa secara statistik terhadap data historis. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis ingin melakukan Analisis
terhadap karakteristik/kinerja mesin dan komponennya, sebagai dasar untuk mengembangkan strategi pemeliharaan di pabrik kelapa sawit (PKS) Rambutan. Dari hasil analisis karakteristik ini akan diketahui mesin-mesin dan komponen kritis, keandalan mesin, ketersediaan mesin, interval waktu penggantian yang optimal, estimasi umur komponen, biaya preventive maintenance dan perhitungan sistem persediaan komponen. Dengan demikian model strategi pemeliharaan yang akan diterapkan nanti betul-betul sudah melalui pengukuran dan evaluasi yang realistis dari kondisi mesin/peralatan yang ada saat ini.
Universitas Sumatera Utara
5
1.2
Perumusan Masalah Permasalahan besar yang sering ditemui di PKS Rambutan yaitu seringnya
terjadi penghentian operasi (downtime ) akibat kerusakan mesin/peralatan yang tibatiba, dan mengakibatkan proses produksi harus terhenti untuk melakukan perbaikan, sehingga biaya operasi dan produksi menjadi tinggi. Seringnya terjadi penghentian operasional di pabrik ini disebabkan karena kapan waktu terjadinya kegagalan tidak bisa diramalkan. Hal ini berkaitan erat dengan: 1. Tidak jelasnya sistem pemeliharaan yang dijalankan oleh perusahaan. 2. Tidak terencananya persediaan suku cadang penunjang sistem pemeliharaan. 3. Kurang jelasnya prosedur pengambilan keputusan untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan. Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut, perlu dirancang suatu strategi pemeliharaan berdasarkan analisis karakteristik sistem, sehingga dapat meningkatkan keandalan dan ketersediaan mesin/sistem di PKS Rambutan.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap karakteristik
kinerja mesin dan komponen kritis, sebagai dasar pengembangan strategi pemeliharaan yang efektif pada Pabrik Kelapa Sawit PT. Nusantara 3. Analisis dilakukan dengan pengolahan data-data kegagalan mesin pada pabrik.
Universitas Sumatera Utara
6
1.3.2
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan menganalisis komponen-komponen kritis pada mesinmesin obyek penelitian. 2. Mengevaluasi kriteria kegagalan komponen mesin. 3. Mengevaluasi keandalan dan ketersediaan mesin dan komponennya. 4. Mengevaluasi laju kegagalan mesin dan komponennya. 5. Mengevaluasi interval waktu penggantian komponen yang optimal. 6. Membuat rancangan persediaan komponen yang menunjang sistem pemeliharaan. 7. Membuat suatu model strategi pemeliharaan yang dapat meningkatkan Reliability dan Availablity.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: 1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan/rekumendasi sebagai acuan untuk mengambil kebijakan terhadap penerapan manajemen pemeliharaan, dalam upaya untuk peningkatan keandalan dan ketersediaan mesin/peralatan yang kritis, khususnya di PKS Rambutan PTP Nusantara 3. 2. Bagi mahasiswa akan berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pemanfaatan metoda ilmiah untuk pemecahan masalah pemeliharaan
Universitas Sumatera Utara
7
mesin dan peralatan di Pabrik Kelapa Sawit. 3. Bagi Perguruan Tinggi hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan literatur yang dapat dimanfaatkan oleh para peneliti di bidang pemeliharaan peralatan industri.
1.5
Batasan Penelitian Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dan pembahasan hanya dilakukan pada mesin-mesin dan komponen yang dianggap kritis, yaitu mesin-mesin dan komponen yang sering rusak dan sangat berpengaruh terhadap kerugian produksi dan pembiayaan. 2. Perancangan
strategi
pemeliharaan
hanya
mencakup;
penjadwalan
pemeliharaan optimum, perancangan penyediaan komponen dan prosedur pelaksanaan pemeliharaan. 3. Dokumentasi data kerusakan dan pembiayaan didasarkan pada data perawatan mesin di pabrik dan wawancara langsung dengan pihak manajemen pabrik. 4. Aspek teknis dalam pelaksanaan pemeliharaan, seperti peralatan yang digunakan, tata cara pembongkaran mesin dan lain-lainnya tidak termasuk dalam pembahasan.
Universitas Sumatera Utara