BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Profesi akuntan Indonesia mengalami tantangan yang semakin berat di masa mendatang. Seiring dengan semakin mengglobalnya keadaan ekonomi, akan mudah terjadi perpindahan unit-unit ekonomi dan sumber daya manusia. Hal ini merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia, terutama apabila masuknya tenaga asing menggeser keberadaan tenaga kerja Indonesia sendiri, tidak terkecuali profesi akuntan publik. Saat ini cukup banyak akuntan mancanegara yang beroperasi di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya Kantor Akuntan Publik Indonesia yang juga bekerja sama dengan akuntan publik asing. Peran akuntan dalam penyajian informasi keuangan sangatlah besar. Akuntan merupakan orang yang ada di belakang informasi keuangan yang disajikan oleh sebuah perusahaan. Informasi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan maka informasi keuangan harus disajikan secara relevan dan andal. Akuntan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam semestinya dapat dipercaya sebagai orang yang berperilaku professional dan etis sehingga hasil pekerjaannya dapat dipercaya relevansi dan keandalannya. Pemakai informasi keuangan akan meragukan informasi yang tersaji apabila mereka tidak
1
2
mempercayai kredibilitas akuntan dalam memproses dan menyajikan informasi keuangan (Harini, dkk, 2010). Auditor dituntut dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional sehingga laporan audit yang dihasilkan akan berkualitas. Kualitas pekerjaan auditor berhubungan dengan kualitas keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan, dan sikap independensinya terhadap klien. Kualitas audit diartikan sebagai probabilitas seorang auditor dapat menentukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Husna, 2012). Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku disfungsional audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku disfungsional yang dimaksud di sini adalah perilaku auditor yang menyimpang dari standar auditing dalam melaksanakan penugasan audit yang dapat menurunkan kualitas hasil audit. Perilaku disfungsional seperti premature sign off, pengumpulan bukti audit yang tidak memadai, penghilangan atau penggantian prosedur audit, dan underreporting of audit time akan menurunkan kualitas audit yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap profesi auditing (Harini, dkk, 2010). Personal auditor adalah sekumpulan karateristik dan pandangan seseorang yang menetukan cara hidup dan perbedaan diantara orang lain. Karateristik personal auditor adalah ciri atau watak seorang auditor dengan sifat yang dimiliki dan dipengaruhi keadaan lingkungannya maupun dirinya sendiri untuk melakukan kegiatan audit (Nasution, 2013).
3
Karateristik personal auditor dilihat dari empat dimensi, yakni lokus kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja, harga diri kaitannya dengan ambisi dan komitmen pada organisasi. Komitmen organisasi merupakan sikap loyalitas karyawan pada organisasi sehingga anggota organisasi dapat mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan (Luthans, 2006;249) dalam Chairunnisa (2014). Komitmen organisasi menunjukkan kekuatan relatif untuk berpihak dan terlibat dalam organisasi, keinginan untuk berusaha sekuat tenaga untuk organisasi, termasuk juga keinginan untuk bertahan dalam organisasi merupakan orientasi individu terhadap organisasi dalam hal loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Bila karyawan memiliki komitmen yang tinggi pada organisasi, keinginan untuk berhenti bekerja menjadi rendah. Performance (kinerja) adalah perilaku anggota organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Performance adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Performance melibatkan tingkatan di mana anggota organisasi menyelesaikan tugasnya yang berkontribusi pada tujuan organisasi, termasuk juga dimensi kualitas dan kuantitas. Auditor memiliki persepsi yang rendah terhadap tingkat kinerja mereka, dianggap akan memperlihatkan penerimaan yang lebih tinggi terhadap penyimpangan perilaku auditor (Febrina, 2012).
4
Turnover intention adalah berhenti atau keluar dari organisasi secara permanen baik sukarela seperti pensiun, atau tidak sukarela seperti pemecatan. Keinginan untuk keluar dari organisasi secara sukarela dapat bersifat fungsional dan disfungsional. Keinginan keluar dari organisasi yang bersifat fungsional, jika pegawai yang meninggalkan organisasi merupakan pegawai yang dianggap layak untuk keluar. Kondisi ini membuka kesempatan bagi orang yang bermotivasi atau berkemampuan lebih tinggi, membuka kesempatan untuk promosi, dan membuka ide-ide baru dan segar bagi organisasi (Basudewa dan Lely Aryani, 2015). Etika pada dasarnya mempelajari perilaku atau tindakan seseorang dan kelompok atau lembaga yang dianggap baik atau tidak baik. Agoes dan Ardana (2009:74) dalam Helniyoman (2014)
menambahkan bahwa ukuran untuk dapat
menilai baik atau tidaknya suatu tindakan bila dilihat dari hakikat manusia utuh adalah dilihat dari manfaat atau kerugiannya bagi orang lain, kemampuan tindakan tersebut dalam menciptakan kebahagiaan individu, dan kemampuan tindakan tersebut dalam meningkatkan kesadaran spiritual seseorang. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa suautu perilaku atau tindakan dapat dikatakan menyimpang jika tindakan atau perilaku tersebut berdampak buruk bagi orang lain. Banyak ditemukan kasus pelanggaran yang melibatkan akuntan publik. Kasus pelanggaran tersebut menjadi suatu permasalahan yang besar dan menimbulkan kerugian bagi banyak pihak. Salah satu kasusnya adalah JAKARTA– Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan penertiban terhadap
akuntan
publik
bermasalah.
Melalui
Keputusan
Menteri
5
Keuangan No.1044/KM.1/2009
tanggal
14
Agustus
2009,
Sri
Mulyani
membekukan izin akuntan publik atas nama Drs Deddy Harka, NIAP: 98.1.0251. Deddy Harka dikenakan sanksi pembekuan selama tiga (3) bulan karena yang bersangkutan belum sepenuhnya mematuhi standar auditing (SA) dan standard profesional akuntan publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Siak Raya Timber tahun buku 2006. “Tentunya ini sangat berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen.,” ujar Kepala Biro Humas Departemen Keuangan, Harry Z Soeratin, Rabu (2/9) di Jakarta. (Sumber:http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/87203menkeu_bekukan_ izin_ap_deddy_harka), (05 Februari 2016). Selama masa pembekuan izin, Deddy Harka dilarang memberikan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 peraturan menteri keuangan nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Ia juga dilarang menjadi pemimpin dan/atau pemimpin rekan dan/atau pemimpin cabang kantor akuntan publik (KAP). Tidak hanya itu dia diwajibkan mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan (PPL) dan tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan. Berdasarkan
pasal
68
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
17/PMK.01/2008, apabila dalam jangka waktu 6 bulan sejak berakhirnya masa pembekuan izin akuntan publik tidak melakukan pengajuan permohonan persetujuan untuk memberikan jasa kembali, akuntan publik dikenakan sanksi pencabutan izin.
6
Penyimpangan yang dilakukan akuntan publik
berdampak pada
kepercayaan publik terhadap auditor yang semakin berkurang. Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap auditor membuktikan bahwa auditor melangar kode etik yang telah ditetapkan dalam Standar Audit (SA) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sebagai seorang auditor haruslah mempunyai karakteristik personal yang dapat mengendalikan diri agar mampu mempunyai kinerja yang sesuai dengan standar sehingga pekerjaan yang dihasilkan dapat diterima oleh pengguna laporan dengan tidak adanya kesalahan yang dapat merugikan perusahaan yang diaudit. Akuntan publik yang mempunyai komitmen yang tinggi terhadap organisasinya mampu menjalankan kinerjanya dengan sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kesalahan yang dapat merugikan organisasi maupun dirinya sendiri. Hasil penelitian yang terkait dengan uraian diatas antara lain Wahyudi (2013), menyatakan bahwa locus of control dan kinerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Sedangkan komitmen organisasi dan turnover intention tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Maryanti (2005), mengungkapkan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap dysfunctional audit behavior. Sedangkan pada penelitian Pujanigrum mengungkapakan locus of control dan turnover intention berpengaruh dysfunctional audit behavior. Mardiana (2010) mengungkapkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Pertiwi dkk (2015) dan Febrina (2015) mengungkapkan bahwa kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap penyimpangan perilaku
7
dalam audit sedangkan dalam penelitian Harini (2010) mengungkapkan bahwa kinerja berpengaruh signifikan terhadap dysfunctional audit behavior. Pada penelitian Mahardini dkk (2014) mengungkapkan bahwa etika profesi berpengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Namun pada penelitian Helniyoman (2014) dan Nasution (2013) mengungkapkan bahwa etika berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Melihat uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini kembali karena melihat tidak adanya konsistensi hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat disebabkan oleh adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan variabel dependen dan independen. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Intan Pujaningrum dan Arifin Sabeni (2012). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak dalam variable yang digunakan. Peneliti sebelumnya menggunakan variabel locus of control, komitmen organisasi, kinerja, dan turnover intention. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menambahkan satu variabel independen, yaitu etika profesi karena disamping karakteristik personal auditor, etika profesi mempunyai pengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Auditor dengan etika yang tinggi cenderung sulit terlibat dalam penyimpangan perilaku dalam audit sebab mereka menjunjung tinggi nilai-nilai dalam profesi mereka. Dan sebaliknya, akuntan dengan etika profesi yang rendah cenderung lebih mudah untuk menerima penyimpangan perilaku karena kurangnya kesadaran akan nilai-nilai moral maupun karena adanya tekanan dari pihak luar. Praktik etika para auditor
8
sangat memengaruhi reputasi mereka dikalangan masyarakat pengguna laporan keuangan yang telah diaudit. Obyek penelitian sebelumnya auditor pada kantor Akuntan Publik yang ada di Semarang. Sedangkan penelitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik yang ada di Pekanbaru sesuai dengan direktori kantor akuntan publik 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui locus of control, komitmen organisasi, kinerja, turnover intention, dan etika profesi terhadap penyimpangan perilaku dalam audit. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul: “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Auditor
Atas
Penyimpangan
Perilaku
dalam
Audit
(Disfungsional Audit)” Pada Kantor Akuntan Publik Di Pekanbaru.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah Locus of control berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit? 2. Apakah Komitmen Organisasi berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit? 3. Apakah Kinerja berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit? 4. Apakah Turnover Intention berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit?
9
5. Apakah Etika Profesi berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku dalam audit? 6. Apakah Locus of control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention, dan Etika Profesi berpengaruh secara simultan terhadap penyimpangan perilaku dalam audit?
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk menganalisis pengaruh Locus of contol terhadap penyimpangan perilaku dalam audit di KAP yang terdapat di Pekanbaru. 2. Untuk
menganalisis
pengaruh
Komitmen
Organisasi
terhadap
Penyimpangan Perilaku Dalam audit di KAP yang terdapat di Pekanbaru. 3. Untuk menganalisis pengaruh Kinerja terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit di KAP yang terdapat di Pekanbaru. 4. Untuk menganalisis pengaruh Turnover Intention terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam audit di KAP yang terdapat di Pekanbaru. 5. Untuk menganalisis pengaruh Etika Profesi terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit di KAP yang terdapat di Pekanbaru. 6. Untuk menganalisis pengaruh Locus of control, Komitmen Organisasi, kinerja, Turnover Intention, dan Etika Profesi terhadap Penyimpangan Perilaku Dalam Audit di KAP yang terdapat di pekanbaru.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
10
1. Kantor Akuntan Publik Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah Kota Pekanbaru dan di wilayah lain pada umumnya dalam melaksanakan tugasnya agar sesuai dengan standar yang telah disepakati dan ditetapkan oleh organisasi profesi akuntan publik. 2. Peneliti Pemberian kontribusi bagi pengembangan di bidang pengauditan sektor publik dengan memberikan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerimaan auditor atas penyimpangan perilaku dalam audit (Disfungsional Audit). 3. Penelitian selanjutnya Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
pada
pengembangan teori, sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan dan sumber acuan bagi pembaca atau peneliti lain.\ 1.5 Sitematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang utuh mengenai penulisan ini, maka dalam penulisannya akan dibagi menjadi tiga bagian, dengan rincian sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan uraian-uraian mengenai masalah yang timbul sehingga mendorong penulisan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan teori-teori dan penelitian terdahulu yang melandasi penulisan ini, yaitu pengertian penyimpangan perilaku dalam audit, locus of control, komitmen organisasi, kinerja, turnover intention, dan etika Profesi. Selain itu akan dijelaskan pula hubungan dari variabel independen dan variabel dependen. Bab ini juga akan menguraikan kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III
METODE PENELITIAN Berisikan tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, defenisi variabel operasional, metode analisis data, pengujian kualitas data, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan membahas mengenai deskripsi dan analisis data, karakteristik profil responden, statistik deskriptif, hasil uji validitas dan reliabilitas, analisis data penelitian, analisis asumsi klasik, analisis hasil penelitian, pengolahan data serta pengujian hipotesis.
BAB V
KESIMPULAN Merupakan bab penutup dalam bagian ini disajikan kesimpulan hasil-hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti pada topik dimasa yang akan datang.