BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dewasa ini keberadaan talk show atau dialog interaktif sebagai sarana dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin beragamnya talk show yang terdapat pada media elektronik. Pesatnya kemajuan teknologi informasi tersebut memberikan tantangan dan sekaligus kemudahan untuk menghasilkan talk show yang kreatif, atraktif, dan inovatif sehingga membuat talk show menjadi sangat bervariasi. Menurut Hornby (1973: 1030), talk show adalah pertunjukan untuk berbicara, memberikan informasi, dan sebagainya. Talk show biasanya dipandu oleh seorang pembawa acara yang memberikan pertanyaan-pertanyaan pada narasumber yang sudah ditentukan sebelumnya. Dalam Webster’s New Collegiate Dictionary (1956: 866) dinyatakan bahwa talk show adalah pertunjukan untuk mengekspresikan pertukaran pendapat dengan cara lisan. Pengertian talk show menurut Hornby (1973) tersebut sangat sesuai digunakan karena datanya adalah tayangan talk show yang dipandu oleh pembawa acara. Selain itu, dalam tayangan talk show ILC dilakukan tanya jawab dengan beberapa narasumber. Sosiolinguistik adalah ilmu yang meneliti dua aspek hubungan timbal balik antara bahasa dan perilaku organisasi sosial (Fishman, 1972: 2). Adapun pengertian sosiolinguistik menurut Labov (1970) sosiolinguistik merupakan pendekatan terhadap penelitian bahasa yang memusatkan perhatiannya kepada
1
2
bahasa yang dipakai dalam masyarakat bahasa (speech community) dengan tujuan menghasilkan suatu teori bahasa yang sesuai untuk membenarkan, memeriksa, dan menjelaskan data tersebut. Pada hakikatnya setiap bahasa mempunyai suatu variasi bahasa, seperti yang dinyatakan oleh Grinjs (1976:2) bahwa variasi bahasa adalah perbedaanperbedaan yang terdapat dalam bahasa. Variasi merupakan sifat hakiki dari setiap sistem linguistik, baik secara sintopik maupun diatopik, tidak ada bahasa yang homogen tanpa variasi. Walaupun hal ini merupakan suatu sifat hakiki, variasivariasi yang muncul tentu berdampak pula pada penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat. Hal itu terjadi karena kecenderungan masyarakat Indonesia untuk meniru tuturan yang digunakan para narasumber legislatif sangat tinggi. Adanya bentuk leksikal digunakan oleh kalangan masyarakat sehingga sering terjadi kekurangtepatan pada pemakaian bentuk-bentuk leksikal. Dalam suasana formal muncul kosakata yang tidak baku, seperti dalam sebuah rapat, seminar, ataupun penyampaian pidato. Tentu dalam suasana formal dibutuhkan penggunaan bahasa Indonesia baku. Kadang-kadang terdengar pula seorang penanya menggunakan sebuah kata dengan bentuk imbuhan yang tidak tepat, misalnya “mohon dijelasin” dalam bahasa Indonesia. Seharusnya digunakan akhiran -kan menjadi “mohon dijelaskan”, tetapi yang muncul adalah imbuhan -in. Dapat dikatakan bahwa imbuhan -in tersebut merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa nonbaku dalam situasi formal. Berbicara tentang bahasa baku (lebih tepat disebut ragam bahasa baku) dan bahasa nonbaku, berarti membicarakan variasi bahasa karena yang disebut bahasa
3
baku adalah salah satu variasi bahasa (dari sekian banyak variasi) yang diangkat dan disepakati sebagai ragam bahasa yang akan dijadikan tolok ukur sebagai bahasa yang “baik dan benar” dalam komunikasi yang bersifat resmi, baik secara lisan maupun tulisan. Fungsi kerangka acuan (frame of reference function) adalah bahwa ragam bahasa baku itu akan dijadikan tolok ukur untuk norma pemakaian bahasa yang baik dan benar secara umum (Chaer, 2010: 190). Permasalahan
ketidaktepatan
penggunaan
bentuk-bentuk
ini
akan
mengacaukan sistem bahasa Indonesia dalam perkembangan bahasa Indonesia yang baku. Masyarakat tidak dapat lagi membedakan pemilihan kosakata yang tepat dalam situasi formal. Sering terjadi penggunaan variasi bahasa yang selalu keluar dari ranah formal. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi dalam komunikasi sangat rendah karena tidak mampu berbahasa yang baik dan benar. Latar belakang penelitian ini adalah munculnya variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show Indonesia Lawyers Club yang disingkat ILC di TV ONE. Menurut Pateda (1987:52), variasi bahasa merupakan adanya pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa itu dapat dianalisis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut digunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi. Variasi bahasa berdasarkan tempat, waktu, pemakai, situasi, dialek dihubungkan dengan sapaan, status, dan pemakaiannya (ragam). Halliday (dalam Pateda, 1987:53) membagi variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya (ragam) dan variasi berdasarkan pemakai (dialek).
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dirumuskan tiga masalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE dilihat dari segi lafal, diksi, struktur morfologi, dan struktur sintaksis? (2) Faktor-faktor apakah yang memengaruhi variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE? (3) Bagaimanakah pengaruh variasi penggunaan bahasa Indonesia terhadap perencanaan bahasa dan langkah-langkah apa yang dapat dilakukan pembinaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan yang harus dicapai. Tujuan penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1
Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis
variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam media elektronik, khususnya dalam talk show ILC di TV ONE. Di samping itu, juga dikaji pengaruh talk show atau dialog interaktif terhadap variasi penggunaan bahasa Indonesia saat ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat umum bahwa variasi penggunaan bahasa Indonesia semestinya mengikuti aturan yang ada.
5
1.3.2
Tujuan Khusus Di samping memiliki tujuan umum, penelitian ini memiliki tujuan khusus.
Tujuan khususnya adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE menyangkut lafal, diksi, struktur morfologi, dan struktur sintaksis. (2) Mengetahui dan menelaah faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE. (3) Mengkaji dampak variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE terhadap pembinaan bahasa serta merumuskan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka perencanaan dan pembinaan bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Kedua manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.
1.4.1
Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan kontribusi bagi pengembangan teori linguistik secara lintas bahasa. Selain itu, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai informasi serta acuan dasar dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan variasi penggunaan bahasa Indonesia khususnya dan linguistik umumnya.
6
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan fenomena khas kebahasaan yang muncul variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE dan perencanaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE meliputi tataran tata bahasa baku, konteks situasi, dan perencanaan bahasa.
1.4.2
Manfaat Praktis Selain manfaat teoretis penelitian ini memiliki manfaat praktis. Secara
praktis, penelitian ini diharapkan : (1) dapat memberikan fakta kebahasaan mengenai variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai acuan dasar untuk para jurnalistik dalam pemilihan penggunaan bahasa yang tepat; (2) dapat dijadikan acuan dasar untuk pemerintah, khususnya dalam upaya pemertahanan dan perencanaan bahasa Indonesia; dan (3) dapat dijadikan acuan dasar untuk penulisan khususnya terkait dengan materi sosiolinguistik yang berkembang saat ini.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian meliputi variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE yang menyangkut masalah lafal, diksi, struktur morfologi, dan struktur sintaksis. Penggunaan bahasa Indonesia berupa kata yang digunakan dalam talk show ILC di TV ONE dideskripsikan dari segi proses pembentukannya, apakah merupakan bentuk leksikon baru atau melalui
7
penggunaan bentuk afiks yang dapat dijelaskan melalui proses morfologis dengan telaah linguistik struktural. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap munculnya variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE dibatasi pada faktor yang melatarbelakangi munculnya variasi penggunaan bahasa Indonesia tersebut. Faktor-faktor tersebut dideskripsikan melalui analisis gabungan antara pengaruh etnografi komunikasi dan teori konteks situasi. Pembahasan mengenai pengaruh variasi penggunaan bahasa Indonesia dalam talk show ILC di TV ONE dideskripsikan untuk mengetahui apakah variasi penggunaan bahasa Indonesia tersebut berpengaruh negatif terhadap bahasa Indonesia atau sebaliknya. Jika pengaruh yang ditimbulkan mempunyai kecenderungan merusak bahasa, akan diformulasikan langkah-langkah pembinaan bahasa dengan menerapkan teori perencanaan bahasa.