1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Begitu manusia lahir di Bumi, properti yang pertama diberikan oleh orang tuanya adalah “nama diri” (antroponim), karena dengan nama ini mulailah terbangun suatu jaringan komunikasi antara orang tua dengan anaknya sepanjang masa. Properti kedua yang melekat pada antroponim adalah “tempat lahir (toponim). Kedua nama, yaitu nama diri dan tempat lahir akan melekat terus pada setiap individu sampai meninggal dan dipakai untuk identitas diri, baik dalam Kartu Penduduk, SIM, Paspor dan semua bukti identitas diri lainnya, termasuk di batu nisannya Orang mengatakan kita dapat kehilangan apa saja, harta benda, dll, tetapi tidak nama diri dan tempat lahir. Begitu manusia mendiami suatu wilayah di muka Bumi, maka manusiapun memberi nama kepada semua unsur-unsur geografi, seperti nama untuk sungai, bukit, gunung, lembah, pulau, teluk, laut, selat, dsb. yang berada di wilayahnya atau yang terlihat dari wilayahnya. Bahkan juga manusia memberi nama pada daerah yang ditempatinya, seperti nama pemukiman (seperti nama real estat), nama desa, nama kampung, nama hutan atau nama nagari, dst sampai dengan nama-nama kota. Tujuan memberi nama pada unsur geografi adalah untuk identifikasi atau acuan dan sebagai sarana komunikasi antar sesama manusia. Dengan demikian nama-nama unsur geografi sangat terkait dengan sejarah pemukiman manusia. 1
2
Nama unsur geografi, atau disingkat “nama geografik” (geographical names) disebut “toponim”. Secara harafiah berarti “nama tempat” (place names). Nama tempat tidak harus diartikan nama pemukiman (nama tempat tinggal), tetapi nama unsur geografi yang ada di suatu tempat (daerah), seperti sungai, bukit, gunung, pulau, tanjung, jalan dsb. Unsur-unsur ini dikenal secara luas sebagai unsur topografi. Manusia yang bermukim pertama kali di suatu wilayah tentunya memberi nama pada unsur-unsur geografik di lingkungannya. Nama diberikan berdasarkan apa yang dilihatnya, seperti pohon-pohonan atau buah-buahan yang dominan di wilayah tersebut. Contoh: Kampung Rambutan, pulau Pisang, pulau Bangka, dsb. atau binatang yang dijumpai atau menghuni, seperti pulau Kambing, pulau Menjangan, pulau Merpati, pulau Burung, dsb. Dan lebih banyak nama-nama geografik di ciptakan dari legenda rakyat, seperti legenda Sangkuriang untuk gunung Tangkubanperahu di Jawa Barat dan gunung Batok di Jawa Timur. Dari kasus ini legenda tersebut tidak khas milik suku Sunda atau Jawa Timur karena ada legenda serupa juga terdapat di Pasifik Selatan. Begitu juga dengan legenda Si Malim Kundang, tidak khas legenda di Sumatera Barat, juga ada di Riau kepulauan, Kalimantan Selatan dan legenda yang sama terdapat juga di Pasifik Selatan. Dengan kata lain, ada penduduk dari suku-suku di Pasifik Selatan (Polinesia) yang mengembara di kepulauan Indonesia di zaman pra-sejarah. Nama-nama generik dari unsur geografipun juga menarik untuk dipelajari karena dari nama generik tersebut dapat ditelusuri suku-suku bangsa yang pertama kali mendiami wilayah tersebut dan menyebut nama generik dari unsur geografik
3
dalam bahasanya. Seperti contoh “sungai” dalam bahasa Indonesia, di daerah Lampung disebut dengan istilah “wai” seperti Wai Seputih. Wai untuk suku Maori dan Hawaii artinya “air”. Di Tahiti menjadi “ai” Di Jawa Barat menjadi “Ci ”,seperti Ci Tarum dan konon kabarnya berasal dari bahasa Cina “chi” yang berarti juga ”air atau sungai”. “Bukit” di Indonesia berasal dari “Puke” dalam bahasa di Polinesia, menjadi “phuket” di Thailand, “buket” di Malaysia. Disalah satu tempat di Pasifik ada nama pulau Puke Rua, artinya pulau Bukit Dua. Menurut Kadmon (2000 : 20 ) : Dengan kata lain, nama-nama unsur geografi bukan hanya sekedar nama, tetapi di belakang nama tersebut adalah sejarah yang panjang dari pemukiman manusia (a long history of human settlement). Dalam survey nama-nama pulau ada nama pulau Lencang di kepulauan Seribu dan pulau Siulung di kepulauan Riau yang semua berasal dari legenda nenek moyang suku Bugis di masa lalu. Ini menggambarkan betapa suku Bugis sebagai suku pelaut telah mengarungi lautan dan meninggalkan legenda untuk nama-nama pulau di mana mereka berada. Dari nama-nama geografik ini dapat dilacak perjalanan yang panjang dari suku bangsa ini. Unsur rupabumi umumnya dinamai oleh penduduk setempat dengan menggunakan bahasa daerahnya yang mencerminkan bagian dari sejarah dan kebudayaan suku bangsa yang pertama kali mendiami suatu wilayah. Dalam penamaan unsur rupabumi biasanya mengandung elemen generik yang dapat juga disebut sebagai nama generik dan elemen/nama spesifik. Elemen generik dari suatu nama unsur rupabumi mencerminkan migrasi manusia di masa lalu. Sebagai contoh, istilah wai yang artinya “sungai” tidak hanya terdapat di Lampung saja tetapi tersebar mulai dari Pasifik Selatan dalam bahasa Maori, Hawaii, Tonga, dan Maui sampai di kawasan Indonesia seperti di wilayah Papua, Seram, Buru, Nusa Tenggara, dan Lampung. Sehingga nama unsur rupabumi dalam bahasa setempat
4
harus dipertahankan karena merupakan bagian dari sejarah yang panjang dari migrasi manusia di muka bumi. Selain itu elemen spesifik dari nama unsur rupabumi juga penting karena mencerminkan legenda atau mitos dari suku bangsa Prinsip, Kebijakan dan Prosedur Pembakuan Nama Rupabumi yang mendiami kawasan tersebut. Banyak nama unsur rupabumi di Indonesia belum memiliki nama baik di daratan dan lautan terutama pulau-pulau. Walaupun sebagian dari unsur rupabumi telah memiliki nama namun dalam kenyataannya di lapangan masih beragam dan tidak baku dalam penulisan dan ucapannya. Pada saat ini ditemukan banyak nama unsur rupabumi yang berganti dari bahasa lokal menjadi bahasa yang tidak dikenal oleh masyarakat setempat. Sebagai contoh, banyak digunakan bahasa asing untuk promosi, terutama untuk nama permukiman (real estate), sehingga nama asli desanya sudah tidak dikenal lagi. Sudah waktunya Pemerintah Indonesia mulai membakukan dan menetapkan nama unsur rupabumi secara nasional, yang bertumpu dari penamaan unsur rupabumi yang dilaksanakan mulai dari tataran desa/kelurahan, sebagai bagian dari tertib administrasi pemerintahan. Kota Bandung yang banyak menyimpan Toponimi yang berasal dari Fenomena Geografis (Hidrologi, flora, fauna, serta sosial, budaya) tak lepas dari berbagai mitos dan fakta dan cerita rakyat yang sampai sekarang terus berkembang. Di mulai dari sejarah pembentukan Situ Hyang (Danau Bandung) yang tidak bisa di lepaskan dari cerita sangkuriang kabeurangan. Banyak meninggalkan nama-nama tempat seperti Situ, Ranca, Empang, Bojong, Tanjung,
5
Teluk, Ci beber, (nama-nama tempat Ciri bumi yang berhubungan dengan air). Sampai sekarang beberapa tempat terutama di sekitar aliran Sungai Ci tarum masih terdapat paya-paya atau rawa, sisa danau Bandung yang belum kering, daerah rawa tersebut sekrang telah menjadi pesawahan bahkan ada yang beruah jadi kampung dan desa. Nama-nama tempat, Kampung atau desa yang menyandang kata dalam Bahasa Sunda “ ranca” menununjukan bahwa tempat tadi berasal dari tanah rawa. Sebab “ranca” dalam bahasa Indonesia berarti rawa. Misalnya nama Rancaekek, Rancamanuk, Rancaoray, Rancakandang, dan Rancabeureum. Bahkan dalam Kota Bandung kita kenal dengan nama-nama Rancabadak, Rancabentang, Rancagoong, dan Rancamanyar. Dalam
peta-peta
dari
abab
XIX
seperti
pada
buku
Dr.F.de
Haan,”Priangan” (1910), Terlihat “Moeras” Gegerhandjoeang” yang lokasinya deket Rancaekek (Kabupaten Bandung sekarang) merupakan daerah berpaya yang luas, sebagai sisa Danau Bandung Purba. Menurut Kunto (1986 : 33) : Masih banyak lagi nama-nama tempat di Kota Bandung yang di tilik dari toponimi (asal nama tempat) menunjukan kaitan erat dengan Telaga Bandung, nama Ujung berung misalnya, yang terdiri dari kata “ujung” yang berarti suatu tannah yang menjorok ke tengah laut, seperti tanjung. Seperti Ujung Kulon, Tanjung Balai, Tanjung Harapan. Di bekas tepian Telaga Bandung kita dapati nama-nama Tanjungjaya dan Tanjungsari . Begitu pula nama tempat yang menyandang kata Bahasa Sunda “bojong” atau “bobojong” yang artinya sama dengan Tanjung, banyak di jumpai di sepanjang bekas Telaga Bandung dari Majalaya, Banjaran, sampai Ci lilin kita temui nama-nama Bojong Malaka, Bojong Ci bodas , Bojong Manggu, Bojong Jambu, Bojong Pulus, Bojong Reungas, Bojong Kunci dan puluhan Bojong Lainya. Di Kota Bandung kita kenal dengan Bojongsoang, Bojongngaok, Bojongasih, Bojongkoneng, dan Bojongloa, Bahkan ada tempat dengan nama Telukbuyung, yang tidak mustahil ada kaitannya dengan danau Bandung Purba.
6
Tabel I.I Nama tempat yang berhubungan dengan perairan NO
RANCA
1
Ranca
Rancakihiang
Bojong
BOJONG Bojongmanjah
TANJUNG Babakantanjung
Babakansitu
2
Rancabadak
Rancakole
Bobojong
Bojongmanyar
Bojongtanjung
Bloksitu
3
Rancabaraya
Rancakondang
Bojongasem
Bojongmenje
Curugtanjaung
Ci situ
4
Rancabatok
Rancakuluwung
Bonjongasih
Bojongmonyet
Nanjung
Situaksan
5
Rancabatuk
Rancakuya
Bjongngawi
Bojongmuncang
Rancatanjung
Situaras
6
Rancabayawak
Rancalame
Bojongbadak
Bojongnangka
Tanjung
Situbolang
7
Rancabali
Rancaloa
Bojongbaraya
BojongpaCi ng
Tanjungjaya
SituCi paray
8
Ranacabelut
Rancalonggong
BojongbeCi k
Bojongpeundeuy
Tanjunglaksana
Situgunting
9
Rancabentang
Rancamalaka
Bojongbolang
Bojongpeuteuy
Tanjunglaya
Situhyang
10
Rancabeureum
Rancamanuk
Bojongbuah
Bojongpulus
Tanjungpura
Situsaeur]
11
Rancabiuk
Rancamayar
Bojongbubu
Bojongrangkas
Tanjunggraya
Siturate
12
Rancabago
Rancamekar
Bojongbungur
Bojongrengas
Tanjungsari
Situwangi
13
Rancabolang
Rancamelong
Bojongcobodas
bojongreungit
Tanjungwangi
14
Rancabulan
Rancameong
BojongCi jerah
Bojongsalak
Karangtanjung
15
Rancabuntu
Rancamidin
BojongCi tepus
Bojongsalam
16
Rancacagak
Rancamulya
Bojongemas
Bojongsari
17
Rancacangkuang
Rancanangkub
Bojongbeureum
Bojongsayang
18
Rancacatang
Rancanata
Bojonggalatik
Bojongsempur
19
Rancacenag
Rancanilem
Bojongngaok
Bojongsereh
20
RancaCi li
Rancanumpang
Bojonggede
Bojongsero
21
Rancaekek
Rancanyiruan
Bojonggempol
Bojongseureuh
22
Ranacaendah
Rancaroay
Bojonghaur
Bojongsoang
23
Rancaengan
RancapaCi ng
Bojongjambu
Bojongsuren
24
Rancaeunteung
Rancapanjang
Bojongjati
Bojongtahu
25
Rancagarut
Rancapalem
Bojongjaya
Bojongtanjung
26
Rancagede
Rancapeuteuy
Bojongjengkol
Bojongtengah
27
Rancagempol
Rancarayud
Bojongkacor
Bojongtepus
28
Rancagirang
Rancasaat
Bojongkalapa
Bojongwaru
29
Rancagoong
Rancasabir
Bojongkalong
Ci bojong
30
Rancaherang
Rancasadang
Bojongkasiat
PasirBojongkidul
31
Rancaheulang
Rancasagatan
Bojongkasur
32
Rancaliat
Rancasari
Bojongkidul
33
Rancajigang
Rancasawo
Bojongkohiang
34
Rancakalong
Rancaselang
Bojongkoang
35
Rancakamuning
Rancasepat
Bojongkondang
36
Rancakandang
Rancatanjung
Bojongkoneng
37
Rancaraksa
Rancatawu
Bojongkukun
38
Rancakasiat
Rancatengah
BojongkunCi
39
Rancakaso
Rancatunggku
Bojonglaja
40
Rancakasumba
Rancatunjung
Bojonglada
41
Rancakembang
Rancawali
Bojonglandeuh
42
Rancakemit
Rancawaas
Bojongloa
43
Rancakendal
Rancawaliwis
Bojongmalaka
44 45
Rancaketan Rancawangi
Bojongmalati Bojongmanggu
Sumber : Catatan Perjalanan T. Bacthiar dan Dewi Syafitriani (Buku Bandung Purba)
SITU
7
Beberapa tempat yang menandakan Ciri bumi daerah berair namun penggunaanya hanya sedikit, Seperti Empangbagus, Empangpojok, Rawapojok, Rawatengah, Ci beber, Telukbuyung, Bantargedang, Bantarsari, Dano, Atau Babakandano. Penamaan di atas merupakan contoh penamaan tempat yang baik karena di sesuaikan fenomena alam yang benar dan dapat di buktikan dengan sejarah dan fakta alam saat itu. Namun apa yang terjadi sekarang penamaan suatu tempat sangat tidak beralasan dan sembarangan. Menamai tempat seharusnya sesuai dengan nama-nama tempat yang ada sebelumnya, sebab akan memudahkan dalam penelusuran bila suatu saat di perlukan.
Seiring dengan pesatnya pembangunan perumahan di kota Bandung, maka nama kompleks perumahan tersebut menggunakan nama perusahaannya, seperti kompleks perumahan Margahayu Raya, berada di sebelah timur, sangat jauh dari tempat yang di beri nama Margahayu, daerah yang sudah di kenal sejak lama. Contoh lain seperti penamaan kompleks Bumi Asri yang di mana-mana, Ci jerah, Margahayu. Atau kompleks Padasuka yang berada di antara Ci mahi dan Padalarang, sangat Jauh dengan Padasuka yang sudah terkenal ke mancanegara dengan angklungnya. Terlepas dari kutipan dia atas kota Bandung sendiri mempunyai namanama yang mempunyai Nama unsur rupabumi (Toponym) seperti pada tabel berikut :
8
Tabel 1.2 Nama-nama tempat yang tercantum dalam peta Bandoeng Town Plan Skala : 1 : 10.000 Th (1933) & Bandoeng Giude Map Skala :1 : 10.000 Th (1930-1931) Lembar Babakan
Ci
Dungus
Pasir
Nama Tempat Babakan BabakanCi paray BabakanCi hoer Babakanjati Babakantanjung Babakantarogong Ci anting Ci ateul Ci beunying Ci beber Ci buntu Ci borlerang Ci babat Ci bogo Ci cadas Dungusmaung Dunguscariang
Nama Tempat
Nama Tempat
Ci damar Ci gondewah Ci heulang Ci jagra Ci kungkurah Ci lentah Ci mindi Ci paray Ci jerah
Ci harus Ci situ Ci gadung Ci durian Ci paganti Ci kutra Ci taman Ci pedes Ci harus
Pasir Koja Pasirkaliki Pasirmalang Ci pasirmalang
Sekepondok Sekejati Sekemalang Sekeloa Sekehamirung Lainnya Sadangserang Kiaracondong Haurpancuh Andir Leuwianjang Muaraajen Rancabali Sumber : Bandoeng Town Plan Skala : 1 : 10.000 Th (1933) & Bandoeng Giude Map Skala :1 : 10.000 Th (1930-1931) Seke
Nama-nama tempat di atas hanya sebagian keCi l dari toponim yang ada di Kota Bandung karena pada waktu itu Kota Bandung belum mengalami perluasan
9
wilayah seperti saat ini. Berikut ini akan di sajikan nama tempat yang diambil dari Street Atlas Bandung Terbitan Narcon Skala 1 : 12000 Tabel 1.3 Nama-nama tempat yang tercantum dalam peta Street Atlas Bandung Terbitan Narcon Skala 1 : 12000 Lembar Ci hanjuang Gegerkalong
Ci hanja
Ci menyan
Ci caheum
Nama Tempat Ci dadap Ci rateun Bukitresik Ci kendi Ci paku Ci umbuleuit Ci paku Ci hanja Ci picung Sekejolang Nyalindung Sangiang Rancabentang Bukitjarian Tanggulan Ci situ Dago Bukitdago Coblong Pagerwangi Ci cau Ci kurutug Ci burial Ci huni Babakan Lebaksiuh Pasirranggara Bukitligar Ci kahuripan Ci haralang Bojongkihiang Caringaok Sekegawir Ci banteng Sekejati Babakanbaru Pasirlayung Ci parumpung
Nama Tempat Ledeng Negla Ci saladah Gandok Karangsetra Korobokan Lembahsukaresmi Pasirranggara Awiligar Sekepicung Rancakendal Ci gadung Ci beunying Ci burial Sekebulu Rancakalong Bukitligar Ci burial Pasiripis Bengkok Ci kahuripan Ci menyan Pasirpogor Ci cayur Ci menyankolot Lebakgede Ci tapen Dayeuhpamokalan Babakansaluyu Balong Ci paheulit Ci caheum Ci kadut Babakankembang Jatihandap Ci cadas Nyublek Babakankondang
10
Tabel 1.3 (Lanjutan) Lembar
Pasirangin
Baros Braga
Ujungberung
Kopo
Kiaracondong
Nama Tempat BabakanSukatma Ci gablongan Ci biru Ci gupakantengah Ci surupan Babakan Serangasari Ci maung BabakanCi amis Ci kapundung Ci kawao Wastukencana SumurBandung Kebonnpisang Lengkong Sumursiuk Haurkuning Burangrang Guntur Sekepanjang Sukarasa Ci beunying Pasirimpun Ci kukang Ci pagalo Bojongngawi Ci panjalu Nyalindung Ci gending Kaukidul pasarkidul Ci nambo Paledang Serangasari Seketimbang Karangmulya Caringin Ci kungkurah BabakanCi paray Situgunting Koja Pasirkoja Babakantarogong Balonggede Kebonwaru keboncondong
Nama Tempat Pasirimpun Sekekondang Ci pulus Palasari Caringin Ci buntu Malabar Kosambi Ci hapit Cendana Ci haurgeulis Kacapiring Galunggung Ci bangkong Maleer Kebongedang Kebonwaru Sukabu,idalam Ci cadas Ci kutra Ci padung Rancasari Ci biru Andir Sekeburuy PasirkunCi lebak Babakanteureup Ci picung Pasirjati Sekemalaka Nagrog Babakanirigasi Situsauer Mauarabaru Kopo Leuwipanjang Kebonlega Kebonkalapa Pakagalan Ci ateur Kebonmangu Karanganyar Sekejati Sariwates
11
Tabel 1.3 (Lanjutan) Lembar
Ci biru
Ci baduyut
Derwati
Ci mindi
Sukajadi
Ci hampelas
Nama Tempat Kebonkangkung Ci pagalo Babakansari Ci durian Babakandangdeur Ci cagak Ci padung Ci salatri Ci rangrang Babakanbaru Kopoelok Ci pamokalan Rancacili Kebonjeruk Babakankaret Rancapacing Bojongmanyah Rancabolang Babakanmulyadi Andir Bojongkoneng Ci damar Sarijadi Ci bogo Ci beureum Babakanjeruk Karangtineung Rancarawas Sukajadi Garunggang Tamansari Babakangandok Ci paganti Balubur Kebonbibit Palasari Tamansari Lebaksiliwangi Sekeloa Kanayakan Karangsembung Tubagus Ismail Ci heulang Lebaklarang Lebakgede Haurpancuh
Nama Tempat Antapani Rancasari Rancaloa Ci pamokalan Jatikaler Babakansari Mekarsari Kopo Ci baduyut Kebonlega Babakan Ci paray Rancasari Rancasagatan Ci mencrang Babakan Leunca Babakansindang Rancabayawak Rancabiuk Rancanumpang Ci lember Gunungbatu Ci barengkok Pamoyanan Rancabadak Lamping Ci paganti Pasirkaliki Ci maung Coblong Muaraajen Ci gadung Sekemirung Bojongkidul Bojongkulon Ci haurgeulis Ci kondang Bukitligar Awiligar Bojongindah Bojongkacor Bojongmekar Bojongkacor BabakanCi kutra Sekepanjang
12
Tabel 1.3 (Lanjutan) Lembar
Sindanglaya
Husen
Ci cadas
Margaasih
Buahbatu
Nama Tempat Sadangserang Rancakendal Ci gadung Babakanjati Sekekondang Sekeper Ci jambe Pasirendah Ujungberung Ci cadas Ci nangka Paledang Campaka BabakanCi beureum Maleber Kebonsawo Kebonsayur Dunguscariang Situaksan BabakanCi paray Jatayu Pajajaran PasirCi wargi Kebonkawung Pasarbaru Balonggede Kebonmangu Sekepanjang Lemahneundeut Ci cadas Kebonwaru Batunuggal Kebongedang Ci durian Kiaracondong Parakansaat Ci kadut Babakanrengas Baturengas Ci gondewah Lebaksari Ci bolerang Pungkur Tegallega Babakanraksa Kebonlega Kebonkjukut
Nama Tempat Pasirkaliki Ci kapayang Ci haurgeulis Pasirkunci Gadog Ci panjalu Sasaklemah Babakan Betawi Pasirtengah Ci haregem Ci royom Ci kukam Kebonjukut Bojongloa Babakantarogong Pasirkoja Ci badak Pamoyanan Ci maung Pasirkaliki Pecinaanlama Pasirsalak Karanganyar Regol Ci guriang Babakansurabaya Babakansari Kebonjayanti Babakansukatma Babakantangsi Hantap Babakansumedang Ci cabe Ci haurkuku Pasirimpun Arcamanik Caringin Karangmulya Seketimbang Serangsari Ci keueus Ci seureuh Babakanpriangan Pamoyanan Ancoltimur Ci lentah
13
Tabel 1.3 (Lanjutan) Lembar
RiungBandung
Ci gondewah
Batunuggal
Bumiharapan MargaCi nta
Nama Tempat Sasakgantung Ci ateul Sawahkurung Kebongedang Warungrandu Ci saranten Rancakasumba Ci pamokalan Rancaloa Bebedahan Babakanparigi Babakanpenghu Rancameong Gedebage Ci bolerang Babakantasikmalaya Ci herang Sekedua Curuglayung Pamoyanan Babakanpriangan Pasirsalam SituCi buruy Rancasari BabakanTOL Ci leutik Rancabolang Rancasawo Empang Empangpojok Bodogol
Nama Tempat Pasirluyu Pasirsalam Babakanjati Sekejati Rancapacing Ci nambo Ci lameta Babakan Ci lameta Palasari Ci biru Ci ganitri Ci padung RiungBandung Bojongmanyah Lebaksari Sumursari Bauhbatu Ci jagra Batunuggal Ci pagalo Sekelimus Ci padungkidul Pasirpogor Baturaden Manyahlega Rancacili Kebonjeruk
Sumber : Street Atlas Bandung 2004
Dari banyaknya nama-nama tempat di kota Bandung yang di curigai mempunyai arti / makna (Toponym) yang di pengaruhi oleh faktor geografis merupakan daya tarik kota Bandung yang tentunya perlu di klasifikasikan untuk
14
berbagai kepentingan seperti halnya untuk mementukan orientasi suatu tempat serta kepentingan-kepentingan lainya.
B. Rumusan Masalah Dalam Penelitian ini Penulis perlu menbatasi permasalahan untuk menghemat waktu dan Biaya, adapun rumusan masalah yang kan di teliti ialah : 1. Mengapa setiap daerah diberinama sesuai dengan penamaan tempat sekarang? 2. Fenomena geografis apa saja yang masih hadir atau yang masih dipertahankan dalam penamaan tempat?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang inign di capai dalam pelitian ini ialah sebagai berikut : 1. Pengklasifikasian pemberian nama tempat atau jalan atau wilayah-wilayah tertentu dengan fungsi lainya serta perubahan-perubahan selanjutnya. 2. Pengurangan dampak dari penggunaan nama yang tidakseusuai dengan fenomena yang hadir dalam pemberian nama sebuah tempat.
D. Manfaat Penelitian 1.
Mengetahui asal-usul suatu nama tempat.
2.
Memudahkan orientasi dan penentuan arah suatu tempat.
3.
Spesipikasi pengelompokan masyarakat.
4.
Kepentingan administratif wilayah pemerintahan
15
E. Definisi Oprasioanal 1. Tempat Merupakan Ruang yang didiami (di tinggali) atau di tempati. 2. Toponim Menurut Bachtiar (2004 : 80) : Toponim Merupakan nama unsur rupabumi, dalam ilmu bahasa ada yang di sebut dengan Onomastika, yaitu ilmu yang menyelidiki tentang asal-usul suatu nama salah satu cabang Onomastika ialah Toponim, Yaitu Ilmu yang menyelidiki nama tempat. 3. Fenomena Geografis Fenomena geografis dalam penelitian ini mempunyai arti sesuatu hal yang berhubungan dengan Penamaan nama tempat atas dasar fenomena alam (Fisik), Fenomena sosial, serta Penamaan nama tempat atas dasar peristiwa yang dialami masyarakat, yang mempengaruhi tentang Penamaan tempat di kota Bandung. 4.Kota Bandung Dalam hal ini Wilayah Kota Bandung Jawa Barat merupakan Daerah penelitian Penulis.