1
BAB I PENDAHULUAN
1.1LatarBelakangMasalah Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah merupakan rekaman kebudayaan Indonesia dari kurun zaman yang lama, yang mengandung berbagai ragam lukisan kebudayaan, buah pikiran, ajaran budi pekerti, nasihat, hiburan, pantangan, dan lain sebagainya, termasuk kehidupan keagamaan mereka di waktu itu (Baried, dkk. 1985: vii). Dalam periodisasi sastra klasik Nusantara, terdapat suatu masa yang disebut sastra pesantren. Periodesasi ini sejalan dengan perkembangan Islam di Nusantara. Sastra pesantren, khususnya sastra kitab merupakan sumber yang kaya untuk menggali unsur-unsur spiritual itu. Sastra klasik pada zaman kegemilangan Islam di Nusantara umumnya berisi ajaran agama Islam. Sastra klasik tersebut dapat menjadi rujukan mengenai Islam bagi orang-orang Melayu. Karena pada waktu itu, masyarakat Melayu masih sedikit yang memahami bahasa Arab. Kebanyakan sastra klasik atau sastra kitab ini merupakan terjemahan atau hasil transformasi karya-karya Arab. Bidang pengetahuan yang terdapat dalam sastra kitab pada umumnya adalah ilmu tauhid, fikih, hadist, dan tasawuf.
1
2
Di lingkungan pesantren, baik salaf maupun moderen hingga saat ini masih mengkaji sastra kitab yang berwujud kitab-kitab klasik yang berisi ajaranajaran Islam. Ajaran-ajaran Islam dalam berbagai kitab klasik pesantren selalu menyelipkan nilai-nilai moral yang sangat berguna dalam praktik kehidupan sehari-hari, sampai saat ini relevansinya tidak dapat diragukan lagi. Misalnya dalam kitab fikih, di dalamnya terselip nilai moral tentang menjaga kebersihan; dari ujung rambut hingga ujung kaki (sesuatu yang sering terlupakan, dan dalam kitab fikih dideskripsikan dengan sangat detail), kemudian dalam kitab tauhid yang banyak mengusung nilai moral mengenai perilaku manusia sebagai makhluk Tuhan dalam memandang, mengartikan, dan mengaplikasikan kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, danmasih banyak kitab klasik lain yang di dalamnya terkandung nilai moral dalam kajian yang berbeda-beda pada setiap naskah tersebut.Kitab klasik tersebut kebanyakan sudah beberapa kali dicetak ulang, namun isi dan bentuknya disesuaikan dengan bentuk aslinya. Naskah kitab tersebut ditulis dengan huruf Arab murni dan atau Arab Pegon. Hampir semua khazanah keagamaan Jawa, yakni sastra suluk, kitab kuning, terjemahan nadhoman, terjemahan jenggotan, ataupun jenis sastra berbentuk syi’iran, ditulis dengan Arab Pegon. Penulisan bahasa Jawa dengan huruf Arab Pego tidak terbatas saja pada khazanah naskah keagamaan. Melainkan, huruf Arab Pegon juga dipakai untuk penulisan pada umumnya, terutama di kalangan pesantren.
3
Selama ini, kitab-kitab klasik tersebut hanya dapat dipelajari dan diketahui isi atau maksudnya oleh segelintir kalangan saja, semisal kalangan santri. Padahal ajaran-ajaran dan pesan yang tersurat dalam naskah kitab klasik tersebut menyimpan banyak informasi penting yang diperlukan oleh banyak orang, terutama nilai-nilai moral yang sifatnya masih sangat relevan dengan kondisi sosial-psikologi zaman sekarang. Mengingat masih banyaknya naskahnaskah klasik yang memerlukan penggarapan yang bersifat ilmiah, sastra klasik harus didekati dengan studi atau telaah filologi. Filologi berusaha mengungkapkan hasil budaya suatu bangsa melalui kajian bahasa pada peninggalan dalam bentuk tulisan atau naskah. Naskah yang menjadi sasaran studi filologi dipandang sebagai hasil budaya yang berupa cipta sastra, karena teks yang terdapat dalam naskah itu merupakan suatu keutuhan dan pengungkapan pesan. Salah satu metode yang digunakan untuk mengkaji naskah klasik tersebut dalam ilmu filologi ialah transliterasi. Dilihat dari kandungan maknanya, wacana yang berupa teks klasik itu mengemban fungsi tertentu, yaitu membayangkan pikiran dan membentuk norma yang berlaku, baik bagi orang sejaman maupun bagi generasi mendatang (Baried, dkk. 1985: 4). Naskah klasik nusantara, menyimpan nilai moral yang tinggi, termasuk naskah pesantren. Di beberapa pesantren di Jawa Timur, banyak yang mengkaji kitab Birruu Walidaikum, khususnya di PP. Bihaaru Bahri Ashali Fadlaailir Rahmahdi Sanan Rejo Turen. Namunsampai saat ini belum ada satu
4
pun yang mengkaji kitab tersebut untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Agar masyarakat yang bukan kalangan santri dapat mengetahui informasi dan pesan penting yang terkandung dalam kitabBirruu Walidaikum tersebut. Penelitian
ini
dilakukan,
karena
dalam
kitab
Birruu
Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmahmemuat banyak pesan moral dan religius yang merupakan solusi kompleks untuk menengahi permasalahan yang sering timbul antara anak dan orang tua. Kitab tersebut ditulis dengan gaya syi’ir Jawa menggunakan huruf Arab Pegon. Pada setiap pembahasan dalam kitab, berisi tentang pesan-pesan dan informasi penting mengenai hubungan batin antara orang tuadan anak yang sudah dibangun sebelum anak dilahirkan.Di samping itudigambarkan pula sikap orang tua ketika menghukum anaknya, bagaimana motif hukuman dan dampak bagi anak ketika dewasa.Tuntunan disampaikan dengan gaya bahasa kias tentang bagaimana seharusnya seorang anak bersikap terhadap orang tuanya.Fatwa-fatwa penting mengenai hubungan anak dan orang tua dari tokoh-tokoh dunia dideskripsikan secara detail melalui syi’ir Jawa dalam kitab Birruu Walidaikumkoleksi Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen tersebut. Penelitian terdahulu sudah pernah dilakukan oleh Sarinah (2006) dengan judul skripsi Transliterasi dan Analisis Makna Teks dalam Naskah Mar’atus Solikhah (Sebuah Tinjauan Filologi). Terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari penelitian terdahulu dan penelitian ini dalam hal substansi. Yakni
5
jika
penelitian
terdahulu
hanya
bertujuan
untuk
mentransliterasi
dan
mengungkapkan makna secara umum dalam naskah Mar’atus Solikhah. Maka penelitian ini lebih dispesifikkan untuk mentransliterasi dan menelaah nilai pendidikan moral anak dalam naskah Birruu Walidaikum. Berdasarkan latar belakang inilah, akhirnya peneliti ingin menjawab permasalahan utama dalam penelitian ini, yaitu dengan transliterasi dan menelaah nilai pendidikan moral anak, agar naskah klasik dapat mudah dibaca dan dipahami maknanya oleh masyarakat. Peneliti akhirnya mengambil judul ”Transliterasi dan Telaah Nilai Pendidikan Moral Anak dalam Naskah Birruu Walidaikum Koleksi Pondok Pesantren Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen (Sebuah Telaah Filologi)”
1. 2 FokusPenelitian
SetelahmelakukantelaahkeseluruhannaskahkitabBirruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen, fokus penelitian diarahkan pada:
1) Bentuk transliterasi naskah kitab Birruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen 2) Isi teks naskah kitab Birruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen
6
3) Nilai pendidikan moral anak yang terdapat dalam naskah kitab Birruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen
1. 3 RumusanMasalah Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah transliterasi naskah kitab Birruu Walidaikum koleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen dari huruf Aksara Melayu (Arab Pegon) ke aksara Latin? 2) Bagaimanakah isi tekskitab Birruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen? 3) Bagaimanakah telaah nilai pendidikan moral anak yang terkandung dalam naskahkitabBirruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen?
1. 4 TujuanPenelitian 1.4.1 TujuanUmum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan informasi serta pesan atau amanat yang terkandung dalam naskah kitab Birruu Walidaikumkoleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo
7
Turen dengan maksud mempermudah pembaca dari kalangan non santri dalam memahami isi naskah, karena kebanyakan orang sudah tidak mengenal atau belum akrab lagi dengan tulisan daerah.
1.4.2TujuanKhusus Secara spesifik tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bentuk transliterasi naskah kitab Birruu Walidaikum koleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen dari huruf Aksara Melayu (Arab Pegon) ke aksara Latin 2) Isi Teks dalam kitab Birruu Walidaikum koleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen 3) Nilai pendidikan moral anak yang terkandung dalam kitab Birruu Walidaikum koleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen
1. 5 ManfaatPenelitian 1.5.1 ManfaatPraktis 1) Untuk mempermudah pembaca mengenai pelafalan dari bentuk ejaan asal berupa huruf pegon ke dalam ejaan bahasa Indonesia berupa huruf latin 2) Bagi para pembaca, khususnya kalangan non santri dalam menangkap dan memahami makna atau pesan yang terkandung dalam kitab tersebut
8
1.5.2 ManfaatTeoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ilmu filologi melalui penggarapan naskah menggunakan metode transliterasi, dengan tujuan mendeskripsikan informasi, pesan, atau nilai-nilai budaya klasik yang terdapat dalam naskah kitab Birruu Walidaikum koleksi PP. Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rohmah Sanan Rejo Turen tersebut.
1.6 Penegasan Istilah 1) Transliterasi: adalah pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainya, misalkan alih aksara, dari aksara Jawa ke huruf Latin, dari aksara Arab ke aksara
Latin. Transliterasi
merujuk
pada
penafsiran
teks
yang
bertanggungjawab dan bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi atau makna teks (Anfar, dkk. 2010). 2) Filologi: adalah suatu pengetahuan tentang sastra dalam arti yang luas yang di dalamnya mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan. Filologi juga diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang segala sesuatu yang pernah diketahui orang (August Boekh dalam Baried, dkk. 1985: 2). 3) Naskah: hasil (karangan) tulisan tangan; yang ditulis tangan; tulisan yang diketik, tulisan yang akan dicetak (Daryanto, S.S. 1997:445). 4) Kitab: Kitab berasal dari bahasa Arab ”kataba” yang berarti buku/ buku yang bisa dibaca (Daryanto, S.S. 1997: 370).
9
5) Birruu Walidaikum: Kitab klasik Islam yang ditulis dengan gaya bahasa syi’ir Jawa menggunakan huruf Arab Pegon yang berisi tentang moralreligius antara hubungan anak dan orang tua yang banyak dikaji di beberapa pesantren di Jawa Timur. 6) Syi’ir: suatu kalimat yang berirama dan bersanjak, yang mangungkapkan tentang keindahan dan melukiskan tentang kejadian yang ada. 7) Arab Pegon: kata ‘pegon’ berasal dari bahasa Jawa ‘pego’ yang artinya tidak lazim dalam mengucapkan bahasaJawa. Hal ini, disebabkan banyaknya kata Jawa yang ditulis dengan tulisan Arab dan menjadi aneh ketika diucapkan. Teks Jawa yang ditulis dengan aksara Arab disebut tekspegon yang artinya sesuatu yang berkesan menyimpang.