BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan dunia universal artinya siapa pun akan menyatakan bahwa pariwisata adalah kebutuhan manusia di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan kemakmuran manusia di bidang ekonomi, maka timbullah kebutuhan lain, suatu kegiatan yang sifatnya kesenangan dan menghibur. Kegiatan itu berupa rasa keingintahuan atau ketertarikan pada keanekaragaman budaya, adat- istiadat, nilai- nilai sejarah, pengetahuan ataupun penciptaan alam yang dibeda-bedakan oleh yang maha kuasa yang menyebabkan rasa ingin tahu seseorang untuk melihat serta menikmatinya. Bandung merupakan salah satu kota yang cukup ramai dikunjungi para wisatawan.
Wisatawan
domestik
maupun
mancanegara
selalu
menyempatkan waktu mereka untuk menikmati kota ini. Bandung mempunyai tempat-tempat wisata alam yang asri dan indah, sehingga Bandung menjadi tujuan objek wisata utama kota-kota sekitar dan manca Negara. Hal ini dikarenakan Kota Bandung memiliki letak geografis yang mendukung adanya banyak tempat wisata. Bandung merupakan kawasan yang dikelilingi oleh pegunungan dengan kawasan hijau yang meliputi hutan lindung, kawah gunung berapi, perkebunan, air terjun, air panas dan bumi perkemahan. Bandung menyajikan pemandangan alam, udara segar, dan kesejukan yang luar biasa. Sejak pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang masih berkuasa, kota Bandung selalu menjadi hal yang menarik untuk diperbincangkan. Tak heran kota Bandung menjadi tempat tujuan banyak orang untuk sekedar singgah atau pun menetap.
1
Dari sekian banyaknya objek wisata yang dimiliki, seperti Kawah Putih, Tangkuban Perahu, Gunung Puntang, situ Patengan dan lainnya. Kota Bandung masih menyimpan objek wisata yang cukup unik, Salah satunya adalah cagar alam dan taman wisata kawah Kamojang yang terletak di Kabupaten Bandung, tepatnya di selatan Kota Majalaya. Taman Wisata Alam kamojang berada di ketinggian sekitar 1640 meter dpl. Daerah ini meliputi kawasan hijau pegunungan yang masih sangat alami. Bisa dikatakan masih jarang tersentuh oleh tangan manusia. Kawasan ini termasuk ke dalam Wana Wisata. Menurut Perum Perhutani (1987) “ Wana Wisata merupakan objek –objek alam yang dibangun dan dikembangkan oleh perum perhutani sebagai objek wisata yang terletak didalam kawasan hutan produksi atau hutan terbatas dengan tidak merubah fungsi pokoknya. Wisata Kamojang memiliki kurang lebih 21 kawah yang masih aktif mengeluarkan panas bumi. Seperti kawah Stik Gas yang mengeluarkan gas dari lubang tanah, kawah Leutak yang keadaannya seperti rawa, kawah Kereta Api yang mengeluarkan uap mirip kereta api atau kawah Beureum yang memiliki tanah dan lumpur yang berwarna merah. Selain itu terdapat kawah Kamojang, kawah Baru, kawah Cibuliran, kawah Jinah, kawah Nirwana, kawah Sa’ar, kawah Manuk, kawah Berecek. Beberapa kawah-kawah tersebut menyebar di dalam hutan Kamojang dan juga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda untuk mencapai kawah- kawahnya. Tidak hanya kesiapan alat untuk dapat menemukan kawah tersebut, tetapi mental yang kuat sangat diperlukan, mengingat hutannya dengan tipe Hujan Tropis yang memiliki flora dan fauna sangat beranekaragam, serta penduduk yang bermukim masih sangat jarang di kawasan ini. Menjadikan Hutan kamojang masih sangat lebat dan liar.
2
Kawah Kamojang yang menyatu dengan alam pegunungan yang masih alami memiliki nilai tersendiri bagi wisatawan. Kehidupan flora dan fauna yang masih terjaga kelestariannya dapat langsung kita rasakan dan nikmati sesaat memasuki kawasan ini. Disamping itu kawasan kamojang memiliki nuansa alam yang sangat alami, sejuk, nyaman dan memberikan ketenangan sehingga dapat memberikan kesehatan bagi jiwa yang tidak bisa kita temukan di perkotaan. Kesan yang dirasakan sangat berbeda dari kawasan wisata lainnya yang telah banyak tersentuh oleh manusia. Potensi wisata di Kawah Kamojang yang menawarkan lebatnya hutan dipadukan dengan pesona kawah yang tersebar di dalamnya adalah sebuah keunikan tersendiri untuk dijelajahi. Hutan lebat dengan topografi yang bergelombang serta hawa pegunungan yang cukup dingin merupakan sarana dari alam yang memberikan nuansa tantangan bagi kita yang menyukai penjelajahan. Potensi yang telah dijelaskan di atas, seharusnya dapat menambah pendapatan pemerintah daerah maupun pusat. Tetapi sampai saat ini promosi yang berkembang di masyarakat masih sangat kurang.
3
1.2 Identifikasi masalah Bandung memiliki potensi wisata yang sudah dikelola dengan baik maupun yang masih perlu dikembangkan. Sedangkan wisata kamojang memiliki potensi yang cukup untuk dikembangkan, diantaranya : Belum adanya promosi untuk mengenalkan Taman Wisata
Alam
Kamojang sebagai objek wisata jelajah. 1.3 Fokus Masalah Dalam perancangan tugas akhir yang akan dibahas adalah : Promosi potensi wisata yang ada di kawasan Kamojang,
berupa
Kawah Kamojang yang menawarkan lebatnya hutan dipadukan dengan pesona kawah yang tersebar di dalamnya, menjadikan Kamojang sebuah area untuk melakukan penjelajahan alam. Adapun perumusan masalah yang bisa disusun mengenai promosi Wisata Kawah Kamojang adalah : Bagaimanakah strategi perancangan promosi wisata jelajah di kawah Kamojang 1.4 Tujuan Perancangan Tujuan perancangan yaitu mengenalkan kawasan kamojang kepada para anak muda/ penjelajah melalui promosi. Sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan dapat mencapai target pendapatan di setiap tahunnya.
4
1.5 Manfaat Perancangan Memberikan kontribusi solusi dan mempermudah bagi para penjelajah yang lebih menyukai tantangan di alam dalam mengenal, mengingat juga kelebihan dari potensi serta keunikan yang akhirnya dapat mempengaruhi pikiran, tindakan. 1.6 Kata Kunci Terdapat beberapa kata kunci yang dapat digunakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu promosi, objek wisata, jelajah dan kawah • Promosi Semua yang dilakukan untuk melakukan penjualan, mulai dari bahanbahan presentasi yang digunakan seseorang tenaga penjual ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan. • Objek Wisata Sebuah lokasi yang bersifat menghibur wisatawan, jauh dari kesan rutinitas sehari-hari dan dapat memberikan hal-hal baru
berupa
kesenangan dan hanya untuk sementara waktu. • Jelajah Bepergian kemana-mana untuk memperoleh sesuatu atau pengalaman yang sulit- sulit dan berbahaya dengan cara menekat. • Kawah Merupakan hasil terjadinya gunung berapi yang berupa lava panas yang keluar dari isi perut bumi, Dari hasil terbentuknya kemudian membentuk sebuah kubangan yang disebut sebuah kawah.
5
BAB II TINJAUAN UMUM WISATA KAWAH KAMOJANG 2.1 Pariwisata. 2.1.1. Pengertian Pariwisata Menurut
Undang-undang
Nomor
9
Tahun
1990
tentang
Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata Para ahli dan pakar sosial budaya juga mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian pariwisata, beberapa diantaranya : Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan
wisata
dapat
diartikan
sebagai
perjalanan
atau
bepergian yang dalam hal ini bersinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata Pariwisata menurut Yoeti (2009 [1991]: 103) dapat diartikan sebagai “perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Tour”. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam” 6
Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar, 2000:46-47) Dari
beberapa
pengertian-pengertian
tentang
pariwisata
dan
pengertian lainnya yang berhubungan dengan kepariwisataan, didapat pengertian yang umum akan pariwisata, sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan individu atau pun kelompok yang sifatnya menghibur, ke tempat-tempat wisata dengan tujuan melepaskan rutinitas sehari-hari dan memperoleh hal-hal baru dan memperoleh kesenangan dan hanya untuk sementara waktu. 2.1.2. Wisatawan Dalam berlangsungnya kegiatan pariwisata terdapat elemen yang sangat penting yaitu wisatawan. definisi wisatawan menurut Departemen Pariwisata, Wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu beberapa alas an, selain mencari pekerjaan. Menurut Soekadijo (1997: 3) Wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya atau hanya untuk sementara waktu tinggal di tempat yang didatanginya. 2.1.3 Paket Wisata Menurut Ramaini (1992: 84) Paket wisata adalah acara perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap dengan harga tertentu, mencakup biaya transportasi, akomodasi, darmawisata (sight seeing) di kota-kota, tur ke obyek-obyek wisata dan atraksi serta fasilitasfasilitas lain. Menurut Yoeti (1993 : 104) Paket wisata adalah suatu Tour yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu Travel Agent atau 7
Tour Operator atas resiko dan tanggung jawab sendiri, yang acara, lamanya
waktu
akomodasi,
tour,
tempat-tempat
transportasi
ditentukan dalam suatu
serta
yang
makanan
akan
dan
harga yang sudah
dikunjungi,
minuman
telah
ditentukan pula
jumlahnya. 2.1.4. Jenis Pariwisata Jenis pariwisata diatur dalam undang-undang Negara. Berdasarkan UU No.09 Tahun 1990. Terdapat 3 hal pokok yang diatur, antara lain: •
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
•
Obyek dan Daya Tarik Budaya
•
Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam, meliputi wisata keindahan alam gunung, laut, danau, hutan, kawah, juga termasuk tempat wisata yang sengaja dibangun untuk tujuan pariwisata juga termasuk di dalamnya. Obyek dan Daya Tarik Budaya, meliputi objek wisata yang berhubungan dengan keindahan dan keunikan dari berbagai macam hasil kebudayaan. Seperti seni tari-tarian, seni batik, rumah adat, bahasa, pertunjukan upacara adat, juga perilaku masyarakat tertentu. Di Negara kita jenis wisata ini cukup bisa diandalkan mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat beragam. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus meliputi objek wisata berdasarkan minat dari wisatawan yang lebih memfokuskan dirinya pada bidang-bidang tertentu atau bisa dikatakan sebagai wisata 8
kegemaran, seperti : wisata berburu, wisata fotografi, wisata Arkeologi, wisata meneliti tentang sejarah. Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai jenis pariwisata berdasarkan nilai yang dimiliki dari objek-objek wisata itu sendiri (Samsuridjal, 1997: 24), diantaranya: a.
Wisata Rekreasi, wisata yang dilakukan orang untuk memanfaatkan waktu libur di luar rumah. Kebanyakan wisata jenis ini dilakukan untuk menikmati keindahan alam.
b.
Wisata Bahari, Wisata dengan obyek kawasan laut misalnya menyelam, berselancar, berlayar, memancing dan lain-lain.
c.
Wisata Alam, wisata dengan obyek Alam. Obyek gunung yang tinggi, gua, sungai yang deras, tebing terjal. Pada umumnya peminat obyek ini adalah para remaja dan petualang.
d.
Wisata Budaya, wisata yang menawarkan obyek yang berupa tradisi dan budaya serta adat istiadat masyarakat yang unik.
e.
Wisata Olahraga, wisata yang dilakukan dengan tujuan pertandingan dan meningkatkan prestasi olah raga.
f.
Wisata Bisnis, Perjalanan yang dilakukan untuk tujuan bisnis. Wisata jenis ini membutuhkan sarana penunjang bisnis yang baik.
g.
Wisata Konvensi, Wisata yang dilakukan ke suatu negara untuk keperluan rapat atau sidang.
h.
Wisata Jenis lain, keinginan dan ketertarikan masyarakat beraneka ragam. Perkembangan jenis wisata juga semakin banyak. Kini mulai populer dengan apa yang disebut dengan wisata sejarah, arkeologi, berburu, safarai, fotografi, bulan madu dan sebagainya.
9
2.2 KAWAH KAMOJANG SEBAGAI OBJEK WISATA 2.2.1. Objek Wisata Kawah Kamojang Menurut
cerita penduduk setempat nama Kamojang berasal dari
kata mojang, yang berarti gadis. Pada zaman dahulu para mojang tersebut sering menghabiskan waktu luangnya di kawasan ini. Kawasan kamojang pertama kali ditemukan oleh tentara belanda antara pada tahun 1920 sampai 1925.
karena keterbatasan
keadaaan pada waktu itu. Mereka memilih untuk menetap. Dalam keseharian di daerah Kamojang Belanda menemukan potensi yang dapat dimanfaatkan. Mereka menemukan panas bumi yang cukup besar di kawasan kamojang. Karena belum adanya penerangan akhirnya belanda mencoba memanfaatkan potensi tersebut dengan menggali dan mengebor sumur untuk memperoleh tenaga panas bumi.
Tapi
karena
usaha
ini
gagal
mereka
memutuskan
meninggalkan kawasan ini. Beberapa
bulan
setelah
kepergian
belanda.
Sumur
bekas
pengeboran tersebut mulai mengeluarkan panas dari dalam bumi dan akhirnya menyemburkan kepulan-kepulan asap yang tak pernah berhenti hingga saat ini. Sampai pada akhirnya seorang pemburu menemukan kembali kawasan ini pada tahun 1928. dan merupakan warga Indonesia asli. Pemburu tersebut memilih untuk menetap di kawasan ini hingga berpuluh-puluh tahun. Dan memiliki keturunan yang juga menetap di kawasan kamojang. Selama itu pula Kamojang selalu berpindah tangan dalam hal pengelolaan. Hingga akhirnya pada tahun 1983 Kamojang resmi dijadikan tempat wisata. saat ini 10
KWA Kamojang dikelola oleh PERHUTANI. Dan kawah- kawah aktif di Kamojang diawasi oleh PERTAMINA secara rutin. Di Taman Wisata Alam Kawah Kamojang terdapat kurang lebih 21 kawah yang masih aktif mengeluarkan panas bumi, seperti Kawah Stik Gas yang mengeluarkan gas dari lubang tanah. Selain itu, banyak kawah lain yang namanya disesuaikan dengan keadaan kawah tersebut. Kawah Leutak, bentuk kawahnya becek seperti rawa, Kawah Kereta Api yang mengeluarkan gas panas bumi seperti suara kereta api, atau Kawah Sakarat. Selain itu ada Kawah Kamojang, Kawah Manuk, Kawah Berecek, pojok, Pecut, Jinah, Cikahuripan, Nirwana dan lainnya. Serta cagar alam kamojang yang memiliki beranekaragam flora dan fauna. Vegetasinya termasuk tipe hutan hujan tropik pegunungan dengan floranya terdiri dari jenis-jenis pohon dan liana serta epiphyt, jenis pohon yang banyak terdapat diantaranya :
Gambar 2.1 Bunga Puspa dan pohon Akar PR (dok. Pribadi)
a.
Jamuju (Podocarpus imbricatus)
b.
Puspa (Schima walichii) 11
c.
Saninten (Castanopsis tunggurut)
d.
Pasang (Quercus sp), dll
Sedangkan jenis tumbuhan bawah didominasi oleh jenis Cantigi (Vaccinium sp), dari jenis liana dan epiphyt, diantaranya : a. Rotan (Calamus sp) b. Seseureuhan (Piper aduncum) c. Pungpurutan (Urena lobata) d. Hangosa (Amoemun dealatum) e. Kandaka (Drynaria sp), dll
Gambar 2.2 Tumbuhan Epypit dan Jamuju
Fauna yang terdapat di kawasan Kamojang banyak berupa satwa liar, diantaranya :
Gambar 2.3 Kijang dan Lutung (dok.www.kabarindonesia.com)
12
a. Babi hutan (Sus vitatus) b. Kijang (Muntiacus muntjak) c.
Macan Tutul (Panthera pardus)
d.
Musang (Paradoxurus hermaproditus)
e.
Trenggiling (Manis javanicus)
Gambar 2.4 Burung Kuntul dan Ayam Hutan
f.
Surili (Presbytis comata)
g.
Lutung (Trachypithecus auratus)
h.
Ayam Hutan (Gallus gallus)
i.
Burung belibis (Anas sp)
j.
Burung Kuntul (Egretta sp)
Gambar 2.5 Surili dan Babi Hutan (dok.www.kabarindonesia.com)
13
2.2.2. Kawah Kawah merupakan hasil terjadinya gunung berapi yang berupa lava panas yang keluar dari isi perut bumi. Dari hasil terbentuknya aliran lava panas yang keluar dari isi perut gunung, maka akan terebentuknya aliran-aliran baru, seperti gas, air panas, api, lumpur panas dan kemudian membentuk sebuah kubangan yang disebut sebuah kawah.
Gambar 2.6 kawah Manuk
14
Gambar 2.7 Kawah Kereta Api
Gambar 2.8 Kawah Beureum dan Kawah Nirwana
Gambar 2.9 Kawah Baru dan Kawah Stik Gas
Gambar 2.10 Kawah Jinah dan Kawah Kamojang (dok. Pribadi)
Menurut Surono kepala staf RS Hasan Sadikin klasifikasi Balneologi “ Air panas Kamojang termasuk dalam kategori Calcium magnesium chloride thermomineral hypertherma” dengan kandungan alumunium 15
tinggi (38,5%), serta pH yang sangat asam (2,45) kandungan tersebut baik sekali untuk pengobatan yang bersifat terapi. 2.2.3. Rimba Rimba bisa disebut juga sebagai hutan. Penggunaan kata rimba biasa digunakan untuk menyebutkan suatu kawasan hutan pada kisah atau cerita rakyat pada masa lalu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rimba adalah “ suatu kawasan atau daerah yang luas yang ditumbuhi pohon-pohon besar yang biasanya tidak dipelihara orang dan di dalamnya hidup binatang- binatang liar dan biasanya berada pada daerah pegunungan. Sedangkan istilah hutan hujan tropis menurut KBBI adalah “ hutan dengan keadaan iklim selalu basah, tanah kering di daratan selalu hijau, kaya akan tumbuhan yg ditumbuhi liana dan epifit, dan selalu hijau sepanjang tahun. 2.2.4. Jelajah Istilah
Jelajah
memiliki
makna
yang
hampir
sama
dengan
petualangan. Secara singkat makna jelajah adalah bepergian kemana-mana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) Jelajah adalah Bepergian
kemana-mana
untuk
memperoleh
sesuatu
atau
pengalaman yang sulit- sulit dan berbahaya dengan cara menekat (1). Bepergian menelusuri suatu daerah sampai ke pelosok-pelosok untuk meneliti, mengamati agar memperoleh gambaran yg jelas (2) Sedangkan Penjelajah adalah orang yang melakukan penjelajahan. 2.2.5. Cagar Alam
16
Menurut Perhutani (2009) Cagar Alam adalah suatu kawasan suaka alam
yang
karena
keadaan
alamnya
mempunyai
kekhasan
tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dil- indungi dan perkembangannya berlangsung secara alami (Perhutani). Saat ini cagar alam tidak hanya dikenal sebagai tempat untuk melakukan penelitian dan ilmu pengetahuan tertentu. namun obyek ini sangat menarik untuk dinikmati sebagai sarana pariwisata. Ada pun yang dapat dilakukan di kawasan cagar alam seperti bumi perkemahan (forest park ), ataupun penjelajahan hutan (forest adventure, forest hiking ) bagi sebagian orang yang menyukai tantangan di alam bebas, kawasan Kamojang merupakan tempat yang tepat untuk diadakannya kegiatan tersebut. 2.2.6. Terapi Terapi merupakan salah satu cara pengobatan alternatif untuk penyembuhan penyakit yang dilakukan secara bertahap, jenis pengobatan
terapi
mempunyai
beberapa
jenis
yaitu
terapi
akunpuntur, terpai pijat, terapi gaib melalui
Gambar 2.11 terapi Uap dan Air Panas di Kawah Hujan
doa atau transfer energi, terapi uap dan air panas, dan terapi yang mempunyai metode medis kedokteran. Penyembuhan dengan 17
menggunakan pengobatan terapi mempunyai resiko yang sangat kecil, terapi mempunyai khasiat yang cukup alami dan efektif untuk penyembuhan penyakit. Metode terapi biasanya dilakukan pada penyakit kulit, jantung, asma, darah tinggi dan stroke. Menurut Mulyadi (2009) Beberapa jenis pengobatan dengan metode terapi uap dan air panas hidroterapi merupakan metode pengobatan yang yang menggunakan modalitas air hangat bermineral”. Berupa terapi dengan gelembung-gelembung air atau pemijatan dalam air, terapi dengan semburan air, atau terapi latihan di kolam. Jenis terapi yang terdapat di Kamojang antara lain :
Terapi berendam menggunakan air panas
Terapi uap air panas (dengan metode semburan uap panas yang keluar dari celah bebatuan)
Terapi semburan air panas
Luluran dengan menggunakan lumpur disekitar kawah
2.2.7. Tiket Masuk Saat ini tiket masuk ke TWA Kamojang dibedakan menjadi dua golongan, anak-anak dan orang dewasa Untuk anak-anak dikenakan tarif sebesar Rp. 2500 /org (termasuk asuransi) Untuk orang dewasa dikenakan tariff sebesar Rp. 5000/ org (termasuk asuransi) Bagi yang menggunakan kendaraan dikenakan biaya tambahan sebesar : Roda dua Rp. 2000 /unit Roda empat Rp. 5000/unit Roda enam Rp. 10000/unit. 18
Jika anda ingin menikmati kamar rendam air panas dapat membayar sebesar Rp. 2500/kamar 2.2.8. Data Pengunjung
Gambar 2.12 Tabel Pengunjung
Dari tabel pengunjung diatas menunjukkan adanya ketidakstabilan jumlah pengunjung. Dimulai dari tahun 2000 meningkat pada tahun berikutnya. Dan kembali menurun. Hingga di tahun 2006 mulai meningkat. Dari data yang di dapat jumlah pengunjung di Kamojang masih jauh tertinggal dari kawasan wisata sejenis lainnya di kabupaten
Bandung.
Pada
tahun
2008
pengunjung
wisata
Tangkuban Perahu mencapai 311.523 orang. Sedangkan objek wisata Kawah Putih 263.324 orang ( Perum Perhutani Unit III JABAR dan Banten). 2.2.9. Luas Kawasan Wisata Kawah Kamojang Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
:
170/Kpts/Um/3/1979, tanggal 13-3-1979 hutan pegunungan seluas 8.000 Ha ditunjuk sebagai Cagar Alam (CA) seluas 7.500 Ha dan Taman Wisata Alam (TWA) seluas 500 Ha. Kemudian dengan Surat 19
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 110/Kpts-II/90 tanggal 14 Maret 1990, CA dan TWA Kamojang ditetapkan seluas 8.286 Ha (CA=7.805 Ha).
Gambar
2.13
KWA Kamojang
dilihat
menggunakan foto satelit
Menurut administrasi pemerintahan kawasan konservasi Kamojang terletak dalam dua wilayah, yaitu : termasuk wilayah Desa Cibeet, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung dan termasuk wilayah Desa Randukurung, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut (sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat) DENAH LOKASI TWA KAWAH KAMOJANG RPH BKPH KPH KBM WBU
: PASEH : CIPARAY : BANDUNG SELATAN : PERUM PERHUTANI UNIT III JABAR & BANTEN
20
Gambar 2.14 Denah Lokasi Kawah Kamojang
2.2.10. Topografi dan Iklim Keadaan lapangan secara umum topografinya bergelombang dengan
ketinggian
tempat
antara
500-1.00
meter
di
atas
permukaan laut. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklimnya termasuk iklim tipe B dengan rata-rata surah hujan per tahun 2.500 – 3.000 mm. cuaca di kamojang termasuk sejuk dan dingin karena letak permukaan tanah rata-rata 750 meter di atas permukaan laut. 21
2.2.11 Aksebilitas Untuk mencapai kawasan Kamojang dapat di tempuh dengan jalur kendaraan umum Garut dan Majalaya. Jika melalui Garut kondisi jalan sudah cukup baik, dengan rute Bandung Tarogong Samarang Kawah Kamojang. Dengan jarak tempuh ± 80 km. Jika melalui jalur Majalaya jalan lebih berkelok dan menanjak dengan rute Bandung Majalaya Paseh Kawah Kamojang dengan jarak tempuh ± 31 km. 2.3. Teori Umum Promosi Promosi di dalam suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka mengembangkan suatu perusahaan. Terutama setiap produk menghadapi persaingan yang sangat ketat. Adapun promosi merupakan suatu proses komunikasi dari sebuah perusahaan kepada konsumen dan bertujuan antara lain untuk menginformasikan mengenai keadaan produk kepada konsumen atau masyarakat, menarik minat konsumen untuk mencoba
suatu
produk,
membujuk
konsumen
serta
mengingatkan
konsumen terhadap sebuah produk atau jasa. Promosi adalah semua yang dilakukan untuk melakukan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang digunakan seseorang tenaga penjual ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di televisi atau iklan di surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan. (M. Suyanto 2004: xxii) Produk wisata tidaklah nyata oleh karena itu sebuah alat promosi yang tujuannya untuk mendeskripsikan suatu produk yang dapat menyampaikan pesan yang berkesan dan berkualitas. Harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : 22
Karakteristik wisatawan Informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan Karakter dari produk wisata yang dimiliki Sumber daya daerah Bentuk komunikasi yang diharapkan masing-masing komponen promosi yang ada Positioning pariwisata daerah terhadap pesaing 2.3.1. Strategi Komunikasi dalam Promosi Perencanaan dalam promosi untuk mencapai tujuan harus mampu memberikan komunikasi yaitu sebagai berikut : a. Bagaimana merubah pendirian b. Mengubah cara pandang c. Mengubah perilaku Keberhasilan yang dilakukan yaitu mampu merubah ketiga hal tersebut diatas sehingga apa yang diharapkan oleh pelaksana kampanye dapat merubah kepada kehidupan yang lebih baik 2.3.2. Tujuan Komunikasi Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut: 1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu 2. Mempengaruhi perilaku seseorang 3. Mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain 5. Berhubungan dengan orang lain 6. Menyelesaikan sebuah masalah 7. Mencapai sebuah tujuan 8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik 23
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain 2.3.3. Bauran Komunikasi Melalui paradigmatik komunikasi Harrold D. Lasswell menyatakan komponen- komponen komunikasi sebagai berikut : Who Says (siapa mengatakan)
: Komunikator
Says What (mengatakan apa)
: Pesan
To Whom (kepada siapa)
: Komunikan
With What Effect (dengan efek apa) : Efek dan Dampak Selain itu lembaga atau organisasi betapa pun besar kecilnya dan sederhana, selalu memiliki keunikan sendiri. Identitas dan citra ini muncul dari akar lembaga itu sendiri melalui kepribadian, kekuatan atau pun kelemahan yang disandangnya. Dalam promosi Kawah Kamojang ini pesan yang disampaikan lebih melihat target audiens, yaitu para anak muda yang menyukai penjelajahan di alam. Setelah itu baru menentukan konsep keseluruhan. 2.4. Khalayak Sasaran 1. Segmentasi untuk media promosi potensi wisata dan cagar alam kawah Kamojang adalah sebagai berikut : Demografis ( Jenis / tipe orang) Anak muda yang lebih menyukai tantangan di alam bebas atau organisasi-organisasi pecinta alam. Yang biasanya memiliki usia 17- 25 tahun 2. Geografis (Berdasarkan Lokasi) Secara geogfrafis segmentasi yang tinggalnya masih terjangkau dengan kawasan. Seperti kota dan Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut.
24
3. S.E.S (Sosial Ekonomi Status) Masyarakat golongan menengah Golongan ini dilihat berdasarkan dari rata- rata pengunjung yang berwisata ke Kawah Kamojang. 4. Behaviour Dari segi perilaku adalah mereka yang gemar petualang di alam, sangat menyukai tantangan dan senang bepergian untuk mengisi waktu luangnya. Dari uraian Target Audiens di atas, Kawah Kamojang bukan sebuah objek wisata biasa. Melainkan objek wisata yang menawarkan sebuah tantangan penjelajahan. Yang rata-ratanya lebih digemari oleh anak muda yang berusia 17-25 tahun. 2.5. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) Analisis ini bertujuan untuk melihat kualifikasi produk yang ditawarkan melalui studi lapangan yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis ini bersifat subjektif karena didasarkan dari pengamatan penulis secara langsung.
Analisis
yang
dilakukan
meliputi
kekuatan
(Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (threats) yang perlu diantisipasi. a.
Strength (Kekuatan) o Alami o Tempat wisata sekaligus Cagar Alam o Memiliki 21 kawah (beberapa diantaranya bisa digunakan untuk terapi) o Relatif dekat dengan tempat wisata lainnya seperti : Kampung Sampireun, Cipanas, Candi Cangkuang.
b.
Weakness (Kelemahan) 25
o
Kurangnya promosi untuk mengenalkan kawasan ini
o
Akses jalan yang masih belum baik (Majalaya-Garut).
o
Fasilitas akomodasi yang sudah ada belum tertata dengan baik.
c. Opportunity (Peluang) o
Kesadaran akan menghabiskan waktu berlibur.
o
Banyaknya anak muda dan orang dewasa yang menyukai
tantangan di alam o
Kesadaran orang akan hal yang bersifat alami
o
Kawasan hutan dan cagar alam yang semakin sulit kita temukan.
o
Biaya yang relatif murah
d.
Threath (Ancaman) Pengrusakan terhadap alam
o
2.6. Studi Positioning Positioning dalam bahasan ini dapat diartikan sebagai usaha untuk menempatkan suatu daerah tujuan wisata dalam ingatan orang dan merupakan strategi yang digunakan dalam bauran pemasaran. Yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan, keuntungan, manfaat, yang membuat wisatawan selalu terkenang pada daerah tujuan wisata tersebut. a. Tujuan Positioning Tujuannya adalah untuk menarik minat dan perhatian anak muda yang gemar akan tantangan di alam/ para penjelajah untuk mengunjungi Kawah Kamojang. b.
Strategi positioning Strategi positioning yang dilakukan adalah dengan menempatkan Kawah Kamojang sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki nuansa tantangan berpetualang unik di alam. juga menawarkan hutan rimba yang bisa kita masuki untuk dijelajahi dan 26
menemukan keberadaan kawah- kawah yang tersebar ke dalam hutan Kamojang, hingga kita merasakan sebuah sensasi baru dari alam Kamojang.
27
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Komunikasi Mengambil acuan dari positioning Kawasan wisata Kamojang, maka strategi komunikasi yang dipakai adalah bagaimana menginformasikan halhal yang dianggap penting untuk disampaikan kepada para anak muda/ penjelajah tentang keadaan Kawah Kamojang secara visual melalui media promosi dengan menggunakan konsep yang cukup menarik dan mudah dipahami. Sehingga penjelajah dapat dengan mudah mengerti konsep yang dirancang dan tertarik dengan apa yang ditawarkan melalui media promosi tersebut. 3.1.1. Tujuan Komunikasi Pada dasarnya promosi bertujuan untuk memberikan informasi dan penerangan serta mengajak penjelajah dalam rangka pelayanan. Hal ini juga berarti mengajak anak muda berpartisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan. Dalam hal ini tujuan komunikasi dari penyampaian informasi Kawah Kamojang adalah : 1. Memberi
informasi
kepada
anak
muda
(khususnya
para
penjelajah) terutama kota dan kabupaten Bandung dan Garut dan sekitarnya akan keberadaan kawasan wisata Kamojang. 2. Menumbuhkan rasa ingin tahu para penjelajah untuk berwisata ke Kawah Kamojang. 3. Memperkuat citra Wisata Kamojang di pandangan para penjelajah 4. Merangsang penjelajah untuk datang berkunjung ke lokasi objek wisata.
28
3.1.2 Materi Pesan Pesan yang akan disampaikan kepada target audiens melaui perancangan promosi objek wisata Kawah Kamojang antara lain : 1. Informasi tentang sejarah berdirinya Kawasan Kamojang dan cerita-cerita yang ada di masyarakat sekitar akan kawasan ini. 2. Informasi mengenai keadaan wisata di kamojang. 3. Informasi Kawasan Kamojang yang memiliki 21 kawah Informasi mengenai potensi selain kawah. Tagline yang akan disampaikan pada target sasaran melalui perancangan promosi objek wisata Kawah Kamojang adalah “ Sensasi Jelajah 21 Kawah Di Tengah Rimba” 3.1.3. Waktu dan Tahapan Promosi Promosi ini dirancang bertepatan dengan libur panjang sekolah dan kuliah, sekitar bulan Juni sampai Agustus. 1. Penebaran
media
sebagai
tahap
pengenalan
serta
menginformasikan keberadaan objek wisata Kawah kamojang dilaksanakan sebelum liburan panjang sekolah dan perkuliahan pada bulan April s/d Juni 2010 2. Tahapan mengajak kepada target sasaran untuk berkunjung ke lokasi objek wisata Kawah Kamojang. Penyebaran media dilakukan pada bulan Juni 2010 3.2. Strategi Kreatif Strategi promosi yang baik adalah strategi inovatif dan berbeda atau melakukan pembaharuan terhadap strategi promosi yang ada atau disebut strategi kreatif. Hal ini harus dilakukan agar promosi yang dilakukan tepat sasaran dan mampu muncul di tengah persaingan promosi yang 29
kompetitif. Strategi yang dilakukan pada promosi kawah kamojang adalah dengan menampilkan berbagai image tentang kegiatan dan gambar atau foto kawasan Kawah Kamojang dan dipadukan dengan ilustrasi vektor. Semua ini dilakukan karena suatu komunikasi yang baik biasanya melalui penglihatan. Dengan penglihatan simbol atau image orang dapat menerima pesan dengan baik serta menyimpannya dalam ingatan. Image yang ditampilkan harus bersifat provokatif, sehingga orang yang melihat image tersebut terprovokasi untuk mempunyaio keinginan mengenal lebih jauh, mencoba dan mengenal objek yang dilihatnya. 3.2.1. Pendekatan Kreatif Pendekatan yang akan dilakukan adalah dengan menampilkan visual yang bernuansa alam dan penuh tantangan. Untuk menyampaikan pesan dalam promosi Kawah Kamojang ini akan menampilkan visual Kawah Kamojang dan beberapa kawah lain yang lebih terkenal yang dikelilingi oleh hutan yang masih cukup terjaga kelestariannya. Sehingga orang yang melihatnya akan mampu membayangkan berbagai hal yang menarik dari kawasan Kawah Kamojang. Dengan menggunakan image yang bersifat provokatif, diharapkan pesan dapat sampai dengan baik kepada sasaran dan menimbulkan keinginan dari objek promosi untuk datang ke kawasan Kawah Kamojang. 3.2.2 Rasionalisasi Visual Visualisasi dalam promosi ini akan menggunakan berbagai nuansa alam dan penuh tantangan, namun tetap menjaga dari kekhasan kawasan Kawah Kamojang. Sehingga diharapkan ciri khas kawah kamojang dapat diperlihatkan dan terus diingat. Visualisasi yang ada dalam promosi ini harus dapat menarik target sasaran, sehingga gambar tersebut harus dibuat semenarik mungkin. Visual yang akan ditampilkan dalam media 30
promosi ini adalah dengan menggabungkan antara ilustrasi vektor dan fotografi mengenai keadaan objek wisata serta pemberian warna, bentuk, tipografi, komposisi yang semuanya itu disesuaikan dengan materi promosi yang akan dirancang. Alasan pemilihan ilustrasi fotografi supaya dapat meyakinkan target sasaran akan keadaan objek wisata tersebut. Selain menampilkan kealamian sekitar Kawah Kamojang. Untuk pemilihan elemen-elemen visual lainnya seperti tipografi, warna, dan sebagainya akan disesuaikan dengan karakter objek wisata yang bersangkutan. 3.3 Strategi Media 3.3.1. Pemilihan Media Media yang akan digunakan dalam mempromosikan wisata Kawah Kamojang adalah media-media yang efektif dalam mempromosikan objek wisata ini, dengan maksud agar promosi ini dapat sampai pada tepat sasaran. Teori peggunaan media untuk promosi ini yaitu media primer dan sekunder. Dengan kata lain media primer adalah media yang memimpin atau diutamakan dalam sebuah promosi iklan. Sedangkan media
sekunder
adalah
media-media
yang
bersifat
bersifat
menunjang atau melengkapi. Pemilihan media primer dan sekunder sangat tergantung dengan sifat promosi yang akan diiklankan. Media yang digunakan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu primer dan sekunder, media primer yaitu : 1. Media Traffic : Papan Billboard, baligo di jalan- jalan yang cukup ramai dan efektif untuk dilihat. Yang berada di Kabupaten Bandung, Garut dan wilayah lain di sekitarnya.
31
2. Poster, menurut istilah kamus periklanan Indonesia, poster adalah iklan warna yang berukuran besar yang di cetak pada selembaran kertas yang ditempatkan pada panel dinding atau kaca jendela. Poster yang akan ditampilkan berupa kegiatan atau informasi dan berbagai hal yang terdapat di Kawasan Kamojang. Media sekunder disebut juga media pendukung, diantaranya : X- Banner, media dalam ruangan yang bersifat pendukung pada tempat- tempat tertentu seperti dinas Pariwisata dan kebudayaan. a.
Iklan
Majalah,
majalah
lebih
menspesialisasikan
produknya untuk menjangkau khalayak tertentu. b.
Brosur, media informasi yang efektif untuk memberikan informasi yang lengkap kepada target sasaran.
c.
Site Map, merupakan media informasi mengenai lokasi objek wisata.
d. Petunjuk Arah, yang berfungsi untuk memberitahukan arah atau tujuan. e. Mobil Ad, sebagai media pendukung luar ruang. f. Gimmick, media untuk menimbulkan minat dan gairah untuk membeli sutau produk. Seperti : Kupluk, Syall, sarung tangan. g.
X- Banner, media dalam ruangan yang bersifat pendukung
pada
tempat-
tempat tertentu
seperti
dinas
Pariwisata dan kebudayaan. 3.3.2. Pertimbangan dasar penyebaran media Dengan pemilihan media- media tersebut diharapkan promosi wisata Jelajah Kawah Kamojang dalam penyampaian informasinya bisa dengan mudah sampai kepada target sasaran. Karena media- media ini bisa dijangkau oleh target sasaran yang dituju yaitu anak muda, 32
dan penempatan media yang strategis sehingga dapat dengan mudah ditemukan. Adapun penyebaran medianya dilakukan di tempat- tempat yang dianggap strategis dan tepat sasaran, antara lain : Billboard diletakkan di jalan- jalan utama kota
a.
Bandung, Garut, maupun kabupaten keduanya, di perempatan besar kota. Di perbatasan jalan menuju sumedang. Poster dan Brosur diletakkan di tempat– tempat
b.
organisasi pecinta alam yang biasa terdapat di kampus- kampus, di shop yang menjual perlengkapan pecinta alam, seperti Eiger, Alpina ataupun travel. X- Banner di letakkan di Dinas pariwisata dan shop
c.
yang menjual perlengkapan pecinta alam dan survival. Iklan Majalah diletakkan pada majalah yang lebih
d.
bersifat petualangan yang memiliki kesan menantang atau majalah travel. Dan lain- lain yang disesuaikan dengan kegunaan dan
e. fungsinya.
3.3.3 . Jalur Distribusi Media Jalur distribusi dilakukan di beberapa kabupaten yang terdekat dengan Kawasan Kawah Kamojang. Seperti Kabupaten Bandung, Garut hingga perbatasan Tasikmalaya dan Sumedang. Dikarenakan masyarakat di kota-kota tersebut masih banyak yang belum mengetahui tentang TWA Kawah Kamojang. Dan umumnya di informasikan pada propinsi Jawa Barat.
33
3.3.4 . Jadwal Penyebaran Media
Gambar3.1 Tabel Jadwal Penyebaran Media
Karena ini merupakan promosi yang pertama dilakukan untuk memperkenalkan TWA Kawah Kamojang, waktu yang dibutuhkan unutk menyebarkan media- media tersebut cukup lama. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan citra Kawah Kamojang pada target audien khusunya. Pada tahun 2010 liburan pendidikan cukup berdekatan dengan liburan Hari Raya dan Tahun Baru, sehingga penyebaran media dilakukan tidak hanya sekali. Hal ini juga untuk menguatkan citra Kawah Kamojang di benak masyarakat. 3.4. Konsep Visual Konsep visual merupakan suatu konsep yang muncul dari ide verbal yang kemudian diolah ke dalam bahasa visual. Konsep visual terdiri dari beberapa unsur visual yang terdapat beberapa pesan didalamnya, konsep visual yang muncul dari suatu tampilan desain, merupakan upaya untuk 34
memperkuat dan mengefektifkan kemampuan komunikasi dari pesan yang ingin disampaikan. Penentuan dan penetapan suatu gaya merupakan hal yang sangat penting dalam pemilihan dan penyusunan tata letak (Lay out) dan unsur visual lainnya, hal ini dilakukan agar memberikan kesan tertentu, dengan maksud menampilkan unsur- unsur
visual yang
berkaitan dengan objek permasalahan mengenai promosi wisata jelajah Kawah Kamojang. Konsep visual yang dilakukan terbagi ke dalam dua tahapan, tahapan yang pertama lebih menampilkan dan mengenalkan kawah- kawah yang paling terkenal dan unik Seperti : Kawah Hujan, Kawah Kamojang, Kawah Manuk, Kawah Kereta Api, Kawah Baru, Kawah Nirwana, Kawah Beureum. Dan tahapan berikutnya lebih meluas ke informasi seluruh kawah lain serta informasi yang bisa didapat di kawasan Kamojang. Dalam perancangan promosi ini hanya melakukan pada tahap yang pertama. 3.4.1. Gaya dan Kesan Menerapkan konsep alami, tantangan, hangat Kesan Alami diambil dari kondisi alam pegunungan Kesan tantangan dilihat dari kondisi keseluruhan alam kamojang yang masih memiliki hutan cukup lebat serta medan menuju kesana yang cukup sulit serta penduduk yang masih sangat jarang di sekitar area Kawah Kamojang Kesan panas diambil dari suhu yang yang dikeluarkan oleh sebuah fenomena alam seperti kawah. 3.3.2. Format Desain
35
Format desain yang digunakan pada promosi berbentuk Portrait dan landscape, Seperti pada penerapan logo yang selalu di tempatkan pada kanan bawah media. Dan informasi terkait diletakkan pada bagian atas logo. Serta penempatan 7 gambar kawah yang lebih terkesan acak namun memiliki arti mengikuti gerakan asap yang keluar dari kawah. Penempatan dari objek keseluruhan sekilas terlihat tidak beraturan. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan kesan yang tampak pada alam. 3.3.3. Studi Warna Untuk pemilihan warna-warna yang akan digunakan, direncanakan akan didominasi oleh warna hijau, coklat dan orange, serta untuk warna-warna dasar seperti hitam dan putih untuk penyeimbang. Alasan pemilihan warna coklat dan hijau karena warna tersebut memiliki kesan alami Sedangkan warna orange karena warna tersebut memiliki kesan bersemangat, menantang, dan hangat. Sehingga dengan pemilihan warna tersebut diharapkan sesuai dengan keadaan objek wisata tersebut, dan membuat pengunjung merasa seperti itu.
36
Gambar 3.2 Studi Warna
Selain itu pengguaan warna pada perancangan disesuaikan dengan warna yang mendekati pada warna sebenarnya. Sebagai contoh warna hijau untuk pepohonan, kemudian coklat untuk warna tanah, dan seterusnya. 3.3.4. Studi Tipografi Pemilihan
jenis
huruf
(font)
yang
akan
digunakan
dalam
perancangan promosi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung pencitraan dan maksud yang diinginkan. Jenis huruf yang akan digunakan mengarah kepada keterbacaan dan keindahan (estetika). Font : Cheesewiddler ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 37
1234567890 Aplikasi : penjelajahan unik mendebarkan yang menyatu dengan alam dan rasakan sensasi kawah di tengah rimba Alasan : Font ini terkesan lebih ringan dan ngacak Font
: Forte ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
Aplikasi : Sensasi Jelajah 21 Kawah Di Tengah Rimba Alasan : Font ini terkesan lembut dan santai, hal tersebut dibutuhkan karena untuk mengikuti makna pernyataan pada tagline tersebut. Font
: Caligraph421 ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
Aplikasi : tag line pada logo Alasan
: Font ini terkesan masa lalu, yang bermakna
Kawasan
Kamojang merupakan bekas peninggalan sejarah masa lalu
38
BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1.
Pembahasan Media Utama
Bab ini akan membahas semua proses dan teknis produksi semua media yang digunakan untuk perancangan promosi objek wisata Kawah Kamojang. Tidak hanya terbatas membahas proses perancangan media saja, akan tetapi juga membahas teknis produksi media-media yang akan digunakan. 4.2.
Teknis Media dan Teknis Produksi
4.2.1. Media Utama 39
Untuk perancangan lay out Poster, billboard dan brosur ini dimulai dari pencarian tema visual yang akan dibuat, kemudian di visualisasikan dalam bentuk sketsa kasar mulai dari logo, ikon sampai dengan layout yang akan digunakan. Setelah selesai kemudian masuk ke tahap pindai, untuk kemudian bisa dibuat visual digitalnya.
a. Poster
40
Gambar 4.1 Lay Out Poster
Format ukuran : 42 X 59,4 cm (A2) Isi halaman :
Gabungan antara ilustrasi vektor dan teknik fotografi. Ditambah dengan teks untuk menyampaikan informasi.
Teknik perancangan : Proses digital. Bahan
: kertas Glossy di laminasi dop.
Ditempatkan pada papan informasi yang biasa terdapat di sekitar kampus, khusunya organisasi pecinta alam.
b. Baligo
41
Gambar 4.2 Lay Out Baligo
Format ukuran 2 X 3 meter (2:3) Teknik perancangan :
Proses digital.
Bahan berupa kain, dengan menggunakan bingkai dari bambu. Dengan tinggi dari tanah satu meter Isi halaman :
Gabungan antara ilustrasi vektor dan teknik fotografi. Visual mengikuti konsep keseseluruhan.
a. Billboard
42
Gambar 4.3 Lay Out Billboard
Format ukuran 2,5 X 5 meter (1:2) Teknik perancangan :Proses digital. Bahan : Plastik tebal untuk billboard. Diletakkan pada ketinggian lima meter. Dalam proses perancangan objek wisata Kawah Kamojang dibuat dengan beberapa software yaitu : •
CorelDRAW X3, untuk pembuatan teknik ilustrasi vektor.
•
Adobe Photoshop CS3, untuk olah gambar fotografi.
4.2.2. Teknis Perancangan Proses awal dari perancangan promosi ini adalah pembuatan sketsa kasar pada kertas, yaitu akan seperti apa rencana visual promosi nantinya. Kemudian melakukan teknik fotografi di objek wisata Kawah Kamojang tersebut. Secara keseluruhan teknik vektor digunakan untuk tampilan latar belakangnya. Gambar vektor tersebut merupakan penyederhanaan dari seseorang yang sedang melakukan penjelajahan di dalam hutan. Tetapi tidak dibuat secara detail, hanya garis besarnya saja, karena disesuaikan dengan konsep yang digunakan. 43
Gambar 4.4 Petualang
Gambar 4.5 Stilasi bentuk alam
Setelah melakukan penyederhanaan bentuk selesai, baru elemenelemen visual tersebut di satukan. Dan tetap mengikuti konsep yang telah di tentukan.
4.2.3.
Media Pendukung 44
Media pendukung ini digunakan untuk menyebarluaskan media utama 1. Brosur Media ini berfungsi untuk memberikan informasi lebih lanjut apa yang telah ditawarkan oleh media- media utama secara lebih detail
Gambar 4.6 Brosur
Format ukuran 9 X 27 cm Teknik perancangan : Proses digital Bahan : Ink Jet Paper laminasi Disebarkan di seputar lingkungan kampus dan tempat- tempat Tour travel. 2. Flyer 45
Media flyer lebih berfungsi memberikan informasi serta menguatkan citra Kawah Kamojang karena disesuaikan dengan bentuk- bentuk elemen visual yang telah dirancang.
Gambar 4.7 Flyer
Format ukuran 20 X 25 cm Teknik perancangan : Proses digital
3. Peta Wisata 46
Media ini diletakkan pada jalan besar atau perempatan jalan yang bertujuan memberitahukan keberadaan TWA Kawah Kamojang.
Gambar 4.8 Peta Wisata
Format ukuran 3 X 3,5 m Teknik perancangan : Proses digital Bahan : Plastik untuk billboard Menggunakan tiang penyangga setinggi lima meter. 4. Site Map Media ini diletakkan di dalam kawasan wisata. Bertujuan untuk memberikan informasi lokasi yang terdapat di dalam kawasan wisata
kepada pengunjung.
47
Gambar 4.9 Site Map
Format ukuran 2,5 X 2,5 m Teknik perancangan : Proses digital Dan menggunakan tiang penyangga dengan tinggi 5 meter 5. Iklan Majalah Media ini bertujuan untuk menarik minat target tertentu secara langsung dan lebih dekat.
Gambar 4.10 Iklan Majalah
Format ukuran 27,5 X 42 cm Teknik perancangan : Proses digital Diletakkan pada majalah- majalah travel. 6. Mobil ad Merupakan ambien media yang diletakkan pada mobil. Dengan memberikan sentuhan konsep promosi yang sudah di tentukan media ini dirasa dapat memberikan dan menanamkan citra wisata Kamojang secara luas. 48
Gambar 4.11 Mobil Ad
Alasan menggunakan media ini karena mobil- mobil tersebut memang digunakan sebagai sarana perjalanan, dengan kata lain adalah melakukan sebuah penjelajahan. Hal ini sangat bersentuhan dengan strategi promosi. Dan juga penggunaan media ini bertujuan memperkuat dan memperluas
citra
Kawah
Kamojang
di
pandangan
masyarakat luas. 7. Board climbing Media ini cukup efektif sekali, karena langsung tertanam para target audien. Karena olah raga climbing ini biasa dilakukan oleh para anak muda yang berusia 17-25 tahun
49
Gambar 4.12 Board Climbing
8. Stiker Media ini merupakan alat promosi dan juga merupakan hadiah kepada para wisatawan yang datang.
Gambar 4.13 Stiker
Format ukuran 10 X 15 cm (2:3), (1:1) Bahan : Ink Jet laminasi dop Teknik perancangan : Proses digital Stiker diberikan kepada para wisatawan yang telah melakukan penjelajahan di kawasan Kawah Kamojang.
50
9. Spanduk Media
ini
diletakkan
pada
gapura
masuk
kawasan
Kamojang. Ini bertujuan memberikan informasi kepada penjelajah. Secara tidak langsung Juga untuk memanjakan para penjelajah.
Gambar 4.14 Spanduk
Ukuran : 1 X 3 meter Bahan : Plastik 10. Ambien Media (Ban)
Gambar 4.15 Desain Penutup Ban
Bahan : plastik Ambien media ini diletakkan pada sebuah pembungkus ban yang biasa di letakkan pada bagian belakang mobil51
mobil bertenaga besar. Seperti mobil Jeep, Hartop. Ban memiliki karakter yang kuat, tangguh dan elastis yang merupakan modal untuk menaklukkan sebuah tantangan. 11. Petunjuk Arah
Gambar 4.16 Petunjuk Arah
Media ini sebagai informasi memberikan arah lokasi pada para penjelajah bahwa kawasan Kamojang sudah cukup dekat. Tiang menggunakan beton yang dibuat menyerupai bentuk batang pohon.
52
12. Gimmick Gimmick yang diberikan berupa barang yang erat kaitannya dengan nuansa penjelajahan. Seperti Kupluk, sarung tangan, botol minuman dan shall.
Gambar 4.17 Shall dan Kupluk.
Media- media ini di jual di area Kawah Kamojang di tokotoko aksesoris yang terdapat di sana.
53