BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, dalam
berkomunikasi dengan seseorang dimana pun dan kapan pun, maka kita akan selalu menggunakan bahasa sebagai komunikasi. Penggunaan bahasa tersebut tergantung pada bahasa yang digunakan di setiap negara. Di Indonesia tentunya akan menggunakan bahasa Indonesia juga, akan tetapi ada juga yang menggunakan bahasa lain selain bahasa Indonesia yaitu bahasa Jepang. Menurut (Keraf, 1980:1) yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain itu bahasa juga sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga memiliki dua bentuk dalam penyampaian yaitu bahasa lisan dan tulisan. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang diminati oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat banyaknya lembaga-lembaga yang memberikan pengajaran bahasa Jepang. Akan tetapi banyak cara perkembangan bahasa Jepang yang ada yaitu salah satunya dengan menggunakan berbagai media yang bisa digunakan dalam mempelajari bahasa Jepang, yaitu dengan cara mendengarkan lagu-lagu Jepang, film Jepang, menggunakan media internet, dll. Dengan berbagai media yang digunakan tentu saja mempunyai kosa kata yang berbeda-beda. Seiring perkembangan zaman, bahasa Jepang juga mengalami perkembangan dalam hal kosa kata, dimana kosa kata yang di lihat dan didengar tentunya banyak
Universitas Sumatera Utara
menggunakan istilah-istilah asing yang diserap dari berbagai negara dan dipakai di Jepang dan kosakata tersebut digunakan di berbagai bidang maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Jepang sebagai salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari memiliki
banyak
keistimewaan
tersendiri
dalam
penulisannya
karena
menggunakan empat jenis huruf yaitu Kanji, Kana yang terdiri dari huruf hiragana dan katakana serta huruf Romaji. Dalam bahasa Jepang mempunyai jenis kosakata yang dibagi menjadi empat golongan yaitu Wago, Kango, Gairaigo, dan Konshugo. Wago adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang, Kango dan Gairaigo adalah kata yang termasuk dari Cina dan negara asing lainnya atau dengan kata lain disebut juga sebagai kata pinjaman (Shayougo). Sedangkan yang dimaksud dengan Konshugo adalah kata yang merupakan gabungan lebih dari dua jenis bahasa dari tiga jenis bahasa yang disebut di atas. Sedangkan Gairaigo merupakan salah satu jenis kosa kata dalam bahasa Jepang, apabila dilihat dari arti tulisannya dapat didefinisikan sebagai katakana yang berasal dari bahasa asing yang menjadi bahasa Jepang, Menurut (Sony Mulyana Setiana, majalah ilmiah unikom Vol.5.hal. 65). misalnya kata dari bahasa asing sering sudah berbeda makna dari bahasa asalnya, misalnya: arubaito (アルバイト、kerja paruh waktu). Pemakaian Gairaigo ( kata-kata serapan dari bahasa asing) akhirnya semakin berkembang dan juga digunakan dalam buku-buku pelajaran bahasa Jepang, dimana buku-buku bahasa Jepang yang digunakan merupakan bahasa Jepang modern, buku bahasa Jepang modern ini merupakan buku yang berisikan text bacaan yang mempunyai kosakata yang berbeda-beda. Kosakata yang dipakai dalam buku-buku bahasa Jepang sudah mempunyai banyak kata serapan dari
Universitas Sumatera Utara
bahasa asing yang akhirnya sekarang telah menjadi kosakata bahasa Jepang. Dalam buku text bacaan Intermediate Japanese merupakan text yang berisikan tentang aktifitas masyarakat Jepang sehari-hari, dan kosakata yang digunakan banyak menggunakan Gairaigo. Pemakaian Gairaigo yang terdapat dalam buku intermediate Japanese terdapat pada beberapa kalimat pada text bacaan, diantaranya sebagai kata benda, kata kerja, dan kata sifat. Buku Intermediate Japanese ini adalah buku yang digunakan untuk kalangan mahasiswa asing yang ingin belajar bahasa Jepang, dimana dalam buku ini tidak hanya text bahasa Jepang nya yang ada, tapi juga text bahasa inggris nya ada, oleh karena itu dalam text bahasa Jepang tersebut ada kata-kata yang digunakan dengan menggunakan gairaigo sebagai serapan dari bahasa asing, agar siapapun yang membaca buku tersebut dapat memahami kata apa yang dimaksud dalam text bacaan tersebut. Adapun contoh gairaigo yang terdapat dalam text sebagai berikut: しんぶん
そうした ニュース がたびたび
がめん
,新聞 にのったり、 テレビ の
,画面
で
に ,出たりする。(Text 1) •
Kata ニュース merupakan kata benda Bahasa Jepang aslinya: 消息,shousoku, yang artinya berita Berasal dari kata news yang artinya berita.
•
kata テレビ merupakan kata benda Bahasa Jepang aslinya: tidak ada Berasal dari kata Television yang artinya televisi
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan latar belakang diatas berbagai contoh di atas, maka dapatlah diketahui bahwa Gairaigo
mempunyai peranan penting dalam pembelajaran
bahasa Jepang khusunya bagi orang asing yang ingin belajar bahasa Jepang. selain itu juga penulis merasa tertarik untuk membahas dan mengetahui gairaigo yang mempunyai padanan bahasa Jepang aslinya dan yang tidak mempunyai padanan bahasa Jepang aslinya. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menganalisa pemakaian pemakaian Gairaigo dalam bahasa Jepang dan penulis mengambil judul penelitian ” PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN
BUKU INTERMEDIATE JAPANESE”.
1.2
Perumusan Masalah Gairaigo merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing dan kemudia
dipakai sebagai bahasa nasional (kakugo ’各語’) dalam pemakaiannya memiliki aturan-aturan yang ada dalam tata bahasa Jepang termasuk dalam tata cara pengucapannya. Semetara untuk penulisanya, Gairaigo juga sudah memiliki aturan-aturan tertentu dalam bahasa Jepang. Gairaigo juga ternasuk salah satu jenis Goi (kosa kata atau kumpulan kata yang berhubungan dengan satu bahasa atau bidang-bidang tertentu dalam bahasa itu). Gairaigo ini banyak terdapat pada buku Intermediate Japanese, dan buku ini diperuntukan bagi orang asing yang sedang belajar bahasa Jepang, dan sudah sewajarnya buku ini banyak mengandung gairaigo. Gairaigo yang terdapat pada buku Intermediare ini diambil dari berbagai bahasa yang ada di dunia ini dan didominasi oleh bahasa Inggris misalnya miruku (ミルク= susu) nōto (ノート=
Universitas Sumatera Utara
buku catatan) , bahasa Jerman, misalnya Arbeit (bekerja), abekku (アベック= pasangan muda dan belum menikah). Dan lain-lain. Gairaigo yang diambil dari berbagai di luar Jepang pada kenyataannya ada yang memiliki padanan bahasa Jepang asli dan ada yang tidak memiliki padanan bahasa Jepang asli, misalnya レストラン(resutoran = restoran) padanan bahasa Jepangnya (食堂, shokudou = kantin), dan yang tidak memiliki padanan bahasa Jepangnya マスコミ(masukomi = media). Oleh karena itu buku Intermediate Japanese merupakan buku yang diperuntukan untuk orang asing yang sedang belajar bahasa Jepang yang tentunya mempunyai tujuan pada setiap text yang ada, di dalam buku Intermediate Japanese tersebut mempunyai banyak gairaigo yang diserap ke dalam bahasa Jepang ternyata ada yang memiliki padanan bahasa Jepang asli dan tidak ada padanan bahasa Jepang aslinya, misalnya kata ニュース merupakan kata benda yang bahasa Jepang aslinya: 消息,shousoku, yang artinya berita, dalam bahasa inggrisnya adalah news yang artinya berita. Sedangkan kata テレビ merupakan kata benda yang bahasa Jepang aslinya: tidak ada, dalam bahasa inggris tellevision yang artinya televisi. Dengan demikian mengapa kata terebi tidak mempunyai padanan bahasa Jepangnya adalah dikarenakan terebi merupakan bagian dari teknologi, sedangkan pada saat itu Jepang belum mengenal teknologi, sedangkan teknologi berasal dari barat dan kemudian masuk ke Jepang, hingga akhirnya kata terebi dipakai oleh Jepang hingga saat ini. Dengan demikian buku
Intermediate memberikan
informasi dan
pemahaman berupa kata-kata yang mudah dipahami oleh orang asing yang sedang belajar bahasa Jepang, dan juga buku Intermediate Japanese sebagai acuan yang
Universitas Sumatera Utara
merupakan buku modern bahasa Jepang karena menggunakan banyak istilahistilah asing atau yang dikenal dengan istilah gairaigo. Bagi penulis dengan adanya gairaigo dalam buku Intermediate Japanese maka pembelajaran bahasa Jepang mudah dipahami, selain itu juga pemakaian huruf digunakan dengan menggunakan huruf katakana sehingga memudahkan para pembaca untuk memahami kosa kata yang ada karena tidak menggunakan huruf kanji yang dikenal dengan kesulitannya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pemakaian Gairaigo yang mempunyai padanan bahasa Jepang asli dalam kelompok kata benda, kata kerja dan kata sifat pada buku Intermediate Japanese. 2. Bagaimana pemakaian Gairaigo yang tidak mempunyai padanan bahasa Jepang asli dalam kelompok kata benda, kata kerja dan kata sifat pada buku Intermediate Japanese.
1.3
Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menganalisis pemakaian
Gairaigo yang mempunyai padanan bahasa Jepang asli dan tidak mempunyai padanan bahasa Jepang aslinya pada kelompok kata benda, kata kerja, dan kata sifat dalam text bacaan pada buku Intermediate Japanese. Dalam skripsi ini pembahasannya lebih difokuskan pada penjelasan secara khusus mengenai gairaigo yang ada padanan bahasa Jepang aslinya dan
Universitas Sumatera Utara
yang
tidak
mempunyai
padanan
bahasa
Jepang
aslinya
serta
segala
permasalahannya. Untuk lebih menjelaskan bagaimana pembahasan mengenai pemakaian Gairaigo yang lebih akurat, maka penulis sebelum menjelaskan pembahasannya yang akan dipaparkan pada BAB III, maka terlebih dahulu akan dijelaskan juga mengenai bagaimana Gairaigo dalam bahasa Jepang, gairaigo dalam buku Intermediate dan juga tujuan dari buku Intermediate Japanese.
1.4
Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori a. Tinjauan Pusaka Istilah gairaigo merupakan kata yang berasal dari bahasa asing atau juga kata pinjaman yang diserap dari bahasa asing. Hampir semua katakata pinjaman dalam bahasa Jepang yang berasal dari barat untuk pertama kali diperkenalkan ke publik oleh sejumlah kecil individu dan dengan orang-orang yang pernah mendengar atau membaca kata-kata pinjaman itu sebelumnya dan tidak ada sikap untuk mempermainkan kata-kata serapan tersebut karena kata-kata tersebut menggunakan kata-kata istilah asing. Menurut Tomoda (1999). Dalam perkembangannya bahasa Inggris telah menjadi bahasa yang semakin global. pinjaman bahasa Inggris telah menjadi jauh lebih umum di seluruh dunia bukan hanya dalam bahasa Jepang, dan pinjaman ini datang dikemas dengan nilai-nilai budaya dan politik. Pinjaman dalam bahasa Jepang dari bahasa-bahasa Eropa lainnya cenderung disediakan
Universitas Sumatera Utara
untuk tujuan terbatas, seperti untuk istilah musik Italia dan Jerman untuk yang medis (Stanlaw, 2004: 12) dalam McNeil (2010). Sudjianto (2004:105) menerangkan bahwa pemakaian gairaigo tidaklah sembarangan sebab harus sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam bahasa Jepang. termasuk dalam tata cara pengucapannya, pada umumnya pengucapan gairaigo terlepas dari gaya pengucapan kata aslinya. Karena telah sesuai dengan aturan gaya bahasa Jepang. Menurut Situmorang Hamzon (2007:5) Gairaigo (bahasa serapan dari luar) tersebut ditulis dengan cara mencocokkan bunyi yang di dengar dengan bunyi katakana yang mempunyai bunyi paling dekat dengan bunyi yang didengar tersebut. Dan dalam praktiknya banyak menggunakan bunyi panjang sebagai pengganti bunyi konsonan. Dalam skripsi ini penulis akan menganalisa Gairaigo, Gairaigo merupakan kata-kata yang berasal dari bahasa asing (Gaikokugo ’外国語’) kemudian dipakai sebagai bahasa nasional (Kakugo ’各語’). Kata-kata yang termasuk Gairaigo bahasa Jepang pada umumnya adalah kata-kata yang berasal dari negara-negara Eropa tidak termasuk Kango ’漢語’ yang terlebih dahulu dipakai didalam bahasa Jepang sejak zaman dahulu. Pemakaian Gairaigo harus sesuai dengan aturan-aturan yang ada didalam bahasa Jepang termasuk dalam tata cara pengucapannya. Oleh karena itu, Gairaigo memiliki ciri-ciri khusus dari Goi ’語彙’. Gairaigo termasuk salah satu jenis dari jenis Goi, Goi berbeda dengan Tango ’単語’. Goi adalah kosa kata atau kumpulan kata yang berhubungan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu dalam bahasa itu, sementara Tango adalah kata,
Universitas Sumatera Utara
kata adalah satuan terkecil dari bahasa yang sebagian besar dapat membantu Bunsetsu atau kalimat. Ciri khusus tersebut antara lain : (1) Gairaigo ditulis dengan huruf Katakana. (2) terlihat kecenderungan pemakaian Gairaigo pada bidang atau lapisan masyarakat yang cukup terbatas, frekuensi pemakaiannya juga rendah, (3) nomina konkrit relatif banyak, (4) ada juga Gairaigo buatan Jepang, (5) banyak kata yang dimulai denga bunyi Dakuon, Ishida (1988:93) dalam buku Sudjianto.
b. Kerangka Teori Gairaigo dalam kosakata bahasa Jepang yang berasal dari bahasa asing merupakan istilah kata yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa Barat dan tidak termasuk kosakata dari bahasa Cina. Kata serapan tersebut sudah lazim dipakai dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya kosakata asli bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang, kata-kata dari bahasa asing mudah dikenali karena ditulis dalam aksara katakana. Pemakaian huruf katakana merupakan pemakaian huruf yang digunakan dalam serapan bahasa asing yang disebut dengan gairaigo. Kindaichi dalam Sudjianto (2004:104) bahwa gairaigo merupakan katakata yang berasal dari bahasa asing dan kemudian dipakai sebagai bahasa nasional (kakugo) dan dalam pemakaiannya memiliki aturan-aturan yang ada dalam tata bahasa Jepang termasuk dalam tata cara pengucapannya. Sementara penulisannya, gairaigo juga sudah memiliki aturan-aturan tertentu dalam bahasa Jepang.
Universitas Sumatera Utara
Tomoda (1999: 232) mengamati bahwa kosakata Jepang secara umum dapat dikategorikan ke dalam empat jenis: kata-kata yang berasal dari Jepang kuno yang disebut wago (kata-kata Jepang-based); kata-kata yang berasal dari Cina disebut kango (Cina-asal kata), kata-kata pinjaman dari bahasa lain dari gairaigo disebut Cina (secara harfiah berarti "katakata yang datang dari luar"); dan kata-kata hibrida disebut konshugo (katakata dengan komponen dari kelas yang berbeda). Ia juga mencatat bahwa sebagian
kecil
gairaigo
secara
lokal
diciptakan dari unsur-unsur bahasa Inggris dan bahwa kata-kata yang sering disebut sebagai wasei-eigo ("buatan Jepang-Inggris"). Tadjuddin
(2003)
mengemukakan
bahwa
kadar
kualitas
penguasaan bahasa tergantung pada dua faktor, yaitu: 1) sejauh mana kadar kualitas kemampuan penguasaan bahasa si penutur dalam mengungkapkan gagasan atau pikirannya, 2) sejauh mana kadar kualitas pikiran/gagasan yang hendak diungkapkannya. Kedua faktor itu saling mempengaruhi, yang satu tergantung pada yang lain. Bahasa Jepang sebagai salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di Indonesia pada saat ini memiliki keistimewaan tersendiri dalam sisitem penulisannya karena menggunakan empat perangkat huruf, yaitu: kanji, kana yang terdiri dari hiragana dan katakana, romaji . Dengan demikian, berdasarkan konsep-konsep diatas penulis akan melihat pemakaian Gairaigo pada text bacaan buku Intermediate Japanese.
Universitas Sumatera Utara
1.5
Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui padanan bahasa Jepang asli pada kelompok kata benda, kata kerja dan kata sifat pada text buku Intermediate Japanese. 2. Untuk mengetahui yang tidak mempunyai padanan bahasa Jepang asli pada kelompok kata benda, kata kerja dan kata sifat pada text buku Intermediate Japanese.
Manfaat dari hasil penelitian yang diharapkan adalah: 1. Menambah pengetahuan mengenai padanan bahasa Jepang asli pada kelompok kata benda, kata kerja dan kata sifat dalam text bacaan buku Intermediate Japanese. 2. Menambah pengetahuan mengenai yang tidak mempunyai padanan bahasa Jepang asli pada kelompok kata benda, kata kerja dan kata sifat dalam text bacaan buku Intermediate Japanese. 3. Sebagai informasi kepada para orang asing yang ingin mempelajari buku Intermediate Japanese ini sehingga memudahkan para pembaca dalam hal memahami kata yg ada pada text.
1.6
Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu metode yang digunaka oleh para penulis untuk melakukan suatu penelitian, penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menggunakan metode pustakan yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa kalimat bahasa Jepang yang bersumber dari buku-buku
Universitas Sumatera Utara
linguistik bahasa Jepang dan juga buku-buku yang mempunyai referensi tentang Gairaigo. Menurut Nasution (2001:14) metode kepustakaan adalah metode yang menggunakan beberapa aspek penting yang perlu di cari dan di gali dalam studi yang selaras dengan kegiatan penelitian antara lain: masalah yang ada, teori-teori, konsep-konsep dan penarikan kesimpulan serta saran. Menurut Nawawi (1994:77) untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan, melukiskan keadaan objek peneliti pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Metode deskriptif ini memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara