BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bahasa Mandarin adalah bahasa nasional yang digunakan masyarakat
Tionghoa untuk berkomunikasi. Bahasa ini muncul sebagai bahasa paling banyak penuturnya saat ini. Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang paling banyak digunakan oleh penduduk di muka bumi ini (Hwat, 2007: 1). Bahasa Mandarin adalah bahasa yang sangat bergantung pada nada dalam proses penetuan makna. Ketepatan nada akan mempengaruhi bunyi agar sesuai dengan konteks makna yang dimaksud oleh penutur. Bunyi-bunyi yang dihasilkan harus sesuai dengan nada-nada yang terdapat dalam setiap silabelnya. Keraf Gorys, 1978 berpendapat bahwa “Fonetik adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisis bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi dengan alat ucap manusia”. Fonetik merupakan cabang ilmu linguistik yang menelaah bunyi bahasa berdasarkan fungsinya. Kajian fonetik akustik bertumpu pada struktur fungsi bunyi-bunyi bahasa dan bagaimana alat pendengaran manusia memberikan reaksi kepada bunyi-bunyi bahasa yang di terima (Mallberg, 1963: 1). Nada atau tonal adalah unsur suprasegmental yang mempengaruhi pemaknaan dalam setiap silabelnya. Unsur suprasegmental sangat terasa dalam bunyi-bunyi bahasa Mandarin. Dalam bahasa Mandarin terdapat beberapa tipikal nada atau tonal, sehingga kemaknawian sebuah kata atau silabel dapat dimengerti bagi si penerima pesan atau informasi. Secara fonologis, bahasa Mandarin memiliki
Universitas Sumatera Utara
empat nada penuh dan satu nada tidak penuh. Adapun keempat nada penuh dan satu nada tidak penuh tersebut adalah: 1. Nada tinggi-datar (阴平yinping), cth: 妈 (mā) IPA [ma] artinya ‘ibu’. 2. Nada menaik (阳平yangping), cth: 麻 (má) [ma] artinya ‘rami’. 3. Nada turun-naik (上声shangsheng), cth:马 (mǎ) [ma] artinya ‘kuda’. 4. Nada turun (去声 qusheng), cth: 骂 (mà): marah [ma] artinya ‘marah’. 5. Nada netral: nada ini adalah nada yang dalam pengucapannya hampir tidak bernada sehingga disebut dengan nada netral atau nada tidak penuh. Contoh: 吗 (ma) [ma]: partikel Tanya dalam bahasa Manadarin. Bahasa Mandarin secara resmi menjadi bahasa ketiga sebagai bahasa internasional yang telah diakui oleh PBB. Pemilihan ini didasarkan kepada jumlah penutur bahasa tersebut sehingga membuat bahasa tersebut semakin dikenal. Nur Ismaya Septianingsih (VOANEWS: 2012) mengemukakan bahwa perkembangan media sosial yang menggunakan bahasa Mandarin berkembang dengan cepat mencapai 24% populasi online dunia. Kepopuleran bahasa Mandarin mendorong banyak pihak untuk mempelajari bahasa tersebut. Bahasa Mandarin digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang komunikasi dan bisnis. Hal ini dilatarbelakangi oleh perkembangan ekonomi negara Tiongkok yang stabil sehingga menarik banyak investor untuk menjalin hubungan perekonomian dengan Negara Tiongkok. Fenomena ini menarik banyak pelajar dari luar negeri Tiongkok untuk memperdalam pengetahuan mengenai bahasa dan budaya Tiongkok. Di Indonesia khususnya di Medan, bahasa Mandarin merupakan bahasa yang sudah mulai diajarkan di beberapa sekolah swasta seperti yayasan Pendidikan Santo Thomas, Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda, Yayasan
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan Parulian, Yayasan Pendidikan Budi Murni dan masih banyak lagi. Selain itu, bahasa Mandarin juga mulai diperkelnalkan pada tingkat Perguruan Tinggi sebagai seperti Program Studi Sastra Cina FIB USU dan STBA PIA sebagai wadah pengembangan bahasa bahasa Mandarin, Departemen D3 Bahasa Inggris FIB USU, FE Ekonomi USU, STBA Harapan, dan STIE ITMI yang telah memasukkan bahasa Mandarin sebagai matakuliah yang termasuk dalam susunan kurikulum. Bagi para pembelajar, bahasa asing memiliki poin-poin kesulitan tertentu selama proses mempelajari bahasa asing. Untuk berkomunikasi dalam bahasa Mandarin yang baik diharuskan seorang penutur dapat berbicara menggunakan nada secara benar berdasarkan standar tata bahasa Mandarin. Kesulitan-kesulitan ini berasal dari komponen-komponen dasar (artikulasi, kosa kata dan tata bahasa) dalam mempelajari sebuah bahasa khususnya bahasa asing sebagai bahasa kedua. Bunyi segmental, yaitu vokal, konsonan dan bunyi suprasegmental, yaitu nada atau tonal dalam bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin adalah bahasa nada dimana setiap silabelnya mengandung makna yang berfungsi sebagai pembeda arti. Kesulitan ini akan menimbulkan perbedaan bunyi atau nada, perbedaan bunyi atau nada tersebut akan mengakibatkan kegagalan penyampaian informasi. Kegagalan penyampaian informasi yang sering terjadi pada komunikasi lisan yang dilakukan oleh para pembelajar. Perbedaan bunyi atau nada yang diucapkan para komunikator atau para pembelajar mengakibatkan komunikasi yang tidak sinkron. Seperti contoh percakapan singkat di bawah ini: A: 你想我吗? (Apakah kamu merindukan saya?)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Tuturan Interogatif BM 你想我吗? 你
想
我
吗?
nǐ
Xiǎng
wǒ
ma
[ni]
[ɕiɑŋ]
[uo]
[mA]
saya
Rindu
kamu
apakah
Apakah kamu merindukan saya?
B: 你像我妈? (Kamu mirip Ibu saya?) Tabel 1.2 Tuturan Interogatif BM 你像我妈? 你
像
我
妈?
nǐ
Xiàng
wǒ
mā
[ni]
[ɕiɑŋ]
[uo]
[mA]
saya
Mirip
kamu
Ibu
Kamu merindukan saya?
Pada Tuturan ini penutur (A) bertanya kepada temannya (B), apakah dia (B) merindukan (A). Berdasarkan analisis, terdapat komunikasi yang tidak sinkron antara penutur (A) dan penutur (B). Kesalahan nada dilakukan oleh penutur (A). Di mana awalnya penutur (A) sehingga informasi yang ditangkap oleh (B) berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh penutur A. berikut adalah penjelasan mengenai kesalahan nada yang dilakukan dalam percakapan singkat di atas:
Universitas Sumatera Utara
Maksud awal yang ingin disampaikan oleh penutur A adalah pertanyaan mengenai perasaan rindu kepada penutur B. Namun infromasi yang ditangkap oleh penutur (B) adalah ‘kamu mirip Ibu saya’. Kegagalan komunikasi ini disebabkan oleh kesalahan pengucapan nada yang dilakukan oleh penutur (A), di mana penutur (B) menangkap 像 (xiang) pada nada yang artinya adalah ‘mirip’. Kesalahan yang sama juga dilakukan oleh penutur (A) pada silabel 吗, di mana telah terjadi kesalahan pengucapan dari nada tiga yang merupakan ‘partikel tanya’ dalam BM, sehingga setelah diucapkan berubah menjadi nada satu yaitu 妈 yang artinya adalah ‘Ibu’. Dalam proses pemaknaan sebuah silabel dalam bahasa Mandarin, peran setiap nada ini sangat penting. Nada dalam bahasa Mandarin adalah unsur fonetiknya. Sehingga nada-nada ini menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji, khususnya bagi pembelajar bahasa asing. Bahasa Mandarin adalah bahasa bunyi. Dalam komunikasi lisan, ketepatan nada atau tonal bahasa Mandarin sangatlah penting agar kegagalan penyampaian pesan/informasi dapat dihindari. Tuturan deklaratif adalah modus yang dipilih sebagai instrumen dalam penelitian ini. Tuturan deklaratif dalam bahasa Mandarin tidak terdapat dialek atau logat yang disebabkan oleh peletakkan tanda baca pada tuturan interogatif dan tuturan imperatif sehingga dapat mempengaruhi besar frekuensi pada tuturan ketika dilakukan analisis. Tuturan deklaratif adalah tuturan yang mengharapkan pemahaman pesan yang disampaikan bagi penerima pesan. Berikut adalah contoh kalimat deklaratif dalam bahasa Mandarin.
Universitas Sumatera Utara
A: 你想我妈妈。 Tabel 1.3 Tuturan Deklaratif BM 你想我妈妈 你
想
我
妈妈
nǐ
xiǎng
wǒ
mā ma
[ni]
[ɕiɑŋ]
[uo]
[mA]
saya
rindu
kamu
Ibu
Kamu merindukan Ibu saya. B: 你像我妈妈 Tabel 1.4 Tuturan Deklaratif BM 你像我妈妈 你
像
我
妈妈
nǐ
xiang
wǒ
mā ma
[ni]
[ɕiɑŋ]
[uo]
[mA]
saya
rindu
kamu
Ibu
Kamu mirip Ibu saya. Dialog singkat diatas terjadi antara penutur A dan B. Penutur A dan B bertutur dengan bunyi yang sama. Penutur A menuturkan sebuah kalimat dengan makna ‘kamu merindukan Ibu saya’ kemudian penutur B memberikan respon dengan mengulang bunyi yang sama dengan penutur A. Namun dalam percakapan singkat ini terjadi perbedaan nada pada salah satu silabel atau polisilabel yang terdapat dalam dialog tersebut. Sehingga makna yang seharusnya berubah. Makna awal yang dimaksud oleh penutur A adalah ‘xiǎng’ yang bermakna ‘rindu’. Penutur B
Universitas Sumatera Utara
menangkap kalimat tersebut menjadi ‘xiang’ yang maknanya adalah ‘mirip. Kesalahan pengucapan nada dapat memberikan respon yang berbeda dari konteks yang seharusnya, sehingga pesan yang tersampaikan dapat disampaikan dengan baik oleh kedua penutur. Fenomena ini terjadi disebabkan oleh bahasa Mandarin memiliki unsur ‘nada’ yang berfungsi sebagai pembeda makna. Fakultas Ilmu Budaya memiliki Program Studi Sastra Cina dengan jenjang strata satu (S1). Sastra Cina adalah program Studi yang telah berdiri sejak Tahun 2007 sampai dengan 2013. Perkembangan minat pembelajar setiap tahunnya mengalami peningkatan. Perkembangan yang baik ini, membuktikan bahwa bahasa Mandarin mampu menarik minat pembelajar baru. Para pembelajar ini tidak hanya berasal dari keturunan Tionghoa, para pembelajar ini didominasi oleh masyarakat pribumi yang berasal dari berbagai suku dan budaya. Latar belakang perbedaan budaya ini mempengaruhi para pembelajar yang telah terbiasa berkomunikasi dengan bahasa daerah masing-masing dalam proses pemerolehan bahasa khususnya bahasa Mandarin. Mahasiswa Sastra Cina semester VIII merupakan mahasiswa dengan latar belakang pendidikan bahasa Mandarin tingkat menengah s.d mahir, di mana para pembelajar semester VIII ini telah dibekali mengenai dasar-dasar bahasa Mandarin minimum ≥ 3 tahun. Selama masa perkuliahan, mahasiswa semester VIII telah diberikan pembekalan mata kuliah Menyimak dan Berbicara pada semester V. Matakuliah ini membahas kemampuan mendengar dan melatih kemampuan menyampaikan gagasan secara lisan berdasarkan pola-pola kalimat bahasa Mandarin, lambinglambang fonetik, tekanan ritme dan nada sebagai pembeda arti dan makna, dan
Universitas Sumatera Utara
keterhubungan antara kata dan kalimat yang diucapkan oleh penutur asli bahasa Mandarin. Mata kuliah dengan tema yang sama juga telah diberikan kepada para mahasiswa tersebut pada semester awal para mahasiswa juga telah dibekali mata kuliah yang akan membekali kemampuan mereka dengan tema yang sama yaitu ‘Mendengar Berbicara I’ pada semester I dan ‘Mendengar Berbicara II’ di semester II. Beberapa mata kuliah ini adalah modal para mahasiswa untuk melatih pendengaran dan kemudian berbicara dalam BM. Penelitian ini akan terfokus kepada pengukuran bunyi bahasa yang diucapkan oleh mahasiswa dalam Tuturan deklaratif bahasa Mandarin. Dalam penelitian ini analisis suara akan menunjukkan ciri akustik bunyi Tuturan deklaratif BM dengan menggunakan bantuan program komputer Praat untuk mengukur frekuensi sebagai salah satu ciri akustiknya. Praat adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk menganalisis suara. Program praat sering digunakan untuk menganalisis suara dengan berbagai bahasa yang ada, baik itu bahasa daerah ataupun bahasa internasional. Penelitian ini mengangkat tema mengenai nada tuturan deklaratif bahasa Mandarin oleh pembelajar bahasa Mandarin Program Studi Sastra Cina FIB-USU. Bahasa Mandarin bagi para penutur asing merupakan bahasa yang sedikit sulit untuk dipelajari. Itulah sebabnya mengapa penting sekali mempelajari nada dalam bahasa Mandarin secara lebih mendalam lagi. Itulah sebabnya penelitian ini difokuskan kepada bagian tersulit dari proses pembelajaran bahasa Mandarin ini yaitu nada. Penelitian ini akan memberdayakan program Praat untuk menganalisis nada dari segi frekuensi dalam tuturan deklaratif bahasa Mandarin.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dapat memberikan gambaran di mana letak kesalahan yang sering terjadi.
1.2
Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana frekuensi tuturan deklaratif dibandingkan antara penutur asli dan pembelajar tuturan bahasa Mandarin di FIB USU? 2. Bagaimana nada tuturan deklaratif dibandingkan antara pembelajar bahasa Mandarin di FIB USU? 3. Bagaimana pola nada tuturan deklaratif dalam bahasa Mandarin dibandingkan antara penutur asli dan pembelajar Fakultas Ilmu Budaya USU?
1.3
Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan frekuensi tuturan deklaratif bahasa Mandarin di FIB USU. 2. Mendeskripsikan nada tuturan deklaratif bagi pembelajar bahasa Mandarin di FIB USU. 3. Mendeskripsikan pola nada tuturan deklaratif dalam bahasa Mandarin para pembelajar Fakultas Ilmu Budaya USU. Cakupan penelitian ini adalah unsur suprasegmental yang terkandung dalam
bahasa Mandarin yang merupakan nada (ton bahasa Mandarin). Dalam penelitian ini semua nada akan diteliti melalui tuturan deklaratif bahasa Mandarin, sehingga dapat menjawab fenomena yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan bahasa Mandarin khususnya bagi perkembangan metode pengajaran bahasa Mandarin dalam kajian ilmu fonologi. Penelitian dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan yaitu para peneliti kajian fonetik akustik secara umum dan khususnya para peneliti yang merasa tertarik untuk menelaah bahasa Mandarin secara fonologi. Sehingga temuan dan hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat.
1.4.2 Manfaat Praktis Selain manfaat teoritis, sebuah penelitian hendaknya memiliki manfaat secara praktis. Secara praktis, penelitian ini memiliki masukan yang berarti bagi para pembelajar bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua di Program Studi Sastra Cina FIB-USU dalam bidang pembelajaran bahasa Mandarin. 1.5
Defenisi Istilah
1.5.1 Fonetik akustik adalah ilmu yang melibatkan pengkajian gelombang udara yang membawa bunyi ke telinga. Fonetik akustik merupakan aspek kedua yang dikaji setelah fonetik artikulasi. Fonetik akustik melibatkan ciri fisikal ucapan bahasa. Fonetik akustik adalah ilmu linguistik yang melibatkan ciri fisik dari ucapan suatu bahasa. Ciri fisik ini adalah nada, durasi, dan intensitas. Final atau inisial yang bersuara akan menghasilkan makna
Universitas Sumatera Utara
tertentu jika terletak pada ketinggian nada tertentu. Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi. 1.5.2 Fonem suparsegmental adalah satuan bunyi atau nada yang berupa tekanan, nada atau jeda yang fonemis. Dalam Bahasa Mandarin, nada adalah komponen suprasegmental. Nada-nada ini sangat mempengaruhi proses pemerolehan arti bagi seorang penutur dan pendengar dalam suatu kegiatan komunikasi yang menggunakan bahasa Mandarin sebagai media. 1.5.3 Tuturan deklaratif adalah tuturan yang memberikan sesuatu informasi kepada penerima pesan. Tindak tutur deklaratif memiliki pengertian bahwa segala tindak tutur yang berisi sebuah pernyataan maupun pemaknaan. 1.5.4 Frekuensi dalam sintesis ucapan, pola frekuensi dasar ucapan sangat menentukan
intonasi
ucapan.
Frekuensi
dasar
atau
frekuensi
fundamental (fundamental frequency) merupakan salah satu ciri yang menentukan suara ucapan selain timbre atau warna suara. Frekuensi dasar menentukan tinggi rendah nada (pitch) sedangkan timbre menentukan karakter suara, yang membedakan suara seorang dengan yang lain.
1.6
Hipotesis Selama menulis penelitian ini, peneliti telah melakukan observasi awal dengan merekam suara mahasiswa semester VIII dan melakukan wawancara dengan dosen yang mengajar di Program Studi Sastra Cina FIB-USU
Universitas Sumatera Utara
mengenai keadaan kelas. Maka setelah melakukan observasi awal dan wawancara dengan penutur asli yang juga dosen yang mengajar para mahasiswa tersebut, peneliti merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut: a. Perubahan nada yang terjadi karena pengaruh pertemuan dua silabel atau lebih, perubahan nada ini mengakibatkan peluang terjadinya kesalahan yang diucapkan oleh mahasiswa ketika berkomunikasi secara lisan. b. Perubahan nada yang terjadi pada nada dua dan nada tiga. Hal ini disebabkan karena mahasiswa kemiripan kedua nada tersebut sehingga membingungkan pembelajar dalam pengucapan kedua nada tersebut. c. Perubahan bunyi nada dalam bahasa Mandarin (BM) juga terjadi pada nada yang mengalami reduplikasi. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perubahan bunyi nada pada silabel-silabel yang bertemu sehingga memungkinan peluang terjadinya kesalahan.
1.7
Kalimat Target Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan beberapa Tuturan target.
Tuturan target dalam penelitian ini adalah Tuturan deklaratif yang terdiri atas komponen nada-nada dalam bahasa Mandarin. Nada-nada tersebut adalah nada satu s.d nada empat dan nada-nada yang mengalami perubahan pengucapan nada yang diakibatkan oleh pertemuan dua silabel atau lebih. Adapun yang menjadi Tuturan target yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. 今天妈妈要去北京。 Tabel 1.5 Kalimat Target I Tuturan Deklaratif BM 今天妈妈要去北京 今天
妈妈
要
去
北京
[ʨin] [t̒ ̒ iæn]
[mAmA]
[iɑʊ]
[ʨ̒ u]
[pəɪ] [ʨ iŋ]
Jīntiān
māma
yào
qù
běijīng
hari ini
Ibu
akan
Pergi
Beijing
Hari ini Ibu akan pergi ke Beijing
2. 妈妈在苏北大学中文系做语法。 Tabel 1.6 Kalimat Target II Tuturan Deklaratif BM 妈妈在苏北大学中文系做语法 妈妈
在
苏北
māma
zài
[mA]
[ʦ
[su]
[mA]
aɪ]
Ibu
di
大学
中文
系
教
语法
zhōngwén
xì
jiao
yǔfǎ
[tA]
[tʂ uŋ]
[ɕi]
[ʨ
[ü]
[p əɪ]
[ɕue]
[uən]
iau]
[fA]
Suma
Unive
Sastra
Juru
bek
tataba
tera
rsitas
Cina
san
erja
hasa
sū běi dàxué
Utara Ibu mengajar tatabahasa di Jurusan Sastra Cina USU.
3. 老师让吵架的同学先冷静冷静
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.7 Kalimat Target II Tuturan Deklaratif BM 老师让吵架的同学先冷静冷静 老师 [lɑʊ]
让
吵架
的
同学
先
冷静
冷静
[ʐɑŋ]
[tʃɑʊ]
[tɤ]
[t̒ ̒ ɵŋ]
[ɕiæn]
[ləŋ] [ʨ
[ləŋ] [ʨ
iŋ]
iŋ]
[ʂi] Lǎoshī Guru
[ʨiA] ràng
chǎojià
membiarkan bertengkar
[ɕue] de
tóngxué
xiān
partikel
siswa
terlebih
kepunyaan
lěngjìng lěngjìng diam
diam
dulu
Guru menenangkan siswa yang sedang bertengkar.
BAB II
Universitas Sumatera Utara