1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bahasa pertama, bahasa kedua, dan bahasa asing yang digunakan di setiap
negara mempunyai kedudukan yang berbeda-beda mengenai bahasa di setiap negara tersebut, khususnya pada bahasa Inggris yang berperan sebagai bahasa internasional. Di negara Indonesia terdapat berbagai macam bahasa, yang terdiri atas bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris yang berperan sebagai bahasa asing, sedangkan kedudukan bahasa daerah di Indonesia ialah sebagai bahasa ibu (mother tongue) yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Bahasa kedua adalah bahasa Indonesia yang digunakan pada saat situasi formal pada saat pemakai bahasa tersebut berada di lingkungan pemerintahan atau sekolah, sedangkan bahasa Inggris merupakan bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris dipandang sebagai bahasa asing di dalam mata pelajaran di tingkat sekolah taman kanak-kanak sampai pada jenjang yang lebih tinggi, yaitu universitas. Hal itu berbeda dengan negara tetangga, seperti Singapura yang lebih maju dalam penguasaan berbahasa Inggrisnya karena bahasa Inggris menjadi bahasa kedua di Singapura sehingga mereka lebih terbiasa dan fasih menggunakan bahasa tersebut (Richards, 1974). Bahasa Inggris di Indonesia juga bisa disebut sebagai bahasa asing yang merupakan suatu bentuk pemerolehan dan disertai dengan pembelajaran bahasa, dan setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda dalam berbahasa
2
Inggris karena bisa ditinjau dari latar belakang pemerolehan dan pembelajaran bahasa setiap individu tersebut. Berkaitan dengan pembelajaran struktur sintaksis bahasa Inggris, selain dari faktor latar belakang mengenai bahasa yang tersebut di atas, di dalam penggunaannya sering terdapat pengaruh dari bahasa Indonesia atau bahasa daerah untuk menerapkan pembentukan kalimat yang baik dan benar dalam bahasa Inggris. Perlu diketahui bahwa murid atau siswa sampai jenjang yang lebih tinggi pun, seperti mahasiswa sangat tidak mengerti atau mempunyai masalah dengan pembelajaran struktur frasa dan kalimat bahasa Inggris. Hal ini disebabkan oleh pondasi yang tidak kuat di awal pembelajaran bahasa asing tersebut, khususnya menyangkut semua hal yang berhubungan dengan struktur movement. Struktur movement adalah perpindahan suatu unsur kata di dalam kalimat yang beranjak dari pola awal bentuk aslinya atau deep structure ke dalam bentuk yang sudah diterapkan atau surface structure (Akmajian, 1975:230). Struktur movement atau perpindahan unsur kata di dalam kalimat akan terjadi menurut fungsi kalimat tersebut sebagai kalimat tanya, seru dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh pada saat pemakaian bahasa Inggris, secara tidak sadar mahasiswa mendapat pengaruh dari bahasa pertama mereka sehingga muncul adanya kesalahan berbahasa terhadap unsur-unsur kata yang dipakainya di dalam kalimat. Persoalan movement disebabkan oleh tidak mengertinya pengguna bahasa, khususnya bahasa Inggris dengan urutan susunan setiap unsur kata di dalam kalimat, misalkan pada unsur kata benda, kata kerja, kata sifatnya dan unsur-unsur kata lainnya. Contohnya, pada kalimat tanya bahasa Indonesia yang dikontraskan dengan kalimat tanya bahasa Inggris maka akan terlihat perbedaan
3
pola struktur kalimat yang berbeda, terutama ada unsur kata dalam bahasa Inggris yang tidak dimiliki bahasa Indonesia khususnya pada saat membuat kalimat tanya sebagai berikut, a. Apa hobimu? b. What is your hobby? Pada contoh kalimat di atas, kalimat tanya bahasa Indonesia (a) tidak mempunyai unsur kata is seperti kalimat tanya bahasa Inggris (b), karena di dalam bahasa Inggris harus menyertakan to be atau kata kerja bantu di depan kalimat jika kalimat tersebut dalam bentuk negatif atau kalimat tanya. Secara universal bahasa Inggris mempunyai kedudukan sebagai bahasa kedua. Hal ini sering diungkapkan bahwa pembelajaran bahasa kedua adalah sama dengan pemerolehan bahasa pertama, pernyataan tersebut berdasarkan pada tiga pembelajaran yang paralel, yakni: (1) imitasi, pengulangan, dan latihan yang meliputi beberapa tingkatan bahasa pertama dan pembelajaran bahasa kedua; (2) pemahaman; (3) kemampuan mendengar dan berbicara, membaca dan menulis (Titone, 1984). Pernyataan terhadap pembelajaran bahasa kedua adalah sama halnya dengan pemerolehan bahasa pertama yang sudah dipengaruhi, terutama oleh model behavior pemerolehan bahasa. Model ini menekankan pada pentingnya lingkungan, latihan dihafalkan tanpa berpikir, pembiasaan, penguatan, mengondisikan, dan gabungan pengajaran dan pembelajaran bahasa kedua. Pada sisi lain, para ahli teori kognitif berpendapat bahwa ada banyak keganjilan antara perkembangan bahasa pertama dan pembelajaran bahasa kedua. Pembelajaran bahasa kedua merupakan proses kompleks yang meliputi lingkungan di dalam
4
ruangan kelas (atau konteks pembelajaran) yang berupa peniruan dan penghafalan, sebaik strategi dalam pembelajaran kognitif. Hal tersebut berkaitan dengan strategi dalam proses pemerolehan bahasa asing yang diterapkan dalam lingkungan sekolah di negara Indonesia. Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan itu terjadi karena adanya perubahan sosial, ekonomi, dan budaya. Perkembangan bahasa yang cukup pesat terjadi pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontak pada bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lainnya dapat menyebabkan suatu bahasa terpengaruh oleh bahasa yang lain. Proses saling memengaruhi antara bahasa yang satu dan bahasa yang lain tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai bagian integral kebudayaan tidak dapat lepas dari masalah di atas. Saling memengaruhi antarbahasa pasti terjadi, misalnya, kosakata bahasa yang bersangkutan karena kosakata itu memiliki sifat terbuka. Berdasarkan pemikiran Weinrich yang termuat pada (Chaer dan Agustina 1995:159) kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur yang sama secara bergantian. Dari kontak bahasa itu terjadi transfer atau pemindahan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain yang mencakup semua
tataran.
Sebagai
konsekuensinya,
proses
pinjam-meminjam
dan
memengaruhi terhadap unsur bahasa yang lain tidak dapat dihindari. Suwito (1985:39-40) mengatakan bahwa apabila dua bahasa atau lebih digunakan secara bergantian oleh penutur yang sama, dapat dikatakan bahwa bahasa tesebut dalam keadaan saling kontak. Dalam setiap kontak bahasa terjadi proses saling
5
memengaruhi antara bahasa satu dan bahasa yang lain. Sebagai akibatnya, interferensi akan muncul, baik secara lisan maupun tertulis. Adanya kedwibahasaan juga akan menimbulkan adanya interferensi dan integrasi bahasa. Interferensi bahasa adalah penyimpangan norma kebahasaan yang terjadi dalam ujaran dwibahasawan karena keakrabannya terhadap lebih dari satu bahasa, yang disebabkan oleh adanya kontak bahasa. Selain kontak bahasa, faktor penyebab timbulnya interferensi berdasarkan Weinrich (Sukardi 1999:4) adalah tidak cukupnya kosakata suatu bahasa dalam menghadapi kemajuan dan pembaharuan. Selain itu, juga menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan, kebutuhan sinonim, dan prestise bahasa sumber. Kedwibahasaan peserta tutur dan tipisnya kesetiaan terhadap bahasa penerima juga merupakan faktor penyebab terjadinya interferensi. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting dan berguna untuk mengetahui bentuk atau memformat pikiran akan pola susunan bahasa asing. Untuk itu, peran psikolinguistik juga sangat berpengaruh dalam kegiatan berbahasa, khususnya dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa asing. Psikolinguistik bukan penyebab, melainkan menjadi faktor yang menentukan seseorang lancar dalam menggunakan bahasa, khususnya bahasa yang baru dipelajarinya. Dalam memaknai pokok penelitian yang terdapat beberapa permasalahan di atas, terdapat suatu ilmu yang menjembatani suatu kasus yang ada, khususnya dalam kegiatan pemerolehan dan pembelajaran bahasa asing, yang dimaksud adalah bidang ilmu psikolinguistik. Psikolinguistik sendiri merupakan ilmu yang
6
membahas perpaduan antara psikologi dan linguistik, bidang ilmu tersebut melihat dari segi perpaduan kegiatan yang berhubungan dengan mental dan dari segi bahasa. Hal itu adalah faktor eksternal bahasa, tetapi juga sangat memegang peranan penting dalam sebuah proses pendidikan bahasa, selain itu ilmu psikolinguistik juga berperan dalam menjelaskan faktor penyebab interferensi struktur bahasa yang diperoleh dari hasil wawancara dengan mahasiswa yang memiliki perbedaan motivasi di dalam proses pembelajaran bahasa asing. Selanjutnya, ilmu sintaksis juga sangat berperan penting di dalam menjelaskan struktur movement yang digunakan oleh mahasiswa dalam membuat struktur kalimat dengan kaidah sintaksis. Struktur movement terdiri atas noun phrase movement, I (subject auxiliary inversion) movement, dan verb movement, khususnya movement yang terjadi pada kalimat tanya bahasa Inggris atau WHQuestions yang mengacu pada I movement (subject verb inversion), yaitu pembalikan unsur kata antara subjek dan verba yang terjadi pada proses pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris WH-Questions. Dalam pembelajaran bahasa ditemukan banyak hal yang berbeda antara bahasa yang satu dan bahasa lainnya. Perlu adanya suatu sistem pendekatan untuk mempermudah dalam pembelajaran bahasa asing. Proses berbahasa tersebut juga berkaitan dan dipengaruhi oleh kegiatan atau proses berpikir dalam otak atau mental. Peristiwa kontak bahasa dan kontak budaya dalam diri seorang individu bersama dampaknya dapat terlihat melalui kerangka proses di bawah ini. Peristiwa yang tergambar dalam kasus ini terdapat dalam diri setiap dwibahasawan. Sifat
7
kontak bahasa dan budaya dalam diri seorang dwibahasawan akan mudah terlihat melalui tindak tutur dan tindak aksinya. Interferensi dan kesalahan berbahasa, baik yang terjadi pada bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dapat dijadikan indikator untuk menemukan perbedaan kaidah dan sistem pemakaian antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pendekatan kontrastif dalam pembelajaran akan membantu kepada pemahaman dan ketrampilan guru. Interferensi sendiri lahir apabila pemakai suatu bahasa Inggris melakukan kesalahan di dalam penerapan strukturnya. Oleh karena itu, proses pembelajaran bahasa asing sangat penting terutama ketika pemelajar mempelajari mengenai strukur bahasa yang diterapkan dalam tulisan dan secara tidak langsung akan terjadi proses penerjemahan di dalamnya yang dapat menimbulkan interferensi.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut. a.
Bagaimana interferensi struktur bahasa Indonesia dalam penggunaan jenisjenis WH-Questions bahasa Inggris?
b.
Apa penyebab terjadinya interferensi struktur bahasa Indonesia dalam penggunaan WH-Questions bahasa Inggris?
8
1.3
Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, ada dua tujuan yang perlu
diformulasikan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus, kedua tujuan tersebut dijelaskan seperti berikut.
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan serta mempermudah proses penerapan struktur kalimat, khususnya pada struktur WH-Questions dalam pembelajaran bahasa Inggris dan menerapkan strategi atau pendekatan analisis kontrastif dalam proses tersebut dengan cara membandingkan atau mengontraskan antara struktur kalimat tanya bahasa Indonesia dan struktur kalimat tanya bahasa Inggris untuk menghindari interferensi penggunaan WH-Questions bahasa Inggris tersebut sehingga penggunaan struktur WH-Questions dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah oleh mahasiswa.
1.3.2 Tujuan Khusus Penulisan tesis ini mempunyai tujuan sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penelitian, seperti berikut. a.
Dapat menjelaskan struktur WH-Questions bahasa Inggris yang mengalami interferensi bahasa Indonesia
b.
Untuk menjelaskan penyebab terjadinya interferensi penggunaan struktur WH-Questions bahasa Inggris.
9
1.4
Manfaat Penelitian Dalam manfaat penelitian ini terdapat dua manfaat yang meliputi manfaat
praktis dan manfaat teoretis. Kedua manfaat penelitian itu diuraikan seperti berikut.
1.4.1 Manfaat Praktis Struktur sintaksis movement bahasa Inggris sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui pola susunan yang merujuk pada pembentukan berbagai macam WH-Questions dalam struktur kalimat tanya bahasa Inggris agar terhindar dari adanya interferensi penggunaan struktur WH-Questions bahasa Indonesia. Bagi tenaga pengajar, baik guru maupun dosen sangat bermanfaat untuk bisa menerapkan dan memperluas pengetahuan terhadap struktur WHQuestions tersebut sebagai bahan ajar yang efektif.
1.4.2 Manfaat Teoretis Materi yang disajikan dalam tesis ini bermanfaat agar mahasiswa pemelajar bahasa Inggris lebih mengetahui mengenai penggunaan unsur kata yang terdapat dalam struktur kalimat tanya bahasa Inggris seperti pemakaian to be, auxiliary, dan modal yang tidak terdapat pada struktur kalimat tanya bahasa Indonesia. Selanjutnya, juga bermanfaat untuk meningkatkan motivasi mahasiswa dan meluruskan tujuan mereka dalam belajar bahasa Inggris agar terhindar dari hal-hal yang menjadi penyebab interferensi pada saat pemakaian struktur kalimat tanya WH-Questions bahasa Inggris.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
2.1
Kajian Pustaka Pada bab kajian pustaka ini peneliti memberikan beberapa pernyataan
yang berkaitan dengan interferensi yang terjadi pada pemelajar bahasa Inggris ketika pemelajar tersebut menerapkan pemakaian bahasa Inggris tulis dalam bentuk kalimat tanya. Bahan tulisan ilmiah dan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menjadi acuan dan mengilhami kembali untuk mengkaji masalah interferensi terhadap penggunaan bahasa Inggris. Berikut beberapa sumber pernyataan tersebut. Penelitian berjudul “Interferensi Bahasa Ibu dalam Berkomunikasi Tulis Mahasiswa Sastra Inggris di Bali” (Sudipa, dkk. 2010) yang menemukan bahwa interferensi bahasa ibu terjadi pada bidang-bidang kebahasaan: a. pemilihan kosakata secara sintaksis; b. pemakaian kosakata secara semantik; c. pengurutan kata; d. penyusunan kalimat; e. penggunaan kopula BE; f. penerapan kaidah bahasa; g. redundansi; h. terjemahan langsung. Selain temuan dalam bidang kebahasaan, hasil wawancara dengan para mahasiswa sebagai penulis karangan, terutama yang banyak mengalami deviasi penggunaan, pemakaian dan pengurutan kosakata, menunjukkan bahwa mereka merasa kurang pemahaman ‘lack of knowledge’ pada beberapa aspek kebahasaan sehingga terjadi a. direct translation dan b. overgeneralization.
11
Hasil penelitian berjudul “Interferensi Bahasa Indonesia dalam Penulisan Abstrak Bahasa Inggris pada Jurnal Penelitian ‘Sejarah dan Nilai Tradisional” (Sudipa, 2009). Dalam penelitian ini diamati 11 abstrak berbahasa Inggris yang dimuat dalam Jurnal Penelitian, Sejarah dan Nilai Tradisional, edisi Juni 2009, No. 31/X/2009. Pendekatan dalam analisis hasil penelitian tersebut adalah analisis kesalahan yang menemukan sejumlah kesalahan yang bisa dikategorikan 1). pemilihan dan penggunaan kosakata dalam kalimat yang kurang tepat secara sintaksis dan semantik sehingga mencirikan bahasa Inggris mereka yang substandar; 2). masih ditemukan menggunaan Preposisi bahasa Inggris yang berlebihan, yang sepantasnya tidak perlu sehingga bernuansa mubazir ‘redundant; 3). ditemukan sejumlah kesalahan kecil ‘minor mistakes’ seperti kealpaan menggunakan sufiks –s, yang ternyata prinsip sekali sebagai indikasi terjadi interferensi bahasa Indonesia karena dalam bahasa Indonesia tidak dikenal sufiks –s di akhir kata. Pada prinsipnya, secara umum hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penggunaan bahasa Inggris oleh para penulis abstrak di Jurnal ini sudah cukup memadai, terbukti dari temuan kesalahan jumlahnya relatif sedikit. Penelitian ini tentu sangat relevan dan menjadi acuan untuk menggali lebih banyak interferensi yang terjadi pada pemakaian bahasa Inggris tulis. Hasil penelitian para pakar mengenai motivasi dalam pembelajaran bahasa kedua ini memang sangat berbeda dan berlainan. Gardner dan Lambert (1959) yang mengadakan penelitian di Monterial menyatakan bahwa motivasi integratif lebih penting dari motivasi instrumental. Namun dalam penelitian mereka yang lain (Gardner dan Lambert, 1972) terbukti tidak ada hubungan
12
signifikan antara motivasi integratif dengan penguasaan bahasa. Chihara dan Oller (1972) yang meneliti pembelajaran bahasa inggris di jepang, menyimpulkan adanya sedikit korelasi antara sikap dan kemampuan berbahasa. Sedangkan hasil penelitian Lukmani (1972) menyimpulkan bahwa motivasi instrumental lebih berperan dari pada motivasi integratif. Hasil penelitian Lukmani ini didukung oleh hasil penelitian Gardner dan Lambert (1972) di Philipina (Theresia Rettob, 1990). Ravem (1974) menjelaskan bahwa pembuktian hasil sebuah analisis mengenai penggunaan WH-Questions pada tuturan anak dan analisis yang dibuat untuk menetapkan tuturan secara spontan pada anak dan dikaji dengan menggunakan aturan transformasi, yang menyatakan bahwa tata bahasa transformasi telah membentuk kompetensi seorang anak. Pembahasan Kamal (2008) penelitian mengenai perlunya pengajaran bahasa Inggris pada generasi muda karena bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional dan dipakai di berbagai jenjang pendidikan. Dengan demikian hasil penelitian ini berkaitan dengan munculnya metode pendekatan yang digunakan oleh pendidik untuk mempermudah proses pembelajaran bahasa Inggris. Untuk itu, sesuai dengan pendekatan kontrastif yang digunakan sangat baik bila diterapkan sejak dini kepada pembelajar bahasa Inggris agar mahasiswa lebih paham format struktur movement bahasa Inggris yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Selain
itu,
menurut
Sanga
(2008),
penelitian
mengenai
proses
pembelajaran bahasa kedua dalam hal ini bahasa Inggris diajarkan dengan menggunakan pendekatan analisis kontrastif, hasil dari penelitian tersebut yang
13
nantinya akan ada interferensi antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris pada proses pembelajaran khususnya pada masyarakat bilingual. Pembelajaran bahasa mengacu pada proses pemerolehan bahasa kedua (B2) setelah seorang kanak-kanak memperoleh bahasa pertamanya (B1). Para pakar menyebutnya dengan istilah pembelajaran bahasa (language learning) dan pemerolehan bahasa (language acquisition) (Abdul Chaer, 2003:242). Interferensi berbeda dengan integrasi. Integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap sudah menjadi bagian dari bahasa tersebut, serta tidak dianggap sebagai unsur pinjaman atau pungutan (Chaer dan Agustina 1995:168). Senada dengan itu, Jendra (1991:115) menyatakan bahwa dalam proses integrasi unsur serapan itu telah disesuaikan dengan sistem atau kaidah bahasa penyerapnya, sehingga tidak terasa lagi sifat keasingannya. Dalam hal ini, jika suatu unsur serapan (interferensi) sudah dicantumkan dalam kamus bahasa penerima, dapat dikatakan bahwa unsur itu sudah terintegrasi. Jika unsur tersebut belum tercantum dalam kamus bahasa penerima, berarti bahasa tersebut belum terintegrasi. Suwito (1983:54), seperti halnya Jendra juga memandang bahwa interferensi pada umumnya dianggap sebagai gejala tutur (speech, parole), hanya terjadi pada dwibahasawan dan peristiwanya dianggap sebagai penyimpangan. Interferensi dianggap sebagai sesuatu yang tidak perlu terjadi karena unsur-unsur serapan yang sebenarnya telah ada padanannya dalam bahasa penyerap, sehingga cepat atau lambat sesuai dengan perkembangan bahasa penyerap, diharapkan makin berkurang atau sampai batas yang paling minim. Interferensi merupakan gejala perubahan terbesar, terpenting dan paling dominan dalam bahasa (Hockett dalam Suwito, 1983:54). Dari pendapat hockett tersebut perlu dicermati bahwa gejala kebahasaan ini perlu mendapatkan perhatian besar. Hal ini disebabkan interferensi dapat terjadi di semua komponen kebahasaan, mulai bidang tatabunyi, tatabentuk, tatakalimat, tatakata, dan tatamakna Berdasarkan hal tersebut
14
dapat dijelaskan bahwa dalam proses interferensi ada tiga hal yang mengambil peranan, yaitu: (1) bahasa sumber atau bahasa donor (2) bahasa penyerap atau resipien (3) unsur serapan atau importasi. Ellis (1986:215) dalam Abdul Chaer menyebutkan bahwa ada dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe naturalistik dan tipe formal di dalam kelas, sehubungan dengan tipe naturalistik terdapat sebuah pendekatan yang disebut pendekatan alamiah, pendekatan alamiah merupakan salah satu pendekatan dalam pengajaran bahasa yang bertujuan mengembangkan kemampuan pembelajaran dalam menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dari hasil penelitian ini, peneliti akan membahas atau membatasi penulisan ini pada pembelajaran bahasa yang mengacu pada pendidikan formal, yakni khususnya pada mahasiswa. Salah satu cara yang tepat dalam melakukan proses pembelajaran B2 yang jauh berbeda susunan sintaksisnya dengan B1, yaitu dengan memakai pendekatan analisis kontrastif. Charles C. Fries (1945) menyarankan bahwa betapa pentingnya linguistik kontrastif dalam pengajaran bahasa asing. Konsep inilah yang mendorong Robert Lado (1957) mengembangkan analisis kontrastif dalam pengajaran bahasa. Konsep Robert Lado itu dituangkan dalam bukunya berjudul Linguistics A Cross Cultures; Applied Linguistics for Language Teachers (1957). Tiga tahun setelah terbitnya buku ini diadakan Konferensi Meja Bundar di Washington D.C. yang bertemakan “Contrastive Linguistics and its Pedagogical Implication” Jemas E. Alatis (1968). Kegiatan yang sama diulangi lagi pada tahun 1971 di Hawaii. Kegiatan-kegiatan ini memperkuat kedudukan Analisis Kontrastif dalam bidang linguistik, khususnya sebagai pendekatan dalam pengajaran bahasa di sekolah.
15
Robert Lado, dalam bukunya tersebut di atas (1957:59) menjelaskan bahwa berdasarkan kemiripan dan perbedaan B1 dan B2 maka tingkat kesulitan belajar siswa dapat dikelompokkan atas dua, yakni: sulit dan mudah. Jadi, untuk lebih mempermudah penguasaan B2 tersebut, diperlukan penerapan awal mengenai pendekatan kontrastif ini. Penulis menganalisis pentingnya penggunaan movement dalam struktur sintaksis pada mahasiswa sejak awal, karena bidang sintaksis atau struktur ini merupakan salah satu kesulitan utama yang dihadapi oleh pembelajar bahasa kedua B2, bertolak dari kesulitan, Carl James mencatat pendapat Stockwell dkk (1965) yang membicarakan dua kesulitan utama yakni kesulitan dalam bidang fonologi dan kesulitan dalam bidang struktur sintaksis. Peneliti menggarisbawahi perbedaan pada aspek pemerolehan bahasa yang ditinjau dari segi manfaat teori UG dan PB2 untuk membedakan konsep antara pemerolehan bahasa pertama PB1 dengan konsep pemerolehan bahasa kedua PB2. Secara intuitif bisa dikatakan proses PB1 tidaklah sama dengan proses PB2 (Nasanius, 2007:169). Misalnya, dapat dilihat bahwa semua anak yang normal pasti menguasai B1, sedangkan tidak semua pemelajar B2 menguasai B2. Seperti telah dibahas sebelumnya, linguis generatif berpandangan bahwa proses PB1 dipandu oleh UG. Kalau proses PB1 tidak sama dengan proses PB2, tentunya kesimpulan yang logis adalah di dalam proses PB2, UG tidak memegang peranan. Akan tetapi, ada juga pandangan bahwa proses PB2 mirip dengan proses PB1, yaitu kedua proses ini sama-sama bertujuan untuk membentuk mental grammar (yaitu mental grammar B2 dalam proses PB2 dan mental grammar B1 dalam
16
proses PB1). Dengan memperhatikan kedua pandangan ini, Cook (1988) berpendapat bahwa ada empat kemungkinan peranan UG dalam PB2. a.
No access hypothesis Menurut hipotesis ini, PB2 tidak melibatkan UG. Pemelajar B2
memanfaatkan cara lain dalam proses PB2, misalnya keterampilan memecahkan masalah. b.
Indirect access hypothesis Menurut hipotesis ini, UG tidak terlibat langsung dalam PB2. Pemelajar
bahasa kedua mengakses UG lewat B1. c.
Partial access hypothesis Menurut hipotesis ini, ada sejumlah aspek dari UG yang masih tersedia
bagi pemelajar B2 dan ada yang tidak. Sejumlah asas mungkin masih tersedia, tetapi sejumlah setting dari parameter mungkin tak bisa dikutak-katik lagi. d.
Full access hypothesis Menurut hipotesis ini UG diakses secara langsung dalam PB2. Dengan
kata lain, sama halnya dengan PB1, PB2 juga dipandu oleh UG. Sejumlah peneliti PB2 (misalnya, Hawkins et al 1993; Schwartz and Sprouse 1996; Epstein et al. 1996; Grondin and White 1996; White 2003) berpendapat bahwa UG diakses secara penuh oleh para pemelajar B2 dalam upaya mereka membentuk mental grammar B2. Yang membedakan mereka dengan pemelajar B1 hanyalah masalah praktis, yaitu tidak seperti pemelajar B1, pemelajar B2 tidak mendapat waktu yang cukup untuk mengecap asupan data B2 sehingga mental grammar B2 yang dibangun dengan panduan UG tidaklah sesempurna mental grammar B1. Dengan
17
cara pandang seperti ini, penganut pendekatan UG dapat menjelaskan mengapa para pemelajar B2 banyak menggunakan properties sintaksis dari B1 mereka, yaitu karena kurang mengecap asupan data B2, para pemelajar B2 terpaksa harus mengandalkan mental grammar B1 mereka ketika berupaya membentuk kalimatkalimat B2. (Hawkins 2001: 71). Seperti disebutkan sebelumnya, salah satu perbedaan yang kasat mata antara proses PB1 dengan proses PB2 berkaitan dengan capaian pemelajar, yaitu anak yang normal pasti menguasai B1, sedangkan tidak semua pemelajar B2 menguasai B2. Masalah capaian pembelajar pada proses PB2 merupakan isu yang sangat penting untuk dikaji: Mengapa pemelajar tertentu lebih berhasil daripada pemelajar lainnya? Pendekatan UG harus dapat menawarkan kemungkinan jawaban bagi isu ini (Saville-Troike 2006). Misalnya: a). Apakah perbedaan capaian ini disebabkan oleh perbedaan tingkat pengaksesan UG oleh para pemelajar B2? b). Apakah perbedaan capaian ini disebabkan oleh perbedaan kualitas asupan data B2 yang diterima pemelajar B2? c). Apakah keberhasilan pemelajar B2 karena mereka ini lebih jeli dibandingkan rekannya dalam mengidentifikasi ketaksesuaian antara data B2 dengan setting parameter B1 sehingga B2 mereka terhindar dari fitur-fitur B1? d). Atau faktor-faktor lain seperti kadar motivasi atau strategi belajar yang menjadi sumber perbedaan capaian masing-masing pemelajar B2?
18
Penelitian dari beberapa ahli bahasa menghasilkan pernyataan yang sama mengenai pemerolehan dan pembelajaran bahasa, sama halnya dengan Piaget, Chomsky juga tidak pernah memperkenalkan teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa secara khusus. Namun, karena teori linguistik yang diperkenalkannya (1957, 1965, 1968) dan juga artikel ulasannya mengenai buku Skinner (“Verbal Behavior”, 1957) dalam Language (1959) telah mengubah secara drastis perkembangan psikolinguistik, maka satu teori pemerolehan dan pembelajaran bahasa telah dapat disimpulkan dari teori generatif transformasinya yang kini dikenal dengan nama teori genetik kognitif. Teori ini digolongkan ke dalam kelompok teori kognitif karena teori ini menekankan pada otak (akal, mental) sebagai landasan dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa. Chomsky (1959) dengan keras menentang teori pembiasaan operan dalam pemerolehan bahasa yang dikemukakan Skinner. Menurut Chomsky tidaklah ada gunanya sama sekali untuk menjelaskan proses pemerolehan bahasa tanpa mengetahui dengan baik apa sebenarnya bahasa sebagai benda yang sedang diperoleh itu. Untuk dapat menerangkan hakikat proses pemerolehan bahasa, di samping memahami apa sebenarnya bahasa itu, kita tidak boleh menyampingkan pengetahuan mengenai struktur-dalam organisme (manusia). Analisis yang digunakan dalam tesis ini juga menggunakan suatu pendekatan yang mengacu pada analisis kontrastif. Berikut merupakan pernyataan dari (William Nemser, 1971) mengenai sistem pendekatan bagi pembelajar bahasa asing. Sistem
bahasa
yang dijabarkan dalam
hubungan
situasi
dapat
diklasifikasikan menurut fungsinya sebagai berikut: Bahasa target atau sasaran
19
adalah bahasa yang mereka pelajari. Bahasa sumber merupakan bahasa asli dari pembelajar, yang menjadi sumber dari interferensi (penyimpangan dari aturan bahasa target). Sistem pendekatan ialah penyimpangan atau interferensi sistem linguistik yang digunakan oleh pembelajar untuk menggunakan bahasa target. Sistem pendekatan tersebut sangat bervariasi jenisnya sesuai dengan tingkat kepandaian pembelajar itu dan pengalaman pembelajar (meliputi sistem penulisan bahasa target), fungsi komunikasi, karakter pembelajaran. Kebiasaan tutur pembelajar bahasa telah disusun secara terstruktur dan hubungan situasi seharusnya diuraikan tidak hanya mengacu pada bahasa asli dan bahasa target pembelajar, tetapi mengacu pada sistem dari seorang pembelajar bahasa tersebut. Teori analisis kontrastif mencoba untuk memprediksi dan menerangkan kebiasaan pembelajar dengan mengacu pada persamaan dan perbedaan antara bahasa asli dan bahasa target dan dipandang dari sudut sistem ini. Teori ini juga menunjukkan suatu strategi bagi ilmu dalam pembelajaran bahasa. Dalam hal ini pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan analisis kontrastif yang mengacu pada analisis kesalahan, yaitu dua model bahasa yang berbeda dapat dijelaskan dengan fitur atau ciri tertentu dari bahasa berdasarkan struktur movement dalam sintaksis. Pada analisis kontrastif, secara tidak langsung membandingkan antara bahasa dan budaya. Dalam teori transformasi terdapat dua tingkatan struktur dalam sintaksis, yakni struktur lahir (surface structure) dan struktur dalam (deep structure) yang terdapat hubungan antara keduanya oleh aturan movement yang dikenal secara
20
teknik sebagai transformasi; dan akan terlihat pada argumen yang fokus dalam menempatkan sejumlah aturan transformasi, meliputi noun phrase movement, I (subject auxiliary inversion) movement, dan verb movement, juga termasuk pada wh-movement di dalam teori transformasi movement. Jadi, teori transformasi mengenai movement ini juga digunakan oleh penulis untuk menganalisis dan sekaligus menjawab pertanyaan dari rumusan masalah di atas. Proses pemerolehan bahasa kedua (bahasa asing) merupakan proses yang sangat rumit karena adanya banyak faktor yang menjadi kendala. Akan tetapi, berkat usaha para ahli psikolinguistik yang telah melakukan berbagai eksperimen dalam mencari pemecahan kerumitan tersebut, telah dihasilkan berbagai teori dan hipotesis mengenai pemerolehan bahasa kedua ataupun bahasa asing. Salah satu diantaranya adalah teori dan hipotesis yang dikemukakan oleh Krashen dan Tarrel (1983), yaitu teori yang berhubungan dengan pendekatan pengajaran bahasa yang disebut Pendekatan Alamiah. Hipotesis pemerolehan dan pembelajaran, menurut hipotesis ini proses penguasaan bahasa oleh orang dewasa terjadi melalui dua cara berbeda, yaitu pemerolehan dan pembelajaran. Pemerolehan merupakan formula dari aturanaturan gramatika yang dilakukan di bawah sadar, sedangkan pembelajaran adalah studi mengenai aturan-aturan gramatika yang dilakukan secara sadar. Proses alamiah yang dilakukan oleh anak-anak dalam penguasaan bahasa pertama (bahasa ibu) merupakan pemerolehan, sedangkan proses penguasaan bahasa kedua (asing) yang dilakukan oleh orang dewasa adalah pembelajaran.
21
Karena pemerolehan bahasa yang dilakukan secara tidak sadar, pengetahuan kebahasaan yang dimiliki melalui proses ini selalu bersifat implisit.
2.2
Konsep Pada bagian konsep ini peneliti memberikan beberapa pengertian yang
berkaitan dengan interferensi yang terjadi pada pemelajar bahasa Inggris. Bahan tulisan ilmiah menjadi acuan konsep untuk interferensi struktur secara sintaksis pada pemakaian bahasa Inggris tulis. Berikut beberapa konsep yang telah peneliti paparkan.
2.2.1 Sintaksis Sintaksis merupakan tatabahasa yang membahas hubungan antar kata dalam tuturan, Verhaar (2006:161). Sintaksis itu berhubungan dengan tatabahasa di antara kata-kata di dalam tuturan atau kalimat. Kajian sintaksis meliputi kalimat, klausa, dan frasa. Movement merupakan suatu perpindahan atau pergerakan yang terjadi pada kategori sintaksis di dalam sebuah struktur kalimat.
2.2.2 Struktur Movement Movement adalah sebagian besar transformasi di dalam bahasa Inggris yang mempunyai pengaruh berpindahnya suatu konstituen atau unsur kata dalam kalimat dari satu tempat ke tempat lainnya (Akmajian, 1975: 230). Noun movement adalah perpindahan posisi suatu unsur kata benda di dalam kalimat dikarenakan adanya perubahan fungsi dari kalimat tersebut, verb movement
22
merupakan perpindahan posisi suatu kata kerja di dalam kalimat yang menyebabkan susunan kalimat tersebut berubah, sedangkan I movement atau subject – verb inversion yaitu pembalikan atau perpindahan posisi kata kerja bantu to be atau auxiliary verb terhadap subjek di dalam kalimat. Pada WH movement, unsur suatu kata kerja bantu dalam kalimat akan mengalami perpindahan dikarenakan kalimat tanya bahasa Inggris diikuti dengan kata kerja bantu.
2.2.3 WH-Questions WH-Questions merupakan bentuk kalimat tanya bahasa Inggris yang mempunyai struktur sintaksis yang berbeda dalam penggunaan kalimat tanya. Berikut ini merupakan definisi setiap WH-Questions yang juga meliputi penerapannya di dalam kalimat (Cyssco, 2005),
2.2.3.1 Question Word: How “How” berarti ‘bagaimana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan keadaan. Pertanyaan yang dimulai dengan “how” dijawab dengan adverb of manner (slowly, politely, well, fluently, dan lain-lain). How does she speak English?
She speaks English fluently
How did they treat you?
They treated me politely
How + much diikuti uncountable noun dan digunakan untuk menanyakan jumlah How much money do you have? How + many diikuti plural form (bentuk jamak), benda yang dapat dihitung digunakan untuk menanyakan jumlah
23
How many books do you have? How + adjective How long is this skirt? How long did you stay there? How long will you stay here? How long have they lived here? How long do you want to stay there? How do you do? How are you? How about having lunch together?
2.2.3.2 Question Word: What What berarti ‘apa’ dan sebagai kata ganti tanya (question word) digunakan untuk menanyakan objek kalimat. What are you reading?
I am reading a novel
What do you buy in the morning?
I buy a newspaper
What did you watch last night?
I watch television
What will you do next week?
I will finish my report
What have you done today?
I have done all my works
Untuk menanyakan sesuatu, what bisa diikuti oleh kata benda. What book do you want to buy? What flower does she like? What report is she doing?
24
What time will you come here?
2.2.3.3 Question Word: When When berarti ‘kapan’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan waktu dalam present tense, past tense, atau future tense. Pertanyaan yang dimulai dengan “when” biasanya dijawab dengan keterangan waktu (adverb of time). When is your flight?
At 5 o’clock
When did you post the letter?
This morning
When will your father go to America?
Next week
When do you usually read a newspaper?
In the afternoon.
2.2.3.4 Question Word: Where Where berarti ‘di mana/ ke mana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan tempat (place). Pertanyaan yang dimulai dengan “where” biasa dijawab dengan kalimat lengkap, frasa, atau keterangan waktu saja. Where is your father?
He is in the office
Where did you buy these apples?
I bought them at the market
Where do you study English?
I study English at school
Where will you spend your holidays?
I will spend my holidays in Bali
Where are you from?
I am from England
Where does the man from?
He is from Spain
25
2.2.3.5 Question Word: Why Why berarti ‘mengapa’ dan sebagai questions word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan alasan. Pertanyaan yang menggunakan “why” biasanya dijawab dengan “because”. Why do you study English?
I study English because it is very important
Why does the baby cry?
The baby cries because he is hungry
Why did he make it? Why don’t/ doesn’t digunakan untuk menyarankan sesuatu Why don’t you take an English course? Why doesn’t call me if he needs any help? Why doesn’t she come to see me in the office? Why/ why not bisa diikuti oleh bare infinitive Why wait for him? Why not wait for him?
2.2.3.6 Question Word: Who(m) Who(m) berarti ‘siapa’ dan sebagai question word (kata ganti tanya) who(m) digunakan untuk menanyakan objek kalimat, biasanya nama seseorang baik maskulin maupun feminin, singular atau plural. Fredy met Brenda.
Who(m) di Fredy meet?
Tommy is speaking to Jane. Who(m) is Tommy speaking to?
Who will you invite to come to your wedding party?
- Brenda - Jane
26
“Who” digunakan untuk menanyakan subjek kalimat dan langsung diikuti kata kerja. Jika dalam pertanyaan terdapat auxiliary, auxiliary digunakan sebagai jawabannya. Sedangkan kalau tidak terdapat auxiliary, do/ does/ did digunakan sebagai jawaban pertanyaan. Who is absent today?
John is
Who was late yesterday?
Bob was
Who can speak English?
Linda can
Who helps your mother?
I do.
2.2.4 Interferensi Bahasa Definisi dari A Dictionary of Linguistics and Phonetics (Crystal, 2008:249) disebutkan bahwa “Interference is a term used in Sociolinguistics and Foreign Language Learning to refer to the Errors a speaker introduces into one language as a result of contact with another language. It is also called negative transfer. The most common source of errors is in the process of learning a foreign language, where the native tongue interferes, but interference may occur in other contact situations. Masalah ini juga disebut language transfer dengan kutipan “is the effect of a language learner’s first language on their production of the language they are learning. The effect can be on any aspect of language: grammar, voccabulary, accent, spelling, etc. Istilah ini sering disebut dengan language transfer yang merujuk pada penutur atau penulis yang menerapkan pengetahuan bahasa aslinya pada bahasa kedua, dalam kaitan dengan pembelajaran dan pengajaran bahasa Inggris, tetapi hal ini bisa juga terjadi pada setiap situasi manakala seseorang tidak memiliki
27
kemampuan berbahasa selevel penutur asli, juga pada saat menerjemahkan ke bahasa kedua. Interlanguage is the linguistic system created by someone in the course of learning a foreign language, different from either the speaker’s first language or the target language being acquired. It reflects the learner’s evolving system of rules, and results from a variety of processes, including the influence of the first language (‘transfer’), contrastive interference from the target language, and the overgeneralization of newly encountered rules (Crystal, 2008:249).
Dari definisi yang telah diurai bisa dikatakan bahwa interferensi adalah penggunaan unsur-unsur yang ada pada bahasa sendiri pada waktu memakai bahasa lain, dalam hal ini pengaruh unsur bahasa Indonesia pada waktu menggunakan bahasa Inggris. Unsur-unsur bahasa Indonesia ada yang sama, tetapi ada juga yang tidak, maka penggunaan unsur yang tidak sama inilah menimbulkan kesalahan. Kesalahan seperti inilah disebut interferensi sebagai penyebabnya. Interferensi perlu dicatat bahwa bisa terjadi pada bahasa lisan maupun tulis. Abdulhayi (1985:8) mengacu pada pendapat Valdman (1966) merumuskan bahwa interferensi merupakan hambatan sebagai akibat adanya kebiasaan pemakai bahasa ibu (bahasa pertama) dalam penguasaan bahasa yang dipelajari (bahasa kedua). Sebagai konsekuensinya, terjadi transfer atau pemindahan unsur negatif dari bahasa ibu ke dalam bahasa sasaran. Pendapat lain mengenai interferensi dikemukakan oleh Alwasilah (1985:131) mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk, bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa
28
terhadap bahasa lain mencakupi pengucapan satuan bunyi, tata bahasa dan kosakata. Suhendra Yusuf (1994:67) menyatakan bahwa faktor utama yang dapat menyebabkan interferensi antara lain perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan itu hanya dalam struktur bahasa, tetapi juga keragaman kosakata. Pengertian lain dikemukakan oleh Jendra (1995:187) yang menyatakan bahwa interferensi sebagai gejala penyusupan sistem suatu bahasa ke dalam bahasa lain. Interferensi timbul karena dwibahasawan menerapkan sistem satuan bunyi (fonem) bahasa pertama ke dalam sistem bunyi bahasa kedua sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan atau penyimpangan pada sistem fonemik bahasa penerima. Interferensi merupakan gejala perubahan terbesar, terpenting dan paling dominan dalam perkembangan bahasa. Dalam bahasa besar, yang kaya akan kosakata seperti bahasa Inggris dan Arab pun, dalam perkembangannnya tidak dapat terlepas dari interferensi, terutama untuk kosakata yang berkenaan dengan budaya dan alam lingkungan bahasa donor. Gejala interferensi dari bahasa yang satu kepada bahasa yang lain sulit untuk dihindari. Terjadinya gejala interferensi juga tidak lepas dari perilaku penutur bahasa penerima. Alwasilah
(1985:131)
mengetengahkan
pengertian
interferensi
berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk bahwa interferensi merupakan kekeliruan
yang
disebabkan
oleh
adanya
kecenderungan
membiasakan
pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu, Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek kebahasaan, bisa
29
menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat
(sintaksis),
kosakata
(leksikon),
dan
tata
makna
(semantik)
(Suwito,1985:55). Interferensi, menurut Nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih. Untuk memantapkan pemahaman mengenai pengertian interferensi, berikut ini diketengahkan pokok-pokok pikiran para ahli di bidang sosiolinguistik yang telah mendefinisikan peristiwa ini. Menurut pendapat Chaer (1998:159) interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai peristiwa interferensi. Menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160) interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.
30
2.2.5 Pemerolehan Bahasa Dari
wikipedia,
pemerolehan
bahasa
(bahasa
Inggris:
language
acquisition) adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Kapasitas ini melibatkan berbagai kemampuan seperti sintaksis, fonetik, dan kosakata yang luas. Bahasa yang diperoleh bisa berupa vokal seperti pada bahasa lisan atau manual seperti pada bahasa isyarat. Pemerolehan bahasa biasanya merujuk pada pemerolehan bahasa pertama yang mengkaji pemerolehan anak terhadap bahasa ibu mereka dan bukan pemerolehan bahasa kedua yang mengkaji pemerolehan bahasa tambahan oleh anak-anak atau orang dewasa. Pemerolehan bahasa kedua adalah pemerolehan bahasa selain bahasa pertama (bahasa ibu). Proses pemerolehan bahasa kedua dapat terjadi dengan bermacam cara, pada usia berapa saja, untuk berbagai tujuan dan pada tingkat kebahasaan tertentu. Terdapat dua macam tipe pemerolehan bahasa kedua, yaitu secara terpimpin dan secara alamiah. Pemerolehan bahasa kedua secara terpimpin adalah pemerolehan oleh pembelajar melalui proses belajar-mengajar yang dipimpin oleh guru, sedangkan pemerolehan bahasa kedua secara alamiah berlangsung tanpa melalui proses belajar-mengajar di kelas, tanpa bantuan guru.
2.2.6 Kedwibahasaan Kedwibahasaan adalah seseorang yang menggunakan setidaknya dua bahasa dengan beberapa tingkat atau level penguasaan. Kedwibahasaan atau bilingual dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary (2010), able to
31
speak two languages equally well and using two languages; written in two languages. Kedwibahasaan mengacu pada kompetensi seseorang di bidang bahasa dan yang menguasai dua bahasa dengan baik secara lisan maupun tulis.
2.2.7 Karangan Sebuah definisi yang dikutip dari kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary (2010), a group of pieces of writing, especially by a particular person or on a particular subject. Karangan merupakan suatu bentuk dari penulisan dan kegiatan mengarang ini biasanya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang berdasarkan pada kesukaan dan bidang yang ingin disampaikan melalui sebuah tulisan yaitu karangan. Dan ada banyak jenis karangan yang salah satu di antaranya berupa dialog atau percakapan.
2.3
Landasan Teori Beberapa konsep yang relevan menjadi landasan untuk menjelaskan
mengenai kebahasaan yang mengalami interferensi sehingga mempengaruhi komunikasi mahasiswa dalam bahasa Inggris tulis. Teori yang dimaksud adalah
2.3.1 Analisis Kesalahan Kajian ini pada dasarnya bertumpu pada pendekatan analisis kesalahan, khususnya konsep interlanguage bersumber dari tulisan Larry Selinker (Richards, 1974:31). Menurut Selinker untuk menggambarkan faktor-faktor terjadinya interferensi, selain faktor bersifat kebahasaan juga perlu dipertimbangkan struktur
32
psikologis orang dewasa pada waktu ia berusaha memahami atau memproduksi kalimat bahasa kedua. Selain faktor psikologis, sebagai tambahan dari aspek kebahasaan, analisis kesalahan secara garis besarnya akan memuat deviasi penggunaan bahasa akibat dari: addition, penambahan item yang tidak perlu, alteration, penggantian item yang tidak seharusnya terjadi, deletion, pengurangan atau penghilangan item yang tidak sewajarnya dan redundant penggunaan yang berlebihan. Teori analisis kontrastif mencoba untuk memprediksi dan menerangkan kebiasaan pembelajar dengan mengacu pada persamaan dan perbedaan antara bahasa asli dan bahasa target dan dipandang dari sudut sistem ini. Teori ini juga menunjukkan suatu strategi bagi ilmu dalam pembelajaran bahasa. Dalam hal ini pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan analisis kontrastif yang mengacu pada analisis kesalahan, yaitu dua model bahasa yang berbeda dapat dijelaskan dengan fitur atau ciri tertentu dari bahasa berdasarkan struktur movement dalam sintaksis. Pada analisis kontrastif, secara tidak langsung membandingkan antara bahasa dan budaya. Pada konsep analisis kontrastif beranjak dari konsep yang dimiliki oleh linguistik kontrastif yang merupakan cabang linguistik terapan. Dalam hal ini cabang linguistik tersebut memakai batasan konsep, metodologi, dan hasil analisis linguistik murni yang digunakan dalam bermacam-macam kepentingan, misalnya untuk pendidikan bahasa, penerjemahan, atau leksikografi. Seorang tokoh yang bernama Whitfield (2005) mengatakan bahwa kemahiran berbahasa Inggris tidak menjamin kelancaran komunikasi antarbudaya
33
jika
tidak
dilengkapi
dengan
kemahiran
berkomunikasi
antarbudaya.
Sesungguhnya, pola pada setiap bahasa mempunyai bentuk yang rumit dan pengajaran bahasa selalu dihadapkan pada masalah lingkup materi sebagaimana berikut ini, apa yang diajarkan dan bagaimana caranya? Dalam banyak kasus semacam itu, pertanyaannya adalah bagaimana belajar komunikasi antarbudaya. Pada hal seperti ini telah menggiring konsep linguistik kontrastif berubah menjadi analisis kontrastif. Berkembangnya linguistik kontrastif atau analisis kontrastif didukung dalam proses pertumbuhan linguistik selanjutnya. Objek untuk analisis kontrastif bahasa terhadap analisis struktur kalimat mengacu pada bilingualisme atau dwibahasa seperti pernyataan Walters (2005:4) dalam bukunya yang berjudul Bilingualism mengutip bahwa my focus on structural as well as functional aspects of bilingualism is an attempt to integrate methods and findings in a model of bilingual processing. Bilingualisme berfokus pada bahasa dan struktur yang digunakannya, tujuan utama dalam mempelajari berbagai macam masalah bilingualisme yaitu untuk menentukan properti tata bahasa internal dari bilingual. Dan secara spesifik berkaitan dengan kendala interferensi yang terjadi pada grammar.
2.3.2 Interferensi Interferensi seperti dikemukakan oleh Richards (1975:36) didefinisikan sebagai penggunaan unsur dari satu bahasa pada waktu menggunakan/ berbicara bahasa lain dan hal ini bisa ditemukan pada aspek bunyi, morfologi, sintaksis dan kosakata, seperti kutipan berikut ini
34
“The problems happen is a matter of interference which may be defined as the use of elements from one language while using/ speaking another and may be found at the levels of pronunciation, morphology, syntax, and vocabulary”. Dalam kaitan dengan komunikasi, pendapat David Crystal (1985:5) pantas dikemukakan, yakni bahwa belajar bahasa Inggris merupakan suatu proses pemerolehan kompetensi linguistik dan komunikasi, istilah akuisisi disini adalah tidak merujuk perkembangan bahasa pada anak tetapi digunakan dalam konteks pembelajaran bahasa asing. Seperti kutipan “Learning English is an acquisition process of linguistic and communication competence. The term acquisition employed here does not refer to the growth of language in children but is used in the context of learning a foreign language. Menurut Bawa (1981: 8), ada tiga ciri pokok perilaku atau sikap bahasa. Ketiga ciri pokok sikap bahasa itu adalah (1) language loyality, yaitu sikap loyalitas/ kesetiaan terhadap bahasa, (2) language pride, yaitu sikap kebanggaan terhadap bahasa, dan (3) awareness of the norm, yaitu sikap sadar adanya norma bahasa. Jika wawasan terhadap ketiga ciri pokok atau sikap bahasa itu kurang sempurna dimiliki seseorang, berarti penutur bahasa itu bersikap kurang positif terhadap keberadaan bahasanya. Kecenderungan itu dapat dipandang sebagai latar belakang munculnya interferensi. Dari segi kemurnian bahasa, interferensi pada tingkat apa pun (fonologi, morfologi dan sintaksis) merupakan penyakit yang merusak bahasa, jadi perlu dihindari (Chaer dan Agustina (1998: 165). Jendra (1991:105) menyatakan bahwa dalam interferensi terdapat tiga unsur pokok, yaitu bahasa sumber atau bahasa donor, yaitu bahasa yang menyusup unsur-unsurnya atau sistemnya ke dalam bahasa lain; bahasa penerima
35
atau bahasa resipien, yaitu bahasa yang menerima atau yang disisipi oleh bahasa sumber; dan adanya unsur bahasa yang terserap (importasi) atau unsur serapan. Dalam komunikasi bahasa yang menjadi sumber serapan pada saat tertentu akan beralih peran menjadi bahasa penerima pada saat yang lain, dan sebaliknya. Begitu juga dengan bahasa penerima dapat berperan sebagai bahasa sumber. Dengan demikian interferensi dapat terjadi secara timbal balik. Bertolak dari pendapat para ahli mengenai pengertian interferensi di atas, dapat disimpulkan, seperti berikut. 1) Kontak bahasa menimbulkan gejala interferensi dalam tuturan dwibahasawan. 2) Interferensi merupakan gejala penyusupan sistem suatu bahasa ke dalam bahasa lain 3) Unsur bahasa yang menyusup ke dalam struktur bahasa yang lain dapat menimbulkan dampak negatif, dan 4) Interferensi merupakan gejala ujaran yang bersifat perseorangan, dan ruang geraknya dianggap sempit yang terjadi sebagai gejala parole (speech).
2.3.3 Motivasi Menurut Gardner dan Lambert (1972: 3) dalam Chaer (2009: 251) motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa kedua mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi integratif dan fungsi instrumental. Motivasi berfungsi integratif kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan masyarakat penutur
36
bahasa itu atau menjadi anggota masyarakat bahasa tersebut. Sedangkan motivasi berfungsi instrumental kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk memiliki kemauan mempelajari bahasa kedua itu karena tujuan yang bermanfaat atau karena dorongan ingin memperoleh suatu pekerjaan atau mobilitas sosial pada lapisan atas masyarakat tersebut.
2.4
Model Penelitian Data bahasa Inggris berupa WH-Questions diklasifikasi berdasar pada
penggunaan jenis-jenis WH-Questions yang diperoleh dari pemelajar, setelah data diklasifikasi maka tampak kesalahan interferensi penggunaan jenis-jenis WHQuestions dan teori yang digunakan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses penggunaan struktur kalimat tanya WH-Questions oleh pemelajar bahasa Inggris adalah teori analisis kesalahan dan melalui sistem pendekatan dalam psikologi berupa hasil wawancara dengan menggunakan teori motivasi yang juga dianalisis secara deskriptif kualitatif dan hasil wawancara tersebut digunakan sebagai acuan untuk menganalisis masalah yang terdapat pada faktor penyebab interferensi. Maka, menghasilkan temuan berupa jenis-jenis interferensi dan faktor yang memengaruhi interferensi. Berikut adalah kerangka kerja penelitian.
37
Model Penelitian: Data bahasa Inggris WH-Questions
Penggunaan JenisJenis WH-Questions
Interferensi Penggunaan JenisJenis WH-Questions
Teori Analisis Kesalahan
Faktor-Faktor Penyebab Interferensi
Metode Deskriptif Kualitatif
Temuan: - Jenis-Jenis Interferensi - Faktor yang memengaruhi Interferensi
Teori Motivasi
38
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif yang memiliki banyak metode dan pendekatan di dalam kategori penelitian kualitatif seperti wawancara, observasi, dan metode visual (Denzin, 1994:1). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur WH-Questions dalam bahasa Inggris melalui observasi yang diperoleh dari mahasiswa sebagai objek penelitian. Tahapan penelitian dapat dirinci sebagai berikut.
3.1
Rancangan Penelitian Rancangan penelitian berupa kualitatif yang didasarkan atas permasalahan
penelitian, yakni bagaimana dan apa penyebab interferensi struktur bahasa Indonesia dalam proses penggunaan struktur kalimat tanya WH-Questions bahasa Inggris.
3.2
Lokasi Penelitian Data diambil langsung dari mahasiswa Jurusan sastra Inggris semester
lima, di Universitas Islam Negeri Malang. Pemilihan Jurusan sastra Inggris di Universitas Islam Negeri Malang ini didasarkan atas bahwa Jurusan tersebut terdapat mata kuliah Writing dan Structure dengan asumsi bahwa Jurusan sudah layak untuk dijadikan tempat penelitian sehingga sangat relevan dengan permasalahan yang dibahas pada penelitian ini.
39
3.3
Jenis dan Sumber Data Data penelitian ini berupa data kualitatif, jenis data penelitian ini adalah
data primer yang berupa karangan dialog mahasiswa. Sumber data dalam penelitian kualitatif yaitu data tulis karangan dialog dan dari hasil wawancara. Data dikumpulkan dengan metode simak dan teknik catat, analisis data dilakukan dengan metode agih dan sebagian dengan metode padan translasional yang didapatkan dari sejumlah tujuh puluh empat mahasiswa (informan) sastra Inggris semester lima Universitas Islam Negeri Malang. Pemilihan mahasiswa di semester ini didasarkan atas bahwa mereka sudah pernah menempuh mata kuliah Writing dan Structure dengan asumsi bahwa mereka sudah memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan informasi yang mereka peroleh dengan bahasa Inggris secara tertulis sehingga sangat relevan dengan permasalahan yang dibahas pada penelitian ini.
3.4
Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri karena
peneliti sekaligus berfungsi sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisisi, penanya informan, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti yang menjadi pelapor hasil penelitian ini.
40
3.5
Metode dan Teknik Pengumpulan Data Peneliti memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membuat karangan
dialog dengan teks tertulis yang konteks di dalam karangan dialog tersebut sudah ditetapkan oleh peneliti. Adapun cara yang digunakan dalam mengumpulkan data, adalah data diambil dari hasil karangan dialog mahasiswa dengan cara mencari dan menggaris bawah konstituen atau unsur kata yang terkena interferensi seperti permasalahan pada addition, omission, substitution, dan reordering. Pada saat seluruh data berupa korpus teks tertulis sudah diperoleh dari mahasiswa, dan pada setiap data sudah pula ditentukan konteks dari sebuah dialog yang telah dibuat mahasiswa, kemudian data diidentifikasi menurut kategorinya, yaitu kategori movement, selanjutnya diadakan pengklasifikasian data yang terdiri dari noun phrase movement, I (subject auxiliary inversion), dan verb movement. Sebelum diadakan analisis yang lebih mendalam, diadakan wawancara dengan para mahasiswa, terutama bagi karangan yang banyak memiliki deviasi atau kekurangstandaran pemakaian bahasa Inggris. Tujuan wawancara ini adalah untuk mendapatkan alasan riil kenapa masih terjadi pemakaian bahasa Inggris yang kurang standar. Hasil wawancara bisa berupa alasan apakah memang ada unsur berkaitan dengan struktur psikologis orang dewasa (Selinker, 1974), atau murni masalah
kebahasaan
seperti
penggunaan
norma
bahasa
yang
disebut:
overgeneration, ignorence of rule restrictions, incomplete application of rules, false concepts hypothesiszed atau fossilization. Data siap untuk dianalisis berdasarkan tahapan di atas.
41
3.6
Metode dan Teknik Analisis Data Setelah seluruh data terkumpul menurut klasifikasinya masing-masing,
maka setiap data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode agih. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih itu, jelas, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbia, dsb.), fungsi sintaktis (subjek, objek, predikat, dsb.), klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain (Sudaryanto, 1993: 16), selanjutnya, teknik yang digunakan dari metode agih adalah teknik pembalikan yaitu, permutasi atau teknik balik dan teknik pengubahan atau ubah ujud, sedangkan metode padan translasional sebagian digunakan di dalam penelitian ini karena faktor adanya alat penentu yang berupa langue lain atau bahasa lain, maksudnya adalah ketika objek bahasa yang diteliti mengalami interferensi dari bahasa lainnya, secara otomatis kedua bahasa tersebut dipadankan.
3.7
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Bagian ini merupakan proses akhir dari suatu penelitian ialah melaporkan
semua kegiatan penelitian yang sudah dilaksanakan dalam bentuk buku atau laporan penelitian. Hasil penelitian ini dijelaskan melalui kata-kata biasa sehingga mudah dipahami oleh para pembaca yang berminat. Model penyajian seperti ini diistilahkan dengan metode informal, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 1993:145). Jadi, penelitian ini menggunakan penyajian hasil analisis data secara informal.
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini dijabarkan hasil penelitian yang disertai dengan analisisnya yang meliputi, bagaimana bentuk-bentuk atau jenis WH-Questions yang dilakukan mahasiswa dalam menerapkan struktur kalimat tanya bahasa Inggris, yang disertai dengan bagaimana interferensi penggunaan jenis-jenis WHQuestions dalam bahasa Inggris yang berasal dari bahasa Indonesia, dan faktor apa sebagai penyebab terjadinya interferensi penggunaan WH-Questions dalam penerapan kalimat tanya bahasa Inggris. Peneliti mengidentifikasi data penelitian berdasar pada kategori yang diteliti, yaitu berupa WH-Questions dan mempunyai klasifikasi antara lain what, who, where, when, why, dan how. Konteks yang terdapat dalam data berupa dialog bebas, sedangkan data yang didapat dari mahasiswa, yakni berupa written text atau teks tulis. Hasil data tulis karangan dialog mahasiswa menunjukkan adanya tingkat pencapaian mahasiswa pada pemakaian kalimat tanya bahasa Inggris, terdapat beberapa kesalahan penerapan struktur kalimat tanya bahasa Inggris oleh mahasiswa yang mencapai 40% dan tidak sedikit dari mahasiswa yang benar di dalam menerapkan kalimat tanya tersebut hingga mencapai angka 60%. Berikut penerapan kalimat tanya bahasa Inggris oleh mahasiswa dan hasilnya terhadap implementasi penggunaan bahasa Inggris pada mahasiswa serta pembuktiannya.
43
4.1
Interferensi Penggunaan Jenis-Jenis WH-Questions Proses pembentukan kalimat oleh pembelajar bahasa Inggris menghasilkan
kesalahan, seperti addition, omission, substitution, dan reordering. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswa, khususnya yang mengacu pada penggunaan struktur WH-Questions, banyak bentuk kalimat tanya bahasa Inggris WH-Questions yang digunakan mahasiswa mengalami interferensi dalam penggunaannya. Di antaranya yang banyak terjadi adalah mengenai perpindahan atau movement struktur unsur kata dalam kalimat tanya bahasa Inggris seperti to be atau kata kerja bantu (present: am, is, are, past: was, were), I movement atau auxiliary verb (do, does, did), dan modal (can, could, will, would). Konsep kategori dalam bahasa Indonesia tidak sama dengan bahasa Inggris sehingga hal ini menyebabkan terjadinya kesalahan pemilihan kosakata kata kerja atau verb yang seharusnya dicantumkan ke dalam kalimat, tetapi banyak dari mahasiswa yang menghilangkan kata kerja tersebut. Contoh kalimat: a. Apa hobimu? b. What is your hobby? (Data D. 5.10) Is= kata kerja bantu atau to be a. Kapan Anda mempunyai janji? b. When did you have a promise? (Data D. 3.5) Did= kata kerja bantu atau auxiliary verb Dari kedua contoh kalimat di atas tercermin adanya perbedaan pemakaian kata pada kalimat. Selain dari konsep bahasa Indonesia, tentu pemahaman beberapa mahasiswa akan jenis-jenis kata serta bentuk yang benar dalam bahasa
44
Inggris masih perlu ditingkatkan karena satu bentuk bisa berkategori lebih dari satu atau sebaliknya yang berimplikasi akan terjadi perbedaan makna, contoh: is: berkategori verba berarti ‘adalah’: What is your hobby?’ Apa hobimu?. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya auxiliary verb atau kata kerja bantu di dalam pembuatan kalimat tanya sehingga mahasiswa cenderung menghilangkan kata tersebut dalam bahasa Inggris.
4.1.1 Addition Dari data yang berhasil diamati, ternyata kalimat, frasa atau kata dalam bahasa Inggris perlu disederhanakan atau simplifikasi dengan teknik ubah ujud. Ada beberapa komponen yang
direkonstruksi supaya sesuai dengan kaidah
kalimat tanya bahasa Inggris yang standar.
(1)
a. Kapan Anda bekerja di sini? b. When you work in here?* (Data D. 15.6) c. When did you work here? Data 1 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar sehingga berakibat adanya addition atau penambahan pada kata here di dalam data kalimat 1 b yang mengakibatkan munculnya kata in yang menjadi in here tampaknya diartikan ‘di sini’ yang sebenarnya struktur kurang tepat, karena terpengaruh oleh struktur bahasa Indonesia yaitu pada kalimat 1 a, kapan Anda bekerja di sini? Struktur kalimat tanya bahasa
45
Inggris yang benar adalah seperti kalimat 1 c berikut ini, when did you work here?
Hal serupa juga ditemukan dalam data 2 b berikut ini, (2)
a. Mengapa Anda bekerja di sini? b. Why you work in here?* (Data D. 15.5) c. Why do you work here? Data 2 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, sehingga berakibat adanya addition atau penambahan pada kata here di dalam data kalimat 2 b yang mengakibatkan munculnya kata in yang menjadi in here tampaknya diartikan ‘di sini’ yang sebenarnya struktur kurang tepat, karena terpengaruh oleh struktur bahasa Indonesia yaitu pada kalimat 2 a, mengapa Anda bekerja di sini? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 2 c berikut ini, why do you work here? Dari telaah yang demikian, terbukti struktur frasa in here ini perlu disederhanakan dengan menghilangkan unsur kata in yang dianggap sama posisinya dengan kata ‘di’ dalam bahasa Indonesia dan penambahan unsur kata seperti ini memang tidak perlu. Terdapat addition atau penambahan kata in, seharusnya hanya kata here yang digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal, karena here sudah bermakna ‘di sini’, jika tidak ada penghilangan kata in seperti data di atas, data tersebut dipastikan
46
mengalami interferensi dengan penggunaan kalimat tanya bahasa Indonesia.
(3)
a. Mengapa kita pergi ke sana? b. Why we go to there?* (Data D. 2.7) c. Why do we go there? Data 3 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia, sehingga berakibat adanya addition atau penambahan pada kata there di dalam data kalimat 3 b yang mengakibatkan munculnya kata to yang menjadi to there nampaknya diartikan ‘ke sana’ yang sebenarnya struktur kurang tepat, karena terpengaruh oleh struktur bahasa Indonesia yaitu pada kalimat 3 a, mengapa kita pergi ke sana? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 3 c berikut ini, why do we go there? Frasa to there tampaknya diartikan ‘ke sana’ yang bermakna Mengapa kita pergi ke sana?. Dari telaah yang demikian, terbukti struktur frasa ini perlu disederhanakan dengan menghilangkan unsur kata to yang memang tidak perlu. Terdapat addition atau penambahan kata to, seharusnya hanya kata there yang digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal, karena there sudah bermakna ‘ke sana’.
47
(4)
a. Dimana rumahmu? b. Where your home?* (Data D. 15.3) c. Where do you live? Data 4 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, sehingga berakibat adanya addition atau penambahan kata your di dalam data kalimat 4 b yang nampaknya diartikan ‘rumahmu’ yang sebenarnya struktur kurang tepat, karena terpengaruh oleh struktur bahasa Indonesia yaitu pada data 4 a, dimana rumahmu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti data 4 c ini, where do you live? Data kalimat di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar karena tidak terdapat subjek dan kata kerja bantu do sehingga berakibat adanya addition pada kata home nampaknya diartikan ‘tempat tinggal’ yang sebenarnya bermakna kurang tepat. Dari telaah yang demikian, terbukti struktur frasa ini perlu disederhanakan dengan menghilangkan home yang tidak perlu. Terdapat Addition atau penambahan kata your berkategori kepemilikan, seharusnya hanya kata do dan ditambah dengan you sebagai subjek yang digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal, karena live sudah bermakna ‘tempat tinggal’, jika tidak ada penghilangan kata home seperti data di atas, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia.
48
(5)
a. Siapa yang Anda cari? b. Who is your looking for?* (Data D. 14.3) c. Who are you looking for? Data 5 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, sehingga berakibat adanya addition atau penambahan kata your di dalam data kalimat 5 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, karena terpengaruh oleh struktur bahasa Indonesia yaitu pada data 5 a, siapa yang Anda cari? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti data 5 c ini, who are you looking for? Kata your nampaknya diartikan ‘anda’ yang sebenarnya bermakna Siapa yang Anda cari?. Dari telaah yang demikian, terbukti struktur kata ini perlu disederhanakan dengan menghilangkan your yang memang tidak perlu karena berfungsi sebagai kepemilikan. Terdapat Addition atau penambahan kata your, seharusnya hanya kata you yang digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal karena you bermakna ‘anda’, jika tidak ada penghilangan kata your seperti data di atas, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia.
4.1.2 Omission Komponen kalimat dalam kalimat tanya bahasa Inggris yang paling sederhana terdiri atas: WH + Subjek (S) + kata kerja bantu Inversion
49
Misalnya, Where do you come from? Do= auxiliary verb atau kata kerja bantu You= subjek Dalam data sering ditemukan banyak muncul kalimat yang tidak mempunyai kata kerja bantu, atau tanpa subjek sehingga ada kesan bahwa bahasa Indonesia yang tidak mewajibkan kehadiran subjek ataupun predikat sangat kuat mempengaruhi mahasiswa dalam menulis bahasa Inggris.
(1)
a. Apa hobimu? b. What your hobby?* (Data D. 5.10) c. What is your hobby? Data 1 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (to be) is di dalam data kalimat 1 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau to be misalnya pada kalimat 1 a, apa hobimu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 1 c berikut ini, what is your hobby?
(2)
a. Pantai apa? b. What the beach?* (Data D. 2.5) c. What is the beach?
50
Data 2 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (to be) is di dalam data kalimat 2 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau to be misalnya pada kalimat 2 a, pantai apa? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 2 c berikut ini, what is the beach? What berarti ‘apa’ dan sebagai kata ganti tanya (question word) digunakan untuk menanyakan objek kalimat. Is mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang tidak berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk is. Leksikon what berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu is agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Is berfungsi sebagai to be atau kata kerja bantu sehingga to be digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(3)
a. Mengapa pertanyaan Anda seperti itu? b. Why you questions like that?* (Data D. 14.4) c. Why is your questions like that?
51
Data 3 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (to be) is di dalam data kalimat 3 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau to be misalnya pada kalimat 3 a, mengapa pertanyaan Anda seperti itu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 3 c berikut ini, why is your questions like that? Why berarti ‘mengapa’ dan sebagai questions word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan alasan. Is mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan mengacu pada objek dalam kalimat yang tidak berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk is. Leksikon why berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu is agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Is berfungsi sebagai to be atau kata kerja bantu sehingga to be digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(4)
a. Bagaimana program PKPBI Anda? b. How your PKPBI program?* (Data D. 34.11) c. How is your PKPBI program?
52
Data 4 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (to be) is di dalam data kalimat 4 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau to be misalnya pada kalimat 4 a, bagaimana program PKPBI Anda? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 4 c berikut ini, how is your PKPBI program? “How” berarti ‘bagaimana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan keadaan. Is mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang tidak berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk is. Leksikon how berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu is agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Is berfungsi sebagai to be atau kata kerja bantu sehingga to be digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(5)
a. Berapa umurmu? b. How old you?* (Data D. 5.11) c. How old are you?
53
Data 5 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (to be) are di dalam data kalimat 5 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau to be misalnya pada kalimat 5 a, berapa umurmu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 5 c berikut ini, how old are you? “How” berarti ‘bagaimana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan keadaan. Are mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang tidak berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk are. Leksikon how berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu are agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Are berfungsi sebagai to be atau kata kerja bantu sehingga to be digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(6)
a. Kapan Anda pergi? b. When you going?* (Data D. 19.6) c. When are you going?
54
Data 6 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (to be) are di dalam data kalimat 6 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau to be misalnya pada kalimat 6 a, kapan Anda pergi? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 6 c berikut ini, when are you going? When berarti ‘kapan’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan waktu dalam present tense, past tense, atau future tense. Are mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang tidak berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk are. Leksikon when berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu are agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Are berfungsi sebagai to be atau kata kerja bantu sehingga to be digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(7)
a. Mengapa kita pergi kesana? b. Why we go to there?* (Data D. 2.7) c. Why do we go there?
55
Data 7 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 7 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 7 a, mengapa kita pergi kesana? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 7 c berikut ini, why do we go there?
(8)
a. Mengapa Anda memilih itu? b. Why you choose that?* (Data D. 34.6) c. Why do you choose that? Data 8 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 8 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 8 a, mengapa Anda memilih itu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 8 c berikut ini, why do you choose that?
56
(9)
a. Mengapa Anda suka warna merah? b. Why you like red colour?* (Data D. 17.5) c. Why do you like red colour? Data 9 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 9 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 9 a, mengapa Anda suka warna merah? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 9 c berikut ini, why do you like red colour?
(10)
a. Mengapa Anda kerja disini? b. Why you work in here?* (Data D. 15.5) c. Why do you work here? Data 10 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 10 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 10 a, mengapa Anda kerja disini? Struktur kalimat tanya bahasa
57
Inggris yang benar adalah seperti kalimat 10 c berikut ini, why do you work here?
(11)
a. Mengapa beli sayur? b. Why buy vegetables?* (Data D. 19.5) c. Why do you buy vegetables? Data 11 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 11 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 11 a, mengapa beli sayur? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 11 c berikut ini, why do you buy vegetables? Why berarti ‘mengapa’ dan sebagai questions word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan alasan. Do mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang berkategori verba seperti buy. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk do. Leksikon why berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu do agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Do berfungsi sebagai auxiliary verb atau kata kerja bantu sehingga
58
auxiliary verb digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(12)
a. Apa yang Anda inginkan sekarang? b. What you want now?* (Data D. 1.3) c. What do you want now? Data 12 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 12 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 12 a, apa yang Anda inginkan sekarang? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 12 c berikut ini, what do you want now?
(13)
a. Apa yang Anda ingin beli di pasar? b. What you want buy in market?* (Data D. 1.5) c. What do you want to buy in market? Data 13 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 13 b yang sebenarnya struktur
59
kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 13 a, apa yang Anda ingin beli di pasar? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 13 c berikut ini, what do you want to buy in market? What berarti ‘apa’ dan sebagai kata ganti tanya (question word) digunakan untuk menanyakan objek kalimat. Do mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk do. Leksikon what berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu do agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Do berfungsi sebagai auxiliary verb atau kata kerja bantu sehingga auxiliary verb digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(14)
a. Bagaimana kita pergi ke pasar? b. How we go to market?* (Data D. 1.6) c. How do we go to market? Data 14 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu
60
(auxiliary verb) do di dalam data kalimat 14 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 14 a, bagaimana kita pergi ke pasar? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 14 c berikut ini, how do we go to market? “How” berarti ‘bagaimana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan keadaan. Do mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk do. Leksikon how berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu do agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Do berfungsi sebagai auxiliary verb atau kata kerja bantu sehingga auxiliary verb digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(15)
a. Dimana rumahmu? b. Where your home?* (Data D. 15.3) c. Where do you live?
61
Data 15 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) do di dalam data kalimat 15 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 15 a, dimana rumahmu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 15 c berikut ini, where do you live? Where berarti ‘di mana/ ke mana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan tempat (place). Do mengacu pada penanda waktu present atau sekarang dan pada objek dalam kalimat yang berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk do. Leksikon where berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu do agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Do berfungsi sebagai auxiliary verb atau kata kerja bantu sehingga auxiliary verb digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(16)
a. Kapan Anda mempunyai janji? b. When you have a promise?* (Data D. 3.5) c. When did you have a promise?
62
Data 16 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) did di dalam data kalimat 16 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 16 a, kapan Anda mempunyai janji? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 16 c berikut ini, when did you have a promise?
(17)
a. Kapan Anda kerja disini? b. When you work in here?* (Data D. 15.6) c. When did you work here? Data 17 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) did di dalam data kalimat 17 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 17 a, kapan Anda kerja disini? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 17 c berikut ini, when did you work here?
63
(18)
a. Kapan Anda kecelakaan? b. When you accident?* (Data D. 16.5) c. When did you get accident? Data 18 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (auxiliary verb) did di dalam data kalimat 18 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb misalnya pada kalimat 18 a, kapan Anda kecelakaan? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 18 c berikut ini, when did you get accident? When berarti ‘kapan’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan waktu dalam present tense, past tense, atau future tense. Did mengacu pada penanda waktu past atau lampau dan pada objek dalam kalimat yang berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk did. Leksikon when berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu did agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Did berfungsi sebagai auxiliary verb atau kata kerja bantu sehingga auxiliary verb digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
64
(19)
a. Kapan Anda akan belajar di program PKPBI? b. When you study in PKPBI program?* (Data D. 34.8) c. When will you study in PKPBI program? Data 19 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (modal) will di dalam data kalimat 19 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau modal misalnya pada kalimat 19 a, kapan Anda akan belajar di program PKPBI? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 19 c berikut ini, when will you study in PKPBI program?
(20)
a. Kapan kita dapat liburan bersama? b. When we get holiday together?* (Data D. 2.3) c. When will we get holiday together? Data 20 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu (modal) will di dalam data kalimat 20 b yang sebenarnya struktur kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau modal misalnya pada kalimat 20 a, kapan kita dapat
65
liburan bersama? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 20 c berikut ini, when will we get holiday together? When berarti ‘kapan’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan waktu dalam present tense, past tense, atau future tense. Will mengacu pada penanda waktu future atau waktu mendatang dan pada objek dalam kalimat yang berkategori verba. Data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk will. Leksikon when berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu will agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat di atas. Will berfungsi sebagai modal atau kata kerja bantu sehingga modal digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Oleh karena itu, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam data tersebut.
(21)
a. Mengapa kita tidak pergi ke sana dengan jalan kaki? b. Why we not go there by on foot?* (Data D. 35.8) c. Why don’t we go there on foot? Why digunakan untuk menanyakan alasan, do berfungsi sebagai auxiliary verb atau kata kerja bantu sedangkan we berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 21 b di atas terdapat penghilangan kata kerja bantu do, sehingga menimbulkan kesalahan penerapan dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, sedangkan dalam
66
kalimat tanya bahasa Indonesia 21 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon do pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat penambahan kata kerja bantu do agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: Why don’t we go there on foot?
4.1.3 Substitution Leksikon yang digunakan seharusnya berkategori kata kerja bantu tetapi dalam data muncul kategori lain sehingga secara sintaksis dengan teknik ubah ujud pemilihan leksikon tidak tepat. Hal ini merupakan indikasi bahwa pemahaman mahasiswa perlu ditingkatkan. Pemahaman ini untuk menghindari pengaruh konsep bahasa Indonesia untuk memilih kategori kata secara tepat.
(1)
a. Dari mana Anda berasal? b. Where are you come from?* (Data D. 6.5) c. Where do you come from? Data 2 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya
67
kata kerja bantu atau auxiliary verb sehingga terjadi penerapan yang salah misalnya pada kalimat 2 a, dari mana Anda berasal? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 2 c berikut ini, where do you come from?
(2)
a. Mengapa Anda mengajak Paijo? b. Why are you invite Paijo?* (Data D. 18.6) c. Why do you invite Paijo? Data 2 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb sehingga terjadi penerapan yang salah misalnya pada kalimat 2 a, mengapa Anda mengajak Paijo? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 2 c berikut ini, why do you invite Paijo? Are merupakan kata kerja bantu yang digunakan apabila kata setelah subjek berkategori ajektiva sedangkan do merupakan kata kerja bantu yang digunakan apabila setelah subjek terdapat verba, di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan pemilihan kategori unsur kata kerja bantu to be atau auxiliary verb, yakni antara are dan do, seharusnya terdapat pergantian atau substitution di antara kata kerja bantu are dan do, sehingga substitution digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
68
(3)
a. Apa yang Anda sedang kerjakan? b. Why do you doing until don’t sleep?* (Data D. 16.4) c. What are you doing? Data 3 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu atau auxiliary verb sehingga terjadi penerapan yang salah misalnya pada kalimat 3 a, apa yang Anda sedang kerjakan? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 3 c berikut ini, what are you doing? Do merupakan kata kerja bantu yang digunakan apabila setelah subjek terdapat verba sedangkan are merupakan kata kerja bantu yang digunakan apabila kata setelah subjek berkategori ajektiva, di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan pemilihan kategori unsur kata kerja bantu auxiliary verb atau to be, yakni antara do dan are, seharusnya terdapat pergantian atau substitution di antara kata kerja bantu do dan are, sehingga substitution digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(4)
a. Dimana Anda akan membeli sebuah mobil baru? b. Where is you buy a new car?* (Data D. 17.4) c. Where will you buy a new car?
69
Data 4 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu sehingga terjadi penerapan yang salah misalnya pada kalimat 4 a, dimana Anda akan membeli sebuah mobil baru? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 4 c berikut ini, where will you buy a new car? Is merupakan kata kerja bantu bentuk present yang digunakan apabila kata setelah subjek berkategori ajektiva dan tidak tepat bila digabungkan dengan subjek you, sedangkan will merupakan modal bentuk future atau waktu mendatang yang digunakan apabila setelah subjek terdapat verba, di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan pemilihan kategori unsur kata kerja bantu to be atau modal, yakni antara is dan will, seharusnya terdapat pergantian atau substitution di antara kata kerja bantu is dan will, sehingga substitution digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(5)
a. Siapa yang Anda cari? b. Who is your looking for?* (Data D. 14.3) c. Who are you looking for? Data 5 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya
70
kata kerja bantu sehingga terjadi penerapan yang salah misalnya pada kalimat 5 a, siapa yang Anda cari? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 5 c berikut ini, who are you looking for? Is merupakan kata kerja bantu bentuk present yang digunakan apabila kata setelah subjek (she, he, it) berkategori ajektiva sedangkan are merupakan kata kerja bantu bentuk present yang digunakan apabila kata setelah subjek (they, we, you) berkategori ajektiva, di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan pemilihan kategori unsur kata kerja bantu to be, yakni antara is dan are, seharusnya terdapat pergantian atau substitution di antara kata kerja bantu is dan are, sehingga substitution digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(6)
a. Apa pelajaran yang Anda pilih? b. What study do you choose?* (Data D. 34.5) c. What lesson do you choose? Terdapat pergantian atau substitution di antara kata benda study dan lesson sehingga penggantian unsur kata digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Study merupakan kata benda sedangkan lesson juga merupakan kata benda tetapi dalam hal ini pemakaian diantara kedua kata benda tersebut dalam kalimat berbeda tergantung pada konteks kalimat, di dalam
71
data kalimat 6 b tersebut terdapat kesalahan pemakaian dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara study dan lesson, seharusnya terjadi suatu substitution atau pergantian dari kedua unsur kata tersebut menjadi kalimat 6 c, What lesson do you choose? Sehingga ada substitution seperti kalimat di atas, agar data tersebut dipastikan terhindar dari interferensi dengan penggunaan kalimat tanya bahasa Indonesia 6 a.
(7)
a. Bagaimana menurut Anda tentang Narnia? b. How do you think about Narnia?* (Data D. 4.5) c. What do you think about Narnia? Data 7 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, karena terdapat substitution atau penggantian antara how dan what di dalam data kalimat 7 b yang sebenarnya penempatan kata kurang tepat, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh kalimat tanya bahasa Indonesia misalnya pada kalimat 7 a, bagaimana menurut Anda tentang Narnia? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 7 c berikut ini, what do think about Narnia? Terdapat pergantian atau substitution pada kata benda yang berfungsi sebagai kata untuk pembentuk kalimat tanya, sehingga what digunakan dalam kalimat 7 c tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
72
How berarti ‘bagaimana’ dan sebagai question word (kata ganti tanya) digunakan untuk menanyakan keadaan. What berarti ‘apa’ dan sebagai kata ganti tanya (question word) digunakan untuk menanyakan objek kalimat. Di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan penerapan dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara how dan what, seharusnya terjadi suatu substitution atau pergantian dari kedua unsur kata tersebut menjadi kalimat 7 c, What do you think about Narnia?
(8)
a. Bagaimana perasaan Anda ketika Anda belajar di PKPBI? b. How feel are you when you study in PKPBI?* (Data D. 34.10) c. How do you feel when you study in PKPBI? Terdapat pergantian atau substitution di antara kalimat how feel are you dan how do you feel, sehingga how do you feel digunakan dalam kalimat 8 c tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Feel merupakan kata benda sedangkan do merupakan kata kerja bantu yang mempunyai fungsi pemakaian yang berbeda terhadap WHQuestions, di dalam kalimat 8 b tersebut terdapat kesalahan penerapan dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, seharusnya terjadi suatu substitution atau penggantian dari kedua unsur kata tersebut menjadi kalimat 8 c, How do you feel when you study in PKPBI? Seharusnya ada penggantian seperti kalimat 8 c di atas, agar data tersebut
73
terhindar dari interferensi dari penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 8 a.
4.1.4 Reordering Secara umum penyusunan urutan kosakata kalimat tanya WH-Questions bahasa Inggris mengikuti kaidah subject - verb inversion dan menggunakan teknik balik, WH + kata kerja bantu (to be, auxiliary verb, modal) + S,
(1)
a. Bagaimana kita bisa memberi ke masyarakat di Wasior? b. How we can give to people in Wasior?* c. How can we give to people in Wasior? Leksikon can pada urutan kata pada data 1 b di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut. Data 1 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu (modal) can sehingga terjadi penyusunan kata yang salah misalnya pada kalimat 1 a, bagaimana kita bisa memberi ke masyarakat di Wasior? Maka struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 1 c berikut ini, how can we give to people in Wasior? How digunakan untuk menanyakan keadaan, can berfungsi sebagai kata kerja bantu modal sedangkan we berfungsi sebagai subjek, pada data
74
kalimat 1 b di atas tidak terdapat pembalikan antara subjek dan kata kerja bantu, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris. Oleh karena itu, seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan can sehingga menjadi can we dalam kalimat 1 c tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(2)
a. Siapa yang Anda akan beri itu? b. Who you will give it?* (Data D. 35.10) c. Who will you give it? Leksikon will pada urutan kata pada data 2 b di atas seharusnya berada di depan subjek you karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut. Data 2 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu sehingga terjadi penyusunan kata yang salah misalnya pada kalimat 2 a, siapa yang Anda akan beri itu? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 2 c berikut ini, who will you give it? Who digunakan untuk menanyakan subjek kalimat, will berfungsi sebagai modal atau kata kerja bantu sedangkan you berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 2 b di atas tidak terdapat pembalikan antara
75
subjek dan kata kerja bantu sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris. Oleh karena itu, seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara you dan will sehingga menjadi will you dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(3)
a. Kapan Anda akan bermain di rumah saya? b. When you will playing in my home?* (Data D. 14.6) c. When will you playing in my home? Leksikon will pada urutan kata pada data 3 b di atas seharusnya berada di depan subjek you karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut. Data 3 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu sehingga terjadi penyusunan kata yang salah misalnya pada kalimat 3 a, kapan Anda akan bermain di rumah saya? Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 3 c berikut ini, when will you playing in my home? When berarti ‘kapan’ dan sebagai question word (kata ganti tanya), digunakan untuk menanyakan waktu dalam present tense, past tense, atau
76
future tense, will berfungsi sebagai kata kerja bantu atau modal sedangkan you berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat di atas tidak terdapat pembalikan unsur kata antara subjek dan kata kerja bantu sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, Oleh karena itu, seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara you dan will sehingga menjadi will you dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(4)
a. Anda sekarang tinggal di mana? b. You can now live where?* (Data D. 19.2) c. Where do you live now? Where digunakan untuk menanyakan tempat, do berfungsi sebagai kata kerja bantu atau auxiliary verb sedangkan you berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 4 b di atas tidak menggunakan struktur WHQuestions yang benar, posisi kata where diletakkan di belakang kalimat sama halnya dengan pola struktur kalimat tanya bahasa Indonesia pada kalimat 4 a, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari semua unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon where pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan kata kerja bantu do dan subjek you karena terjadi pembalikan dan
77
suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali pada kalimat tersebut, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 4 c berikut ini, where do you live now?
(5)
a. Kapan kita akan mulai belajar? b. When we will started study?* (Data D. 34.12) c. When will we started study? When digunakan untuk menanyakan waktu dalam present tense, past tense, atau future tense, will berfungsi sebagai kata kerja bantu atau modal sedangkan we berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 5 b di atas tidak terdapat pembalikan antara subjek dan kata kerja bantu, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara we dan will, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya 5 a, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon will pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan will, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
78
Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 5 c berikut ini, when will we started study?
(6)
a. Kapan kita akan pergi? b. When we will go?* (Data D. 35.5) c. When will we go? Leksikon will pada urutan kalimat 6 b di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan will, sehingga menjadi will we dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 9 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu will dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 6 c berikut ini, when will we go?
(7)
a. Kemana kita akan dapat liburan bersama? b. Where we will get holiday together?* (Data D. 2.4) c. Where will we get holiday together? Leksikon will pada urutan kalimat 7 b di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu
79
seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan will, sehingga menjadi will we dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 7 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 7 c berikut ini, where will we get holiday together?
(8)
a. Kemana kita akan googling? b. Where we will googling?* (Data D. 3.4) c. Where will we googling? Leksikon will pada urutan kalimat 8 b di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan will, sehingga menjadi will we dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 8 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Struktur kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 8 c berikut ini, where will we googling?
80
(9)
a. Kemana kita akan pergi untuk belanja? b. Where we will go for shopping?* (Data D. 35.2) c. Where will we go for shopping? Where digunakan untuk menanyakan tempat, will berfungsi sebagai kata kerja bantu atau modal sedangkan we berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 9 b di atas tidak terdapat pembalikan antara subjek dan kata kerja bantu, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari kedua unsur kata tersebut dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara we dan will, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 9 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon will pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan will, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: Where will we go for shopping?
(10)
a. Anda pergi ke mana sekarang? b. You’re going where now?* (Data D. 19.3) c. Where are you going now?
81
Where digunakan untuk menanyakan tempat, are berfungsi sebagai kata kerja bantu atau to be, sedangkan you berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 10 b di atas tidak menggunakan struktur WH-Questions yang benar, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari semua unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni kata where yang terletak di tengah kalimat, sehingga hal ini menyebabkan terjadinya interferensi dari pemakaian struktur bahasa Indonesia dalam kalimat 10 a. Leksikon where pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan kata kerja bantu are dan subjek you karena terjadi pembalikan konstituen dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kata where, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali pada kalimat tersebut, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: Where are you going now?
(11)
a. Bagaimana kita bisa pergi ke sana? b. How we can go there?* (Data D. 35.7) c. How can we go there? How digunakan untuk menanyakan keadaan, can berfungsi sebagai kata kerja bantu atau modal sedangkan we berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 11 b di atas tidak terdapat pembalikan antara subjek dan kata kerja bantu, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari
82
unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara we dan can, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 12 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon can pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan subjek we karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut. Oleh karena itu, seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara we dan can, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: How can we go there?
(12)
a. Sumatera mana? b. Sumatera where?* (Data D. 36.3) c. Where is Sumatera? Where digunakan untuk menanyakan tempat, is berfungsi sebagai kata kerja bantu atau to be, pada data kalimat 12 b di atas tidak terdapat pembalikan antara subjek dan kata kerja bantu atau to be, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara where dan is, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 12 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan kata kerja bantu dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi.
83
Leksikon is pada urutan kata di atas seharusnya berada setelah kata where karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara where dan is, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: Where is Sumatera?
(13)
a. Berasal dari mana? b. Origin where?* (Data D. 36.1) c. Where do you come from? Where digunakan untuk menanyakan tempat, do berfungsi sebagai kata kerja bantu atau auxiliary verb sedangkan you berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 13 b di atas tidak terdapat pembalikan kata where, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 13 a tidak mengenal urutan demikian yang tidak mengharuskan posisi dari kata tanya where harus selalu di depan kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon do pada urutan kata di atas seharusnya berada setelah kata tanya where karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara where dan do, agar
84
sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: where do you come from?
(14)
a. Anda berasal dari mana? b. If you came from where?* (Data D. 36.2) c. Where do you come from? Where digunakan untuk menanyakan tempat, do berfungsi sebagai kata kerja bantu atau auxiliary verb, pada data kalimat 14 b di atas tidak terdapat pembalikan antara where dan penghilangan kata kerja bantu atau auxiliary verb, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara where dan do, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 14 a tidak mengenal urutan demikian yang mengharuskan kata tanya selalu di depan kalimat sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon do pada urutan kata di atas seharusnya berada setelah kata where karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara where dan do, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: Where do you come from?
(15)
a. Alasan Anda memilih Ilmu Pendidikan Sosial untuk apa?
85
b. The reason you select Social Science Education for what?* (Data D. 36.4) c. What is the reason you select Social Science Education? What digunakan untuk menanyakan objek kalimat, is berfungsi sebagai kata kerja bantu atau to be, pada data kalimat 15 b di atas tidak terdapat pembalikan antara what dan penghilangan kata kerja bantu, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara what dan penghilangan kata is, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 15 a tidak mengenal urutan demikian yang mengharuskan posisi kata tanya selalu di depan kalimat sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon is pada urutan kata di atas seharusnya berada setelah kata tanya what karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara what dan is, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut: What is the reason you select Social Science Education?
4.1.5 Kombinasi 4.1.5.1 Addition dan Omission (1)
a. Kapan Anda kerja disini?
86
b. When you work in here?* (Data D. 15.6) c. When did you work here? Data kalimat 1 b di atas menjelaskan bahwa pemelajar sedang mengalami interferensi pada tataran kata dan frasa sehingga memunculkan kombinasi interferensi antara addition dan omission. Leksikon yang digunakan seharusnya berkategori kata kerja bantu atau auxiliary verb ‘did’ tetapi dalam data 1 b terdapat penghilangan kata tersebut sehingga secara sintaksis penghilangan leksikon tersebut tidak tepat dan berakibat munculnya addition dari kata in here yang seharusnya here bermakna di sini. Hal ini merupakan indikasi bahwa pemahaman mahasiswa masih perlu ditingkatkan. Pemahaman ini untuk menghindari besarnya pengaruh konsep bahasa Indonesia dalam kalimat tanya 1 a untuk memilih kategori kata kerja bantu secara tepat, seharusnya ada penambahan dan penghilangan kata kerja bantu dalam WH-Questions seperti data 1 c di atas agar data tersebut terhindar dari interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia seperti kalimat 1 a. Kalimat sebenarnya adalah sebagai berikut, when did you work here?
(2)
a. Mengapa Anda kerja disini? b. Why you work in here?* (Data D. 15.5) c. Why do you work here? Data 2 b terdapat omission atau penghilangan kata do dan addition atau penambahan in pada kata in here, seharusnya terdapat penambahan
87
kata kerja bantu do dan penghilangan kata in terdapat dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. You merupakan subjek sedangkan do merupakan kata kerja bantu, di dalam kalimat tersebut terdapat penghilangan atau omission dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya dalam bahasa Inggris, yakni kata do, sehingga berakibat pada penambahan frasa in here yang seharusnya here bermakna di sini. Kalimat sebenarnya menjadi, why do you work here? Seharusnya ada penambahan unsur kata kerja bantu do dan penghilangan kata in seperti kalimat 2 c di atas, agar data tersebut terhindar dari interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia dalam kalimat 2 a.
(3)
a. Mengapa kita pergi kesana? b. Why we go to there?* (Data D. 2.7) c. Why do we go there? Data 3 b terdapat omission atau penghilangan kata do dan addition pada frasa to there yang seharusnya there berarti di sana, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 3 a, sehingga harus ada penambahan kata do dan penghilangan kata to agar kalimat tersebut sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
88
Do merupakan kata kerja bantu, di dalam kalimat tersebut terdapat penghilangan atau omission dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni kata do, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam WH-Questions adapun penambahan dari unsur kata tersebut menjadi Why do we go there?
(4)
a. Dimana rumahmu? b. Where your home?* (Data D. 15.3) c. Where do you live? Data 4 b terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu atau auxiliary verb do dan addition dari kata kepemilikan your yang seharusnya menjadi subjek you, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 4 a. Penambahan dan penggantian unsur kata terdapat dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya menjadi, where do you live?
4.1.5.2 Addition dan Substitution (1)
a. Siapa yang Anda cari? b. Who is your looking for?* (Data D. 14.3) c. Who are you looking for? Data 1 b terdapat penggantian atau substitution di antara kata kerja bantu is dan are, dan addition leksikon kata kepemilikan your yang
89
seharusnya memakai subjek you, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 1 a. Is merupakan kata kerja bantu atau to be yang khusus mengacu pada subjek she, he, dan it sedangkan are merupakan kata kerja bantu atau to be yang mengacu pada subjek you, di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan pemakaian dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara is dan are, seharusnya terjadi suatu substitution atau pergantian dari kedua unsur kata tersebut menjadi, who are you looking for? Agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(2)
a. Bagaimana perasaan Anda ketika Anda belajar di PKPBI? b. How feel are you when you study in PKPBI?* (Data D. 34.10) c. How do you feel when you study in PKPBI? Data 2 b terdapat pergantian atau substitution di antara kalimat how feel are you dan how do you feel, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 2 a, sehingga penambahan do dan penggantian kata kerja bantu are digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. How feel are you dan How do you feel merupakan kalimat yang mempunyai fungsi pemakaian yang berbeda, di dalam kalimat 2 b tersebut
90
terdapat kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, seharusnya terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut menjadi how do you feel when you study in PKPBI?
4.1.5.3 Omission dan Substitution (1)
a. Bagaimana perasaan Anda ketika Anda belajar di PKPBI? b. How feel are you when you study in PKPBI?* (Data D. 34.10) c. How do you feel when you study in PKPBI? Data 1 b terdapat penghilangan kata kerja bantu do dan penggantian atau substitution di antara kalimat how feel are you dan how do you feel, data 1 b tersebut punya pola susunan yang sama dengan pemakaian struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 1 a, sehingga penambahan kata kerja bantu do setelah kata tanya how dan penggantian unsur kalimat yang benar how do you feel terdapat dalam kalimat 1 c tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Data kalimat 1 b tersebut terdapat kesalahan penerapan yang berasal dari unsur kata feel dan do dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, karena kata tanya how diikuti dengan kata benda feel dan seharusnya kalimat tersebut menjadi How do you feel when you study in PKPBI?
(2)
a. Mengapa pertanyaan Anda seperti itu?
91
b. Why you questions like that?* (Data D. 14.4) c. Why is your questions like that? Data 2 b terdapat omission atau penghilangan kata kerja bantu is dan juga seharusnya terdapat penggantian kategori kata kepemilikan your menjadi you, data 2 b tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan kalimat tanya bahasa Indonesia 2 a sehingga penambahan dan penggantian unsur kata harus terdapat dalam data kalimat 1 b tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal, seharusnya terjadi suatu penambahan kata kerja bantu is dalam WHQuestions adapun penambahan dari unsur kata tersebut menjadi seperti kalimat 1 c, Why is your questions like that?
(3)
a. Dimana rumahmu? b. Where your home?* (Data D. 15.3) c. Where do you live? Pada data 3 b terdapat omission kata kerja bantu atau auxiliary verb do dan substitution antara home dan live pada data 3 b di atas, omission terjadi pada hilangnya kata do yang berfungsi sebagai kata kerja bantu atau auxiliary verb, data 3 b tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 3 a, sehingga penambahan do dan penggantian home terdapat dalam kalimat 3 c tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
92
Oleh karena itu, berdampak pada terjadinya substitution frasa you live menjadi your home, your merupakan kata kepemilikan sedangkan do merupakan kata kerja bantu, di dalam kalimat tersebut terdapat penghilangan atau omission dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni do, seharusnya terjadi suatu penambahan unsur kata dalam kalimat 3 c adapun penambahan dari kedua unsur kata tersebut menjadi where do you live?
4.2
Faktor Penyebab Interferensi Berdasarkan hasil analisis terhadap tulisan karangan dialog dari
mahasiswa dan melakukan wawancara dengan sebagian mahasiswa tersebut, terbukti bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah peranan dari motivasi, sedangkan faktor lainnya yang menjadi penyebab munculnya interferensi misalnya kekurangpahaman akan kaidah bahasa Inggris standar beserta komponennya. Komponen yang dimaksud adalah perangkat yang membangun bahasa itu sendiri yang terdiri atas struktur kalimat, klausa, frasa termasuk leksikon sehingga mengakibatkan direct translation dan overgeneralization. Faktor yang terpenting dalam menentukan sukses tidaknya pembelajaran bahasa adalah motivasi. Dalam penelitian ini kebanyakan mahasiswa mengalami kendala atau kesulitan untuk memahami dan mengaplikasikan secara langsung bahasa Inggris di dalam sebuah dialog dan interferensi sering terjadi pada setiap pembentukan kalimat tanya WH-Questions. Oleh karena itu, pencapaian pada
93
setiap orang untuk mencapai kemajuan dalam proses pemerolehan bahasa, disebabkan oleh faktor-faktor: Menurut Gardner dan Lambert (1972: 3) dalam Chaer (2009: 251) motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa kedua mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi integratif dan fungsi instrumental. Motivasi berfungsi integratif kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan masyarakat penutur bahasa itu atau menjadi anggota masyarakat bahasa tersebut. Sedangkan motivasi berfungsi instrumental kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk memiliki kemauan mempelajari bahasa kedua itu karena tujuan yang bermanfaat atau karena dorongan ingin memperoleh suatu pekerjaan atau mobilitas sosial pada lapisan atas masyarakat tersebut. Peneliti menelaah bahwa kebutuhan komunikasi menjadi faktor utama penyebab mahasiswa kurang mempunyai dorongan atau motivasi lebih untuk menggunakan bahasa Inggris dikarenakan mahasiswa menganggap bahasa Inggris bukan bidang mereka dan ditunjang dengan lingkungan yang tidak mendukung dalam artian mahasiswa tersebut tidak berada pada masyarakat bahasa atau terintegrasi secara langsung dengan pemakai bahasa Inggris tersebut, perlu dibedakan bahwa faktor integrasi sosial memang berbeda dengan kebutuhan komunikasi. Faktor integrasi sosial lebih menekankan pada keterlibatan langsung orang itu pada suatu masyarakat bahasa, sedangkan kebutuhan komunikasi lebih ditekankan pada segi komprehensi (pemahaman) atau produksi ujaran pada bahasa
94
sasaran, sedangkan instrumen lebih mengacu pada bahasa sebagai alat atau perantara dalam mencapai keberhasilan di dalam kelas misalnya. Hasil wawancara yang dilakukan setelah memperoleh data berupa kesalahan, khususnya tentang lack of familiarity, sebagai sampel ditulis sebagai berikut. (1)
a. Alasan Anda memilih Ilmu Pendidikan Sosial untuk apa? b. The reason you select Social Science Education for what?* (Data D. 36.4) c. What is the reason you select Social Science Education? What digunakan untuk menanyakan objek kalimat, is berfungsi sebagai kata kerja bantu atau to be yang mengacu pada bentuk present tense atau penanda waktu sekarang sedangkan Social Science Education berfungsi sebagai subjek, pada data kalimat 1 b di atas tidak terdapat pembalikan terhadap what, sehingga menimbulkan kesalahan penempatan atau posisi dari unsur kata dalam pembentukan kalimat tanya bahasa Inggris, yakni antara what dan penghilangan kata is, sedangkan dalam kalimat tanya bahasa Indonesia 1 a tidak mengenal urutan demikian yang melibatkan to be atau kata kerja bantu dan mengharuskan posisi kata tanya selalu di depan dalam kalimat tanya, sehingga hal ini juga penyebab terjadinya interferensi. Leksikon what pada urutan kata di atas seharusnya berada di depan kata kerja bantu is karena terjadi pembalikan dan terjadi suatu movement atau perpindahan dari kedua unsur kata tersebut, oleh karena itu
95
seharusnya terdapat reordering atau penyusunan kembali di antara what dan is, agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Kalimat sebenarnya pada 1 c adalah sebagai berikut: What is the reason you select Social Science Education? Dari kekurangpahaman ini menyebabkan terjadi terjemahan langsung direct
translation
dari
konsep
bahasa
Indonesia
ke
bahasa
Inggris.
Kekurangpahaman akan penggunaan kaidah ini pula penyebab terjadinya penerapan aturan secara langsung pada semua komponen bahasa, tanpa memperhatikan karakteristik komponen yang dikenai aturan itu, penerapan secara pukul rata ini dikenal dengan istilah overgeneralization.
4.2.1 Direct Translation Kekurangpahaman akan kaidah, penggunaan secara benar dan pemilihan secara tepat, menyebabkan terjadi terjemahan langsung tanpa memperhatikan konteks kalimat. Gejala ini sering nampak pada awal proses pembelajaran karena kemampuan telaah mahasiswa masih sangat terbatas. Beberapa contoh hasil wawancara digunakan sebagai pendukung berikut ini. Hasil wawancara yang dilakukan setelah memperoleh data berupa kesalahan, khususnya tentang lack of knowledge, sebagai sampel ditulis sebagai berikut. (1)
a. Apa hobimu? b. What your hobby?* (Data D. 5.10) c. What is your hobby?
96
Leksikon what berkategori nomina harus diikuti dengan kata kerja bantu is agar sesuai secara sintaksis untuk mengisi tempat pada kalimat 1 b di atas. Is berfungsi sebagai to be atau kata kerja bantu yang akan benar dipakai jika is mengacu pada penanda waktu present dan pada objek yang tidak berkategori verba. Pada data di atas secara sintaksis memerlukan kategori kata kerja bantu yaitu berbentuk is. Terdapat omission atau penghilangan kata is pada data 1 b, sehingga penambahan unsur kata digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Jika tidak ada kata kerja bantu dalam WH-Questions seperti data di atas, data tersebut dipastikan mengalami interferensi dengan penggunaan struktur kalimat tanya bahasa Indonesia 1 a. Kalimat sebenarnya adalah pada data 1 c sebagai berikut: What is your hobby?
4.2.2 Overgeneralization (1)
a. Dimana Anda akan membeli sebuah mobil baru? b. Where is you buy a new car?* (Data D. 17.4) c. Where will you buy a new car? Data 1 b di atas tidak menerapkan struktur WH-Questions yang benar, data tersebut dipastikan mengalami interferensi karena terpengaruh oleh struktur kalimat tanya bahasa Indonesia yang tidak mengenal adanya kata kerja bantu sehingga terjadi penerapan yang salah misalnya pada kalimat 1 a, dimana Anda akan membeli sebuah mobil baru? Struktur
97
kalimat tanya bahasa Inggris yang benar adalah seperti kalimat 1 c berikut ini, where will you buy a new car? Is merupakan kata kerja bantu bentuk present yang digunakan apabila kata setelah subjek berkategori ajektiva dan tidak tepat bila digabungkan dengan subjek you, sedangkan will merupakan modal bentuk future atau waktu mendatang yang digunakan apabila setelah subjek terdapat verba, di dalam kalimat tersebut terdapat kesalahan pemilihan kategori unsur kata kerja bantu to be atau modal, yakni antara is dan will, seharusnya terdapat pergantian atau substitution di antara kata kerja bantu is dan will, sehingga substitution digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Permasalahan ini sebagai bukti terjadinya overgeneralization, karena mahasiswa berusaha untuk menerapkan kaidah tertentu pada semua elemen kalimat yang belum tentu bisa berterima.
98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini terdapat simpulan dan saran dari hasil penelitian yang terdapat dalam bab IV. Simpulan mengenai bagaimana interferensi penggunaan jenis-jenis WH-Questions yang terjadi pada mahasiswa ketika menulis atau menggunakan kalimat WH-Questions dalam bahasa Inggris yang mengalami interferensi dari bahasa Indonesia. Simpulan yang kedua yakni menjabarkan mengenai faktor apa sebagai penyebab terjadinya interferensi penggunaan WHQuestions oleh mahasiswa dalam pembelajaran struktur bahasa Inggris. Untuk saran berisikan saran untuk guru atau dosen bahasa Inggris, mahasiswa, dan saran untuk peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama.
5.1
Simpulan Di dalam penelitian ini telah didapatkan hasil mengenai macam-macam
interferensi
dalam
pemakaian
WH-Questions
serta
faktor-faktor
yang
mempengaruhi terjadinya Interferensi yang terjadi pada mahasiswa jurusan sastra Inggris semester V di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Penggunaan kalimat WH-Questions sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Hal itu sangat tepat untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris dengan baik dan benar sesuai dengan tata bahasa yang berlaku. Dalam penelitian ini ditemukan tidak sedikit dari mahasiswa yang pemakaian bahasa Inggrisnya masih terpengaruh dari struktur kalimat tanya bahasa Indonesia,
terdapat
99
omission atau penghilangan terhadap kata kerja bantu dalam bahasa Inggris yang kata tersebut tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, reordering atau penyusunan kembali unsur suatu kata dalam kalimat, serta substitution atau penggantian suatu unsur kata. Proses pembentukan kalimat oleh pembelajar bahasa akan menghasilkan kesalahan seperti addition, omission, substitution, dan reordering yang berakibat pada interferensi. (i)
Pemakaian leksikon yang tepat secara semantik menjangkau permasalahan bahwa mahasiswa kurang tepat menggunakan makna leksikon pada tataran frasa, klausa maupun kalimat sehingga menimbulkan adanya addition atau penambahan unsur kata. Pertama,
terdapat
kesalahan
yang
berupa
addition
atau
penambahan kata in, to, your sehingga perlu penghilangan konstituen atau unsur kata digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. (ii)
Kedua, terdapat kesalahan yang berupa omission atau penghilangan kata kerja bantu is, are, do, did, will sehingga perlu penambahan konstituen atau unsur kata tersebut digunakan dalam kalimat tanya bahasa Inggris agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal.
(iii)
Ketiga, adanya kesalahan yang berupa substitution atau pergantian di antara dua unsur kata mempunyai fungsi kata berbeda, do, are,
100
was, will, what sehingga perlu penggantian unsur kata digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. (iv)
Selanjutnya, terdapat kesalahan yang berupa reordering atau penyusunan kembali di antara dua unsur kata tertentu yang pemakaiannya terbalik atau tidak sesuai dengan struktur bahasa Inggris yang benar karena posisi kata kerja bantu pada kalimat tanya berada setelah WH-Questions hal ini berbeda dengan penggunaan kata kerja bantu pada kalimat positif atau negatif yang posisinya berada setelah subjek kalimat sehingga perlu pembalikan unsur kata can dan we, will dan you, will dan we, where, what digunakan dalam kalimat tersebut agar sesuai dengan tata bahasa Inggris yang benar atau lebih gramatikal. Contohnya, a. Siapa yang Anda akan beri itu? b. Who you will give it?* c. Who will you give it?
Simpulan berikutnya berdasarkan hasil analisis kesalahan terhadap data yang ada, dan hasil wawancara langsung terhadap mahasiswa sebagai penulis karangan menghasilkan bahwa mengenai faktor-faktor penyebab interferensi adalah kekurangpahaman mahasiswa akan item yang mereka tulis. Dari temuan ini, masalah lack of knowledge, bisa dipilah secara lebih detail setelah diadakan wawancara secara lebih mendalam, yaitu (i) Faktor yang pertama adalah faktor motivasi. Motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa kedua mempunyai
101
dua fungsi, yaitu fungsi integratif dan fungsi instrumental. Motivasi berfungsi integratif kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk mempelajari suatu bahasa karena adanya keinginan untuk berkomunikasi dengan masyarakat penutur bahasa itu atau menjadi anggota masyarakat bahasa tersebut sedangkan motivasi berfungsi instrumental kalau motivasi itu mendorong seseorang untuk memiliki kemauan mempelajari bahasa kedua itu karena tujuan yang bermanfaat atau karena dorongan ingin memperoleh suatu pekerjaan atau mobilitas sosial pada lapisan atas masyarakat tersebut. (ii) Faktor yang kedua adalah mencakup direct translation dan overgeneralization. Direct translation dimaksudkan adalah terjadinya terjemahan langsung dari konsep bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena mahasiswa tidak memperhatikan karakteristik makna leksikon yang digunakan, dan tanpa melihat susunan kalimat yang gramatikal. Pada dasarnya, mereka akhirnya menggunakan bahasa Inggris mengikuti pola, kaidah ataupun konsep bahasa Indonesia. Overgeneralization dimaksudkan bahwa sebagian mahasiswa yang diwawancarai berdasarkan kesalahan data yang mereka tulis, ternyata menerapkan kaidah bahasa Inggris yang mereka kuasai pada semua entitas bahasa Inggris. Perlu ditambahkan bahwa tidak semua entitas dalam bahasa Inggris memiliki ciri yang sama, ada yang berbentuk present tense ada yang past tense. Pemahaman yang terbatas seperti inilah menjadi faktor utama bagi sebagian besar mahasiswa di dalam menerapkan kaidah yang tepat pada bahasa Inggris yang standar, dikarenakan di dalam bahasa Indonesia tidak mengenal kata kerja bantu dan tenses atau penanda waktu pada pemakaian kalimat tanya.
102
5.2
Saran Pada bab saran ini peneliti memberikan beberapa saran kepada guru atau
dosen bahasa Inggris, murid atau mahasiswa, dan peneliti lainnya yang melakukan penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama untuk menindaklanjuti penemuan yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat interferensi dan tingkat penguasaan struktur bahasa Inggris mahasiswa Jurusan bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Malang. Hal ini memberikan implikasi dalam pengajaran bahasa bahwa dalam seorang pengajar (dosen), khususnya mata kuliah struktur (structure), menulis mengarang (composition),
dan
menerjemahkan
(translation)
hendaknya
mampu
mendeskripsikan perbedaan kedua sistem bahasa (bahasa Indonesia dan Inggris) dengan baik sehingga kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pengaruh (interferensi) struktur bahasa pertama ke dalam bahasa sasaran (target language) atau sebaliknya bisa dikurangi. Lebih jauh lagi, harapan agar mahasiswa mampu mengembangkan rasa cinta dan sikap positif terhadap bahasa Inggris serta mempunyai keterampilan berbahasa bahasa Inggris secara baik dan teratur sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Inggris di Universitas Islam Negeri Malang dapat tercapai. Selanjutnya, bagi peneliti di masa depan yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama dengan tesis ini, diharapkan akan lebih mengembangkan aspek-aspek penelitian bersifat kebahasaan yang mengalami interferensi dan penyebab terjadinya interferensi secara mendalam.
103
DAFTAR PUSTAKA
Akmajian, Adrian and Heny Frank W. 1975. An Introduction to the Principles of Transformational Syntax. The Massachusetts Institute of Technology Press. Alatis, James S. 1970. Bilingualism and Language Contact. Washington D.C.: Georgetown University Press. Alen, J.P and S.Pit Corder (ed.). 1973. Readings for Applied Linguistic. London: Oxford University Press. Alwasilah, A Chaedar. 1985. Beberapa Madhab dan dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Angkasa. Bawa, I Wayan. 1981. “Pemakaian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”. Denpasar: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Udayana. Chaer Abdul, 2003 Psikolinguistik Kajian Teoritik. PT RINEKA CIPTA. Jakarta. Corder, S.P. 1981. Error Analysis and Interlanguage. London:Oxford University Press. Crystal, David. 2008. A Dictionary of Linguistics and Phonetics. Oxford: Oxford University Press. Cyssco, Dhanny R. 2005. English Grammar Practice for TOEFL Preparation Test. Puspa Swara. Denzin, Norman K. and Lincoln, Yvonna S. 1994. Handbook of Qualitative Research. California: Sage Publications. Hayi, Abdul dkk. 1985. Interferensi Gramatika Bahasa Indonesia dalam Bahasa Jawa. Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Lado, Robert. 1968. Linguistic Across Culture: Applied Linguistic for Language Teacher. An Arbor: University of Michigen Press. Lado, Robert. 1976. Language Teaching: A Scientific Approach. New York: McGraw-Hill Book Company. Nababan. P.W.J. 1984. Sosiolingustik. Jakarta: Gramedia.
104
Nasanius, Yassir. 2007. Menyibak Kompetensi Sintaksis Pemelajar Bahasa Kedua Melalui Pandangan Chomsky. Jakarta: PELBBA 18. Pusat Kajian Bahasa dan Budaya UNIKA Atma Jaya. Nemser, William. 1971. Approximative Systems of Foreign Language Learners. Heidelberg. Politzer, Robert L. 1965. Foreign Language Learning A Linguistic Introduction. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey. Stanford University. Radford, Andrew. 1988. Transformational Grammar: A First Course. New York: Cambridge University Press. Ravem, Roar. The Development of Wh-Questions in First and Second Language Learners. University of Essex. Richards. Jack C. 1974. Error Analysis: Perspectives on Second Language Acquisition. London: Longman Group Limited. Selinker, L. 1974. Interlanguage. dalam Richards (ed). London: Longman. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Duta Wacana University Press. Sudipa, I Nengah. 2007. Dimensi Pemerolehan Bahasa dan Kaitannya dengan Belajar Bahasa Inggris. Denpasar: Universitas Udayana. Sudipa, I Nengah. 2011. Interferensi Bahasa Indonesia Dalam Bahasa Inggris. Denpasar: Udayana University Press. Suwito. 1985. Pengantar Awal Sosiolinguistik: Teori dan Problema. Surakarta: Henary Cipta. Titone, Renzo. Applied Psycholinguistics: An Introduction to the Psychology of Language Learning and Teaching. London: University of Toronto Press. Verhaar, J. W. M. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Walters, Joel. 2005. Bilingualism: The Sociopragmatic-Psycholinguistic Interface. London: Lawrence Erlbaum Associates.
105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
Proses alamiah yang dilakukan oleh anak-anak dalam penguasaan bahasa pertama (bahasa ibu) merupakan pemerolehan, sedangkan proses penguasaan bahasa kedua (asing) yang dilakukan oleh orang dewasa adalah pembelajaran. Karena pemerolehan bahasa yang dilakukan secara tidak sadar, pengetahuan kebahasaan yang dimiliki melalui proses ini selalu bersifat implisit. Sebaliknya, karena proses pembelajaran dilakukan secara sadar,
2.3
Model Penelitian
1. When do you buy a new car? 2. Where do you watch a movie? 3. Where a sick? 79. Who with you now? 4. Who man accompany you to go to twenty one? 4.1.2 Addition Istilah redundan yang berkategori ajektiva bermakna (16)
What your hobby? (Omission)
What is your hobby? (17) (18)
Now you are going? (Reordering)
Where are you going now? (19)
You name anyone? (Reordering)
(20)
When are you going home?
107
(21)
Sumatra where? (Reordering)
(22)
If you? (Reordering)
How about you? (Ref). Motivasi
integrasi dan instrument
Perbedaan kaidah diantara dua bahasa juga menjadi kendala yang mengakibatkan terjadinya interferensi, Language Faculty, menurut Ferdinand de Saussure setiap orang memiliki kapasitas alami untuk memproses bahasa, baik sebagai pembicara atau pendengar. Kapasitas itu disebut faculte du langage (1916). Klein (1986 34), meringkas kemampuan untuk belajar bahasa yaitu terdiri dari: kemampuan membedakan bunyi ujaran dan juga memproduksinya dengan benar, kemampuan menganalisis runtutan bunyi menjadi satuan-satuan bunyi bahasa yang dikaitkan dengan hal-hal atau kejadian tertentu pada lingkungan tertentu, kemampuan mengingat hubungan unit leksikal dan kemudian menggabungkannya menjadi entitas yang lebih luas (kalimat misalnya). Dalam kaitan dengan belajar bahasa Inggris, secara sederhana dikatakan bahwa ringkasan di atas telah mencakup kelima domain yaitu: Fonologi (bunyi), Morfologi (kata), Sintaksis (kalimat), Vocabulary (kosakata), dan Wacana. Namun dalam penelitian ini peran sintaksis sangat sentral terhadap pembelajaran bahasa khususnya bahasa Inggris oleh mahasiswa, dikarenakan proses pembentukan suatu kalimat tanya bahasa Inggris sangat berbeda sekali dengan pembentukan kalimat tanya bahasa Indonesia sehingga muncul interferensi sebagai akibat dari kesalahan mahasiswa memakai atau menggunakan kalimat tanya bahasa Inggris yang terbawa kaidah pembentukan kalimat tanya bahasa Indonesia. Perbedaan yang paling signifikan
108
antar kedua bahasa tersebut terdapat di ranah kelas kata yaitu di dalam bahasa Indonesia tidak mengenal kata kerja bantu atau to be yang fungsinya dalam bahasa Inggris salah satunya untuk membantu pembentukan pada kalimat tanya. Ini harus ...
wawancara bukan teori
Faktor berikutnya yaitu yang disebut dengan access, proses bahasa tidak pernah akan bisa berjalan kalau tidak ada peluang menggunakan kemampuan bahasa yang dimiliki orang. Ada dua pemikiran pokok tentang access ini yaitu: Input, menyangkut penguasaan kalimat domain bahasa, termasuk semua aspek bahasa meliputi telaah dari sudut pemakai dan pemakaiannya serta simbol yang menyertainya, seperti anggukan kepala, roman muka, dan lain-lainnya. Dan reaksi pendengar termasuk input yang diabaikan pula. Peluang Berkomunikasi, seperti telah dijelaskan bahwa Pemerolehan Bahasa yang spontan terjadi akibat interaksi sosial. Orang diwajibkan siap dengan semua pengetahuan yang dimiliki, agar bisa memahami apa yang diujarkan oleh mitra bicara dan untuk memproduksi ujarannya sendiri. Dalam belajar bahasa Inggris, peluang harus ada dan diatur sedemikian rupa sehingga sistematis dan berjenjang, seperti: metode kelancaran (fluency) pada fase awal belajar lebih ditekankan dari pada ketepatan (accuracy) memilih kata, struktur maupun intonasi. Structure, structure yang dimaksudkan di sini adalah ciri-ciri umum bahasa dengan berbagai perkecualiannya apabila dipakai dalam berkomunikasi. Dalam belajar bahasa Inggris perlu adanya sinkronisasi kemampuan berbahasa dari pembelajar (learner). Sinkronisasi ini amat penting agar tidak terjadi interferensi dari bahasa ibu pada saat menggunakan bahasa Inggris. Kalau sampai
109
terjadi interferensi dari bahasa Indonesia-misalnya, maka akan kedengaran bahasa Inggris anda bernuansa Indonesia.